Badak NGL
Badak LNG, atau dikenal dengan nama PT Badak Natural Gas Liquefaction atau PT Badak NGL, adalah salah satu dari perusahaan pengolah gas alam cair (LNG, Liquid Natural Gas) di Indonesia, selain Arun NGL (kini sudah menjadi Perta Arun Gas), Donggi Senoro LNG, dan Tangguh LNG. Perusahaan ini berlokasi di Bontang, Kalimantan Timur dan memiliki 8 process train (A - H) yang secara desain mampu menghasilkan 22,5 Mtpa LNG (juta metrik ton LNG per tahun), menjadikannya menjadi kilang LNG terbesar di Indonesia dan salah satu kilang LNG yang terbesar di dunia. Badak LNG merupakan salah satu penyumbang devisa terbesar bagi Kota Bontang maupun Indonesia.
Badan usaha milik negara | |
Industri | Pengolahan gas alam, Pelatihan Operasi dan Perawatan Kilang gas alam cair |
Didirikan | 26 November 1974 |
Kantor pusat | Wisma Nusantara, Jakarta & Bontang, Kalimantan Timur, Indonesia |
Tokoh kunci | Ekariza, Presiden Komisaris Gema Iriandus Pahalawan, President Director & CEO Teten Hadi Rustendi, Director & COO |
Produk | LNG / LPG dan Modul Pelatihan |
Karyawan | 759 Karyawan Tetap (2020) 1.983 Mitra Kerja (2020) |
Induk | Pertamina Hulu Energi |
Anak usaha | Badak Chiyoda Enerproco LLC (51%)[1] |
Situs web | http://badaklng.com/index.php?option=com_sppagebuilder&view=page&id=42 |
Daftar Direktur & COO Badak LNG
Peringatan : Jabatan ini sudah ada sejak awal PT Badak NGL berdiri. Namun awalnya disebut GM. Dan data dibawah ini dimulai sejak tahun 2011 dimana PT Badak NGL resmi menggunakan nomenklatur Director & COO
No | Foto | Nama | Awal Jabatan | Akhir Jabatan | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1 | Tidak Ada | Sutopo | 2010 | 2012 | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
2 | Rachmad Hardadi | 2012 | 2014 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
3 | Yhenda Permana | 2014 | 2018 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
4 | Gitut Yuliaskar | 2018 | 2021 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
5 | Teten Hadi Rustendi | 2021 | Sekarang
OrganisasiPresident Director & CEO : Gema Iriandus PahalawanUnder President Director & CEO
Director & COO : Teten Hadi RustendiProduction VP : Rahmat Safruddin
Business Support VP : Feri Sulistyo Nugroho
Under Director & COO
Marketing & Business Development Deputy Director : M. Farouk RizaBusiness Development & Technology VP : (Vacant)
Under Deputy Director M&BD
Keterangan
Pemegang saham[2]
Pemasok gasBadak LNG merupakan perusahaan pengolah gas alam, bukan penghasil gas alam. Penghasil Gas Alam yang akan diolah Badak LNG berasal dari sumur - sumur gas alam blok mahakam yang dikelola oleh beberapa operator sebagai berikut:
Daftar Presiden Direktur Badak LNG[7]Badak LNG dalam perjalanannya telah dipimpin oleh beberapa pimpinan. Terminologi pimpinan tertinggi di Badak LNG berganti - ganti. Mulai dari memakai terminologi Vice President Director, President Director, hingga kini terminologinya menjadi President Director & CEO. Berikut adalah daftar pimpinan yang pernah memimpin Badak LNG:
Perjalanan Badak LNG[21]Penemuan gas alam raksasaProyek LNG Badak dimulai ketika Huffco (sekarang VICO Indonesia), sebuah perusahaan kontraktor migas dengan PSC pada Pertamina, berhasil menemukan cadangan gas alam raksasa di lapangan Muara Badak, Kalimantan Timur pada Februari 1972, setelah sebelumnya ditemukannya juga cadangan gas alam raksasa serupa di lapangan Arun, Aceh oleh Exxon Mobil. Sebelum penemuan cadangan gas alam di Arun dan di Badak, cadangan gas alam sudah ditemukan di Pulau Bunyu dan di daerah dekat Palembang, tetapi cadangannya tidak mendukung untuk djadikan suatu industri LNG. Saat itu bisnis LNG belum banyak dikenal dan hanya ada empat kilang LNG di seluruh dunia dengan pengalaman 3-4 tahun pengoperasian. Walau tanpa pengalaman sebelumnya di bidang LNG, Pertamina dan Huffco Inc., bersepakat untuk mengembangkan proyek LNG yang dapat mengekspor gas alam berbentuk cair dalam jumlah besar. Pertamina, Mobil Oil, dan Huffco Inc. berusaha menjual proyek kepada dua konsumen LNG potensial, penyandang dana potensial, dan mitra potensial di seluruh dunia. Upaya tersebut akhirnya membuahkan hasil dengan disepakatinya kontrak penjualan LNG selama 20 tahun terhadap lima perusahaan Jepang: Chubu Electric Co., Kansai Electric Power Co., Kyushu Electric Power Co., Nippon Steel Corp dan Osaka Gas Co. Ltd, pada tanggal 5 Desember 1973 yang dikenal dengan “The 1973 Contract”.[22] Pendirian dan perkembangan perusahaan26 November 1974, didirikan perusahaan PT Badak NGL dengan pemegang sahamnya adalah Pertamina, VICO Indonesia dan JILCO. Perusahaan ini dipercayakan untuk mengoperasikan pabrik LNG Badak. Nama perusahaan ini diambil dari nama daerah tempat ditemukannya cadangan gas alam raksasa tersebut. Pemilihan lokasi pembangunan berada di Teluk Bontang Selatan karena daerah ini merupakan pelabuhan alami yang bisa disandarkan tanker LNG yang paling dekat dari sumber gas Badak Konstruksi kilang dimulai pada tanggal 26 November 1974 dan selesai 36 bulan kemudian tanggal 5 Juli 1977 dengan berhasil dibangunnya dua train LNG pertama (train A dan B) yang ditandai dengan tetesan LNG pertama. Kilang pertama ini diresmikan pada tanggal 1 Agustus 1977 dan pengapalan LNG pertama dilakukan pada 9 Agustus 1977 ke Senboku, Jepang melalui kapal LNG Aquarius. Di tahun 1981, dilakukan peningkatan kapasitas train A dan B, sehingga memiliki total kapasitas 4,6 juta ton LNG per tahun. Di tahun 1983, train C dan D mulai beroperasi sehingga kapasitas kilang Badak menjadi 9,2 juta ton LNG dan pada tahun 1986, kilang LPG mulai resmi beroperasi. Tahun 1989, menjadi awal fase puncak Badak LNG dengan memiliki kapasitas produksi LNG terbesar di dunia yang kemudian berakhir pada tahun 2003. Dalam periode ini dibangun empat train, yaitu Train E (1989, kapasitas 3,5 juta ton LNG per tahun), Train F (1993, kapasitas 3,5 juta ton LNG per tahun), Train G (1998, kapasitas 3,5 juta ton LNG per tahun), dan Train H (1999, kapasitas 3,7 juta ton LNG per tahun). Peningkatan kapasitas ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pasokan LNG dari beberapa kontrak penjualan yang baru. Memasuki awal abad ke-21, Badak LNG yang pada mulanya hanya memiliki 2 train, tetapi sudah mempunyai 8 train dan ditambah dengan fasilitas penghasil LPG, seiring dengan ditemukannya cadangan gas alam yang tak kalah besar di sekitar Muara Badak. Jika beroperasi pada kapasitas penuh, kilang LNG Badak dapat memproduksi rata-rata 140.000 ton m3 gas alam per harinya. Total produksi gas alam setahunnya berhasil ditingkatkan dari 3,3 juta ton LNG per tahun pada tahun 1977 menjadi lebih dari 22 juta ton LNG dan 1,2 juta ton LPG per tahun. PT Badak juga mempunyai 4 jalur pipa paralel berukuran 36" dan 42" yang berfungsi mengirimkan gas alam dari ladang-ladang gas untuk bahan baku LNG dan LPG dari sebelumnya yang hanya punya satu jalur pipa berukuran 36" pada masa awal perusahaan berdiri. Penurunan produksiSetelah tahun 2003, produksi LNG dari Badak LNG terus menurun karena berkurangnya pasokan gas dari produser gas, yang saat itu 81% pasokan berasal dari ladang gas yang dikelola Total E & P Indonesie. Meski demikan, sampai tahun 2018, produksi LNG dari Badak LNG masih merupakan yang terbesar di Indonesia. Di tahun yang sama, Badak LNG juga resmi mengoperasikan sarana pengisian bahan bakar (filling station) LNG yang pertama Indonesia untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.[23][24] Per 2019, dari delapan train yang ada, yang masih aktif beroperasi hanya tiga train. Dua train memasuk proses decomissioning (sebelum dikembalikan kepada Lembaga Manajemen Aset Negara), satu train dalam proses LTI (Long Term Idle), dan dua train dalam posisi Idle (siaga). Adapun dua train yang idle, siap untuk digunakan sewaktu-waktu bila ada masalah pada train yang sedang beroperasi.[25] Di tahun 2020, kontrak penjualan gas dengan lima perusahaan yang termasuk dalam "The 1973 contract" yang berakhir pada Desember 2020 resmi tidak diperpanjang, dimana hanya Kyushu Electric Co yang melanjutkan kontrak penjualan sampa 2022 (melalui kontrak yang berbeda).[26] Kerjasama Dengan Perguruan TinggiPada tahun 2011, Badak LNG berniat untuk memberikan warisan yang berarti untuk dunia LNG Indonesia khususnya pada bidang pendidikan. Pada tahun yang sama, dibentuklah tim khusus (task force) yang bertugas menyusun program beasiswa bekerja sama dengan suatu perguruan tinggi yaitu Politeknik Negeri Jakarta. Badak LNG dan Politeknik Negeri Jakarta akhirnya bersepakat menjalin kerja sama dan menghasilkan program yang bernama LNG Academy.[27] Selain itu, Badak LNG juga menjalin kerjasama peningkatan akademik para pekerjanya melalui kelas kerjasama magister dan kelas kerjasama ahli madya. Kelas kerjasama magister diadakan dengan Institut Teknologi Bandung untuk program magister jurusan teknik mesin dan manajemen bisnis. Kelas kerjasama ahli madya dilakukan dengan Politeknik Negeri Samarinda Pengembangan Bisnis Baru Badak LNG[28]Dalam dekade terakhir. Badak LNG menyadari bahwa memiliki pengalaman mengoperasikan kilang selama empat dekade merupakan pengalaman berharga. Melalui divisi baru yang dibentuk yaitu Strategy and Business Division (S & BD) yang dipimpin oleh seorang Deputy Director, Badak LNG mulai membagikan pengalaman tersebut melalui pelatihan, asistensi operator lapangan, asistensi "start-up" kilang, dan asistensi teknis bagi klien domestik maupun klien intenasional. Untuk masyarakat umum, Badak LNG menyediakan public training yang terdiri dari: Basic Knowledge of LNG, dan Basic Corrosion & Cathodic Protection. Klien - klien Badak LNG domestik antara lain adalah:
Klien - klien Badak LNG Internasional antara lain adalah:
Serikat PekerjaTerdapat dua serikat pekerja (SP) di PT Badak NGL yaitu SP-FPLB dan SP-LNG. Terdapat pula non-SP yang merupakan pekerja PT Badak NGL yang tidak mengkuti kedua SP tersebut:
TerminologiTerdapat beberapa penyebutan terhadap PT Badak NGL. Diantaranya adalah "LNG Badak", "PT Badak NGL", "PT Badak NGL Co.", "Badak LNG".
Galeri logo
Referensi
Lihat pula
Pranala luar
|