Hetzer

Penghancur tank Jerman
Revisi sejak 29 September 2021 14.23 oleh Muhamad Aira (bicara | kontrib)

Jagdpanzer 38(t) (Sd.Kfz. 138/2, nama awalnya adalah Panzerjäger 38(t) dan sering disebut dengan nama "Hetzer" setelah perang) adalah penghancur tank kelas ringan buatan Nazi Jerman selama Perang Dunia Kedua. Tank ini dibuat berdasarkan sasis Panzerkampfwagen 38(t) buatan Cekoslowakia dengan beberapa modifikasi, terutama pada bagian badan tank.

Jagdpanzer 38(t)

Jagdpanzer 38(t) milik Museum Militer Lešany, Republik Ceko
Jenis Penghancur tank kelas ringan
Negara asal Nazi Jerman
Sejarah pemakaian
Masa penggunaan 1944–1945
Digunakan oleh Nazi Jerman
Hungaria
Cekoslowakia (ST-I)
Swiss (G-13)
Polandia (dinamai Chwat, satu ditangkap dari Jerman)
Rumania (dua ditangkap dari Jerman)
Pada perang Perang Dunia II
Sejarah produksi
Perancang Böhmisch-Mährische Maschinenfabrik
Tahun 1943
Produsen Böhmisch-Mährische Maschinenfabrik, Škoda
Diproduksi 4 Maret 1944 – 11 Mei 1945
Jumlah produksi Sekitar 2.827 unit
Spesifikasi
Berat 15.75 ton
Panjang 638 m (2.093 ft 2 in)
Lebar 263 m (862 ft 10 in)
Tinggi 217 m (711 ft 11 in)
Awak 4

Perisai 8-60 mm (0.31-2.36 in)
Senjata
utama
7,5 cm Pak 39 L/48
41 peluru
Senjata
pelengkap
1× senapan mesin MG 34 kaliber 7,92 mm
1,200 peluru
Jenis Mesin Praga 6-silinder bensin, 7,8 liter
160 PS (158 hp, 118 kW) pada 2,800 rpm
Daya kuda/ton 10.2 PS (7.5 kW) / ton
Transmisi 5 + 1 Praga-Wilson Typ CV
Suspensi leaf spring
Kelonggaran tanah 40 cm (1 ft 4 in)
Kapasitas tangki 320 liter (85 US gal)
Daya jelajah 177 km (110 mil)
Kecepatan 42 km/jam (26 mph)

Pasukan lapis baja Jerman dalam Perang Dunia II membuat berbagai kendaraan dengan menempatkan meriam anti-tank pada sasis tank yang sebelumnya dianggap kurang efektif. Kendaraan-kendaraan semacam ini memiliki kinerja lebih baik dari yang dibayangkan, namun rentan terhadap serangan musuh karena profil kendaraan yang cukup tinggi dan tidak menggunakan pelindung atas/terbuka. Pemboman oleh Sekutu memberikan efek yang buruk pada fasilitas produksi Jerman. Karena hal itu, Jerman membutuhkan kendaraan penghancur tank yang lebih efektif dan mudah diproduksi untuk menggantikan seri StuG III dan Marder. Prototipe Jagdpanzer 38(t) selesai pada 1944 dan proses produksi massal dimulai April pada tahun yang sama.

Seluruh lapisan baja Jagdpanzer 38(t), menggunakan lapisan baja miring (slopped armor) yang menambah keefektifan untuk menangkis peluru lawan. Tank ini juga memiliki desain yang sederhana dan bentuk yang cukup pendek, sehingga memiliki kemampuan kamuflase yang lebih baik ketimbang kendaraan swa-gerak lainnya. Persenjataan tank ini adalah meriam 7,5 cm Pak 39 L/48 tanpa turret (meriam dipasang di lambung tank) dan senapan mesin MG 34 yang dikendalikan dari jarak jauh. Tank ini berawakkan 4 orang yang masing-masing bertugas sebagai komandan (sekaligus operator radio), penembak (gunner), pengisi peluru meriam (loader), dan pengemudi.

Jagdpanzer 38(t) pertama kali digunakan pada Juli 1944, dan dimasukkan ke sejumlah unit seperti divisi infanteri, Panzerjäger dan Volksgrenadier. BMM dan Skoda terus memodifikasi dan meningkatkan performa Jagdpanzer 38(t) selama memproduksi lebih dari 2.800 unit tank. Karena kemudahan produksi, Jagdpanzer 38 digunakan sebagai penghancur tank utama Jerman dalam periode akhir perang dan menjadi salah satu tank yang berperan penting di Front Timur dan Front Barat.

Asal nama "Hetzer"

Nama "Hetzer" (dalam bahasa Jerman berarti "pengumpan" atau "pengejar") tidak pernah menjadi nama yang resmi untuk tank ini. Nama itu adalah sebutan untuk prototipe yang terkait dengan Jagdpanzer 38(t), Panzerkampfwagen E-10 . Pabrik Skoda untuk waktu yang singkat mengacaukan perbedaan antara dua nama dalam dokumentasinya sehingga selama beberapa minggu menerapkan nama yang salah sampai masalahnya selesai diklarifikasi. Namun, ada pesan dari Heinz Guderian kepada Hitler yang mengatakan bahwa nama tidak resmi, "Hetzer", secara spontan dibuat oleh para pasukan. Sejarawan pasca-perang juga menggunakan nama ini sehingga membuat nama "Hetzer" populer dalam karya-karya mereka. [1]

Lihat juga

Referensi

  1. ^ Doyle and Jentz, pp. 4–5