Kabupaten Gayo Lues
3°58′N 97°21′E / 3.967°N 97.350°E
Kabupaten Gayo Lues | |
---|---|
Motto: Musara | |
Koordinat: 4°N 97°E / 4°N 97°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Aceh |
Tanggal berdiri | 10 April 2002 |
Dasar hukum | UU No. 4 Tahun 2002[1] |
Ibu kota | Blangkejeren |
Jumlah satuan pemerintahan | |
Pemerintahan | |
• Bupati | H. Muhammad Amru, MSP |
• Wakil Bupati | H. Said Sani, S.Pd |
Luas | |
• Total | 5.719,58 km2 (2,208,34 sq mi) |
Populasi | |
• Total | 101.650 |
• Kepadatan | 18/km2 (50/sq mi) |
Demografi | |
• Agama | Islam 99,71% Kristen 0,18% Lain-lain 0,11%[4] |
• IPM | 67,56 (2021) sedang[5] |
Zona waktu | UTC+07:00 (WIB) |
Kode pos | 24653 |
Kode BPS | |
Kode area telepon | 0642 |
Pelat kendaraan | BL xxxx H** |
Kode Kemendagri | 11.13 |
APBD | Rp 853.469.044.480,-[6] |
PAD | Rp 54.431.433.676,- |
DAU | Rp 433.649.541.000,- |
Situs web | http://www.gayolueskab.go.id |
Gayo Lues adalah salah satu Kabupaten yang terletak di provinsi Aceh di Indonesia . Pemerintah daerah kabupaten dan ibu kotanya berada di kota Blangkejeren, Kabupaten ini berasal dari pemekaran Kabupaten Aceh Tenggara dari 57% wilayahnya di mekarkan pada tahun 2002 untuk memebentuk kabupaten Gayo Lues
Pada mulanya daerah Gayo dan Alas membentuk pemerintahan sendiri terpisah dari Kabupaten Aceh Tengah. Oleh karena itu terbentuklah Kabupaten Aceh Tenggara (UU No. 4/1974). Namun karena daerah Gayo mengalami kesulitan, mereka pun membentuk kabupaten tersendiri yang dinamakan Kabupaten Gayo Lues (UU No. 4/2002). Pusat pemerintahan dari kabupaten ini dikendalikan dari Desa Cinta Maju sedangkan pusat perekonomian tetap di ibu kota Blangkejeren.[7] Adapun pejabat Bupati ditetapkan Ir. Muhammad Ali Kasim, M.M.
Geografi
Gayo Lues memiliki luas wilayah 5.719 km2 dan terletak pada koordinat 3°40'46,13" - 4°16'50,45" LU 96°43'15,65" - 97°55'24,29" BT.
Batas wilayah
Kabupaten ini memiliki batas wilayah sebagai berikut:[7]
Utara | Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten Aceh Timur |
Timur | Kabupaten Aceh Tamiang dan Sumatra Utara |
Selatan | Kabupaten Aceh Tenggara |
Barat | Kabupaten Aceh Barat Daya |
Sejarah
Asal Usul Penamaan Gayo Lues
Gayo berasal dari bahasa aceh kuno yang di adopsi dari bahasa sanskerta yang arti nya Gunung dan Lues berarti Luas dalam bahasa setempat. Maka dapat di simpulkan Gayo Lues berarti gunung luas atau pegunungan yang luas yang terletak di gugusan bukit barisan.
Pemerintahan
Daftar Bupati
No | Bupati | Mulai menjabat | Akhir menjabat | Prd. | Ket. | Wakil Bupati | |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Ir. H. Muhammad Ali Kasim MM (Penjabat) |
|||||||
dr. H. Aspino Abusamah M.Kes (Penjabat) |
|||||||
H. Ibnu Hasyim S.Sos, MM |
Firdaus Karim (2007–09) | ||||||
Drs. Cipta Hunai M.Si (Penjabat) |
|||||||
H. Ibnu Hasyim S.Sos, MM |
Adam S.E, MAP | ||||||
H. Muhammad Amru S.Pd.I, MSP |
Said Sani S.Pd | ||||||
Ir. H. Rasyidin Porang (Pj.) |
|||||||
Alhudri (Plt.) |
[8] |
Dewan Perwakilan
Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Gayo Lues dalam dua periode terakhir.[9][10]
Partai Politik | Jumlah Kursi dalam Periode | |||
---|---|---|---|---|
2014-2019 | 2019-2024 | 2024-2029 | ||
PKB | 2 | 2 | 4 | |
Gerindra | 1 | 2 | 2 | |
PDI-P | 1 | 1 | 1 | |
Golkar | 6 | 5 | 6 | |
NasDem | 0 | 2 | 3 | |
PKS | (baru) 1 | |||
PPP | 1 | 0 | 1 | |
Hanura | 2 | 1 | 0 | |
Demokrat | 2 | 3 | 4 | |
Partai Aceh | 2 | 2 | 0 | |
PNA | (baru) 1 | |||
PBB | 1 | 1 | 1 | |
PKPI | 2 | 1 | 0 | |
Gelora | (baru) 1 | |||
Jumlah Anggota | 20 | 20 | 25 | |
Jumlah Partai | 10 | 10 | 11 |
Kecamatan
Kabupaten Gayo Lues memiliki 11 kecamatan dan 136 kampung dengan kode pos 24653-24656 (dari total 243 kecamatan dan 5827 kampung di seluruh Aceh). Per tahun 2010 jumlah penduduk di wilayah ini adalah 79.592 (dari penduduk seluruh provinsi Aceh yang berjumlah 4.486.570) yang terdiri atas 39.468 pria dan 40.124 wanita (rasio 98,37). Dengan luas daerah 554.991 ha (dibanding luas seluruh provinsi Aceh 5.677.081 ha), tingkat kepadatan penduduk di wilayah ini adalah 14 jiwa/km² (dibanding kepadatan provinsi 78 jiwa/km²). Pada tahun 2017, Kabupaten Gayo Lues memiliki luas 5.719,58 km² dengan jumlah penduduk 95.370 jiwa.[11]
Kabupaten Gayo Lues mencakup 57 persen dari wilayah lama Aceh Tenggara, dan dibagi menjadi 11 (sebelas) kecamatan dengan perincian sebagai berikut:
Suku
penduduk kabupaten Gayo Lues berasal dari berbagai etnik dan suku. suku Gayo, Aceh, Jawa, Alas, Karo, Melayu, Tionghoa, Batak Mandailing, Minang, Batak Toba, Singkil, Batak Pakpak dan Kluet dll.
Potensi daerah
Kabupaten yang berpenduduk multi etnis ini sedang berbenah diri untuk mengejar ketertinggalannya dalam pembangunan. Potensi pertanian menjadi prioritas utama pengembangan.
Pertanian
Beberapa komoditas potensial yang dimiliki kabupaten ini adalah:
- Cabe merah besar di kecamatan Blang Pegayon dan Puteri Betung
- Serai Wangi, yang dikembangkan di sela-sela pepohonan pinus di hampir seluruh wilayah Gayo Lues
- Nilam, yang banyak ditanam di daerah Terangun
- Tembakau Virginia di Kecamatan Pantan Cuaca
- Kakao di Kecamatan Puteri Betung
- Kopi Gayo di Kecamatan Pantan Cuaca
- Durian di Kecamatan Pining
- jagung di kecamatan Blangkejeren
Pariwisata
- Pintu utama pendakian Gunung Leuser di Kedah, Penosan, Kecamatan Blang Jerango
- Pemandian air panas di Kecamatan Puteri Betung
- Air terjun Akang Siwah di Kecamatan Blang Pegayon
- Wisata Ekosistem Leuser di Kecamatan Puteri Betung
- Genting di Kecamatan Pining
- Air terjun Rerebe di Kecamatan Tripe Jaya
- Kampung Inggris di Agusen
Seni budaya
Pertambangan
Transportasi
Rencana pembangunan Jalur Ladia Galaska (Samudera Indonesia, Gayo, Alas, dan Selat Malaka) yang menghubungkan Samudera Indonesia dengan Selat Malaka sangat diharapkan dapat memperbaiki tingkat perekonomian masyarakat Gayo Lues. Saat ini, lalu lintas dari Blangkejeren, pusat pemerintahan kabupaten, ke Banda Aceh harus melalui Medan, Sumatra Utara. Meskipun demikian, rencana ini banyak ditentang oleh kalangan pelestari lingkungan hidup karena memotong zona utama taman nasional.
Gayo Lues kemudian dikenal dengan nama Negeri Seribu Bukit. Nama ini dipopulerkan oleh Mohsa El Ramadan, wartawan senior, Pemimpin Redaksi Koran Rajapost Banda Aceh, dan editor buku Memadamkan Bara di atas Ladia Galaska. Buku yang ditulis oleh Muhammad Alikasim Kemaladerna ini adalah sebuah solusi penyelesaian konflik pembangunan jalan Ladia Galaska antara pemerintah dan pemerhati lingkungan di Aceh.
Referensi
- ^ "Pembentukan Daerah-Daerah Otonom di Indonesia s/d Tahun 2014" (PDF). www.otda.kemendagri.go.id. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 12 Juli 2019. Diakses tanggal 8 Desember 2021.
- ^ a b c Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaPermendagri-137-2017
- ^ "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2021" (Visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 8 Desember 2021.
- ^ "Penduduk Menurut Wilayah dan Agama yang Dianut di Kabupaten Gayo Lues". www.sp2010.bps.go.id. Diakses tanggal 21 Januari 2021.
- ^ "Indeks Pembangunan Manusia 2020-2021". www.bps.go.id. Diakses tanggal 8 Desember 2021.
- ^ "APBD 2018 ringkasan update 04 Mei 2018". 2018-05-04. Diakses tanggal 2018-07-06.
- ^ a b Dhakidae, Daniel (Juli 2005). Profil Daerah Kabupaten dan Kota. Jakarta: Penerbit Buku Kompas. hlm. 35–39. ISBN 979-709-201-1.
- ^ Masroni, Sara (24 Maret 2023). Amirullah, ed. "Profil Al Hudri, Pj Bupati Gayo Lue". aceh.tribunnews.com. Diakses tanggal 28 Januari 2024.
- ^ Perolehan Kursi DPRK Gayo Lues 2014-2019
- ^ "Perolehan Kursi DPRK Gayo Lues 2019-2024". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-08-04. Diakses tanggal 2020-05-17.
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-09-19. Diakses tanggal 5 Desember 2018.
Pranala luar
- (Indonesia)UU RI Nomor 4 Tahun 2002
- (Indonesia)Situs Resmi Pemkab Gayo Lues
- (Indonesia)Website Informasi Berita Gayo Lues