Egosentrisme
Egosentrisme adalah kualitas atau keadaan seseorang menjadi egosentris, yakni perhatian yang berlebihan pada diri sendiri dan berfokus untuk kesejahteraan atau keuntungan sendiri dengan mengorbankan atau mengabaikan orang lain.[1] Egosentrisme juga bisa diartikan sebagai ketidakmauan seseorang untuk melihat dari perspektif orang lain, yang meliputi gagalnya seseorang untuk menarik kesimpulan dari apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilihat orang lain.[2]
Egosentrisme, konsep yang berasal dari teori perkembangan kognitif Jean Piaget, mengacu kepada kurangnya pembedaan antara beberapa aspek diri sendiri dengan orang lain. Ihwal paradigma merupakan kegagalan pengambilan perspektif yang menggambarkan anak kecil yang tidak mampu menyimpulkan apa yang dipikirkan, dirasakan, atau dilihat orang lain. Tidak dapat menyimpulkan secara akurat perspektif orang lain, anak egosentris menghubungkan mereka dengan perspektifnya sendiri. Ketidakmampuan untuk mengurangi dari perspektif sendiri menghasilkan kebingungan egosentris dari perspektif sosial.[3]
Egosentrisme merupakan sifat yang cenderung lebih sering ditemukan pada diri anak-anak dan remaja, sedangkan orang dewasa lebih mudah untuk menyesuaikan diri, bahkan mengoreksi pandangannya jika dirasa pandangannya tersebut tidak sesuai dengan kondisi/lingkungan sekitar yang berkaitan dengan relasinya terhadap orang lain. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa seorang yang telah beranjak dewasa juga memiliki sifat egosentrisme.
Meskipun sering disamakan dengan narsisme, namun keduanya merupakan sifat yang berbeda antara satu denagan yang lain. Sama seperti narsisme, seseorang yang memiliki sifat egosentrisme beranggapan bahwa dirinyalah pusat perhatian dan hanya pendapatnya sajalah yang penting. Namun yang membedakannya dengan narsisme adalah, ia tidak memerlukan pengakuan orang lain untuk mengukuhkan pandangannya tersebut, sedangkan pengakuan orang lain sangat penting bagi seorang narsis (sebutan bagi seseorang yang memiliki sifat narsisme).
Lihat pula
Referensi
- ^ "Egocentrism". Merriam-Webster. Diakses tanggal 1 Desember 2021.
- ^ Rahmiwati Marsinun, Fauzi Nur Ilahi (28 November 2020). Bimbingan dan Konseling Sosial. Pustaka Aksara. hlm. 85. ISBN 9786239546472. Diakses tanggal 1 Desember 2021.
- ^ Eric M. Anderman dan Lynley H. Anderman, ed. (2009). "Egocentrism". Psychology of Classroom Learning: An Encyclopedia. Psychology of Classroom Learning: An Encyclopedia. 1. Macmillan Reference USA. hlm. 355. Diakses tanggal 1 Desember 2021.