Kabupaten Manggarai Barat
Kabupaten Manggarai Barat adalah suatu kabupaten di provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Kabupaten Manggarai Barat merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Manggarai berdasarkan Undang Undang No. 8 Tahun 2003. Wilayahnya meliputi daratan Pulau Flores bagian Barat dan beberapa pulau kecil di sekitarnya, diantaranya adalah Pulau Komodo, Pulau Rinca, Pulau Seraya Besar, Pulau Seraya Kecil, Pulau Bidadari dan Pulau Longos. Luas wilayah Kabupaten Manggarai Barat adalah 9.450 km² yang terdiri dari wilayah daratan seluas 2.947,50 km² dan wilayah lautan 7.052,97 km², dengan jumlah penduduk tahun 2019 sebanyak 274.689 jiwa.[1]
Kabupaten Manggarai Barat | |
---|---|
Koordinat: 8°38′41″S 119°52′58″E / 8.64484°S 119.88281°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Nusa Tenggara Timur |
Ibu kota | Labuan Bajo |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Bupati | Edistasius Endi |
• Wakil Bupati | Yulianus Weng |
Luas | |
• Total | 9.450 km2 (3,650 sq mi) |
Populasi | |
• Total | 274.689 |
• Kepadatan | 29/km2 (75/sq mi) |
Demografi | |
• Agama | Kristen 78,56% - Katolik 77,76% - Protestan 0,80% Islam 21,39% Hindu 0,04% Lainnya 0,01%[2] |
Zona waktu | UTC+08:00 (WITA) |
Kode BPS | |
Kode area telepon | 0385 |
Kode Kemendagri | 53.15 |
DAU | Rp. 382.403.558.000.- |
Situs web | http://www.manggaraibaratkab.go.id/ |
Pemerintahan
Daftar Bupati
No | Bupati | Mulai Jabatan | Akhir Jabatan | Prd. | Ket. | Wakil Bupati | ||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
- | Drs. Wilfridus Fidelis Pranda |
- | ||||||
Djidon de Haan | 18 Oktober 2004 | |||||||
1 | Drs. Wilfridus Fidelis Pranda |
I | Agustinus Ch. Dula | |||||
Drs. Agustinus Ch. Dula |
II | Maximus Gasa | ||||||
Tini Thadeus S.H. |
[4] |
|||||||
Drs. Agustinus Ch. Dula |
III | [5] |
Maria Geong Ph.D. | |||||
Ismail Surdi S.PKP. |
||||||||
Edistasius Endi S.E. |
IV | Yulianus Weng M.Kes. | ||||||
|
Dewan Perwakilan
Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Manggarai Barat dalam tiga periode terakhir.
Partai Politik | Jumlah Kursi dalam Periode | |||
---|---|---|---|---|
2014–2019[7] | 2019–2024[8] | 2024–2029 | ||
PKB | 3 | 3 | 3 | |
Gerindra | 3 | 1 | 3 | |
PDI-P | 3 | 3 | 2 | |
Golkar | 5 | 3 | 2 | |
NasDem | 2 | 5 | 7 | |
PKS | 2 | 2 | 2 | |
Hanura | 2 | 3 | 2 | |
PAN | 3 | 3 | 2 | |
PBB | 1 | 1 | 1 | |
Demokrat | 3 | 3 | 4 | |
Perindo | (baru) 1 | 2 | ||
PPP | 1 | 1 | 0 | |
PKPI | 2 | 1 | ||
Jumlah Anggota | 30 | 30 | 30 | |
Jumlah Partai | 12 | 13 | 11 |
Daftar Kecamatan
Kabupaten Manggarai Barat terdiri dari 12 Kecamatan, 5 Kelurahan, dan 164 Desa. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 256.491 jiwa dengan luas wilayah 2.397,03 km² dan sebaran penduduk 107 jiwa/km².[9][10]
Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Manggarai Barat, adalah sebagai berikut:
Kode Kemendagri |
Kecamatan | Jumlah Kelurahan |
Jumlah Desa |
Status | Daftar Desa/Kelurahan |
---|---|---|---|---|---|
53.15.01 | Macang Pacar | 13 | Desa | ||
53.15.02 | Kuwus | 2 | 10 | Desa | |
Kelurahan | |||||
53.15.03 | Lembor | 1 | 14 | Desa | |
Kelurahan | |||||
53.15.04 | Sano Nggoang | 15 | Desa | ||
53.15.05 | Komodo | 2 | 17 | Desa | |
Kelurahan | |||||
53.15.06 | Boleng | 11 | Desa | ||
53.15.07 | Welak | 16 | Desa | ||
53.15.08 | Ndoso | 15 | Desa | ||
53.15.09 | Lembor Selatan | 15 | Desa | ||
53.15.10 | Mbeliling | 15 | Desa | ||
53.15.11 | Pacar | 13 | Desa | ||
53.15.12 | Kuwus Barat | 10 | Desa | ||
TOTAL | 5 | 164 |
Pemekaran daerah
Ide pemekaran wilayah Kabupaten Manggarai Barat sudah ada sejak tahun 1950-an. Ide ini dimunculkan pertama kali oleh Bapak Lambertus Kape, tokoh Manggarai asal Kempo Kecamatan Sano Nggoang yang pernah duduk sebagai anggota Konstituante di Jakarta. Pada tahun 1963 aspirasi untuk memekarkan Kabupaten Manggarai dengan membentuk Kabupaten Manggarai Barat mulai diperjuangkan secara formal melalui lembaga politik partai Katolik Subkomisariat Manggarai. Pada tahun 1982 Manggarai Barat diberikan status Wilayah Kerja Pembantu Bupati Manggarai Bagian Barat dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor: 821.26-1355 tanggal 11 november 1982.
Melalui proses pengkajian yang matang dengan memperhatikan potensi dan luas wilayah serta kebutuhan untuk pendekatan pelayanan kepada masyarakat maka melalui Sidang Paripurna DPR RI tanggal 27 Januari 2003 aspirasi dan keinginan masyarakat Manggarai Barat mencapai puncaknya dengan disahkannya Undang-undang Nomor 8 tahun 2003 tentang pembentukan Kabupaten Manggarai Barat maka Kabupaten Manggarai Barat resmi terbentuk.
Pada tanggal 1 September 2003, Drs. Fidelis Pranda dilantik menjadi Pejabat Bupati Kabupaten Manggarai Barat yang bertugas menjalankan pemerintahan serta mempersiapkan pemilihan kepala daerah definitif . Dan selanjutnya melalui proses demokrasi dengan pemilihan kepala daerah secara langsung Drs. Fidelis Pranda dan Drs. Agustinus C. Dula kemudian diangkat menjadi Bupati dan Wakil Bupati Manggarai Barat yang pertama.
Dan pada tahun 2010, dilangsungkan proses pilkada yang kedua. Dari proses ini Drs. C. H. Dula dan Drs. Maximus Gasa menjadi Bupati dan wakil Bupati yang kedua. Pada awal berdirinya terbagi atas 7 kecamatan yaitu Kecamatan Komodo, Kecamatan Sano Nggoang, Kecamatan Boleng, Kecamatan Lembor, Kecamatan Welak, Kecamatan Kuwus, Kecamatan Macang Pacar dan pada tahun 2011 dimekarkan menjadi 10 kecamatan dengan tambahan wilayah pemekaran yakni Kecamatan Lembor Selatan, Kecamatan Mbeliling dan Kecamatan Ndoso.[11]
Demografi
Agama
Sebagian besar penduduk Kabupaten Manggarai Barat beragama Kekristenan yakni sebesar 78,56% dimana mayoritas adalah Katolik 77,76% dan Kristen Protestan 0,80%. Terdapat juga sebagian besar penduduk menganut agama Islam yakni 21,39%, dan selebihnya adalah Hindu 0,4% dan Buddha kurang dari 0,01%.[2]
Suku
Suku Manggarai adalah suku asli yang merupakan mayoritas dan mendiami daerah Manggarai Raya (Kabupaten Manggarai, Kabupaten Manggarai Timur, dan Kabupaten Manggarai Barat). Selain Suku Manggarai di beberapa daerah pesisir utara Kabupaten Manggarai Barat juga didiami oleh Suku Bajau yang masyarakatnya bermatapencaharian sebagai nelayan dan juga Suku Komodo yang merupakan penghuni asli kawasan Pulau Komodo dan sekitarnya.
Lihat pula
Referensi
- ^ a b "Kabupaten Manggarai Barat Dalam Angka 2020" (pdf). www.manggaraibaratkab.bp.go.id. Diakses tanggal 22 September 2020.
- ^ a b c "Jumlah Pemeluk Agama di NTT 2019" (PDF). www.ntt.kemenag.go.id. Diakses tanggal 20 Mei 2021.
- ^ "Bupati Manggarai Barat Dilantik". Tempo (dalam bahasa Inggris). 2010-08-30. Diakses tanggal 2020-04-14.
- ^ BeritaSatu.com. "Gubernur NTT Lantik Bupati Manggarai Barat dan Sumba Timur". beritasatu.com. Diakses tanggal 2020-04-14.
- ^ "Hari Ini, Sembilan Bupati di NTT Dilantik Gubernur". tempo.co. Diakses tanggal 2022-04-08.
- ^ "Gubernur NTT Lantik Lima Kepala Daerah Terpilih". suaratimor.com. 26-02-2021. Diakses tanggal 27-02-2021. [pranala nonaktif permanen]
- ^ Perolehan Kursi DPRD Manggarai Barat 2014-2019
- ^ Perolehan Kursi DPRD Manggarai Barat 2019-2024
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019.
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020.
- ^ http://tentangflobamorata.blogspot.com/2013/04/sejarah-perjalanan-kabupaten-manggarai.html
- ^ "Provinsi Nusa Tenggara Timur Dalam Angka 2017" (PDF). BPS Nusa Tenggara Timur. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2017-09-18. Diakses tanggal 2 Desember 2017.
Pranala luar
- (Indonesia) Situs web resmi pemerintah Kabupaten Manggarai Barat Diarsipkan 2015-01-20 di Wayback Machine.