Pleret, Bantul

kapanéwon (setingkat kecamatan) di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta
Revisi sejak 5 Agustus 2021 05.44 oleh HsfBot (bicara | kontrib) (v2.04b - Fixed using Wikipedia:ProyekWiki Cek Wikipedia (Penggunaan kode HTML pada Wiki))

Pleret (bahasa Jawa: ꦥ꧀ꦭꦺꦫꦺꦢ꧀, translit. Plèrèd) adalah sebuah kapanéwon di Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia, terletak sekitar 13 km dari ibu kota Kabupaten Bantul. Kecamatan ini terbagi kepada 5 kalurahan dan 47 pedukuhan. Sebagian besar penduduknya bermata pencaharian petani. Saat terjadi gempa bumi Yogyakarta pada 27 Mei 2006, kecamatan ini kehilangan 684 jiwa (data 30/05/06) sehingga merupakan kecamatan dengan korban jiwa terbanyak di Bantul.

Pleret
Peta lokasi Kapanewon Pleret
Peta lokasi Kapanewon Pleret
Negara Indonesia
ProvinsiDaerah Istimewa Yogyakarta
KabupatenBantul
Pemerintahan
 • PanewuSunarto, SH
Populasi
 • Total34,020 jiwa
Kode Kemendagri34.02.13 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS3402110 Edit nilai pada Wikidata
Luas22,97 km²
Kepadatan8.163 jiwa/km²
Desa/kelurahan5
Peta
Peta
Peta
Peta
Koordinat:
Penyerbuan Pleret oleh Belanda pada masa Perang Diponegoro (gambar dibuat tahun 1900 oleh G. Kepper)
Pemandangan alam di sekitar bekas Pabrik Gula Kedaton Pleret pada masa Hindia-Belanda.

Kecamatan Pleret sangat khas dengan wisata kulinernya, yang terkenal adalah sate klatak. sate ini kini bukan hanya menjadi ikon Pleret, tetapi sudah menjadi ikon D.I. Yogyakarta. Sate klatak sendiri adalah sate yang dimasak tanpa bumbu, dan dimakan dengan kuah. Pusat dari kuliner sate klatak berada di sepanjang Jalan Imogiti Timur sebelar utara perempatan Jejeran dan juga di Pasar Wonokromo di sebelah selatan perempatan Jejeran.

Tradisi juga sangat kental di daerah ini, di antaranya yang paling terkenal adalah Rabu Pungkasan. Rabu Pungkasan adalah festival tradisional yang diadakan setiap hari Rabu terakhir di bulan Safar(Bulan Jawa). Tradisi ini awalnya diadakan untuk menyambut para tamu KH Faqih, seorang pendiri desa Wonokromo yang terkenal dengan pengobatannya, yang berdatangan untuk berobat. pengobatan itu berupa kungkum(berendam) di pertemuan Kali Opak dan Kali Gajahwong. Makanan khas yang dihidangkan saat Rabu Pungkasan adalah lemper, sehingga sebagai penutupan upacara Rabu Pungkasan tersebut, diarak sebuah lemper raksasa untuk kemudian dibagikan kepada warga.

Pembagian administratif

Terdapat 5 kalurahan di Pleret, yaitu:

  1. Wonolelo
  2. Bawuran
  3. Pleret
  4. Wonokromo
  5. Segoroyoso

Sejarah

Tahun 1647, Susuhunan Amangkurat I dari Mataram membangun kraton baru di Plered, dan pindah ke sana dari kraton lama di Karta, yang dibangun Sultan Agung antara tahun 1614 dan 1622. sehingga, Pleret pada saat itu dijadikan Ibu kota Mataram Lama

Batas

Kepanewon Pleret memiliki batas-batas sebagai berikut:

Utara Kapanéwon Banguntapan
Kapanéwon Piyungan
Timur laut Kapanéwon Piyungan
Timur Kapanéwon Dlingo
Tenggara Kapanéwon Dlingo
Selatan Kapanéwon Imogiri
Barat daya Kapanéwon Jetis
Barat Kapanéwon Sewon
Barat laut Kapanéwon Sewon

Galeri

Pranala luar