sejarah perkembangan teknologi kamera
Setelah penemuan fenomenal al-Haytham ini, dunia Barat mulai terinspirasi untuk membuat hal serupa. Cardano Geronimo (1501 -1576) misalnya, mengganti lubang bidik lensa dengan lensa (kamera). Kemudian, Joseph Kepler (1571-1630) berupaya me ningkatkan fungsi kamera dengan menggunakan lensa negatif di belakang lensa positif sehingga dapat memperbesar proyeksi gambar. Kemudian Robert Boyle (1627-1691), menyusun kamera berbentuk kecil tanpa kabel pada 1665.
Pada 1855, Roger Fenton menggunakan pelat kaca negatif untuk mengambil gambar dari tentara Inggris selama Perang Crimean. Lalu pada 1888, George Eastman mengembangkan prinsip kerja kamera obscura ciptaan al-Haytham dengan baik sekali. Eastman menciptakan kamera kodak. Sejak itulah, kamera terus berubah mengikuti perkembangan teknologi.
Setelah penemuan fenomenal al-Haytham ini, dunia Barat mulai terinspirasi untuk membuat hal serupa. Cardano Geronimo (1501 -1576)
misalnya, mengganti lubang bidik lensa dengan lensa (kamera). Kemudian, Joseph Kepler (1571-1630) berupaya me ningkatkan fungsi kamera dengan menggunakan lensa negatif di belakang lensa positif sehingga dapat memperbesar proyeksi gambar. Kemudian Robert Boyle (1627-1691), menyusun kamera berbentuk kecil tanpa kabel pada 1665.
Setelah 900 tahun sejak penemuan al-Haytham, pelat-pelat foto pertama kali digunakan secara permanen untuk menangkap gambar yang dihasilkan oleh kamera obscura.
Foto permanen pertama kali diambil oleh Joseph Nicephore Niepce di Prancis pada 1827. Pada 1855, Roger Fenton menggunakan pelat kaca negatif untuk mengambil gambar dari tentara Inggris selama Perang Crimean.
Lalu pada 1888, George Eastman mengembangkan prinsip kerja kamera obscura ciptaan al-Haytham dengan baik sekali. Eastman menciptakan kamera kodak. Sejak itulah, kamera terus berubah mengikuti perkembangan teknologi.
penemuan kamera pertama kali dibuat abad 18 Penemuan ini adalah karya Nicephore Niepce berkebangsaan Perancis tahun 1816. Akhirnya, Louis Daguerre ilmuan Perancis berhasil melakukan pemotretan kamera pertama dengan daguerreotype temuannya dan menghasilkan gambar orang di dalam foto tahun 1838. Saat itu, kamera pertama dianggap sudah cukup sempurna di bumi
Penemuan Kamera Digital Pertama di Dunia penemu kamera digital mandiri alias portable itu adalah Steven J. Sasson. Dialah pria penemu kamera berkebangsaan Amerika yang lahir pada 4 Juli 1950, Sasson merupakan lulusan Sarjana dan Master bidang kelistrikan dari Rensselaer Polytechnic Institute.
Sebelumnya, Sasson juga pernah sekolah di Brooklyn Technical High School. Tidak lama setelah lulus dari pendidikan kelistrikan, penemu asal Amerika Serikat itu bekerja untuk Eastman Kodak.
Selama berkarir, Sasson mampu menemukan kamera genggam pertama dengan resolusi 100 x 100 (0,01 megapiksel) dan berat 3,6 kg (8 pon) tahun 1975. Ditambah lagi, proses perekaman kaset hanya butuh waktu 23 detik saja. Kamera pertama ini juga berhasil mengambil gambar hitam putih.
Hingga saat ini hak paten Steven J. Sasson berupa pengaturan charge-couple device (CCD) tentang proses penyimpanan di memori kamera digital masih digunakan. Keren banget, geng!
Di samping itu, kamera temuannya juga mendapatkan apresasi dari Presiden Barrack Obama pada tahun 2009. Sasson mendapatkan Medali Teknologi dan Inovasi Nasional Amerika Serikat di Gedung Putih.
Jenis Kamera
Kamera Obscura
Fenomena-fenomena tersebut kian dipelajari di kemudian hari oleh berbagai peneliti dan ilmuwan. Salah satu ilmuwan yang meneliti perilaku cahaya tersebut ialah Ibn al-Haytham (dikenal pula dengan nama Alhazen). Ilmuwan muslim yang hidup pada tahun 965-1039 masehi tersebut melanjutkan penelitian dari Al-Kindi.
Ia terinspirasi melanjutkan penelitian Al-Kindi tatkala dirinya menjadi tahanan rumah di Kairo, Mesir. Saat itu, ia menemukan bahwa semakin kecil lubang maka semakin fokus cahaya dan tajamnya gambar yang dihasilkan.
Al-Haytham pun melakukan serangkaian penelitian. Akhirnya, ia berhasil membuktikan bahwa cahaya merambat melalui garis lurus. Penemuan tersebut digunakannya untuk membuat peranti lubang jarum yang menjadi cikal bakal kamera modern.
Ia membuat sebuah ruangan gelap yang luas, seukuran kamar kecil, dengan lubang untuk masuk cahaya. Bayangan yang diproyeksikan oleh cahaya tersebut dijiplak di atas permukaan kertas khusus untuk kemudian menjadi sebuah foto.
Dari hasil penemuannya itu, al-Haytham kemudian memfokuskan bidang keilmuannya kepada bidang optik dan cahaya. Ia pun menuliskan buku berjudul Kitab al-Manazir atau Buku Tentang Optik. Dalam buku tersebut, al-Haytham menuliskan berbagai hasil penelitiannya terkait optik sekaligus membahas mengenai sekelumit hasil prakteknya terhadap kamera lubang jarum.
Buku tersebut akhirnya dipelajari oleh Johannes Kepler, ilmuwan asal Jerman. Ia membaca buku tersebut dan terinspirasi untuk meneliti fenomena kamera lubang jarum dan lensa.
Atas pembacaan dan penelitian terhadap Kitab al-Manazir, Kepler pun akhirnya berhasil membuat purwarupa kamera lubang jarum dalam bentuk yang lebih sederhana pada tahun 1604. Ia menyebut kamera tersebut dengan nama camera obscura.
Peranti tersebut berupa sebuah kotak dengan sebuah lubang yang di dalamnya diletakkan lensa positif dan lensa negatif. Posisi lensa negatif ditaruhnya di belakang lensa positif. Hasilnya, Kepler berhasil memperbesar proyeksi gambar dari hasil penelitian al-Haytham.
Kamera Daguerreotypes dan Calotypes
Setelah 900 tahun setelah ditemukannya konsep kamera lubang jarum atau sekitar 200 tahun setelah Kepler menyempurnakan konsep kamera al-Haytham, ilmuwan asal Perancis, Nicephore Niepce, berhasil menemukan konsep fotografi praktis. Pada tahun 1837, Niepce bersama rekannya, Louis Daguerre, membuat kamera yang lebih praktis bernama Daguerreotypes.
Konsep kamera temuannya itu menggunakan konsep dasar pada kamera lubang jarum dan camera obscura. Hal yang membedakannya ialah ia dan Daguerre menambahkan pelat tembaga dan perak serta uap yodium. Dengan begitu, kamera tersebut lebih peka terhadap cahaya.
Setelah munculnya Daguerreotypes, sekitar tahun 1840-an, seorang ilmuwan asal Inggris bernama William Henry Fox Talbot membuat kamera bernama Calotypes. Mekanisme pada kamera itu tidak jauh berbeda dengan Daguerreotypes.
Hanya saja, Talbot menambahkan beberapa ramuan kimia pada pelat cetak fotonya. Tambahan cairan kimia itu membuat gambar menjadi lebih jelas. Ramuan kimia dan jenis kertas foto yang digunakannya itu kemudian dikenal dengan film negatif.
Kamera Pelat Collodion
Salah satu momen perkembangan teknologi kamera yang cukup berpengaruh ialah ditemukannya kamera berpelat Collodion. Kamera tersebut mampu menghasilkan gambar yang lebih jelas dari jenis-jenis kamera pendahulu.
Kamera pelat Collodion dibuat oleh Desire van Monckhoven pada tahun 1857. Untuk mencetak kamera ini membutuhkan pelat Collodion dengan campuran beberapa cairan kimia. Tipe yang dikembangkjan oleh van Monckhoven merupakan tipe kamera pelat kering.
Sekitar 14 tahun kemudian, kamera pelat Collodion van Monckhoven dimodifikasi oleh Richard Leach Maddox. Modifikasi yang dilakukan oleh Maddox hanya pada bagian pelat Collodionnya. Maddox menciptakan pelat basah Collodion yang mampu menampilkan gambar lebih tajam ketimbang pelat kering.
Kamera Film
Kamera pelat Collodion cukup berjaya selama beberapa dekade. Namun, pada tahun 1883, George Eastman, pengusaha dan pendiri perusahaan Kodak, melakukan eksperimen peranti negatif film.
Butuh beberapa tahun kemudian hingga akhirnya pada tahun 1885 Eastman berhasil menyempurnakannya menjadi kamera analog atau kamera dengan menggunakan negatif film. Kamera dengan negatif film tersebut disebut dengan Kamera Kodak.
Penemuan Kamera Kodak tersebut menjadi titik tolak lahirnya kamera modern. Setelah itu, mulai bermunculan kamera-kamera berteknologi tinggi seperti saat ini.