Stasiun Garut

stasiun kereta api di Indonesia

Stasiun Garut (GRT) merupakan stasiun kereta api kelas II yang terletak di Pakuwon, Garut Kota, Garut. Stasiun yang terletak pada ketinggian +717 meter ini termasuk dalam Daerah Operasi II Bandung.

Stasiun Garut
Kereta Api Indonesia
C32

Tampak depan Stasiun Garut, 2021.
Lokasi
Koordinat7°12′55″S 107°54′5″E / 7.21528°S 107.90139°E / -7.21528; 107.90139
Ketinggian+717 m
Operator
Letak
km 19+293 lintas CibatuCikajang[1]
Jumlah peron2 (1 peron sisi dan 1 peron pulau yang sama-sama tinggi)
Jumlah jalur3 (jalur 1: sepur lurus)
LayananCikuray dan Garut Cibatuan
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Informasi lain
Kode stasiun
KlasifikasiII[2]
Sejarah
Dibuka14 Agustus 1889; 135 tahun lalu (1889-08-14)
Dibangun kembali1947; 77 tahun lalu (1947)
Tanggal penting
Dibuka kembali24 Maret 2022; 2 tahun lalu (2022-03-24)
Operasi layanan
Lua error in Modul:Adjacent_stations at line 237: Jalur tidak dikenal "Lokal Cibatu".
Fasilitas dan teknis
Tipe persinyalan
  • Tebeng Krian (s.d. 1983)
  • Mekanik tipe Siemens & Halske semiotomatis (2020–sekarang)
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Stasiun ini dahulu merupakan stasiun utama di Kabupaten Garut, melayani penumpang dan komoditas. Sebagai bagian dari jalur Cibatu–Cikajang, stasiun ini dibangun untuk menghubungkan jalur utama lintas selatan Jawa dengan pusat pemerintahan Garut. Dalam perkembangannya, jalur ini kemudian diperpanjang ke Cikajang.

Berkaitan dengan minat masyarakat Garut terhadap moda kereta api, Stasiun Garut yang sempat nonaktif sejak tahun 1983 kemudian dihidupkan lagi sebagai bagian dari program reaktivasi perkeretaapian yang dicanangkan oleh Kemenhub.

Ke arah timur stasiun terdapat tetenger sinyal krian yang dulu digunakan untuk mengendalikan perjalanan kereta api. Setelah reaktivasi persinyalan ini dianggap usang dan digantikan dengan persinyalan Siemens & Halske semiotomatis.[3]

Sejarah

Stasiun ini dibangun bersamaan dengan pembangunan lintas Cibatu–Garut. Karena pusat kota Kabupaten Garut agak jauh dari stasiun utama di kabupaten ini, maka perlu dibuat lintas cabang. Sehingga, dibangunlah jalur kereta api dari Stasiun Cibatu menuju Stasiun Garut. Jalur ini dibuka bersamaan dengan jalur dari Cicalengka pada tanggal 14 Agustus 1889.[4]

Jalur ini dibuka setelah melalui pekerjaan yang cukup intensif selama dua tahun. Pembukaan jalur sepanjang 51 km ini dilakukan oleh Gubernur Jenderal Pijnacker Hordijk yang didampingi istri di Stasiun Garut[5].

Bangunan stasiun yang lama kini telah hilang, diganti dengan bangunan yang lebih modern. Bangunan stasiun ini sangat mirip dengan Stasiun Karawang dan Rambipuji. Dahulu Garut pernah diserang oleh tentara Belanda pada tahun 1947 yang membuat infrastruktur jalur menjadi rusak, sehingga terpaksa harus direnovasi.[6]

Dahulu, saat masih aktif hingga tahun 1980-an, stasiun ini selalu ramai dikunjungi oleh pengguna jasa angkutan yang hendak bepergian dengan kereta api hingga akhirnya ditutup pada tahun 1983 karena sarana yang sudah tua dan kalah bersaing dengan mobil pribadi maupun angkutan umum. Di samping itu, PJKA sering mengalami kerugian akibat ulah penumpang yang coba-coba naik kereta secara gratis.[7]

Selama masa-masa nonaktifnya, stasiun ini sempat dijadikan kantor sekretariat MPC Pemuda Pancasila Garut[8] dan emplasemennya berubah menjadi pasar.

Reaktivasi

Sehubungan dengan reaktivasi jalur kereta api Cibatu–Garut, stasiun ini menjalani serangkaian renovasi. Seluruh bangunan yang berdiri di atas lahan PT KAI harus dibongkar. Bangunan yang terletak di sekitar rumah dinas peninggalan Staatsspoorwegen serta bangunan stasiun telah rata dengan tanah.[9]

Setelah aktif, stasiun ini rencananya akan memiliki dua bangunan dan tiga jalur kereta api dengan jalur 1 merupakan sepur lurus dari dan arah Cibatu. Selain itu, rel kereta api ke arah barat stasiun (arah Cikajang) juga turut direaktivasi sejauh beberapa ratus meter guna mendukung aktivitas gerak langsir lokomotif dan rangkaian kereta.[10]

Pada awalnya, peresmian jalur KA Cibatu–Garut direncanakan pada akhir Februari atau paling lambat awal Maret 2020, menunggu perizinan dari Kementerian Perhubungan. KAI sudah merencanakan pengoperasian KA lokal Cibatu–Garut pp yang jadwalnya sudah dibuat bersamaan dengan pengoperasian grafik perjalanan kereta api 2019 dan berstatus sebagai angkutan lokal perintis. Kereta api tersebut rencananya digratiskan selama masa uji coba.[11][12]

Pada 12 Maret 2020, telah dilakukan uji coba rangkaian kereta api yang terdiri dari 2 kereta kelas ekonomi (K3), 1 kereta makan pembangkit kelas ekonomi (KMP3), dan 4 kereta kelas bisnis (K2). Rangkaian uji coba tersebut berjalan di lintas Stasiun Cibatu-Stasiun Garut dengan ditarik oleh lokomotif CC 201 77 21. Uji coba ini sekaligus bertujuan untuk mengecek kesiapan persinyalan, wesel, serta sarana dan prasarana pendukung lainnya sebelum jalur ini dapat resmi digunakan.[13]

Pandemi Covid-19 menyebabkan peresmian stasiun dan jalur kereta api Cibatu–Garut ditunda.[14] Pada April 2021, Bupati Garut, Rudy Gunawan, menargetkan pengoperasian Stasiun Garut pada Juni 2021.[15] Stasiun ini resmi dibuka bersamaan dengan peresmian reaktivasi pada 24 Maret 2022.[16]

Layanan kereta api

Penumpang

Antarkota

Lokal

Referensi

  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  3. ^ Liputan6.com (2019-07-31). "Mengenal Sistem Persinyalan Kereta Api Tempo Dulu". liputan6.com. Diakses tanggal 2022-03-23. 
  4. ^ Staatsspoorwegen (1921–1932). Verslag der Staatsspoor-en-Tramwegen in Nederlandsch-Indië 1921-1932. Batavia: Burgerlijke Openbare Werken. 
  5. ^ Fauzan, Hevi (16 Februari 2022). "Kemeriahan Pembukaan Jalur KA Cicalengka Garut (Kereta Garut Bag. 4)". sejarahbandung.id. Diakses tanggal 16-02-2022. 
  6. ^ Nasution, A.H. (1978). Sekitar perang kemerdekaan Indonesia. 5. Bandung: Dinas Sejarah TNI-AD dan Angkasa. 
  7. ^ Putra, Bayu. "Menanti Tuntasnya Reaktivasi Jalur KA Cibatu-Garut-Cikajang". JawaPos.com. Diakses tanggal 2019-08-21. 
  8. ^ "Rel Si Gombar Pun 'Terkubur' Dana Desa". detikx. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-02-03. Diakses tanggal 2020-02-03. 
  9. ^ Feri Purnama (11 Mei 2019). Nusarina Yuliastuti, ed. "Bangunan terdampak reaktivasi jalur kereta di Garut Kota dibongkar". Antara News. Diakses tanggal 3 Februari 2020. 
  10. ^ Asmara, Chandra Gian. "29 Tahun Mati Suri, Jalur Kereta di Garut Ini Direaktivasi". CNBC Indonesia. Diakses tanggal 16 Januari 2020. 
  11. ^ Adji, Bayu (19 Februari 2020). "Awal Maret, Kereta Api Cibatu-Garut Gratis". Republika.co.id. Diakses tanggal 19 Februari 2020. 
  12. ^ Gita Pratiwi (ed.). "PT KAI Daop 2 Optimistis Kereta Api Jurusan Cibatu-Garut Beroperasi Februari 2020 - Pikiran-Rakyat.com". Pikiran Rakyat. Diakses tanggal 2020-02-03. 
  13. ^ "Jalur Cibatu - Garut Diujicoba Dengan Rangkaian Kereta". Railway Enthusiast Digest. 2020-03-12. Diakses tanggal 2020-03-13. 
  14. ^ Supriadin, Jayadi (2020-10-14). "Operasional Jalur Kereta Api Legendaris Garut Tertunda Pandemi Covid-19". liputan6.com. Diakses tanggal 2021-05-31. 
  15. ^ Iqbal, Mochammad (2021-04-27). "Stasiun Kereta Api Garut Beroperasi pada Juni Setelah 30 Tahun Tak Aktif". merdeka.com. Diakses tanggal 2021-05-31. 
  16. ^ "Budi Karya dan Erick Thohir Bakal Hadiri Peresmian Reaktivasi Jalur Kereta Api Garut-Cibatu Kamis Besok". suara.com. 2022-03-23. Diakses tanggal 2022-03-24. 
Stasiun sebelumnya   Lintas Kereta Api Indonesia Stasiun berikutnya
Wanaraja
menuju Cibatu
Cibatu–Cikajang Pamoyanan
menuju Cikajang

7°12′48″S 107°54′13″E / 7.213373231527397°S 107.90364486005973°E / -7.213373231527397; 107.90364486005973{{#coordinates:}}: tidak bisa memiliki lebih dari satu tag utama per halaman