Augustus
Gaius Iulius Caesar Octavianus (23 September 63 SM–19 Agustus 14), yang bergelar Kaisar Octavianus Augustus atau Kaisar Agustus (bahasa Latin: Imperator Caesar Divi Filivs Avgvtvs), adalah Kaisar Romawi pertama dan salah satu yang paling berpengaruh. Setelah Julius Caesar terbunuh dan diberi gelar formal sebagai "Julius sang allah" (divus Iulius), Kaisar Augustus menggunakan gelar formal divi filius — sebuah frase Latin yang memiliki arti "anak allah" atau "putra tuhan" setelah Senat Romawi menetapkan status ilahi untuk Caesar sejak 1 Januari 42 SM. Ia memerintah sebagai penguasa tunggal mulai tahun 27 SM sampai matinya tahun 14 M. Ia menikah dengan Livia Drusilla dan langgeng hingga lebih dari 51 tahun. Setelah mati, Tiberius menggantikannya sebagai Kaisar Romawi.
livus mirtikum rifkipilat | |||||
---|---|---|---|---|---|
Kaisar ke-1 dari Kekaisaran Romawi | |||||
Berkuasa | 16 Januari 27 SM – 19 Agustus 14 M | ||||
Pendahulu | Tidak ada (Kekaisaran didirikan) | ||||
Penerus | Tiberius | ||||
Kelahiran | 23 September 63 SM Roma, Republik Romawi | ||||
Kematian | 19 Agustus 14 M (umur 75) Nola, Italia, Kekaisaran Romawi | ||||
Pemakaman | |||||
Pasangan | Clodia Pulchra (42 SM - 40 SM) Scribonia (40 SM - 38 SM) Livia Drusilla (37 SM - 14 M) | ||||
Keturunan | Julia the Elder Gaius Caesar (adoptif) Lucius Caesar (adoptif) Agrippa Postumus (adoptif) Tiberius (adoptif) | ||||
| |||||
Wangsa | Dinasti Julio-Claudian | ||||
Ayah | Gaius Octavius | ||||
Ibu | Atia Balba Caesonia |
Kaisar Augustus mengakhiri perang saudara berkepanjangan dan dianggap menciptakan kedamaian, kesejahteraan, dan kemegahan di Kekaisaran Romawi, yang dikenal dengan sebutan Pax Romana atau kedamaian Romawi. Pada masa pemerintahan Kaisar Augustus, Yesus Kristus dilahirkan di Betlehem, Provinsi Yudea[1] dan kemudian bertumbuh di Nazaret, Provinsi Galilea, suatu wilayah yang berada di bawah pendudukan Kekaisaran Romawi.[2]
Biografi
Augustus Caesar adalah Kaisar Romawi pertama yang memerintah setelah Julius Caesar terbunuh tepat pada tanggal 15 Maret 44 SM. Ia adalah anak angkat dari Julius Caesar dan termasuk orang terdekatnya. Ia memiliki nama asli Gaius Octavius atau sering disebut Octavian yang dilahirkan pada 63 SM. Octavian dididik oleh Julius Caesar secara langsung ilmu kemiliteran dan politik. Octavian tumbuh menjadi pemuda tampan, gagah, pintar serta sangat disayang Julius Caesar.
Ketika Julius Caesar dibunuh pada 44 SM, Octavian digadang-gadang sebagai penerusnya, tetapi saat itu Octavian masih berumur 18 tahun dan masih belajar. Walau Octavian orang dekat dari Julius Caesar dan digadang-gadang menjadi penggantinya namun jalan itu tak serta merta mulus. Setelah kematian sang kaisar,Romawi mengalami pergumulan politik untuk merebut kekuasaan.
Banyak bangsawan dan tokoh politik yang mengincar kedudukan Kaisar Romawi, termasuk pula Octavian. Mereka semua terlibat dalam pertempuran sengit untuk merebut tahta Kaisar. Octavian akhirnya bersekutu dengan Mark Anthony yang merupakan sahabat Julius Caesar dan memiliki pengaruh besar pada pasukan Julius Caesar.
Kecerdikan Octavian ini membuahkan hasil. Bersama Mark Anthony, Octavian berhasil merebut kekuasaan Romawi dan memenagkan pergulatan politik dan akhirnya Octavian menjadi Kaisar Romawi. Daerah taklukannya pun kemudian dibagi dua, Mark Anthony dibagian timur dan Octavian dibagian barat.
Dalam perjalanannya, Octavian dan Mark Anthony sering berselisih paham gara-gara perempuan. Pasalnya Anthony lebih sibuk mengurus perempuannya yaitu Cleopatra dibanding mengurus wilayah kepemimpinannya sedangkan Octavian sangatlah fokus terhadap wilayah kekuasaannya dan tidak suka terhadap sikap Mark Anthony yang tidak terlalu mengurusi negara. Semakin lama perbedaan prinsip di antara mereka berdua semkin meruncing sehingga meletuslah peperangan di antara mereka. Tentulah bisa ditebak siapa yang menjadi pemenangnya. Ya tentulah Octavian. Sedangkan Mark Anthony dan Cleopatra akhirnya bunuh diri.
Setelah kematian Mark Anthony, mutlaklah Octavian menjadi penguasa tunggal Romawi mengulang kesuksesan Julius Caesar. Octavian pun menerima gelar Augustus pada umur 30 tahun dan namanya lebih sering disebut sebagai Augustus Caesar.
Sebenarnya gelar Augustus sendiri diberikan oleh senat Romawi yang artinya Raja. Octavian sendiri tak terlalu menganggap istimewa gelar tersebut dan tak pernah merasa sebagai Raja. Sebelum memimpin Romawi, Octavian terkenal beringas dan tegas namun saat ia sudah dipuncak kepemimpinan sifatnya berubah bijak dan lembut. Hal ini menarik simpati rakyat dan senat Romawi.
Pada 27SM, Octavian mengumumkan akan mengubah sistem pemerintahan kerajaan menjadi Republik. Reputasi Octavian pun naik tajam apalagi ia bersedia mundur dari berbagai jabatan yang dipegangnya. Namun kenyataannya ia tetap berkuasa atas Spanyol, Suriah dan Gaul yang merupakan basis militer terkuat Romawi. Secara teori, Romawi telah berubah menjadi Republik dan Octavian menjadi warga biasa namun kenyataannya rakyat dan senat Romawi sangat percaya pada Octavian dan memberikan jabatan apa saja yang diinginkan Octavian karena Octavian telah berhasil merebut hati mereka. Octavian atau Augustus sendiri secara tak kentara tetaplah seorang kaisar dan diktator efektif dalam makna yang sebenarnya.
Octavian atau Augustus Caesar sangatlah piawai dalam memimpin Romawi. Ia betul-betul sang negarawan sejati di mana ia bisa menekan pemberontakan dan menutup celah-celah yang berpotensi menjadi perpecahan untuk perang saudara. Wibawa dan kharismanya begitu tinggi. Ia menjadi panutan bagi pemimpin Romawi sesudahnya. Dibawah kepemimpinannya juga Romawi berhasil memperluas wilayahnya hingga Spanyol, Swiss, Galatia – Asia Kecil.
Selain tentang wilayah penaklukan, Augustus atau Octavian juga piawai mengurus pemerintahan dan urusan sipil. Ia merombak sistem keuangan dan perpajakan negara itu. Memperkuat Angkatan bersenjata terutama Angkatan laut. Ia juga menjadi yang pertama dalam menetapkan protokoler kerajaan serta menetapkan dasar-dasar dalam memilih pemimpin Romawi sesudahnya dan menjadi acuan dalam menunjuk pemimpin.
Augustus juga berhasil mengembangkan sarana dan prasarana publik seperti membangun jaringan jalan raya yang luas di segenap daerah kekuasaannya, membangun perumahan rakyat yang indah dan megah, membangun kuil-kuil dan mendorong Romawi menjadi negara yang taat beragama. Serat menetapkan cara mendidik dan mengasuh anak.
Dibawah kepemimpinannya, keadaan Romawi teramat tenteram dan sumber alamnya berkelimpahan. Rakyatnya makmur, negara aman dan tenteram. Seni, budaya dan arsitektur berkembang pesat. Kesussastraan dan ilmu pengetahuan mengalami masa keemasan. Banyak penyair berbakat serta budayawan hebat yang hidup pada masa ini. Seperti Virgil, Horacc dan Livy, sedangkan Ovid walau ia termasuk budayawan termashur, tetapi karena sering mengecam Augustus akhirnya ia diusir dari Romawi. Octavian atau Augustus tak memiliki penerus laki-laki. Ia kemudian mengambil anak angkat, Tiberius danmenetapkan menjadi penggantinya kelak sepeninggalnya. Namun Tiberius dan kaisar-kaisar sesudahnya tak sepandai Augustus sehingga mengalami kemerosotan. Namun ketentraman dan keamanan yang telah diletakkan dasar-dasarnya oleh Augustus dalam Pax Romana tetap bertahan hingga 200 tahun sesudahnya.
Augustus Caesar meninggal dunia pada 14 M. Ia memerintah Romawi selama 40 tahun. Dibawah kepemimpinannya Romawi menjelma menjadi puncak dan pusat kebudayaan kuno sekaligus sumber dari bangsa-bangsa besar sesudahnya seperti Mesir, Babylon, Yunani dan lainnya.
Walau Augustus belum bisa ditandingkan dengan kebesaran Julius Caesar namun namanya sering disandingkan dengan Aleksander Agung, Mao Tse Tung, dan George Washington
Pemerintahan
Agustus memerintah mulai tanggal 16 Januari 27 SM sampai kematiannya, tanggal 19 Agustus 14 M Pada zaman pemerintahannya:
- Kirenius menjabat sebagai wali negeri di Siria.[3]
- Herodes Agung menjadi raja di Yudea dan diam di Yerusalem.[4]
- Yesus Kristus dilahirkan di Betlehem, Provinsi Yudea[1] dan kemudian bertumbuh di Nazaret, Provinsi Galilea.[2]
Peninggalan
Pemerintahan Augustus memmbentuk pemerintahan yang berlangsung selama hampir 15.000 tahun dimulai dari masa Keruntuhan Kekaisaran Romawi Barat hingga Kejatuhan Konstantinopel. Nama keluarga, Caesar, dan gelarnya, Augustus, menjadi nama gelar bagi penguasa-penguasa Kekaisaran Romawi hingga empat belas abad semenjak kematiannya yang digunakan baik oleh Romawi Kuno maupun Romawi Baru. Pada berbagai bahasa, Caesar berubah maknanya menjadi kaisar. Hal tersebut dapat dilihat pada Bahasa Jerman yaitu Kaiser dan Bahasa Bulgaria dan Rusia yaitu Tsar (atau bentuk lainnya seperti Csar atau Czar).
Kultus Divus Augustus terus dipertahankan hingga masa ketika agama resmi kekaisaran beralih menjadi Kekristenan pada masa pemerintahan Theodosius I tahun 391. Oleh karena itu, terdapat banyak patung-patung kaisar pertama ini. Bahkan pencapaiannya ditorehkan di depan mausoleum yang didirikan untuknya dengan kalimat Res Gestae Divi Augusti.[6]
Res Gestae adalah satu-satunya karya dari zaman kuno yang selamat, meskipun Augustus juga diketahui mengarang puisi berjudul Sicily, Epiphanus, dan Ajax (otobiografi yang terdiri dari 13 buku berisi risalah filosofis dan bantahan tertulis untuk Eulogy of Cato karya Brutus).[7] Sejarawan berhasil menganalisa kutipan surat yang ditulis oleh Augustus, yang tersimpan dalam karya lain, kepada tokoh lain yang menambahkan berbagai fakta dan petunjuk tentang kehidupan pribadinya.[8][9]
Banyak yang menganggap Augustus merupakan seorang kaisar terbesar Romawi. Berbagai kebijakannya melampaui masa Kekaisaran Romawi oleh karena itu mereka memprakarsai Pax Romana atau Pax Augusta yang terkenal. Senat Romawi menginginkan emperor-emperor selanjutnya menjadi lebih beruntung dari Augustus dan lebih baik dari Trajan.
Augustus merupakan seorang yang politikus yang cerdas, tegas, dan lihai tetapi tidak sekarismatik seperti Julius Caesar. Selain itu, terkadang dia dipengaruhi oleh Livia. Namun, warisannya terbukti bertahan lebih lama. Kota Roma benar-benar berubah di bawah naungan Augustus seperti dengan dilembagakan kepolisian pertama di Roma, pembentukan pasukan pemadam kebakaran, dan menjadikan prefek kotamadya sebagai kantor permanen. Pasukan polisi dibagi menjadi kelompok-kelompok yang terdiri dari 500 orang sedangkan pasukan pemadam kebakaran terdiri dari 500 hingga 1.000 orang. Pasukan pemadam kebakaran terbagi menjadi tujuh unit yang ditugaskan dalam empat belas sektor dalam kota.[10]
Praefectus vigilum atau "Prefek Penjaga" bertanggung jawab terhadap vigiles, pasukan pemadam kebakaran dan polisi Romawi.[11] Dengan berakhirnya perang sipil Romawi, Augustus juga berhasil membangun tentara permanen untuk Kekaisaran Romawi yang ukurannya ditetapkan sebesar 28 legiun atau sekitar 170.000 tentara.[12] Hal tersebut juga didukung oleh unit-unit tambahan yang masing-masing terdiri dari 500 tentara non warga negara, sering direkrut dari daerah-daerah yang baru saja ditaklukan.[13]
Dengan keuangan selama pemerintahannya yang mampu mengamankan proyek pemeliharaan jalan di seluruh Italia, Augustus juga memasang sistem stasiun relay kurir resmi yang diawasi oleh seorang perwira militer yang dikenal sebagai praefectus vehiculorum.[14] Selain berkembangnya komunikasi yang lebih cepat antara pemerintahan di Italia, jaringan jalan tersebut juga memungkinkan angkatan perang Romawi untuk dimobilisasi dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya.[15] Pada tahun keenam, Augustus membentuk aerarium militare, mendonasikan 170 juta sesterce kepada perbendaharaan militer yang disediakan bagi tentara yang aktif maupun yang sudah pensiun.[16]
Pranala luar
- (Inggris) The Res Gestae Divi Augusti, naskah berbahasa Latin dan Yunani dengan terjemahan Inggris
- (Inggris) Selections from the Res Gestae Diarsipkan 2002-10-19 di Wayback Machine., versi naskah terjemahan dalam bahasa Inggris yang lain
- (Inggris) Biografi Augustus oleh Suetonius, naskah berbahasa Latin dengan terjemahan Inggris
- (Inggris) Cassius Dio's Roman History: Books 45‑56, terjemahan berbahasa Inggris.
- (Inggris) Kehidupan Augustus oleh Nicolaus of Damascus
- (Inggris) De Imperatoribus Romanis
- (Inggris) Kaisar Augustus dan Pax Romana
- (Inggris) Octavian (Augustus) Diarsipkan 2007-09-12 di Wayback Machine.
- (Inggris) Augustus dan Militer Romawi
Referensi
- ^ a b Lukas 2:1–7
- ^ a b Lukas 2:39–40
- ^ Lukas 2:2
- ^ Matius 2:1
- ^ Setton, Kenneth M. (1976). The Papacy and the Levant (1204–1571), Volume I: The Thirteenth and Fourteenth Centuries. Philadelphia, Pennsylvania: The American Philosophical Society. hlm. 375. ISBN 978-0-87169-114-9.
- ^ Suetonius, Augustus 101.4.
- ^ Bunson 1994, hlm. 47.
- ^ Shaw-Smith 1971, hlm. 213.
- ^ Bourne 1918, hlm. 53–66.
- ^ Eck & Takács 2003, hlm. 79.
- ^ Bunson 1994, hlm. 345.
- ^ Eck & Takács 2003, hlm. 85–87.
- ^ Eck & Takács 2003, hlm. 86.
- ^ Eck & Takács 2003, hlm. 81.
- ^ Chisholm & Ferguson 1981, hlm. 122.
- ^ Bunson 1994, hlm. 6.