Charles Sanders Peirce

Revisi sejak 30 Desember 2021 11.50 oleh Saiful Arvandy (bicara | kontrib) (Merapikan tulisan)

Charles Sanders Peirce (1839–1914) adalah seorang filsuf Amerika yang mempelopori pemikiran tentang pragmatisme.[1] Ia juga merupakan seorang ahli logika yang mengenalkan kembali semiotika sebagai bagian dari linguistik.[2]

Riwayat hidup

Charles Sanders Peirce dilahirkan di Cambridge, Massachusetts pada tahun 1839. Ayahnya bernama Benjamin Peirce yang bekerja sebagai profesor matematika dan astronomi di Universitas Harvard. Minat belajar dan cara berpikir dari Peirce dipengaruhi oleh ayahnya. Pada tahun 1885, Peirce kuliah di Universitas Harvard dan menamatkannya pada tahun 1889. Ia kemudian melanjutkan pendidikannya dan memperoleh gelar magister di bidang seni pada tahun 1862. Kemudian pada tahun 1983, ia kembali memperoleh gelar sarjana di bidang kimia. Peirce memperoleh pekerjaan di United State National Geodetic Survey sejak tahun 1861 dan bekerja di tempat yang sama selama 30 tahun. Semasa hidupnya, ia banyak melakukan percobaan dan menghadiri banyak seminar.[3] Peirce hidup di masa ketika terjadinya Perang Saudara Amerika, hingga tahun pertama dimulainya Perang Dunia I. Ia wafat pada tahun 1914.[4]

Pemikiran

Pragmatisme

Peirce menganggap kebenaran dalam filsafat tradisional bersifat tertutup dan murni. Kebenaran ini antara lain metafisika dan logika. Ia meyakini bahwa sistem kebenaran yang tertutup dan murni adalah suatu kebenaran mutlak sehingga tidak menghasilkan suatu pengetahuan yang baru. Kebenaran mutlak ini bersifat menghambat perkembangan filsafat dan ilmu pengetahuan. Peirce kemudian merintis pemikiran filsafat yang disebut pragmatisme. Tujuannya untuk membuat filsafat tradisional menjadi suatu metode ilmiah. Metode pragmatisme Peirce meilbatkan peran aktif dari individu dalam kegiatan berpikir untuk perolehan pengetahuan. Ia menolak kedudukan pikiran yang hanya menerima gagasan yang jelas dan terpilah.[5]

Pada awal periode 1870-an, Peirce mengemukakan gagasannya mengenai pragmatisme. Ia mengungkapkannya pada pertemuan sebuah kelompok filsafat bernama Metaphysical Club. Pertemuan tersebut merupakan pertemuan nonformal yang diselenggarakan di Cambridge, Massachusetts. Peirce mencatata hasil diskusi dari pertemuan tersebut dan kemudian mengubahanya menjadi dua buah artikel berjudul The Fixation of Belief dan How to Make Our Ideas Clear. Kedua artikel ini kemudian dipublikasikan pada majalah bernama Popular Science Monthly pada tahun yang berbeda. The Fixation of Belief dipublikasikan pada tahun 1877, sedangkan How to Make Our Ideas Clear dipublikasikan pada tahun 1878.[6]

Peirce menguraikan pemikirannya tentang pragmatisme di dalam How to Make Our Ideas Clear. Ia berpendapat bahwa manusia mustahil untuk memperoleh pengetahuan teoretis yang sifatnya benar. Kebenaran dari pengetahuan itu hanya dapat diperoleh melalui penyelidikan dengan praktik langsung dalam kehidupan. Penjelasan mengenai gagasan-gagasan hanya dapat dilakukan melalui analisis fungsional.[7]

Peirce membagi kebenaran menjadi dua, yaitu kebenaran transedental dan kebenaran kompleks. Kebenaran transendental merupakan kebenaran yang telah ada pada sesuatu hal secara alami. Sedangkan kebenaran kompleks merupakan kebenaran yang berada di dalam suatu pernyataan. Kebenaran kompleks terbagi lagi menjadi kebenaran etis dan kebenaran logis. Kebenaran etis merupakan merupakan pernyataan yang selaras dengan keyakinan yang dimiliki oleh pembuat pernyataan. Sedangkan kebenaran logis merupakan pernyataan yang sesuai dengan definisi dari suatu kenyataan.[8]

Semiotika

Dalam pandangan Peirce, semiotika merupakan bagian dari ilmu pengetahuan yang bersifat empiris.[9]

Tokoh yang dipengaruhi

Charles W. Morris

Charles W. Morris adalah tokoh pemikir yang memperkenalkan istilah pragmatik di bidang linguistik untuk mengkaji tentang asal-usul penggunaan bahasa. Morris merupakan pemikir dari Amerika Serikat yang menganut behaviorisme. Morris mengembangkan semiotika dengan membaginya menjadi tiga jenis, yaitu sintaksis, semantik dan pragmatik. Ia berpendapat bahwa pragmatik merupakan studi tentang hubungan antartanda yang memerlukan tafsiran. Sumber inspirasi bagi pemikiran-pemikirannya mengenai semiotika berasal dari John Locke dan Charles Sanders Peirce yang juga merupakan pemikir semiotika.[10] Pemikiran Peirce yang diterima dan digunakan oleh Morris adalah yang berkaitan dengan teori tanda yang melibatkan pemakai tanda secara langsung. Morris menggunakannya untuk penelitian-penelitian yang berkaitan dengan konsep dasar behaviorisme.[11]

Referensi

  1. ^ Hamidah (2017). Rosyidi, Abdul Wahab, ed. Filsafat Pembelajaran Bahasa: Perspektif Strukturalisme dan Pragmatisme (PDF). Bantul: Naila Pustaka. hlm. vii. ISBN 978-602-1290-43-9. 
  2. ^ Asriningsari, A., dan Umaya, N. M. (2010). Semiotika: Teori dan Aplikasi pada Karya Sastra (PDF). Semarang: UPGRIS Press. hlm. 27. ISBN 978-602-804-712-8. 
  3. ^ Andriani, Fera (2017). "PRAGMATISME: MENEPIS KERAGUAN, MEMANTAPKAN KEYAKINAN" (PDF). Syaikhuna: Jurnal Pendidikan dan Pranata Islam. 8 (2): 244. 
  4. ^ Ilmi, Mochammad Miftachul (2019). "Konsep Al-Dīn dalam Alquran: Telaah Semiosis Perspektif Charles Sanders Peirce" (PDF). Al-Bayan: Studi Al-Qur‘an dan Tafsir. 4 (1): 31. 
  5. ^ Adinda S., Anastasia Jessica (2017). Wibawa, FX. Setya, ed. Menelusuri Pragmatisme (PDF). Sleman: Penerbit PT Kanisius. hlm. 7. ISBN 978-979-21-4370-6. 
  6. ^ Idris, Saifullah (2014). Muluk, Safrul, ed. Demokrasi dan Filsafat Pendidikan: Akar Filosofis dan Implikasinya dalam Pengembangan Filsafat Pendidikan (PDF). Banda Aceh: Ar-Raniry Press. hlm. 36–37. ISBN 978-979-3717-51-7. 
  7. ^ Aburaera, S., Muhadar, dan Maskun (2017). Filsafat Hukum: Teori dan Praktik (PDF). Jakarta: Kencana. hlm. 135. ISBN 978-602-9413-94-6. 
  8. ^ Saifullah, ed. (2016). Pengembangan Kurikulum: Analisis Filosofis dan Implikasinya dalam Kurikulum 2013 (PDF). Banda Aceh: FTK Ar-Raniry Press. hlm. 5–6. ISBN 978-602-60401-6-9. 
  9. ^ Rakhmawati, Yuliana (2019). Buku Ajar Metode Penelitian Komunikasi (PDF). Surabaya: CV. Putra Media Nusantara. hlm. 51. ISBN 978-602-1187-61-6. 
  10. ^ Marwiah (2020). Kajian Tindak Tutur: Studi Kasus pada Istri Komunitas TNI (PDF). Makassar: LPP Unismuh Makassar. hlm. 37–38. ISBN 978-623-7349-17-4. 
  11. ^ Trabaut, Jürgen (1996). Dasar-Dasar Semiotik: [Elemente der Semiotik] (PDF). Diterjemahkan oleh Pattinasarany, Sally. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. hlm. 43. ISBN 979-459-646-9. 

Lihat pula