Freddie Mercury

penyanyi, penulis lagu, dan produser rekaman Inggris

Frederick "Freddie" Mercury (lahir Bogor, Jawa Barat; 5 September 1946 – 24 November 1991)[2] adalah seorang penyanyi-penulis lagu dan produser rekaman dan vokalis utama dari band rock Queen berkebangsaan Inggris. Dia dianggap sebagai salah satu dari penyanyi terbaik dalam sejarah musik populer,[3] dan dikenal atas kepribadian flamboyan di panggung dan jangkauan vokal empat-oktafnya.[3][4][5]

Freddie Mercury
Mercury tampil di New Haven, Connecticut, pada tahun 1977 bersama Queen
LahirFarrokh Bulsara
(1946-09-05)5 September 1946
Stone Town, Kesultanan Zanzibar
Meninggal24 November 1991(1991-11-24) (umur 45)
Kensington, London, Inggris
Sebab meninggalBronkopneumonia serta kompilasi dengan AIDS
KebangsaanInggris
Nama lain
  • Freddie Bulsara
  • Larry Lurex[1]
PendidikanSt. Peter's Boys School
Almamater
  • Isleworth Polytechnic College
  • Ealing Art College
Pekerjaan
  • Penyanyi-penulis lagu
  • produser rekaman
Tahun aktif1969–1991
Pasangan
  • Mary Austin (1970–1976)
  • Jim Hutton (1985–1991)
Karier musik
GenreRock
Instrumen
  • Vokal
  • keyboard
Label
Artis terkait
  • Queen
  • Montserrat Caballé
Tanda tangan
Freddie Mercury's signature
IMDB: nm0006198 Rottentomatoes: celebrity/freddie_mercury TCM: 360620 IBDB: 497998
Instagram: freddiemercury MySpace: freddiemercuryonline Spotify: 4M1FpEWs2PeYfJe7xxJfhH Last fm: Freddie+Mercury Musicbrainz: 022589ac-7177-460d-a178-9976cf70e29f Songkick: 226732 Discogs: 79949 Allmusic: mn0000130028 Find a Grave: 2164 Modifica els identificadors a Wikidata

Mercury lahir di Zanzibar dari orang tua Parsi yang berasal dari India. Setelah tumbuh di Zanzibar dan kemudian India, keluarganya pindah ke Middlesex, Inggris, di akhir masa remajanya. Dia membentuk Queen pada tahun 1970 bersama gitaris Brian May dan drummer Roger Taylor. Mercury menulis banyak hit untuk Queen, termasuk "Bohemian Rhapsody", "Killer Queen", "Somebody to Love", "Don't Stop Me Now", "Crazy Little Thing Called Love", dan "We Are the Champions". Dia juga bersolo karier disamping Queen, dan terkadang menjadi seorang produser dan musisi tamu untuk artis lain. Mercury meninggal pada tahun 1991 pada usia 45 tahun karena komplikasi dari AIDS, setelah mengkonfirmasi sehari sebelum kematiannya bahwa dia telah tertular penyakit itu.

Sebagai anggota dari Queen, dia dimasukkan kedalam Rock and Roll Hall of Fame pada tahun 2001, Songwriters Hall of Fame pada tahun 2003, dan UK Music Hall of Fame pada tahun 2004. Pada tahun 1992, setahun setelah kematiannya, Mercury secara anumerta dianugerahi di Brit Award sebagai Outstanding Contribution to British Music, dan sebuah konser penghormatan diadakan di Stadion Wembley, London. Pada tahun 2002, dia berada di nomor 58 dalam jajak pendapat oleh BBC sebagai 100 Greatest Britons. Mercury terpilih sebagai penyanyi pria terbaik sepanjang masa dalam sebuah jajak pendapat tahun 2005 yang diadakan oleh Blender dan MTV2.[6]

Mercury juga berada di posisi 18 dalam daftar 100 penyanyi terbaik yang pernah ada oleh Rolling Stone pada tahun 2008;[3] dan berada di posisi kedua di daftar pilihan pembaca Rolling Stone pada tahun 2011.[7] Mercury digambarkan oleh AllMusic sebagai "salah satu dari penampil rock terbaik sepanjang-masa," dengan "salah satu suara terbaik dalam segala jenis musik."[8] Setelah dirilis pada bulan November 2018, film biografi tentang Mercury dan Queen, Bohemian Rhapsody, menjadi film biografi musik terlaris sepanjang masa.

Kehidupan Awal

 
Rumah di Zanzibar dimana Mercury tinggal di kehidupan awalnya

Mercury lahir dengan nama Farrokh Bulsara di Stone Town di wilayah Zanzibar yang termasuk jajahan Inggris pada tanggal 5 September 1946.[9][10] Orang tuanya, Bomi (1908–2003) dan Jer (1922–2016) Bulsara,[a][11] merupakan Parsi yang berasal dari wilayah Gujarat yang pada saat itu berada di bawah kekuasaan Presidensi Bombay di British India.[b][12] Mereka pindah kembali ke Zanzibar agar Bomi bisa melanjutkan pekerjaanya sebagai kasir di Kantor Koloni Inggris. Sebagai Parsi, keluarga Bulsara menganut agama Zoroastrian.[13] Mercury mempunyai seorang adik perempuan bernama Kashmira.[14] Mercury terlahir dengan empat gigi seri, yang mana dia menghubungkan jangkauan vokalnya yang meningkat.[15] Mercury terlahir sebagai warga negara Inggris sampai kematiannya.[16]

Mercury menghabiskan sebagian besar masa kecilnya di India dan mulai mengambil kelas piano di usia tujuh tahun.[17] Pada tahun 1954, di usia delapan tahun, Mercury dikirim untuk belajar ke St. Peter's School, sebuah sekolah asrama anak laki-laki bergaya-Inggris, di Panchgani dekat Bombay.[16] Pada usia 12 tahun, dia membentuk sebuah band sekolah, the Hectics, dan mengcover artis-artis rock and roll seperti Cliff Richard dan Little Richard.[18][19] Salah satu teman mantan band Mercury dari Hectics pernah berkata "satu-satunya musik yang Mercury dengarkan, dan mainkan, adalah musik pop Barat."[20] Seorang teman di waktu ini mengingat bahwa Mercury memiliki "kemampuan luar biasa untuk mendengarkan radio dan memutar ulang apa yang didengarnya di piano".[21] Juga di St. Peter's Mercury mulai memanggil dirinya sendiri "Freddie". Dia juga memasuki St. Mary's School, Mumbai.[22] Pada bulan Februari 1963 dia pindah kembali ke Zanzibar dan tinggal bersama orang tuanya kembali di sebuah apartemen kecil.[23]

 
English Heritage blue plaque di 22 Gladstone Avenue, Feltham, London

Pada tahun 1964, Mercury dan keluarganya meninggalkan Zanzibar untuk melarikan diri dari Revolusi Zanzibar,[24] yang mana ribuan Orang Arab dan India dibunuh.[25] Mereka pindah ke sebuah rumah kecil di 22 Gladstone Avenue, Feltham, Middlesex, Inggris. Setelah awalnya belajar seni di Isleworth Polytechnic di West London, Mercury kemudian belajar seni grafis dan desain di Ealing Art College, lulus dengan diploma pada tahun 1969.[2] Dia kemudian menggunakan keterampilan ini untuk merancang lengan heraldik untuk bandnya Queen.

Setelah kelulusan, Mercury bergabung bersama beberapa band dan menjual pakaian bekas di Kensington Market di London bersama pacarnya, Mary Austin. Dia juga bekerja sebagai seorang penangan bagasi di Heathrow Airport.[26] Teman-teman di waktu ini mengingatnya sebagai seorang pria muda yang pendiam dan pemalu dengan ketertarikan yang bagus akan musik.[27] Pada tahun 1969 dia bergabung bersama band yang berbasis di Liverpool, Ibex, yang kemudian berganti nama menjadi Wreckage. Dia tinggal sebentar di sebuah apartemen di atas bar di Liverpool, The Dovedale Towers.[28][29] Ketika band ini gagal untuk maju, dia bergabung bersama band lain, Sour Milk Sea, tetapi di awal tahun 1970 grup ini bubar juga.[30]

Pada bulan April 1970, Mercury bergabung bersama pemain gitar Brian May dan pemain drum Roger Taylor, untuk menjadi vokalis utama di band mereka yang bernama Smile.[2] Pemain bass John Deacon bergabung bersama mereka pada tahun 1971. Meskipun adanya keberatan dari anggota lain dan Trident Studios, manajemen awal band, Mercury memilih nama "Queen" untuk band baru ini. Dia kemudian berkata, "Jelas sangat agung, dan kedengarannya indah. Itu nama yang kuat, sangat universal dan langsung. Aku tentu sadar akan konotasi gay, tapi itu hanya satu sisi saja."[31] Di sekitar waktu yang sama, dia mengganti nama belakangnya, Bulsara, menjadi Mercury.[32] Tak lama sebelum rilis dari album pertama berjudul sama seperti nama band mereka, Mercury mendesain logo band ini, dikenal sebagai "Queen crest".[33] Logo ini menggabungkan tanda zodiak dari empat anggota band: dua singa untuk Deacon dan Taylor (tanda Leo), seekor kepiting untuk bulan Mei (Cancer), dan dua peri untuk Merkurius (Virgo).[33] Singa merangkul huruf Q yang dimodifikasi, kepiting bersandar di atas surat dengan api yang naik langsung di atasnya, dan peri masing-masing berlindung di bawah singa.[33] Ada juga sebuah mahkota di dalam Q dan seluruh logo yang dibayangi oleh phoenix yang sangat besar. Lambang Queen ini memiliki kemiripan dengan Lambang Britania Raya, terutama dengan para pendukung yang berwujud singa.[33]

Karier

Penyanyi

 
Freddie Mercury pada tahun 1977
 
Rentang vokal Freddie Mercury

Meskipun suara saat Mercury berbicara ada di kisaran bariton, dia menyanyikan sebagian besar lagu dalam kisaran tenor. Rentang vokalnya memiliki rentang dari bass F rendah (F2) sampai Soprano F tinggi (F6). Dia bisa bernyanyi hingga tenor tinggi F (F5).[34] Penulis biografi bernama David Bret menggambarkan suaranya sebagai "melambung dalam beberapa batangan dari kedalaman, serak-serak batu ke tenor yang lembut dan bersemangat, kemudian ke coloratura yang bernada tinggi, sempurna, murni dan kristal di hulu."[35] Penyanyi soprano berkebangsaan Spanyol bernama Montserrat Caballé, yang bersama Mercury merekam sebuah album, menyatakan pendapatnya bahwa "perbedaan antara Freddie dan hampir semua rock lainnya bintang adalah bahwa dia menjual suara".[36] Dia menambahkan,

Tekniknya sangat mencengangkan. Tidak masalah dengan tempo, dia bernyanyi dengan irama yang tajam, penempatan vokalnya sangat bagus dan dia dapat meluncur dengan mudah dari tingkat nada ke yang lain. Dia juga memiliki musikalitas yang hebat. Ungkapannya halus, halus dan manis atau energik dan membanting. Dia dapat menemukan warna yang tepat atau nuansa ekspresif untuk setiap kata.[34]

Penyanyi utama dari The Who Roger Daltrey menyebut Mercury "penyanyi rock 'n' roll dan ahli pemain alat musik terbaik sepanjang masa. Dia bisa menyanyikan apapun dengan gaya apapun. Dia bisa mengubah gayanya dari tema ke tema, Astaga, itu adalah sebuah seni. Dan dia juga sangat cerdas akan hal itu."[37]

Sebuah tim peneliti melakukan penelitian pada tahun 2016 untuk memahami daya tarik di balik suara Merkury.[38] Dipimpin oleh Profesor Christian Herbst, tim ini mengidentifikasi vibrato yang lebih cepat dan penggunaan subharmonik sebagai karakteristik unik dari suara Merkury, terutama dibandingkan dengan penyanyi opera, dan mengkonfirmasi jangkauan vokal dari F # 2 ke G5 (lebih dari 3 oktaf) tetapi tidak dapat mengkonfirmasi klaim kisaran 4-oktaf.[39] Tim peneliti mempelajari sampel vokal dari 23 rekaman Queen yang tersedia secara komersial, karya solonya, dan serangkaian wawancara Mercury. Mereka juga menggunakan kamera video endoskopi untuk mempelajari penyanyi rock yang dibawa masuk untuk meniru suara bernyanyi Mercury.[39][40]

Penulis Lagu

Mercury menulis 10 dari 17 lagu di album berjudul Queen Greatest Hits: "Bohemian Rhapsody", "Seven Seas of Rhye", "Killer Queen", "Somebody to Love", "Good Old-Fashioned Lover Boy" , "We Are the Champions", "Bicycle Race", "Don't Stop Me Now", "Crazy Little Thing Called Love" dan "Play The Game".[41] Pada tahun 2003 Mercury secara anumerta dimasukkan kedalam Songwriters Hall of Fame, dan pada tahun 2005 dia secara anumerta dianugerahi sebuah Ivor Novello Award sebagai Outstanding Song Collection dari British Academy of Songwriters, Composers and Authors.[42][43]

Aspek yang paling menonjol dari lagunya melibatkan berbagai aliran yang dia gunakan, yang mencakup, antara lain, rockabilly, rock progresif, heavy metal, gospel dan disko. Seperti yang sudah dia jelaskan dalam sebuah wawancara pada tahun 1986 , "Aku benci melakukan hal yang sama lagi, lagi, dan lagi. Aku ingin melihat apa yang terjadi sekarang dalam musik, film dan teater dan menggabungkan semua itu". Dibandingkan dengan banyak penulis lagu populer, Mercury juga cenderung untuk menulis materi musik kompleks. Misalnya, "Bohemian Rhapsody" adalah asiklik dalam struktur dan terdiri dari puluhan akord. Dia juga menulis enam lagu dari album berjudul Queen II yang berhubungan dengan beberapa perubahan kunci dan materi yang rumit. "Crazy Little Thing Called Love", di sisi lain, hanya berisi beberapa akord. Terlepas dari kenyataan bahwa Mercury sering menulis keselarasan yang sangat rumit, dia juga mengaku bahwa dia hampir tidak bisa membaca musik. Dia menulis sebagian besar lagu-lagunya di piano dan menggunakan berbagai macam tanda kunci yang berbeda.

Penampilan Langsung

 
Freddie, langsung, pada 1979, dengan stand microphone yang tak memiliki bagian bawah.
 
Penampilan langsung Freddie pada 1984

Mercury terkenal karena penampilan langsungnya, yang sering ditampilkan kepada penonton stadion di seluruh dunia. Dia menunjukkan sebuah gaya yang sangat teatrikal yang sering menimbulkan banyak partisipasi dari para penonton. Seorang penulis dari The Spectator menggambarkan dia sebagai "penampil yang diciptakan untuk menggoda, mengejutkan dan benar-benar mempesona penonton dengan berbagai versi mewah dari dirinya sendiri". David Bowie, yang tampil di The Freddie Mercury Tribute Concert dan merekam lagu berjudul "Under Pressure" bersama Queen, memuji gaya tampil Mercury, mengatakan:"Dari semua penampil rock teatrikal, Freddie melakukan lebih daripada yang lain... dia melakukan itu melalui tepi. Dan tentu saja, aku selalu mengagumi seorang pria yang memakai celana ketat... aku hanya melihat dia di konser sekali dan seperti yang mereka katakan, dia pasti seorang pria yang bisa menggenggam penonton di telapak tangannya". Gitaris Queen, Brian May menulis bahwa Mercury bisa membuat "orang terakhir yang berdiri terjauh di bagian belakang stadion merasa bahwa dia terhubung."[44] Properti utama Merkury di atas panggung adalah dudukan mikrofon, yang setelah secara tidak sengaja patah akibat sesuatu yang berat saat pertunjukan awal, dia menyadari bahwa itu dapat digunakan dengan cara yang tidak ada habis-habisnya.[45]

Salah satu pertunjukan yang paling menonjol dari Mercury bersama Queen adalah di Live Aid pada tahun 1985.[2] Penampilan Queen di konser tersebut kala itu telah dipilih oleh banyak eksekutif musik sebagai penampilan langsung terbesar dalam sejarah musik rock. Konsernya ditayangkan di sebuah program televisi yang berjudul "The World's Greatest Gigs".[46][47] Nada kuat, berkelanjutan dari Mercury selama penampilan dari a cappella kemudian dikenal sebagai "The Note Heard Round the World".[48][49] Dalam penilaian meninjau Live Aid tahun 2005, seorang kritikus menulis, "Mereka yang menyusun daftar Terdepan Great Rock dan memberikan penghargaan tempat teratas untuk Mick Jagger, Robert Plant, dll semua bersalah atas kekeliruan yang mengerikan. Freddie, sebagaimana dibuktikan oleh penampilan Dionisianya di Live Aid, merupakan yang paling hebat dari mereka semua."

Selama kariernya, Mercury tampil dengan perkiraan 700 konser di negara-negara di seluruh dunia bersama Queen. Sebuah aspek penting dari konser Queen adalah melibatkan banyak pihak. Dia pernah menjelaskan, "Kami adalah Cecil B. DeMille dari rock and roll, selalu ingin melakukan hal-hal yang lebih besar dan lebih baik." Band ini adalah yang pertama yang pernah bermain di stadion Amerika Selatan, memecahkan rekor dunia sebagai konser dengan penonton terbanyak di Stadion Morumbi di Sao Paulo pada tahun 1981. Pada tahun 1986, Queen juga tampil di Iron Curtain dan mereka tampil untuk 80.000 orang di Budapest, yang merupakan salah satu konser musik rock terbesar yang pernah diadakan di Eropa Timur.[50] Penampilan langsung terakhir Mercury bersama Queen dilangsungkan pada tanggal 9 Agustus 1986 di Knebworth Park di Inggris dan menarik penonton sebanyak 160,000.[51] Dengan lagu kebangsaan Inggris "God Save the Queen" dimainkan di akhir konser, aksi terakhir Mercury di panggung dengan dirinya mengenakan jubah, memegang mahkota emas tinggi-tinggi, dan mengucapkan selamat tinggal kepada kerumunan.[52]

Pemain Instrumen

 
Freddie Mercury bermain gitar pada konser bersama Queen di Frankfurt, Jerman, 1984.

Sebagai anak kecil di India, Mercury menerima pelatihan piano secara formal sampai usia sembilan tahun. Kemudian, ketika tinggal di London, dia belajar gitar. Sebagian besar musik yang dia suka adalah gitar-berorientasi: artis favoritnya pada saat itu adalah The Who, The Beatles, Jimi Hendrix, David Bowie, dan Led Zeppelin. Dia sering mencela diri sendiri tentang keterampilannya pada kedua instrumen ini dan dari awal tahun 1980-an dan seterusnya mulai ekstensif menggunakan pemain keyboard tamu. Paling diingat, dia meminta Fred Mandel (musisi Kanada yang juga bekerja untuk Pink Floyd, Elton John dan Supertramp) untuk proyek solo pertamanya. Dari tahun 1982 Mercury berkolaborasi bersama Morgan Fisher (tampil bersama Queen di konser Hot Space),[53] dan dari tahun 1985 dan seterusnya Mercury berkolaborasi bersama Mike Moran (di studio) dan Spike Edney (di konser).[54]

Mercury bermain piano di banyak lagu Queen yang paling populer, termasuk "Killer Queen", "Bohemian Rhapsody", "Good Old Fashioned Lover Boy", "We Are the Champions", "Somebody To Love" dan "Don't Stop Me Now". Dia menggunakan piano besar yang biasa digunakan pada saat konser dan, kadang-kadang, instrumen keyboard yang lain seperti harpsichord. Dari tahun 1980 dan seterusnya, dia juga sering menggunakan synthesizer di studio. Gitaris Queen, Brian May, mengklaim bahwa Mercury tidak terkesan dengan kemampuannya sendiri di piano dan instrumen yang digunakan karena dia ingin berjalan-jalan di atas panggung dan menghibur penonton. Meskipun dia menulis banyak baris untuk gitar, Mercury hanya memiliki keterampilan dasar pada instrumen ini. Lagu-lagu seperti "Ogre Battle" dan "Crazy Little Thing Called Love" digubah di gitar; "Crazy Little Thing Called Love" menampilkan Mercury bermain gitar di panggung dan di studio.[55]

Karier Solo

Selain karyanya dengan Queen, Mercury mengeluarkan dua album solo dan beberapa single. Meskipun karya solonya tidak sukses secara komersial dibandingkan kebanyakan album Queen, dua album non-Queen dan beberapa single debutnya ada di 10 besar di UK Music Charts. Karya solo pertamanya dimulai pada tahun 1972 dibawah nama panggung Larry Lurex, ketika teknisi rumah dari Trident Studios bernama Robin Geoffrey Cable sedang bekerja di proyek musik, pada saat itu ketika Queen merekam album debut mereka; Cable meminta Mercury untuk bernyanyi sebagai vokal utama untuk lagu berjudul "I Can Hear Music" dan "Goin' Back", keduanya dirilis sebagai single pada tahun 1973.[1] Sebelas tahun kemudian, Mercury berkontribusi di remix lagu oleh Richard "Wolfie" Wolf dari lagu Mercury yang berjudul "Love Kills", digunakan di akhir judul film untuk National Lampoon berjudul Loaded Weapon 1. Lagu ini awalnya direkam pada tahun 1984, dan dimasukkan ke dalam lagu latar untuk restorasi dari film Fritz Lang tahun 1927 berjudul Metropolis. Pertama ditulis oleh Giorgio Moroder dan berkolaborasi dengan Mercury, dan diproduksi oleh Moroder dan Mack, "Love Kills" debut di nomor 10 di UK Singles Chart.[56] Mack juga menghasilkan single tahun 1987 berjudul "Hold On" yang mana Mercuri rekam dengan aktris bernama Jo Dare untuk drama aksi Jerman, Zabou.[57]

Dua album penuh Mercury diluar dari band adalah Mr. Bad Guy (1985) dan Barcelona (1988).[2] Album pertamanya, Mr. Bad Guy, debut di sepuluh besar di UK Album Charts.[56] Pada tahun 1993, sebuah remix dari "Living on My Own", sebuah single dari album ini, secara anumerta berada di nomor satu di UK Singles Charts.[58] Lagu ini juga secara anumerta membuat Mercury mendapat Ivor Novello Award dari British Academy of Songwriters, Composers and Authors.[59] Kritikus dari Allmusic, Eduardo Rivadavia, menggambarkan Mr. Bad Guy sebagai "luar biasa dari awal hingga akhir" dan mengekspresikan pandangannya bahwa Mercury "melakukan pekerjaan yang terpuji yaitu memperluas ke wilayah yang belum dipetakan".[60] Secara khusus, album ini sangat digerakkan oleh synthesizer dengan cara yang bukan karakteristik dari album Queen sebelumnya.

Album keduanya, Barcelona, direkam bersama penyanyi soprano berkebangsaan Spanyol bernama Montserrat Caballé, mengkombinasikan elemen dari musik populer dan opera. Banyak kritikus tidak yakin apa yang dibuat album ini; satu menyebutnya sebagai "CD paling aneh tahun ini".[61] Album ini mendapat sukses komersial,[62] dan lagu yang berjudul sama seperti judul album debut di No. 8 di Inggris dan juga menjadi hit di Spanyol.[63] Lagu ini juga diputar besar-besaran sebagai lagu resmi dari Olimpiade Musim Panas 1992 (diadakan di Barcelona setahun setelah meninggalnya Mercury). Caballé menyanyikan lagu tersebut secara langsung di pembukaan dari Olimpiade ini dan bagian Mercury dimainkan di layar, dan lagi saat akan dimulainya Final Liga Champions UEFA 1999 antara Manchester United dan Bayern Munich di Barcelona.[64]

Sebagai tambahan dari dua album solonya, Mercury merilis beberapa single, termasuk versinya dari lagu hit berjudul "The Great Pretender" oleh the Platters, yang debut di No. 5 di Inggris pada tahun 1987.[56] Pada bulan September 2006 sebuah album kompilasi yang menampilkan karya solo Mercury dirilis di Inggris sebagai penghormatan ulang tahunnya yang seharusnya ke-60 tahun. Album ini debut di 10 besar di Inggris.[65]

Pada tahun 1981-1983, Mercury merekam beberapa lagu dengan Michael Jackson, termasuk demo berjudul "State of Shock", "Victory" dan "There Must Be More to Life Than This". Tak satu pun dari kolaborasi tersebut resmi dirilis, meskipun rekaman bajakan ada. Jackson kemudian merekam "State of Shock" bersama Mick Jagger untuk album The Jacksons berjudul Victory. Mercury merekam versi solo dari "There Must Be More To Life Than This" dalam albumnya yang berjudul Mr. Bad Guy.[66] "There Must Be More to Life Than This" kemudian dikerjakan kemabli oleh Queen dan dirilis dalam album kompilasi mereka, Queen Forever pada tahun 2014.[67]

Sebagai tambahan bekerja dengan Michael Jackson, Mercury dan Roger Taylor bernyanyi di lagu utama untuk rilis studio dari Billy Squier tahun 1982, Emotions in Motion, dan kemudian berkontribusi pada dua lagu yang rilis tahun 1986 milik Squier, Enough Is Enough, menyumbangkan vokal dalam "Love is the Hero" dan mengatur musik dalam "Lady With a Tenor Sax".[68]

Kehidupan Pribadi

Hubungan

 
Mercury tinggal di 12 Stafford Terrace di Kensington, London, sebelum pindah ke Garden Lodge

Pada awal tahun 1970-an, Mercury memiliki hubungan jangka panjang dengan Mary Austin, yang dipertemukan oleh pemain gitar Queen, Brian May. Dia tinggal dengan Austin selama beberapa tahun di West Kensington, London. Pada pertengahan tahun 1970-an, bagaimanapun, dia mulai berselingkuh dengan eksekutif rekaman pria Amerika Serikat dari Elektra Records, dan pada bulan Desember 1976, Mercury memberitahu Austin tentang seksualitasnya, yang mengakhiri hubungan mereka. Mercury pindah dari apartemen yang mereka tinggali bersama, ke 12 Stafford Terrace di Kensington dan membelikan Austin sebuah tempat untuknya yang dekat dari tempat Mercury.[54] Mereka tetap berteman dekat selama bertahun-tahun, dan Mercury sering merujuk Austin sebagai teman sejati. Dalam sebuah wawancara tahun 1985, Mercury berkata tentang Austin, "Semua pecintaku bertanya mengapa mereka tidak bisa menggantikan Mary [Austin], tetapi itu tidak mungkin. Satu-satunya teman yang aku punya adalah Mary dan aku tidak ingin orang lain. Bagiku, dia seperti istriku. Bagiku, itu adalah pernikahan. Kami percaya pada satu sama lain, itu sudah cukup bagiku."[69] Rumah terakhir Mercury, Garden Lodge, 1 Logan Place, sebuah rumah besar dengan dua puluh delapan kamar berarsitektur Georgia di Kensington terletak di taman terawat seluas seperempat hektar yang dikelilingi tembok tinggi, telah dipilih oleh Austin.[70] Mercury juga menjadi ayah baptis oleh putra tertua Austin, Richard.[71]

Selama awal hingga pertengahan tahun '80-an, dia dikabarkan terlibat asmara dengan Barbara Valentin, seorang aktris berkebangsaan Austria, yang tampil dalam video berjudul "It's A Hard Life". Namun, dalam artikel yang lain, Valentin dianggap "hanya teman", dan Mercury sebenarnya sedang berhubungan dengan seorang pengusaha restoran berkebangsaan Jerman yang bernama Winfried Kirchberger selama waktu ini. Pada tahun 1985, dia memulai hubungan jangka panjang lain dengan with penata rambut kelahiran-Irlandia, Jim Hutton (1949–2010).[72] Hutton, yang dites positif HIV pada tahun 1990, tinggal bersama Mercury selama enam tahun waktu terakhir Mercury, merawatnya saat dia sakit, dan ada di sisi tempat tidur Mercury ketika dia meninggal dunia. Hutton berkata Mercury meninggal dengan memakai cincin kawin yang diberikan Hutton kepadanya.[73] Dalam surat wasiatnya, Mercury meninggalkan rumahnya di London untuk Austin, daripada Hutton, dan berkata pada Austin, "Kau telah menjadi istriku, dan rumah itu akan menjadi milikmu juga."[74]

Orientasi Seksual

Meskipun beberapa komentator mengklaim Mercury menyembunyikan orientasi seksualnya dari masyarakat, yang lain mengklaim bahwa dia "secara terbuka mengaku gay". Pada bulan Desember 1974, ketika ditanya secara langsung, "Jadi bagaimana rasanya dianggap sebagai homoseksual?" oleh New Musical Express, Mercury menjawab, "Dasar licik, mari kita begini, ada saat-saat ketika aku masih muda dan segar itu adalah hal yang dilalui anak sekolah. Aku sudah melewati banyak senda gurau di sekolah. Aku tidak akan menjelaskan lebih lanjut." Tindakan homoseksual antara laki-laki dewasa di atas usia 21 tahun telah didekriminalisasi di Inggris pada tahun 1967, hanya tujuh tahun sebelumnya. Pada tahun 1980-an, dia sering menjaga jarak dari pasangannya, Jim Hutton, dari acara-acara publik.

Selama kariernya, pertunjukan panggung flamboyan Mercury kadang-kadang menyebabkan wartawan menyinggung seksualitasnya. Dave Dickson, meninjau penampilan Queen di Arena Wembley pada tahun 1984 untuk Kerrang!, menyatakan "Gaya camp Mercury yang ditujukan kepada para penonton dan bahkan menggambarkannya sebagai "pelacur yang berpose, cemberut, dan bergaya". Pada tahun 1992, John Marshall dari Gay Times, beropini: "Mercury adalah 'ratu drama', tidak takut untuk secara terbuka mengungkapkan kehomoseksualannya, tetapi tidak mau menganalisis atau membenarkan 'gaya hidup' nya ... Hal itu seolah-olah Mercury mengatakan kepada dunia, 'Aku adalah diriku. Jadi, apa?' Dan hal itu sendiri bagi sebagian adalah pernyataan." Dalam sebuah artikel di AfterElton, Robert Urban menyatakan, "Mercury tidak menggabungkan 'kejujuran atas seksualitasnya kepada politik' atau penyebab dari LGBT."[75]

Kepribadian

Meskipun dia mengembangkan kepribadian flamboyan di panggung, Mercury adalah seorang pemalu dan tertutup bila tidak tampil, khususnya di sekitar orang-orang yang tidak dia kenal dengan baik, dan melakukan sangat sedikit wawancara. Mercury pernah berkata tentang dirinya sendiri: "Ketika aku di panggung aku adalah seorang ekstrovert, namun di dalam aku orang yang sama sekali berbeda." Saat diatas panggung, Mercury mendapat cinta dari para penonton; catatan bunuh diri dari Kurt Cobain menyebutkan bagaimana dia mengagumi dan merasa iri cara Mercury "merasa dicintai, menikmati cinta dan pemujaan dari para penonton".[7][76]

Pada tahun 1987, Mercury merayakan ulang tahunnya ke-41 di Pikes Hotel, Ibiza, beberapa bulan setelah menyadari bahwa dia telah tertular HIV. Mercury mencari banyak kenyamanan di tempat perasingan ini, dan merupakan teman dekat dari sang pemilik, Anthony Pike yang menggambarkan Mercury sebagai "orang yang paling indah yang pernah aku temui dalam hidupku. Sangat menghibur dan murah hati." Menurut penulis biografi bernama Lesley-Ann Jones, Mercury "merasa seperti rumahnya disana. Dia bermain tenis, bersantai di tepi kolam renang, dan bepergian bersama klub homoseksualnya atau bar di malam hari." Pestanya, yang diadakan pada tanggal 5 September 1987, telah digambarkan sebagai "contoh yang paling luar biasa dari kebanyakan pulau Mediterania yang pernah dilihat", dan dihadiri oleh sekitar 700 orang. Sebuah kue dalam bentuk Sagrada Família oleh Gaudi disediakan untuk pesta ini, meskipun kue aslinya jatuh dan digantikan dengan spons sepanjang 2 meter dengan catatan dari lagu Mercury yang berjudul "Barcelona". Biayanya, yang mencakup 232 gelas pecah, ditagih kepada manajer Queen, Jim Beach.

Penyakit dan Kematian

 
Mountain Studios di Montreux, Swiss, studio rekaman Queen dari tahun 1978 sampai 1995. Mercury merekam vokal terakhirnya disini pada bulan Mei 1991. Pada bulan Desember 2013, studio ini dibuka gratis sebagai "Queen Studio Experience", dan para penggemar diminta untuk berdonasi di yayasan amal bernama Mercury Phoenix Trust.[77]

Pada bulan Oktober 1986, pers Inggris sudah melaporkan bahwa Mercury telah diuji darahnya untuk HIV/AIDS di klinik Harley Street. Seorang wartawan dari The Sun, Hugh Whittow, menanyakan Mercury tentang kisah di Bandara Heathrow karena dia kembali dari perjalanan ke Jepang. Mercury membantah dia memiliki penyakit tersebut. Menurut rekannya Jim Hutton, Mercury didiagnosis dengan AIDS di akhir bulan April 1987. Sekitar waktu itu, dalam sebuah wawancara, Mercury mengklaim telah diuji, dan hasilnya negatif untuk HIV. Meskipun adanya penolakan, pers Inggris mengejar rumor yang merajalela ini selama beberapa tahun ke depan, didorong dengan penampilan Mercury yang semakin kurus, absennya Queen dari tur, dan laporan dari mantan-mantan kekasihnya untuk berbagai tabloid. Per tahun 1990, rumor tentang kesehatan Mercury semakin luas. Di Brit Awards 1990 yang diselenggarakan di Teater Dominion, London pada tanggal 18 Februari, Mercury tampak lemah dan membuat penampilan publik terakhirnya di atas panggung ketika dia bergabung dengan para anggota dari Queen yang lain untuk menerima Brit Award sebagai Outstanding Contribution to Music. Menjelang akhir hidupnya, dia rutin diikuti oleh para juru foto, sementara tabloid harian bernama The Sun menampilkan serangkaian artikel yang mengklaim bahwa dia sakit parah, terutama di sebuah artikel pada bulan November 1990 yang menampilkan gambar Mercury yang lemah di halaman depan disertai dengan judul "It's official – Freddie is seriously ill."

Namun, Mercury dan rekan-rekan dan teman-teman dekatnya, yang dia merasa bisa percayai, terus membantah cerita-cerita ini, bahkan setelah satu halaman depan artikel yang diterbitkan pada tanggal 29 April 1991, yang menunjukkan Mercury muncul sangat kuyu pada waktu itu di sebuah penampilan publik yang langka. Dia telah mengemukakan bahwa dia harusnya bisa membuat kontribusi untuk kesadaran akan AIDS dengan berbicara sebelumnya tentang situasinya dan perjuangannya melawan penyakit ini. Mercury menyembunyikan kondisinya secara privat untuk melindungi orang-orang yang dekat dengannya, dan Brian May membenarkan dalam sebuah wawancara tahun 1993 bahwa Mercury telah memberitahu kepada bandnya tentang penyakitnya jauh lebih awal. Difilmkan pada bulan Mei 1991, video musik berjudul "These Are the Days of Our Lives" memperlihatkan Mercury yang sangat kurus, yang merupakan adegan terakhirnya di depan kamera. Para anggota band yang lain siap untuk merekam ketika Mercury merasa bisa masuk ke studio, selama satu atau dua jam sekaligus. May mengatakan tentang Mercury: "Dia terus berkata. 'Tuliskan aku lebih banyak. Tuliskan aku materi. Aku hanya ingin menyanyikan ini dan melakukannya dan ketika aku pergi kalian bisa menyelesaikannya.' Dia tidak punya rasa takut, sungguh."[77] Justin Shirley-Smith, asisten teknisi untuk sesi terakhir itu, menyatakan:"Ini sulit untuk dijelaskan kepada orang-orang, tetapi itu tidak menyedihkan, dia sangat bahagia. Dia [Freddie] adalah salah satu orang paling lucu yang pernah aku temui. Aku sering tertawa, bersamanya. Freddie mengatakan [tentang penyakitnya], "Aku tidak akan memikirkannya, aku akan melakukan ini.'[77]

Setelah konsklusi dari karyanya dengan Queen pada bulan Juni 1991, Mercury pensiun ke rumahnya di Kensington, London Barat. Mantan pacarnya, Mary Austin, telah menjadi kenyamanan tertentu dalam tahun-tahun terakhirnya, dan dalam beberapa minggu terakhir hidupnya, Austin melakukan kunjungan rutin ke rumahnya untuk merawatnya. Menjelang akhir hidupnya, Mercury mulai kehilangan penglihatannya, dan kerusakannya begitu kuat, sehingga dia tidak bisa bangun dari tempat tidur. Karena kondisinya memburuk, Mercury memutuskan untuk mempercepat kematiannya dengan menolak untuk minum obat, dan hanya terus meminum obat penghilang rasa sakit.[78] Pada tanggal 22 November 1991, Mercury memanggil manajer Queen, Jim Beach, ke rumahnya di Kensington untuk mendiskusikan tentang pernyataan publik, yang dirilis keesokan harinya:[79]

Setelah dugaan besar dalam pers selama dua minggu terakhir, saya ingin menegaskan bahwa saya telah diuji positif HIV dan AIDS. Aku merasa benar untuk menjaga informasi pribadi ini sampai saat ini untuk melindungi privasi orang-orang di sekitarku. Namun, sudah tiba saatnya sekarang untuk teman-teman dan para penggemar di seluruh dunia untuk mengetahui kebenaran dan aku berharap bahwa setiap orang akan bergabung dengan aku, dokterku, dan semua orang di seluruh dunia dalam memerangi penyakit mengerikan ini. Privasiku selalu sangat istimewa bagiku dan aku terkenal karena kurangnya wawancaraku. Harap dipahami bahwa kebijakan ini akan terus berlanjut.

 
Dinding luar rumah terakhir Mercury, Garden Lodge, 1 Logan Place, London barat, menjadi tempat suci bagi almarhum penyanyi ini. Gambar diambil tahun 2014.

Pada malam dari 24 November 1991, 24 jam setelah mengeluarkan pernyataan itu, Mercury meninggal pada usia 45 tahun di rumahnya di Kensington. Penyebab resmi kematian adalah bronkopneumonia akibat dari AIDS. Seorang teman dekat Mercury, Dave Clark dari The Dave Clark Five, telah mengambil alih berjaga di samping tempat tidur ketika dia meninggal, dan Austin menelepon orang tua dan adik Mercury untuk menyampaikan berita kematiannya, yang membuat awak koran dan televisi tiba pada tanggal 25 November dini hari.

Pada tanggal 27 November, upacara pemakaman Mercury dilakukan oleh seorang pendeta Zoroaster. Orang-orang yang hadir di acara pemakaman Mercury adalah keluarga dan 35 orang teman-teman dekatnya, termasuk para anggota yang tersisa dari Queen dan Elton John. Peti jenazahnya dibawa ke kapel dengan lagu berjudul "Take My Hand, Precious Lord"/"You've Got a Friend" oleh Aretha Franklin.[80] Sesuai dengan keinginan Mercury, Mary Austin mengambil sisa-sisa kremasi miliknya dan menguburkannya di lokasi yang dirahasiakan. Keberadaan abunya diyakini hanya diketahui oleh Austin, yang telah menyatakan bahwa dia tidak akan pernah mengungkapkan dimana dia menguburkannya.[81]

Dalam wasiatnya, Mercury meninggalkan sebagian besar kekayaannya, termasuk rumah dan royalti rekaman, untuk Mary Austin, dan sisanya kepada orang tua dan adik perempuannya. Dia selanjutnya meninggalkan £500.000 untuk kokinya, Joe Fanelli; £500.000 untuk asisten pribadinya Peter Freestone, £100.000 untuk sopirnya Terry Giddings, dan £500.000 untuk Jim Hutton. Mary Austin tetap tinggal di rumah Mercury, Garden Lodge, Kensington, bersama keluarganya. Dinding luar Garden Lodge menjadi tempat suci untuk Mercury sejak kematiannya, dan penggemar masih mengunjungi untuk memberikan penghormatan dan berkabung. Tiga tahun setelah kematiannya, majalah Time Out melaporkan, "Sejak kematian Freddie, dinding di luar rumah itu telah menjadi tempat suci rock 'n' roll terbesar di London."[82] Para penggemar terus mengunjungi dan menghormati dengan pesan-pesan yang muncul di dinding.[83] Hutton terlibat dalam buku biografi tahun 2000 atas Mercury, Freddie Mercury, the Untold Story, dan juga melakukan wawancara bersama The Times pada bulan November 2006 atas apa yang akan dilakukan untuk ulang tahun Mercury ke-60 tahun.[84]

Warisan

Melanjutkan Popularitas

Berkas:Madame Tussauds Amsterdam - Freddy Mercury.jpg
Sebuah patung lilin Freddie Mercury di Madame Tussauds, Amsterdam. Mengenakan jaket militer kuningnya (dari konsernya pada tahun 1986), GQ menyebut ini sebagai penampilan terbaiknya.[85]

Kabar bahwa kematian Mercury mungkin telah meningkatkan popularitas Queen yang masih belum jelas. Di Amerika Serikat, dimana popularitas Queen telah tertinggal pada tahun 1980, penjualan album Queen naik secara drastis pada tahun 1992, setahun setelah kematiannya. Pada tahun 1992 salah satu kritikus asal Amerika Serikat mengatakan, "What cynics call the 'dead star' factor had come into play—Queen is in the middle of a major resurgence."[86] Film berjudul Wayne's World, yang menampilkan "Bohemian Rhapsody", juga keluar pada tahun 1992. Menurut Recording Industry Association of America, Queen telah menjual 34,5 juta album di Amerika Serikat, sekitar setengah dari yang telah dijual sejak kematian Mercury pada tahun 1991.

Perkiraan total rekor penjualan Queen di seluruh dunia sampai saat ini telah ditetapkan setinggi 300 juta. Di Inggris, Queen kini menghabiskan minggu kolektif di UK Charts Album dibandingkan artis musik lainnya (termasuk The Beatles), dan Queen's Greatest Hits adalah penjualan album tertinggi sepanjang masa di Inggris. Dua lagu Mercury, "We Are the Champions" dan "Bohemian Rhapsody", juga masing-masing terpilih sebagai lagu terbaik sepanjang masa dalam jajak pendapat utama oleh Sony Ericsson dan Guinness World Records, masing-masing. Jajak pendapat ini sebelumnya merupakan upaya untuk menentukan lagu favorit dunia, sementara jajak pendapat Guinness berlangsung di Inggris. Kedua lagu tersebut telah dilantik ke Grammy Hall of Fame, "Bohemian Rhapsody" pada tahun 2004, dan "We Are the Champions" pada tahun 2009. Pada bulan Oktober 2007, video untuk "Bohemian Rhapsody" terpilih sebagai yang terbaik sepanjang masa oleh pembaca majalah Q.

Sejak kematiannya, Queen dimasukkan kedalam Rock and Roll Hall of Fame pada tahun 2001, dan keempat anggota band ini dimasukkan ke Songwriters Hall of Fame pada tahun 2003.[87][88] Kutipan Rock Hall of Fame mereka berbunyi, "in the golden era of glam rock and gorgeously hyper-produced theatrical extravaganzas that defined one branch of '70s rock, no group came close in either concept or execution to Queen".[89] Band ini termasuk di antara orang yang dilantik ke dalam UK Music Hall of Fame pada tahun 2004. Mereka menerima Ivor Novello Award sebagai Outstanding Song Collection dari British Academy of Songwriters, Composers, and Authors pada tahun 2005, dan pada tahun 2018 mereka dianugerahi Grammy Lifetime Achievement Award.[43][90]

Album Anumerta Queen

Pada bulan November tahun 1995, Mercury tampil secara anumerta dalam album terakhir Queen bertajuk Made in Heaven. Album ini memasukkan rekaman akhir Mercury yang belum pernah dirilis sebelumnya dari tahun 1991, serta disensor dari tahun-tahun sebelumnya dan versi ulang dari karya solo oleh para anggota yang masih hidup. Sampul album menampilkan patung Freddie Mercury yang menghadap Danau Jenewa di Montreux, Swiss, dimana dia telah menulis dan merekam lagu-lagu terakhirnya di Mountain Studios. Pinggiran album berisi kata-kata, "Didedikasikan untuk semangat abadi Freddie Mercury".

Memasukkan lagu-lagu seperti "Too Much Love Will Kill You" dan "Heaven for Everyone", album ini juga memasukkan lagu berjudul "Mother Love", sesi vokal terakhir Mercury yang dilakukan sebelum kematiannya, yang dia selesaikan menggunakan sebuah mesin drum, yang mana May, Taylor, dan Deacon kemudian menambahkan musik instrumentalnya.[91] Setelah menyelesaikan bagian kedua dari belakang, Mercury memberitahu bandnya dia "tidak merasa begitu baik" dan menyatakan, "Aku akan menyelesaikannya dan datang lagi, lain waktu". Meskipun, dia tidak pernah datang lagi ke studio, lalu May kemudian merekam bagian terakhir dari lagu ini.[77]

Penghormatan

 
Patung Mercury menghadap Danau Geneva di Montreux, Swiss

Sebuah patung di Montreux, Swiss oleh pematung Irena Sedlecka didirikan sebagai penghormatan kepada Mercury. Tingginya hampir 10 kaki (3 meter), menghadap Danau Jenewa dan diresmikan pada tanggal 25 November 1996 oleh ayah Freddie dan Montserrat Caballé, dengan teman se-band Brian May dan Roger Taylor juga hadir. Dimulai pada tahun 2003, penggemar dari seluruh dunia berkumpul di Swiss setiap tahun untuk memberi penghormatan kepada penyanyi ini sebagai bagian dari "Freddie Mercury Montreux Memorial Day" pada akhir pekan pertama bulan September dan Bearpark Dan Esh Colliery Band bermain di patung Freddie Mercury pada tanggal 1 Juni 2010.

Pada tahun 1997 tiga anggota Queen yang tersisa merilis "No-One but You (Only the Good Die Young)", sebuah lagu yang didekasikan untuk Mercury dan semua yang meninggal terlalu cepat.[92] Pada tahun 1999 sebuah perangko Royal Mail dengan sebuah gambar dari Mercury diatas panggung dikeluarkan sebagai penghormatannya sebagai bagian dari seri Millennium Stamp layanan pos Inggris.[93][94] Pada tahun 2009 sebuah bintang untuk memperingati Mercury diluncurkan di Feltham, London Barat dimana keluarganya pindah setelah tiba di Inggris pada tahun 1964. Bintang yang mengenang prestasi Mercury itu diumumkan di Feltham High Street oleh ibunya, Jer Bulsara dan teman satu band Queen, Bryan May.[95]

 
Patung Mercury diatas Dominion Theatre di West End

Sebuah patung dari Mercury berdiri di pintu masuk Dominion Theatre di West End di London dari bulan Mei 2002 sampai Mei 2014 untuk drama musikal Queen dan Ben Elton, We Will Rock You.[96] Sebuah penghormatan kepada Queen dipajang di Fremont Street Experience di pusat kota Las Vegas sepanjang tahun 2009 di kanopi videonya.[97] Pada bulan Desember 2009 sebuah model besar dari Mercury memakai tartan dipajang di Edinburgh sebagai promosi atas pemutaran dari We Will Rock You di Playhouse Theatre.[98]

Untuk ulang tahun Mercury ke-65 pada tahun 2011, Google mendedikasikan Google Doodle mereka untuknya. Doodle ini menampilkan sebuah set animasi Mercury menulis lagu, "Don't Stop Me Now".[99] Mengacu pada "almarhum, Freddie Mercury yang hebat" dalam pidato induksi tahun 2012 mereka di Rock and Roll Hall of Fame, Guns N' Roses mengutip lirik Mercury dari lagunya yang berjudul "We Are the Champions"; "I've taken my bows, my curtain calls, you've brought me fame and fortune and everything that goes with it, and I thank you all."[100][101]

Persembahan untuk Queen dan Mercury di upacara penutupan dari Olimpiade Musim Panas 2012 di London. Penampilan band ini membawakan "We Will Rock You" bersama Jessie J dibuka dengan sebuah video dari "Panggilan dan respons" Mercury dari penampilannya di Stadion Wembley tahun 1986, dengan penonton tahun 2012 di Olympic Stadium yang merespons dengan tepat.[102][103]

Genus katak bernama Mercurana, ditemukan pada tahun 2013 di Kerala, India, dinamakan sebagai penghormatan atas "musik dinamis Mercury yang mengilhami para penulis". Sebagai tambahan, situs penemuan ini sangat dekat dengan tempat Mercury menghabiskan sebagian besar masa kecilnya.[104] Sebuah spesies baru dari damselfly di Brazil dinamakan Heteragrion freddiemercuryi untuk menghormatinya, dengan etimologi: "Saya menamai spesies ini seperti Freddie Mercury, nama artistik Farrokh Bulsara (1946–1991), musisi dan penulis lagu yang hebat dan berbakat yang suara dan bakatnya yang luar biasa masih menghibur jutaan orang di seluruh dunia."[105]

Pada tanggal 1 September 2016, sebuah English Heritage Blue Plaque diresmikan di rumah Mercury di 22 Gladstone Avenue di Feltham, London Barat oleh adik perempuannya Kashmira Cooke dan Brian May.[106] Menghadiri upacara ini, Karen Bradley, Sekretaris Negara untuk Budaya Inggris, menyebut Mercury "salah satu musisi Inggris paling berpengaruh", dan menambahkan dia "adalah seorang ikon global yang musiknya menyentuh kehidupan jutaan orang di seluruh dunia".[107] Pada tanggal 5 September 2016, saat perayaan ulang tahun ke-70 Mercury, asteroid bernama 17473 Freddiemercury dinamakan seperti namanya.[108] Mengeluarkan sertifikat penunjukan untuk "penyanyi karismatik ini", Joel Parker dari Southwest Research Institute menambahkan: "Freddie Mercury menyanyi, 'Aku adalah bintang jatuh yang melompat menembus langit' - dan sekarang itu bahkan lebih benar daripada yang pernah sebelumnya."[108]

Maskapai bernama Norwegian melukiskan sirip ekor dua pesawatnya dengan potret dari Mercury untuk menandai hari yang akan menjadi ulang tahunnya ke-71 pada bulan September 2017. Mercury adalah salah satu dari enam perusahaan "pahlawan sirip ekor Britania", bersama kapten pemenang Piala Dunia FIFA 1966 Inggris Bobby Moore, penulis buku anak-anak Roald Dahl, penulis novel Jane Austen, pilot perintis bernama Amy Johnson, dan pengusaha penerbangan bernama Sir Freddie Laker.[109][110][111]

Pengaruh Penting dalam AIDS

Sebagai bintang rock besar pertama yang meninggal karena AIDS, kematian Mercury mewakili peristiwa yang sangat penting dalam sejarah penyakit itu. Pada bulan April 1992, anggota yang tersisa dari Queen mendirikan The Mercury Phoenix Trust dan organisasi bernama The Freddie Mercury Tribute Concert for AIDS Awarness untuk merayakan kehidupan dan warisan Mercury dan mengumpulkan uang untuk penelitian AIDS, yang berlangsung pada tanggal 20 April 1992. The Mercury Phoenix Trust telah mengumpulkan jutaan pound untuk berbagai kegiatan amal AIDS. Konser penghormatan yang berlangsung di Stadion Wembley London untuk 72.000 penonton menampilkan berbagai bintang tamu termasuk Robert Plant (dari Led Zeppelin), Roger Daltrey (dari The Who), Extreme, Elton John, Metallica, David Bowie, Annie Lennox, Tony Iommi (dari Black Sabbath), Guns N' Roses, Elizabeth Taylor, George Michael, Def Leppard, Seal, Liza Minnelli dan U2 melalui satelit). Elizabeth Taylor menyebut Mercury sebagai "bintang rock luar biasa yang melewati seluruh lanskap budaya kita seperti komet di langit". Konser ini disiarkan langsung di 76 negara dan diperkirakan ditonton lebih dari 1 miliar orang.

Penampilan dalam daftar individu yang berpengaruh

Beberapa jajak pendapat populer yang dilakukan selama dekade terakhir menunjukkan bahwa reputasi Freddie Mercury mungkin, pada kenyataannya, telah meningkat sejak kematiannya. Contohnya, dalam sebuah pemilihan tahun 2002 memberikan suara untuk menentukan siapa yang publik Inggris anggap sebagai orang Inggris terhebat dalam sejarah, Mercury berada di peringkat 58 dalam daftar 100 Greatest Britons, disiarkan oleh BBC.[112] Dia selanjutnya terdaftar di posisi ke-52 dalam survei nasional Jepang tahun 2007 sebagai 100 pahlawan paling berpengaruh.[113] Meskipun faktanya dia telah dikritik oleh para aktivis gay karena menyembunyikan status HIVnya, penulis bernama Paul Russell memasukkan Mercury dalam bukunya The Gay 100: A Ranking of the Most Influential Gay Men and Lesbians, Past and Present.[114] Pada tahun 2008 Rolling Stone menempatkan Mercury di posisi ke-18 dalam daftar "100 Penyanyi Top Sepanjang Masa" mereka.[3] Mercury terpilih sebagai penyanyi pria terbaik dalam MTV 22 Greatest Voices in Music.[115] Dalam sebuah pilihan tahun 2011 oleh Rolling Stone pembaca memilih Mercury di urutan kedua sebagai "Penyanyi Utama Terbaik Sepanjang Masa" oleh majalah ini.[7]

Penggambaran di panggung

Pada tanggal 24 November 1997, sebuah monodrama tentang kehidupan Freddie Mercury, berjudul Mercury: The Afterlife and Times of a Rock God, dibuka di Kota New York.[116] Drama ini menceritakan Mercury di akhirat: memeriksa hidupnya, mencari penebusan dan mencari dirinya yang sebenarnya.[117] Drama ini ditulis dan diarahkan oleh Charles Messina dan peran dari Mercury dimainkan oleh Khalid Gonçalves (né Paul Gonçalves) dan kemudian, Amir Darvish.[118] Billy Squier membuka salah satu drama ini dengan sebuah lagu yang telah dia tulis tentang Mercury berjudul "I Have Watched You Fly".[119]

Pada tahun 2016 sebuah drama musikal berjudul Royal Vauxhall tayang perdana di Royal Vauxhall Tavern di Vauxhall, London. Ditulis oleh Desmond O'Connor, drama musikal ini menceritakan dugaan kisah-kisah tentang malam-malam yang dihabiskan oleh Mercury, Kenny Everett dan Putri Diana di Royal Vauxhall Tavern di London pada tahun 1980-an.[120] Mengikuti beberapa pertunjukan sukses di London, drama musikal ini dibawa ke Edinburgh Fringe Festival pada bulan Agustus 2016 yang dibintangi oleh Tom Giles sebagai Mercury.[120]

Penggambaran dalam film dan televisi

Berkas:University of West London Bohemian Rhapsody Poster.jpg
Mural mempromosikan rilis dari Bohemian Rhapsody disebelah kampus seni Mercury di London barat pada bulan Oktober 2018.

Film biografi tahun 2018 Bohemian Rhapsody saat dirilis, film biografi musik dengan pendapatan kotor tertinggi sepanjang masa.[121] Mercury diperankan oleh Rami Malek. Penampilan Malek dipuji; dia mendapatkan Golden Globe sebagai Best Actor – Drama, dan film ini mendapat penilaian beragam dan berisi ketidakakuratan yang berhubungan dengan historis, memenangkan Golden Globe sebagai Best Motion Picture – Drama.[122][123][124]

Mercury tampil sebagai karakter pendukung dalam drama televisi BBC Best Possible Taste: The Kenny Everett Story, pertama kali tayang pada bulan Oktober 2012. Dia diperankan oleh aktor bernama James Floyd.[125]

Dia diperankan oleh aktor John Blunt di The Freddie Mercury Story: Who Wants to Live Forever, pertama kali disiarkan di Channel 5 di Inggris pada bulan November 2016. Meskipun program ini dikritik karena memfokuskan kehidupan cinta dan seksualitas Mercury, penampilan Blunt dan kemiripannya dengan Mercury mendapat pujian.[126]

Pada tahun 2018, David Avery memerankan Mercury dalam serial komedi Urban Myths disebuah episode yang fokus pada kejenakaan di belakang panggung di Live Aid, dan Kayvan Novak memerankan Mercury disebuah episode berjudul "The Sex Pistols vs. Bill Grundy".[127][128][129]

Dia juga diperankan oleh Eric McCormack (sebagai karakter Will Truman) di Will & Grace pada bulan Oktober 2018 episode berjudul "Tex and the City". Will pernah ingin menjadi Freddie Mercury dalam sebuah acara bakat ketika dia masih kecil, tetapi ibunya melarangnya sehingga Will berpakaian seperti Mercury di akhir pertunjukan bakat cucu Jack di Texas.[130]

Diskografi

Referensi

  1. ^ a b Runtagh, Jordan (23 November 2016). "Freddie Mercury: 10 Things You Didn't Know Queen Singer Did". Rolling Stone. Jann Wenner. Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 August 2018. Diakses tanggal 23 August 2018. 
  2. ^ a b c d e "Freddie Mercury, British singer and songwriter". Encyclopædia Britannica Online. Diakses tanggal 11 June 2015. 
  3. ^ a b c d "RollingStone.com – 100 Greatest Singers of All Time". Rolling Stone. 3 December 2010. Diakses tanggal 18 November 2018. 
  4. ^ Independent 2006.
  5. ^ "Dance: Deux the fandango". Archived from the original on 15 June 2011. Diakses tanggal 15 November 2008. 
  6. ^ "Blender Magazine's 22 Greatest Voices (MTV2)". Amiannoying.com. Diakses tanggal 27 September 2014. 
  7. ^ a b c "2. Freddie Mercury". Readers Pick the Best Lead Singers of All Time. Rolling Stone. 12 April 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 April 2011. Diakses tanggal 9 March 2014. 
  8. ^ Greg, Prato. "Freddie Mercury biography". AllMusic. Diakses tanggal 24 January 2011. 
  9. ^ Birth certificate mr-mercury.co.uk
  10. ^ "Freddie Mercury (real name Farrokh Bulsara) Biography". Inout Star. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 August 2011. Diakses tanggal 11 July 2010. 
  11. ^ Brian May (18 November 2016). "Freddie's Mum - R.I.P." 
  12. ^ a b "Linda B" 2000.
  13. ^ Sky 1992, hlm. 8–9.
  14. ^ "The Great Pretender - Interview with Freddie's sister Kashmira (The Mail On Sunday, 26th November 2000)". Queen Online. Diakses tanggal 10 April 2017. 
  15. ^ Coyle, Jake (29 October 2018). "Review: 'Bohemian Rhapsody' won't rock you, but Malek will". Yahoo!. Associated Press. 
  16. ^ a b Jones 1998.
  17. ^ Queen Online – History: Freddie Mercury, Archived on 8 August 2010.
  18. ^ Hodkinson 2004, hlm. 2,61.
  19. ^ Bhatia, Shekhar (16 October 2011). "Freddie Mercury's family tell of singer's pride in his Asian heritage" (dalam bahasa Inggris). ISSN 0307-1235. Diakses tanggal 27 February 2018. 
  20. ^ Alikhan, Anvar (5 September 2016). "'Freddie Mercury was a prodigy': Rock star's Panchgani school bandmates remember 'Bucky'". Scroll.in. Diakses tanggal 5 September 2016. 
  21. ^ O'Donnell 2005.
  22. ^ "'Freddie Mercury: The Indian Parsi who rocked the universe!". www.thecanadianbazaar.com. 23 Nov 2013. 
  23. ^ Lesley-Ann Jones (2012). "Mercury: An Intimate Biography of Freddie Mercury". p. 327. Simon and Schuster,
  24. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Januszczak_1996
  25. ^ Plekhanov 2004, hlm. 91.
  26. ^ "Freddie Mercury fans hit Heathrow to celebrate Queen star's stint as a baggage handler". The Times. Diakses tanggal 5 September 2018. 
  27. ^ Davis 1996, hlm. 1,10.
  28. ^ Hodkinson, Mark (1995), Queen The Early Years, Omnibus Press, hlm. 117, ISBN 978-0-7119-6012-1 
  29. ^ "The pub that hosted John lennon and Freddie Mercury needs your band... – Liverpool Echo – Jade's Music Blog". Musicblog.merseyblogs.co.uk. 8 August 2008. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 February 2014. Diakses tanggal 8 February 2014. 
  30. ^ Skala 2006.
  31. ^ Highleyman 2005.
  32. ^ SutcliffeHinceMack 2009, hlm. 22.
  33. ^ a b c d "Queen Logo". Famouslogos.net. 6 October 2012. Diakses tanggal 1 June 2016. 
  34. ^ a b Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama soto
  35. ^ Bret 1996, hlm. 26.
  36. ^ Cain 2006.
  37. ^ O'Donnell, Jim (2013). Queen Magic: Freddie Mercury Tribute and Brian May Interview
  38. ^ Staff, NPR (25 April 2016). "Why Freddie Mercury's Voice Was So Great, As Explained By Science". NPR.org. NPR News "All Things Considered". Diakses tanggal 30 April 2016. 
  39. ^ a b Herbst, Christian T.; Hertegard, Stellan; Zangger-Borch, Daniel; Lindestad, Per-Åke (15 April 2016). "Freddie Mercury—acoustic analysis of speaking fundamental frequency, vibrato, and subharmonics". Logopedics Phoniatrics Vocology. 42 (1): 29–38. doi:10.3109/14015439.2016.1156737. PMID 27079680. 
  40. ^ "Scientists explain Freddie Mercury's incredible singing voice". Foxnews.com. 19 April 2005. Diakses tanggal 30 April 2016. 
  41. ^ "Queen – Greatest Hits, Vols. 1". AllMusic. Diakses tanggal 27 September 2014. 
  42. ^ "2003 Award and Induction Ceremony: Queen". Songwritershalloffame.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 December 2010. Diakses tanggal 8 January 2018. 
  43. ^ a b "The 50th Ivor Novello Awards". theivors.com. The Ivors. 26 May 2005. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-06-12. Diakses tanggal 8 January 2018. 
  44. ^ Brian May; CBE. Guitarist. (4 September 2011). "Happy birthday, Freddie Mercury". Googleblog.blogspot.com. Diakses tanggal 9 February 2014. 
  45. ^ Lenig, Stuart (2010) The Twisted Tale of Glam Rock (p. 81). Books.google.com. Retrieved 30 October 2017
  46. ^ Minchin 2005.
  47. ^ BBC News 2005b.
  48. ^ McKee, Briony (13 July 2015). "30 fun facts for the 30th birthday of Live Aid". Digital Spy. Hearst Corporation. Diakses tanggal 26 February 2016. 
  49. ^ Thomas, Holly (6 November 2018). "33 years later, Queen's Live Aid performance is still pure magic". CNN. Diakses tanggal 18 November 2018. 
  50. ^ Billboard – 16 Aug 1986. Nielsen Business Media, Inc. 16 August 1986. Diakses tanggal 27 September 2014. 
  51. ^ Jones 1999.
  52. ^ Grech, Herman (20 November 2011). "Mercury's magic lives forever" (8 February 2015). Times of Malta. 
  53. ^ Mr.Scully. "QUEEN CONCERTS - Complete Queen live concertography". www.queenconcerts.com. Diakses tanggal 8 January 2018. 
  54. ^ a b Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama LesleyJones
  55. ^ "Lights! Action! Sound! It's That Crazy Little Thing Called Queen". Queenonline.com. Diakses tanggal 27 September 2014. 
  56. ^ a b c Rees & Crampton 1999, hlm. 809.
  57. ^ "Zabou (Original Motion Picture Soundtrack)". discogs.com. Diakses tanggal 24 November 2016. 
  58. ^ Rees & Crampton 1999, hlm. 811.
  59. ^ Dafydd Rees, Luke Crampton (1999). "Rock Stars Encyclopedia". p. 811. DK Pub.,
  60. ^ Rivadavia (nd).
  61. ^ Bradley 1992.
  62. ^ Larkin, Colin (1998) The encyclopedia of popular music: Louvin, Charlie – Paul, Clarence, Volume 5 Page 3633. Macmillan, 1998
  63. ^ Rees & Crampton 1999, hlm. 810.
  64. ^ "World-renowned Spanish opera singer Montserrat Caballé who performed 'Barcelona' with Freddie Mercury, dies aged 85". London Evening Standard. Diakses tanggal 22 December 2018. 
  65. ^ Roberts, David (2006). British Hit Singles & Albums. London: Guinness World Records Limited
  66. ^ "There Must Be More To Life Than This". Ultimatequeen.co.uk. Diakses tanggal 27 September 2014. 
  67. ^ "Queen Forever - Queen | Songs, Reviews, Credits | AllMusic". AllMusic. Diakses tanggal 27 February 2018. 
  68. ^ Adam Unger. "QueenVault.com – Freddie +". Queenvaultom. Diakses tanggal 27 September 2014. 
  69. ^ Jones, p. 83
  70. ^ Laura Jackson. (2011). "Freddie Mercury: The biography". Hatchette
  71. ^ Longfellow 2006.
  72. ^ Sweeney, Ken (4 January 2010). "Partner of Queen star Freddie buried". Irish Independent. Dublin. Diakses tanggal 27 August 2010. 
  73. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Hutton_1994
  74. ^ Austin, Mary; Freddie Mercury (12 November 2011). "The Mysterious Mr Mercury". BBC Radio 4 (Wawancara). Wawancara dengan Midge Ure. Diakses tanggal 12 November 2011. 
  75. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Leung
  76. ^ "Kurt Cobain's Suicide Note". kurtcobainssuicidenote. Diakses tanggal 16 September 2016. 
  77. ^ a b c d "Inside the studio where Freddie Mercury sang his last song". The Telegraph. 25 October 2015. 
  78. ^ ”Mary Austin Shares Her Memories” – March, 17th 2000. OK! Magazine. Retrieved 27 September 2014
  79. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Bret_1996_179
  80. ^ David Bret (2014). "Freddie Mercury: An Intimate Biography". p. 198. Lulu.com
  81. ^ Simmonds, Jeremy (2008). The Encyclopedia of Dead Rock Stars: Heroin, Handguns, and Ham Sandwiches. Chicago Review Press. ISBN 9781556527548. Diakses tanggal 27 September 2014. 
  82. ^ Kenneth Womack, Todd F. Davis (2012). "Reading the Beatles: Cultural Studies, Literary Criticism, and the Fab Four". p. 174. SUNY Press.
  83. ^ Rob Humphreys (2008). Rough Guide to London". p. 338. Rough Guides, 2008
  84. ^ Teeman 2006.
  85. ^ "Yes, you should start dressing like Freddie Mercury". GQ. Diakses tanggal 26 October 2018. 
  86. ^ Brown 1992.
  87. ^ "Rock and Roll Hall of Fame: Queen". 2007. Diakses tanggal 6 February 2010. 
  88. ^ "2003 Award and Induction Ceremony: Queen". Songwritershalloffame.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 December 2010. Diakses tanggal 28 September 2014. 
  89. ^ "Queen join rock royalty". BBC. Diakses tanggal 26 October 2018. 
  90. ^ Blistein, Jon (10 January 2018). "Queen, Tina Turner to Receive Grammy Lifetime Achievement Award". Rolling Stone. Diakses tanggal 8 March 2018. 
  91. ^ Lemieux, Patrick (2013). The Queen Chronology: The Recording & Release History of the Band. Lulu. hlm. 86. 
  92. ^ "Queen Press Release – No One But You". Queenarchives.com. Diakses tanggal 27 September 2014. 
  93. ^ "Mercury and Moore head millennium stamps". BBC News. 24 May 1999. Diakses tanggal 27 September 2014. 
  94. ^ "Millennium Series. The Entertainers' Tale (1999)". Collect GB Stamps. Diakses tanggal 9 January 2011. 
  95. ^ "Freddie Mercury memorial unveiled in Feltham". Richmond and Twickenham Times. 24 November 2009. Diakses tanggal 9 January 2011. 
  96. ^ "We Will Rock You – Introduction & Credits". Ultimatequeen.co.uk. Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 February 2010. Diakses tanggal 9 January 2011. 
  97. ^ "Las Vegas...Queen tribute rocks tourists at Fremont St. experience!". Julian1st.wordpress.com. 17 January 2009. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 July 2012. Diakses tanggal 9 January 2011. 
  98. ^ "Queen News – December 2009". Brianmay.com. Diakses tanggal 27 September 2014. 
  99. ^ "Freddie Mercury Day is celebrated with Google doodle". The Telegraph. Diakses tanggal 18 November 2018. 
  100. ^ "Guns N' Roses Quoted Queen's Freddie Mercury at RRHOF Induction Speech" di YouTube. Retrieved 27 July 2012
  101. ^ Greene, Andy (23 April 2012). Steven Adler on Axl Rose: 'I'm Done With Him'. Rolling Stone. Retrieved 27 July 2012
  102. ^ "Olympics closing ceremony: A long goodbye to the Games". BBC News. 13 August 2012. Diakses tanggal 27 September 2014. 
  103. ^ Silverman, Rosa (13 August 2012). "Record TV audience for Olympics Closing ceremony". Telegraph.co.uk. London. Diakses tanggal 27 September 2014. 
  104. ^ Robin Kurian Abraham; R. Alexander Pyron; Ansil B. R.; Arun Zachariah; Anil Zachariah (2013). "Two novel genera and one new species of treefrog (Anura: Rhacophoridae) highlight cryptic diversity in the Western Ghats of India". Zootaxa. 3640 (2): 177–189. doi:10.11646/zootaxa.3640.2.3. 
  105. ^ Lencioni, F.A.A. (9 July 2013). "Diagnoses and discussion of the group 1 and 2 Brazilian species of Heteragrion, with descriptions of four new species (Odonata: Megapodagrionidae). Zootaxa 3685 (1): 001–080" (PDF). Zootaxa. Magnolia Press - Auckland, New Zealand. Diakses tanggal 26 September 2015. 
  106. ^ "Blue Plaque unveiled on Freddie Mercury's first London home". BBC News. 2 September 2016. 
  107. ^ "Freddie Mercury Awarded English Heritage Blue Plaque". English Heritage. 11 November 2016. 
  108. ^ a b "Freddie Mercury: Asteroid named after late Queen star to mark 70th birthday". BBC News. 5 September 2016. 
  109. ^ "Norwegian Dreamliner takes off with new Jane Austen adorned tail fin for first time". Daily Mirror. Diakses tanggal 14 September 2018. 
  110. ^ Caswell, Mark. "Freddie Mercury unveiled as Norwegian's latest tail fin hero". Business Traveller.com. Diakses tanggal 5 July 2017. 
  111. ^ Munro, Scott. "Freddie Mercury's image to appear on Norwegian aircraft". Teamrock.com. Future Publishing Limited. Diakses tanggal 5 July 2017. 
  112. ^ "BBC – 100 great British heroes". BBC News. 21 August 2002. Diakses tanggal 11 July 2010. 
  113. ^ "James" 2007.
  114. ^ Russell 2002.
  115. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Fitzpatrick_2006
  116. ^ Lefkowitz, David (24 November 1997). "Freddie Mercury To Rise Again, Off-B'way, Nov. 24". Playbill. Diarsipkan dari versi asli tanggal 21 October 2012. 
  117. ^ Marone, Mark (13 December 1997). "On Stage". Billboard. hlm. 46. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-04-10. Diakses tanggal 2019-01-18. 
  118. ^ Simonson, Robert (11 January 2004). "Bohemian Rhapsody: Freddy Mercury Play Begins Performances Off Broadway, Jan. 11". Playbill. Diarsipkan dari versi asli tanggal 21 October 2012. 
  119. ^ Barron, James; Martin, Douglas (18 February 1998). "PUBLIC LIVES; Theater Records". The New York Times. 
  120. ^ a b "A cheeky trip down memory lane". Edinburgh Festival. Diakses tanggal 21 July 2018. 
  121. ^ Mendelson, Scott (11 November 2018). "'Bohemian Rhapsody' Remains Box Office Queen With Supersonic $285M Cume". Forbes. 
  122. ^ Yang, Rachel (23 October 2018). "'Bohemian Rhapsody' Sees Mixed Reviews as Critics Praise Rami Malek". Variety. Diakses tanggal 24 October 2018. 
  123. ^ Sblendorio, Peter (7 November 2018). "How 'Rhapsody' addresses Freddie Mercury's sexuality". The Detroit News. Diakses tanggal 9 November 2018. 
  124. ^ Greene, Andy (1 November 2018). "Fact-Checking the Queen Biopic, 'Bohemian Rhapsody'". Rolling Stone. Diakses tanggal 8 November 2018. 
  125. ^ "Best Possible Taste: The Kenny Everett Story". BBC. 7 October 2012. Diakses tanggal 21 October 2012. 
  126. ^ Troy Nankervis (20 November 2016). "Channel 5's Freddie Mercury doco-drama blasted for 'wooden' acting by fans". Metro. Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 November 2016. Diakses tanggal 22 November 2016. 
  127. ^ "Urban Myths: Backstage at Live Aid". Sky.com. 15 June 2018. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-03-30. Diakses tanggal 2019-01-18. 
  128. ^ "Urban Myths: Backstage At Live Aid". comedy.co.uk. 15 June 2018. 
  129. ^ "Urban Myths: The Sex Pistols vs Bill Grundy, review". The Telegraph. 15 June 2018. 
  130. ^ "Will & Grace recap: The 5 best burns in season 10, episode 3". Hidden Remote.com. Diakses tanggal 21 October 2018. 

Sumber yang dikutip

Bret, David (1996), Living On the Edge: The Freddie Mercury Story , London: Robson Books, ISBN 978-1-86105-256-8

Jones, Lesley-Ann (2011), Freddie Mercury: The Definitive Biography , London: Hachette UK, ISBN 978-1-4447-3370-9

Rees, Dafydd; Crampton, Luke (1999), Summers, David (ed.), The Rock Stars Encyclopedia, London: Dorling Kindersley, ISBN 978-0-7894-4613-8

Pranala luar


Kesalahan pengutipan: Ditemukan tag <ref> untuk kelompok bernama "lower-alpha", tapi tidak ditemukan tag <references group="lower-alpha"/> yang berkaitan