Rancid

Band punk rock Amerika
Revisi sejak 4 Oktober 2021 08.56 oleh Fikri Chairi (bicara | kontrib) (Biografi tentang Raffa Aldiansyah)

Raffa Aldiansyah adalah Selebgram/Influencer/Musisi yang beraliran pop melayu dari Depok, Indonesia, lahir pada tahun 2003. Raffa diawali karirnya dengan melakukan cover beberapa lagu-lagu dari musisi Indonesia, seperti Dhyo Haw.

Raffa Aldiansyah
AsalDepok, Indonesia
GenrePop, Pop Melayu
Tahun aktif2019 – sekarang
Situs webTemplat:Https://youtube.com/c/RAFFABADRI29

Sejarah

Awal Berdiri (sebelum 1993)

Pada awalnya Armstrong dan Freeman mendirikan sebuah band ska punk bernama "Operation Ivy" (1987-1989). Lalu, Operation Ivy memutuskan bubar dan membentuk band baru bernama "Downfall" dengan genre yang sama yaitu Ska. Beberapa bulan setelah itu, mereka memulai band baru dengan genre Hardcore Punk bernama "Generator", namun band ini juga akhirnya bubar. Lalu Armstrong dan Freeman mencoba kembali ke Ska lewat "Dance Hall Crasher", yang bubar lebih cepat dari 2 band sebelumnya. Pada 1991 keduanya mencoba membangun band baru. Mereka pun merekrut drumer pertama mereka, Brett Reed, dan membentuk "Rancid".

Rekaman pertama Rancid dirilis dengan label lama Operation Ivy, Lookout! Records. Setelah merilis album pertama, Rancid pindah ke label yang dimiliki gitaris Bad Religion, Epitaph Records.

Menembus Sukses (1994-1996)

Saat Rancid menulis lagu untuk album selanjutnya, Billie Joe Armstrong ikut menulis lagu "Radio" sehingga Billie tampil pada tur Rancid. Tim sebelumnya telah mengajak Frederikson untuk bergabung sebagai pemain gitar kedua, tapi ia memilih bermain untuk "UK Sub" milik Charlie Harper. Lalu Armstrong mengajak Billie untuk bergabung, tetapi Billie menolak dan memilih untuk membentuk Green Day.

Setelah mengetahui Billie batal bergabung, Frederikson mengubah pilihannya dan bergabung dengan Rancid. Ia mulai bergabung dengan Rancid sejak album "Let's Go" pada tahun 1994. Saat itu teman satu label mereka, The Offspring, meraih sukses dengan "Smash" mereka. The Offspring membawa Rancid pada tur mereka dan membantu "Let's Go" menembus posisi 97 pada Billboard's Heatseekers.

Dengan kesuksesan itu, band ini pun mulai menjadi buruan beberapa label besar, termasuk Madonna Maverick Record. Rancid akhirnya memutuskan memilih Epitaph Record sebagai label mereka, dan tahun berikutnya mereka merilis album ketiga yaitu "...And Out Come the Wolves". Album ini dengan cepat melampaui kesuksesan "Let's Go". Tiga dari single album itu, "Roots Radical", "Time Bomb", dan "Ruby Soho" masuk chart di The North American Billboard Modern Rock Tracks. Band ini juga pernah tampil dalam acara Saturday Night Live.

Tahun pertengahan (1997-2003)

Setelah 2 tahun melakukan tur untuk album "...And Out Come the Wolves", Rancid kembali ke studio pada 1997 untuk rekaman album ketiga mereka, "Life won't wait" yang rilis pada 30 Juni 1998. Album ini mengadopsi gaya musikal Rancid sebelumnya, serta menggabungkan punk rock dengan unsur-unsur roots reggae, rockabilly, dub, hip-hop, dan funk. Kondisi itu menggambarkan perbandingan mereka dengan the Clash's Sandinista!

Meski albumnya tidak sesukses "... And Out Come the Wolves", tetapi sejak saat itu Rancid mulai dikultuskSan pengikutnya. Pada 1999, grup band ini memutuskan mengakhiri hubungan tujuh tahunnya dengan Epitaph. Mereka kemudian menandatangani kontrak dengan Hellcat Records (yang merupakan sub-label Epitaph).

Hiatus (2004–2005)

Pada 2004, setelah tur untuk Indestructible, Rancid vakum sementara. Anggota band pun mulai melakukan proyek-proyek sampingan. Meski belum dibubarkan secara resmi, Armstrong terus mengembangkan proyek sampingannya, yakni grup band super punck rock/rap Transplants, yang merilis album kedua mereka berjudul Haunted Cities, pada 2005. Ia juga menyumbangkan vokal gitar dan backing pada Cypress Hill's lagu "song "What's Your Number?" dari album kesepuluhnya Till Death Do Us Part. Armstrong juga merilis album solo, A Poet's Life pada Mei 2007.

Sementara rekannya, Frederiksen, juga membuat proyek sampingannya, Lars Frederiksen and the Bastards, dan merilis album studio kedua mereka, Viking, pada 2004. Album ini ditulis dan diproduksi bersama Armstrong. Sedangkan Freeman berkeliling sebentar dengan Social Distortion pada 2004 sebagai pengganti John Maurer saat itu sampai band tersebut menemukan bassisnya saat ini, yakni Brent Harding. Freeman dan Frederiksen juga memiliki anak, Freeman punya dua anak, sementara Frederiksen satu orang.