Trem

kereta transportasi umum yang menggunakan rel di jalanan
Revisi sejak 14 Desember 2021 21.52 oleh Rafli Fajar Ardiana (bicara | kontrib) (→‎top: Perbaikan kesalahan ketik, Perbaikan tata bahasa)

Trem merupakan kereta yang memiliki rel khusus di dalam kota. Trem yang berselang waktu 5-10 menit berangkat, bisa merupakan solusi untuk kemacetan.[1][2] Rangkaian trem umumnya satu set (terdiri atas dua kereta) agar tidak terlalu panjang. Disebut Light Rail karena memakai kereta ringan sekitar 20 ton seperti bus, tidak seberat kereta api yang 40 ton. Letak rel berbaur dengan lalu-lintas kota, atau terpisah seperti bus-way, bahkan bisa pula layang (elevated) atau sub-way, hanya untuk sebagian lintasan saja.

Trem di Hannover, Jerman.

Trem Kota

Trem atau lengkapnya Trem Kota merupakan alternatif dalam menanggulangi kemacetan kota. Kendaraan ini biasanya hanya terdiri atas satu set (dua gerbong), karena harus menyesuaikan dengan keadaan lingkungan jalan kota yang tidak boleh terlalu panjang, karena berbaur dengan lalu lintas kota lainnya. Namun bisa saja dua set atau 4 kereta (HRT - Heavy Rail Transit - satu set adalah 4 kereta).

Berbagai keunggulan LRT adalah:

  • Dengan kendaraan ringan dan dapat dibuat oleh pabrik karoseri bus
  • Dapat berbaur dengan lalu-lintas kota
  • Dapat berbelok dengan radius kecil atau tajam (sekitar 15 meter, sehingga dapat menyelusuri bangunan tua pusat kota, sedangkan HRT minimum dengan radius 150 meter)
  • Dapat naik dengan elevasi hingga 12%, sedangkan HRT maxiumum 1%. Oleh sebab itu stasiun LRT sering berada di atas jembatan layang.
  • Biaya pembangunan dan operasi sangat murah dibandingkan dengan HRT
  • Tipe 1: Berbaur dengan lalu-lintas kota dan panjang satu set (2 kereta); Tipe 2: Dengan berbagai lintasan (surface, elevated, dan sub-way) dan panjang dua set (4 kereta); Tipe 3: Seperti HRT dengan lintasan khusus terpisah berikut sinyalnya, dan panjang 2 set hingga 4 set (bisa 4 hingga 8 kereta).
  • Namun LRT mampu mengangkut 80.000 penumpang per jam, bandingkan dengan HRT 140.000 penumpang per jam, monorel 40,000 penumpang per jam, sedangkan busway hanya 25.000 penumpang per jam.

Trem di Indonesia

Trem di Jakarta dan Surabaya pada masa Hindia Belanda

Dimulai di Batavia sejak 1899, merupakan kendaraan yang paling banyak dimanfaatkan oleh masyarakat. Sebelum trem listrik di Batavia, muncul trem kuda (1869) disusul dengan trem uap (1881), tanggal 10 April 1899 trem listrik mulai beroperasi.

 
Trem di Kramat-Salemba (jalur Jatinegara-Ancol) di Batavia (1900-1940).

Di Batavia (Jakarta), trem pernah beroperasi dengan jalur:

  • Jatinegara - Matraman - Pasar Senen - Ancol (letak Depo),
  • Pasar Senen - Lapangan Banteng - Pasar Baru - Harmoni - Kota - Pasar Ikan,
  • Kemayoran - Pasar Baru - Harmoni - Tanah Abang.[3]
 
Trem di alun-alun Surabaya (1929-1932).

Sedangkan di Surabaya dengan jalur:

  • Kebon Binatang - Darmo - Tunjungan - Tanjung Perak,
  • Kebon Binatang - Pasar Turi - Jembatan Merah,
  • Kebon Binatang - Gubeng - Stasiun Kota.

Referensi

  1. ^ "tram – definition". The Free Dictionary. Diakses tanggal 19 February 2018. 
  2. ^ "Tram – Definition and More from the Free Merriam-Webster Dictionary". merriam-webster.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 April 2015. 
  3. ^ Oost-Java Stoomtram Maatschappij (1902). Verslag der Oost-Java Stoomtram Maatschappij. Den Haag: OJS. 

Pranala luar