Muslihan Sulchan

Revisi sejak 5 Oktober 2021 02.58 oleh HsfBot (bicara | kontrib) (v2.04b - Fixed using Wikipedia:ProyekWiki Cek Wikipedia (Tanda baca setelah kode "<nowiki></ref></nowiki>"))

Brigadir Jenderal TNI (Purn.) H. Muslihan Sulchan, S.I.P. (28 Agustus 1950 – 20 Juli 2021) adalah seorang purnawirawan perwira tinggi TNI Angkatan Darat dari satuan Artileri Medan.[1] Jabatan terakhir yang diembannya adalah sebagai Komandan Pusat Kesenjataan Artileri (Danpussenart)[2] sebelum satuan Artileri selanjutnya dipisahkan menjadi Artileri Medan (Armed) dan Artileri Pertahanan Udara (Arhanud). Sebelumnya, ia menjabat sebagai Kepala Staf Komando Daerah Militer VII/Wirabuana (Kasdam-VII/Wirabuana)[3][4][5] dan Wakil Komandan Pusat Teritorial Angkatan Darat (Wadanpusterad).[4]

Muslihan Sulchan
Komandan Pusat Kesenjataan Artileri
Masa jabatan
24 Januari 2005 – 07 Agustus 2006
Kepala Staf TNI AD
Sebelum
Pengganti
Kepala Staf Komando Daerah Militer VII/Wirabuana
Masa jabatan
01 Februari 2003 – 23 Januari 2005
Kepala Staf TNI ADRyamizard Ryacudu
Sebelum
Pendahulu
Suprapto
Sebelum
Wakil Komandan Pusat Teritorial Angkatan Darat
Masa jabatan
15 Februari 2002 – 31 Januari 2003
Kepala Staf TNI AD
Informasi pribadi
Lahir(1950-08-28)28 Agustus 1950
Indonesia Malang, Jawa Timur
Meninggal20 Juli 2021(2021-07-20) (umur 70)
Indonesia RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta
MakamTaman Makam Bahagia TNI Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten
Kebangsaan Indonesia
Suami/istri
Hj. Sutji Rahayu
(m. 1976; meninggal 2021)
Anak
Orang tuaH. Masroekin (ayah)
Hj. Soentari (Ibu)
AlmamaterAkabri (1974)
Karier militer
Pihak Indonesia
Dinas/cabang TNI Angkatan Darat
Masa dinas1974–2006
Pangkat Brigadir Jenderal TNI
SatuanArtileri Medan
Pertempuran/perang
Penghargaan
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Jenderal bintang satu ini dikenal sebagai salah satu pelopor pemisahan satuan Artileri menjadi Artileri Medan dan Artileri Pertahanan Udara. Semasa ia menjabat sebagai Komandan Pusat Kesenjataan Artileri, dibentuk suatu kelompok kerja yang bertugas untuk menyusun kajian akademik pemisahan Pusat Kesenjataan Artileri. Kelompok kerja tersebut dipimpin langsung oleh Brigadir Jenderal TNI Muslihan Sulchan dengan beranggotakan Kolonel Art. Sudharmanto, Kolonel Art. Bambang Sungesti, Kolonel Art. Fakhrudin, Mayor Art. Jama'ah, Mayor Art. Miftahudin, Mayor Art. Yudhi Murfi, Kapten Art. Guntur Eko Saputro, Kapten Art. Harvin Kidingallo, Kapten Art. Dedik Ermanto, dan Kapten Art. M. Haidi. Setelah melalui serangkaian proses, pada akhirnya likuidasi Pusat Kesenjataan Artileri (Pussenart) yang diikuti dengan pembentukan Pusat Kesenjataan Artileri Medan (Pussenarmed) dan Pusat Kesenjataan Artileri Pertahanan Udara (Pussenarhanud) telah berhasil diimplementasikan berdasarkan Surat Keputusan Kasad No. Kep/43/XI/2006 yang disahkan oleh Jenderal TNI Djoko Santoso, M.Si. pada tanggal 27 November 2006.[6][7] Hal ini menjadikan Muslihan Sulchan sebagai Komandan Pusat Kesenjataan Artileri yang terakhir di Indonesia.[2]

Kehidupan Pribadi

Muslihan Sulchan lahir di Kota Malang, Jawa Timur pada tanggal 28 Agustus 1950 sebagai anak pertama dari pasangan H. Masroekin dan Hj. Soentari. Ia memiliki lima orang adik yang bernama Djoned Soedjono, Sya'roni, Soenaryati, Soehartini, dan Soehartono.

Muslihan Sulchan lahir dan besar di keluarga militer. Ayahnya yaitu Masroekin, merupakan seorang Veteran Pejuang Kemerdekaan Republik Indonesia yang pernah berjuang melawan kolonialisme di masa silam. Hal itu yang menginspirasinya untuk meneruskan jejak ayahnya dengan bergabung ke militer untuk membela nusa dan bangsa Indonesia. Ia mulai mengikuti pendidikan di Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri) pada tahun 1970 dan lulus di satuan Artileri Medan pada tahun 1974.[1][8][9] Salah satu adiknya, Djoned Soedjono—saat ini dikenal sebagai Kolonel Inf. (Purn.) Djoned Soedjono—kala itu juga turut bergabung mengikuti pendidikan perwira dua tahun setelah kakaknya dan merupakan abiturien satuan Infanteri tahun 1975.[10]

Muslihan Sulchan menikah dengan Sutji Rahayu pada tanggal 16 Oktober 1976. Sutji Rahayu merupakan anak kedua dari pasangan H. Soeratman dan Hj. Soeratmi. Soeratman juga merupakan seorang Veteran Pejuang Kemerdekaan Republik Indonesia. Sutji Rahayu bertemu Muslihan Sulchan pertama kali dalam suatu acara reuni taruna di Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri). Pada saat itu, Sutji Rahayu diajak oleh kakaknya—saat ini dikenal sebagai Kolonel Arh. (Purn.) Yahya Suratmono—untuk ikut dalam acara reuni taruna tersebut. Yahya Suratmono merupakan seorang taruna dua tingkat di bawah Muslihan Sulchan yang kelak merupakan abiturien satuan Artileri Pertahanan Udara tahun 1975.[10] Dari pertemuan itu, mereka berdua mulai mengenal lebih dekat satu sama lain, dan tak lama melanjutkan ke jenjang pernikahan. Dari pernikahannya, Muslihan Sulchan dan Sutji Rahayu dikaruniai tiga anak perempuan dan dua anak laki-laki, yang masing-masing bernama:

Sebagian besar kariernya dihabiskan di bidang militer selama 32 tahun. Muslihan Sulchan juga banyak berperan dalam berbagai pertempuran, di antaranya Operasi Seroja I tahun 1975, Operasi Pengamanan Pemilu Irian Jaya tahun 1977, dan Operasi Seroja II tahun 1978. Melalui kesuksesan Operasi Seroja di mana Timor Timur berhasil diambil alih dari pemerintahan Fretilin dan diintegrasikan dengan Republik Indonesia, Muslihan Sulchan dianugerahi gelar kehormatan Veteran Pembela Kemerdekaan Republik Indonesia. Selama berkarier di lingkungan TNI Angkatan Darat, Muslihan Sulchan sering dipercaya untuk menempati beberapa posisi strategis.

 
Muslihan Sulchan (28 tahun) saat berpangkat Letnan Satu bersama istri Sutji Rahayu pada bulan November 1978

Muslihan Sulchan dikenal oleh keluarga dan teman-temannya sebagai sosok yang keras, tegas, disiplin, cerdas, dan jujur dalam kesehariannya. Ia juga dikenal sebagai pribadi yang termasuk gemar bekerja dan beraktivitas. Selepas pensiun dari dunia militer, ia melanjutkan bekerja di Badan Intelijen Negara Republik Indonesia. Selain itu, ia juga menjadi konsultan di sebuah perusahaan senjata dan komisaris di sebuah perusahaan farmasi. Kegiatan tersebut dilakukannya agar tetap produktif walaupun telah memasuki usia pensiun.

Pendidikan

Pendidikan Umum

  • SD (1963)
  • SLTP (1966)
  • SLTA (1969)
  • S1 Ilmu Politik (1995)

Pendidikan Pengembangan Umum Militer

Pendidikan Pengembangan Spesialisasi Militer

  • Susjurpatih Inti PHH (1975)
  • Sussar Para (1978)
  • Susjurpa Rai Armed (1986)

Perjalanan Karier

Karier Militer

Riwayat Kepangkatan dan Jabatan

No. Pangkat Jabatan Terhitung Mulai Tanggal
1  

Letnan Dua

Lulus Akabri 01 Desember 1974
2  

Letnan Dua

Pajau-I Rai-B Yonarmed-10/76 mm Tarik/Bradjamusti 01 Agustus 1975
3  

Letnan Satu

Pamurai-A Yonarmed-10/76 mm Tarik/Bradjamusti 01 April 1977
4  

Letnan Satu

Parai-B Yonarmed-10/76 mm Tarik/Bradjamusti 01 Juli 1978
5  

Letnan Satu

Danrai-C Yonarmed-10/76 mm Tarik/Bradjamusti 01 Juli 1979
6  

Kapten

Kasi-3/Pers Yonarmed-10/76 mm Tarik/Bradjamusti 01 September 1980
7  

Kapten

Gumil Gol-VII Pusdikarmed 01 Agustus 1984
8  

Mayor

Kasi Org Bagbinsat Pussenarmed 01 Agustus 1985
9  

Mayor

Wadanyonarmed-7/76 mm Tarik/Biring Galih 01 November 1986
10  

Letnan Kolonel

Danyonarmed-8/105 mm Tarik/Uddata Yudha 01 Juni 1990
11  

Letnan Kolonel

Dandim-0826/Pamekasan Rem-084/Bhaskara Jaya 01 Juni 1992
12  

Letnan Kolonel

Dosen Gol-V Seskoad 01 Juni 1993
13  

Letnan Kolonel

Dosen Gol-IV Seskoad 01 Februari 1995
14  

Kolonel

Aspers Kasdam-V/Brawijaya 15 Mei 1996
15  

Kolonel

Paban-V/Binperssip Spersad 15 Agustus 1997
16  

Kolonel

Danrem-022/Pantai Timur Dam-I/Bukit Barisan 15 November 1998
17  

Kolonel

Pamen Mabesad (Lemhannas) 01 April 2000
18  

Kolonel

Paban-II/Bindik Spersad 15 Agustus 2001
19  

Brigadir Jenderal

Wadanpusterad[4] 15 Februari 2002
20  

Brigadir Jenderal

Kasdam-VII/Wirabuana[3][4][5] 01 Februari 2003
21  

Brigadir Jenderal

Danpussenart Kodiklatad[1][2][11] 24 Januari 2005
22  

Brigadir Jenderal

Pati Mabesad (Dalam Rangka Pensiun[11]) 08 Agustus 2006
23  

Brigadir Jenderal

Purnawirawan 01 September 2006

Riwayat Pertempuran

Riwayat Penugasan Luar Negeri

Karier Sipil

No. Instansi Jabatan Terhitung Mulai Tanggal
1  

Badan Intelijen Negara Republik Indonesia

Anggota Sekretariat Dewan Analis Strategis 07 November 2007
2 Tim Ahli Deputi-II (Intelijen Dalam Negeri) dan Deputi-III (Kontra Intelijen) 24 Januari 2012
3 Tim Ahli Deputi-III (Kontra Intelijen) 01 Januari 2013
4 Tim Ahli Deputi-III (Kontra Intelijen) 01 Januari 2014

Penghargaan

Tanda Jasa

Brevet

Gelar Kehormatan

Meninggal Dunia

Sejak tanggal 19 Juli 2021, Muslihan Sulchan menunjukkan gejala retensi cairan pada tubuh yang mengindikasikan terjadinya cedera ginjal akut. Hal tersebut diikuti dengan sesak napas yang kian memburuk pada tengah malam. Dini hari tanggal 20 Juli 2021, diputuskan untuk segera dibawa ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto dari kediaman pukul 02:59 WIB dan tiba pukul 03:12 WIB. Kondisinya ditetapkan oleh dokter sebagai sindrom gangguan pernapasan akut, sehingga perlu dipasang ventilator. Pada pukul 03:58 WIB, ia mengalami henti napas dan henti jantung sehingga tindakan resusitasi jantung paru dilakukan. Pada akhirnya, bertepatan dengan hari raya Iduladha 1442 H, Muslihan Sulchan dinyatakan meninggal dunia pada tanggal 20 Juli 2021 pukul 04:22 WIB di RSPAD Gatot Soebroto.

Di hari yang sama, pemulasaran jenazah dilakukan di RSPAD Gatot Soebroto. Sebelum diberangkatkan, jenazah disalatkan di depan ruang Melati, rumah duka RSPAD Gatot Soebroto pada tanggal 20 Juli 2021 pukul 12:39 WIB. Selanjutnya jenazah dibawa ke lokasi pemakaman bersama rombongan keluarga dengan pengawalan dari Komando Garnisun Tetap I/Jakarta dan tiba di Taman Makam Bahagia TNI Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten pada pukul 13:15 WIB. Upacara pemakaman secara militer sebagai penghormatan terakhir berlangsung dari pukul 13:32 WIB sampai dengan 13:44 WIB yang dipimpin oleh Brigadir Jenderal TNI Edison, S.E., M.M. sebagai inspektur upacara. Dalam upacara tersebut, jenazah dikebumikan ke dalam liang lahat sebagai tempat peristirahatan terakhir pada pukul 13:37 WIB.

Hanya berselang sekitar seminggu, istri tercintanya, Sutji Rahayu, turut menyusul kepergian Muslihan Sulchan. Berbeda dengan Muslihan Sulchan, istrinya didiagnosis menderita Covid-19 sejak 02 Juli 2021 yang kian mengalami perburukan sehingga sejak 10 Juli 2021 dirawat di RSPAD Gatot Soebroto. Dalam keadaan terpasang ventilator sejak 21 Juli 2021, Sutji Rahayu meninggal dunia di RSPAD Gatot Soebroto pada tanggal 28 Juli 2021 pukul 21:10 WIB dan dikebumikan di TPU Samaan Malang, Kota Malang, Provinsi Jawa Timur pada pukul 14:53 WIB.

Referensi

  1. ^ a b c Sjaerozi, M. Arif (2008-11-09). "dwitaka: Alumni Akmil Kecabangan Armed". dwitaka. Diakses tanggal 2020-01-02. 
  2. ^ a b c "Pussenarmed". pussenarmed-tniad.mil.id. Diakses tanggal 2021-04-05. 
  3. ^ a b "Jenazah Korban Heli Jatuh Mayor Yuchi Dimakamkan di Makassar". detiknews. Diakses tanggal 2020-06-24. 
  4. ^ a b c d "Current Data on the Indonesian Military Elite". Indonesia (80): 123–159. 2005. ISSN 0019-7289. 
  5. ^ a b "Die Kinder Suhartos übernehmen die Macht, Indonesien-Information Nr. 1/2004". www.watchindonesia.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-01-02. Diakses tanggal 2020-01-02. 
  6. ^ Pusat Penerangan TNI (15 Januari 2007). "Kasad Resmikan Pusat Kesenjataan Artileri Medan (Pussenarmed)". Diakses tanggal 02 Januari 2020. 
  7. ^ "Sejarah Arhanud". Pussenarhanud. 2018-07-03. Diakses tanggal 2020-01-02. 
  8. ^ "Lulusan Tahun 1974". web.archive.org. 2001-02-22. Diakses tanggal 2021-09-18. 
  9. ^ Sjaerozi, M. Arif (Senin, 26 Januari 2009). "dwitaka: Abituren Akmil 1974". dwitaka. Diakses tanggal 2021-09-18. 
  10. ^ a b Sjaerozi, M. Arif (Senin, 26 Januari 2009). "dwitaka: Abituren Akmil 1975". dwitaka. Diakses tanggal 2021-09-17. 
  11. ^ a b TNI, PUSPEN TNI, Puspen Mabes. "MUTASI JABATAN DI JAJARAN TNI | WEBSITE TENTARA NASIONAL INDONESIA". tni.mil.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-09-28. 
Jabatan militer
Didahului oleh:
Brigjen TNI Sabar Yudo Suroso
Komandan Pusat Kesenjataan Artileri
2005—2006
Diteruskan oleh:
Brigjen TNI Sularso (sebagai Danpussenarmed)

Brigjen TNI Leonardus Johan Pieters Siegers (sebagai Danpussenarhanud)

Didahului oleh:
Brigjen TNI Suprapto
Kepala Staf Komando Daerah Militer VII/Wirabuana
2003—2005
Diteruskan oleh:
Brigjen TNI Sabar Yudo Suroso