Kiai

Orang jawa pakar di islam
Revisi sejak 24 Juli 2008 20.13 oleh Borgxbot (bicara | kontrib) (Robot: Cosmetic changes)

Bagi pemahaman Jawa, Kiai atau Kyai adalah sebutan untuk "yang dituakan ataupun dihormati" baik berupa orang, ataupun barang. Selain Kiai, bisa juga digunakan sebutan Nyai untuk yang perempuan. Kiai bisa digunakan untuk menyebut :

  1. Ulama atau Tokoh, contoh: Kiai Haji Hasyim Muzadi
  2. Pusaka, contoh: Keris Kiai Joko Piturun, Gamelan Kiai Gunturmadu
  3. Hewan, contoh: Kerbau Kiai Slamet, Kuda Kyai Gagak Rimang
  4. Makhluk Halus, contoh: Kiai Sapujagad (Penunggu Merapi)
  5. Orang yang sudah meninggal (meskipun berusia muda). Bisa dilihat di nisan pada kompleks makam masyarakat Jawa.

Kiai bagi Masyarakat Banjar adalah gelar bagi Kepala distrik, bukan ulama. Di Jawa disebut wedana, gelar ini berasal dari nama jabatan menteri Kerajaan Banjar. Pemerintah Hindia Belanda mengalihkan nama ini untuk nama jabatan kepala distrik untuk wilayah Kalimantan. Misalnya, Kiai Masdhulhak, seorang kiai yang meninggal dalam pemberontakan Hariang, Banua Lawas, Tabalong, tahun 1937.