Transplantasi Jantung

Revisi sejak 28 Februari 2022 10.34 oleh PutraHP (bicara | kontrib)

Transplantasi jantung adalah proses pengangkatan jantung yang sudah tidak bekerja secara optimal dan menggantinya dengan jantung baru dari pendonor.[1][2] Dalam prosedur ini, dokter bedah jantung mengeluarkan jantung yang bermasalah dengan memotong aorta, arteri pulmonalis, vena kava interior dan vena kava superior, membagi atrium kiri, menyisakan dinding bagian belakang atrium kiri jantung yang lama dengan pembuluh darah vena pulmonalis yang tetap terbuka. Jahitan dilakukan di daerah vena kava, aorta, arteri pulmonalis, dan atrium kiri.[3]

Transplantasi jantung
Intervensi
Gambaran letak donor jantung. Atrium kiri dan pembuluh darah besar masih berada di tempatnya.
ICD-9-CM37.51
MeSHD016027
MedlinePlus003003

Indikasi

Transplantasi jantung merupakan pilihan bagi penderita gagal jantung stadium akhir yang tidak memberikan respons terhadap pengobatan yang lain. Gagal jantung stadium akhir ini dapat disebabkan oleh:

  • Serangan jantung
  • Infeksi virus pada otot jantung
  • Hipertensi
  • Penyakit katup jantung[4]
  • Penyakit jantung bawaan[4]
  • Gangguan irama jantung seperti aritmia ventrikel[4]
  • Hipertensi paru
  • Penyalahgunaan obat dan alkohol
  • Penyakit paru kronis seperti emfisema atau penyakit paru obstruktif kronis
  • Kardiomiopati[4]
  • Penyakit arteri koroner[4]

Tidak semua penderita gagal jantung stadium akhir memenuhi syarat untuk menerima donor jantung. Individu yang tidak direkomendasikan untuk transplantasi jantung adalah:[4]

  • Usia lanjut yang nanti akan memengaruhi kemampuannya untuk pulih dari operasi transplantasi.[4]
  • Memiliki penyakit lain yang memengaruhi kemampuan untuk bertahan hidup seperti penyakit ginjal, hati atau paru yang berat.[4]
  • Sedang menderita infeksi.[4]
  • Memiliki riwayat menderita kanker.[4]
  • Tidak memiliki kemampuan dan keinginan untuk mengubah gaya hidup yang dibutuhkan untuk menjaga kesehatan pascaoperasi misalnya pada orang dengan kebiasaan merokok dan alkoholisme.[4]

Indikasi spesifik penerima donor jantung berdasarkan panduan ESC (European Society of Cardiology) adalah:[5]

  • Gejala gagal jantung berat dengan dispnea dan atau kelelahan pada saat istirahat atau aktivitas ringan (Fungsional kelas III dan IV klasifikasi NYHA).
  • Riwayat episode retensi cairan (kongesti sistemik dan atau kongesti paru, edema perifer) dan atau penurunan curah jantung saat istirahat (hipoperfusi perifer)
  • Adanya tanda objektif disfungsi jantung berat, menunjukkan setidaknya satu dari tanda berikut:
  1. Fraksi ejeksi ventrikel kiri yng rendah (<30%)
  2. Pola aliran katup mitral restriktif atau pseudonormal pada pemeriksaan ekokardiogram
  3. Pengisian tekanan ventrikel kiri yang tinggi (rata-rata pulmonary capillary wedge pressure atau PCWP > 16 mmHg, dan atau rata-rata tekanan atrium kanan > 12 mmHg melalui pemeriksaan kateterisasi arteri pulmonalis)
  4. Kadar peptida natriuretik yang tinggi tanpa adanya penyebab nonkardiak
  • Gangguan kapasitas fungsi jantung berat yang ditunjukkan dengan salah satu dari tanda berikut:
  1. Riwayat rawat inap dengan keluhan gagal jantung lebih dari sekali dalam 6 bulan terakhir
  2. Ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas
  3. Pemeriksaan tes berjalan 6 menit ≤ 300 meter atau kurang pada wanita dan atau usia pasien ≥ 75 tahun
  • Konsumsi oksigen maksimal < 12-14 ml/kg/menit
  • Adanya 5 kriteria di atas meskipun telah dilakukan terapi optimum termasuk pemberian diuretik, antagonis reseptor angiotensin-II, dan penyekat beta kecuali jika terdapat kontraindikasi untuk tindakan transplantasi

Kontraindikasi

Komplikasi

  • Penolakan organ. Jantung dari donor dianggap sebagai benda asing oleh penerima sehingga saat dimasukkan ke dalam tubuh, tubuh penerima akan melakukan penolakan. Oleh karena itu penerima donor jantung mengonsumsi obat (imunosupresan) untuk mencegah reaksi penolakan.[4]
  • Infeksi. Pemberian imunosupresan untuk mencegah reaksi penolakan organ pascaoperasi akan menyebabkan penurunan daya tahan tubuh sehingga penderita mudah mengalami infeksi.
  • Perdarahan selama dan setelah operasi
  • Pembekuan darah yang dapat menyebabkan serangan jantung, strok, dan masalah paru-paru
  • Gagal ginjal. Penerima donor jantung diharuskan mengonsumsi obat seumur hidupnya. Obat-obatan ini dapat menyebabkan gangguan fungsi ginjal hingga kegagalan fungsi ginjal.[4]
  • Vaskulopati allograf koronaria. Merupakan kondisi ketika pembuluh darah yang membawa darah ke otot jantung mengalami penebalan dan berakibat pada kerusakan otot jantung yang serius. Kerusakan otot jantung akan menyebabkan aritmia jantung bahkan gagal jantung.[4]
  • Kanker. Selain menyebabkan infeksi, pemberian imunosupresan juga dapat memicu kanker. Obat-obatan ini meningkatkan risiko untuk menderita kanker kulit dan limfoma non-Hodgkin.[4]
  • Kematian.

Persiapan

Persiapan sebelum melakukan transplantasi jantung membutuhkan waktu dan evaluasi. Tim yang terdiri dari dokter ahli bedah jantung, dokter ahli bedah, pekerja sosial, psikiater atau psikolog, dokter ahli anestesi, dokter ahli gizi, administrator rumah sakit, dan tim perawat dan dokter umum, akan menentukan kelayakan seseorang untuk tindakan ini.

Proses evaluasi ini meliputi:

  • Evaluasi sosial dan psikologikal
  • Pemeriksaan darah
  • Tes diagnostik
  • Persiapan lainnya

Prognosis

Pascaoperasi

Di rumah sakit

Di rumah

Referensi

  1. ^ Puji, Aprinda (24 November 2020). "Transplantasi Jantung: Prosedur, Risiko, dan Perawatan Lanjutan". Hello Sehat. Diakses tanggal 28 Februari 2022. 
  2. ^ "Heart Transplant". www.heart.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-02-28. 
  3. ^ "Heart Transplantation Procedure - Health Encyclopedia - University of Rochester Medical Center". www.urmc.rochester.edu. Diakses tanggal 28 Februari 2022. 
  4. ^ a b c d e f g h i j k l m n o "Heart transplant - Mayo Clinic". www.mayoclinic.org. Diakses tanggal 28 Februari 2022. 
  5. ^ López-Cardoza, Ulises; Díez-López, Carles; González-Costello, José (5 November 2018). Heart Transplant: Current Indications and Patient Selection. IntechOpen. ISBN 978-1-78923-802-0.