Saumlaki, Tanimbar Selatan, Kepulauan Tanimbar

ibu kota Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Indonesia
Revisi sejak 14 Februari 2022 09.46 oleh Herryz (bicara | kontrib) (Cleaning)


Saumlaki adalah ibu kota dari Kabupaten Kepulauan Tanimbar yang mencakup seluruh Kepulauan Tanimbar. Kabupaten ini tergolong baru berdiri, setelah berpisah dengan Kabupaten Maluku Tenggara pada tahun 2002. Saumlaki juga merupakan kelurahan yang berada di Kecamatan Tanimbar Selatan, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku, Indonesia.

Saumlaki
Negara Indonesia
ProvinsiMaluku
KabupatenKepulauan Tanimbar
KecamatanTanimbar Selatan
Kodepos
97664
Kode Kemendagri81.03.01.1001 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS8101040009 Edit nilai pada Wikidata
Luas11,34 km²
Jumlah penduduk7.999 jiwa (2021)[1]
Kepadatan795 jiwa/km²
Peta
PetaKoordinat: 7°58′30″S 131°18′27″E / 7.97500°S 131.30750°E / -7.97500; 131.30750

Letak Saumlaki tepatnya berada di Pulau Yamdena yang merupakan bagian dari Kepulauan Tanimbar dengan pengaruh kental misionaris Katolik yang hadir sejak tahun 1629. Kota Saumlaki dibangun di sekitar jalan utama tunggal diapit oleh toko Cina.[1]

Sejarah

Usaha Pendudukan Jepang pada PD II

Pada akhir tahun 1942, setelah Darwin, Australia, dibom oleh Jepang pada saat Perang Dunia II, 2 buah kapal perontok dan 1 kapal biasa Jepang memasuki perairan Maluku. Sebelumnya, 13 pasukan KNIL yg telah disiapkan oleh Belanda, di bawah komando sersan Julius Tahija, mendarat di Saumlaki. Pada tgl 30 Juli, 04.00 pagi, sekelompok kapal perang Jepang ini mulai masuk ke Teluk Saumlaki.[2] Sebelum puluhan tentara Jepang ini mendarat, mereka diberondong oleh dua senapan mesin MG. Jepang kocar-kacir dan mengalami banyak korban, sedangkan hanya 8 pasukan Julius yg gugur.

Julius dan sisa pasukannya pun berlayar ke Pulau Bathurst, Australia, untuk kemudian bergabung ke dalam pasukan khusus Australia "Z" forces.[3] Julius Tahija kemudian dielu-elukan sebagai pahlawan perang di Australia dan mendapat medali tertinggi dari kerajaan Belanda, Ridders der Militaire Willems-Orde. Setelah itu, Julius kemudian membantu para pejuang Indonesia, khususnya sebagai menteri kabinet Negara Indonesia Timur, yg aktif untuk memperjuangkan pengakuan Republik Indonesia pada tgl 27 Desember 1949.

Sayang, kegigihan 13 pasukan Indonesia, walaupun di bawah bendera KNIL, untuk mengusir puluhan pasukan Jepang tidak pernah dihargai oleh rakyat Indonesia. Tidak ada tugu peringatan apa pun yang menandakan aksi heroik ini di Saumlaki.

Demografi

Pada tahun 2021, jumlah penduduk kelurahan Saumlaki sebanyak 7.999 jiwa, dengan kepadatan 795 jiwa/km².[1] Kemudian, persentasi penduduk kelurahan Saumlaki berdasarkan agama yang dianut yakni Kekristenan 81,67% di mana Protestan 61,88% dan Katolik 19,79%. Kemudian Islam 18,03%, Hindu 0,17% dan Buddha 0,13%.[1] Sementara untuk rumah ibadah, terdapat 21 gereja Protestan, 16 gereja Katolik dan 5 masjid.[4]

Perekonomian

 
Pelabuhan Saumlaki

Menjelang pembangunan Kilang Darat Blok Masela oleh perusahaan minyak dan gas bumi Inpex Masela Ltd dalam beberapa tahun terakhir ini, geliat perekonomian mulai terlihat. Beberapa toko, restoran, hotel dan villa mulai dibangun di pusat kota.

Saumlaki mempunyai potensi alam laut yang melimpah dengan beberapa pusat perdagangan seperti Pasar Lama Olilit, Pasar Omele Sifnana dan Saumlaki Town Square (Satos). Sementara produk industri didatangkan dari Surabaya, Kupang, Ambon dan Timika.

Pelabuhan di Saumlaki sering disandari oleh kapal-kapal dari Australia. Terutama pada kegiatan Sail Darwin-Saumlaki yang diadakan setiap setahun sekali. Biasanya para peserta acara tersebut turun dan menyinggahi pantai dan desa-desa di sekitar Saumlaki. Salah satu desa yang menjadi tujuan adalah desa Tumbur. Desa ini terkenal akan kerajinan patung kayunya.

Telekomunikasi

Operator telekomunikasi di Saumlaki di layani oleh Telkom, Telkomsel dan Indosat. Saumlaki memiliki jaringan 3G yang menjangkau seluruh Tanimbar Selatan dan 4G di pusat kota.

Bandar Udara

 
Bandara Mathilda Batlayeri Saumlaki

Saumlaki memiliki bandara dengan nama Bandara Mathilda Batlayeri di Amtufu, Desa Tumbur, Kecamatan Wertamrian. Bandara Mathilda Batlayeri dioperasikan pada 9 Mei 2014. Bandara tersebut memiliki panjang 1.640 meter dan lebar 30 meter sehingga bisa didarati pesawat jenis ATR-72. Bandara tersebut dinamai Mathilda Batlayeri karena perempuan asal Tanimbar (MTB) itu gugur dalam pertempuran melawan para pemberontak mempertahankan Markas Kepolisian Kurau Kalimantan Selatan pada 28 September 1953.

Tempat Wisata

  • Pantai Weluan. Terletak di desa Olilit, Kampung Olilit Timur merupahkan temapt wisata pantai yang paling populer bagi wisatauan lokal.
  • Pantai Kelyar Jaya atau Pantai Pertamina. Terletak di Olilit Barat
  • Air Bomaki, suguhan wisata alam, yang menjadi wisata alternatif sungai/air tawar
  • Webolar, Lauran
  • Pulau Matakus
  • Wisata Rohani Kristus Raja Alam Semesta, terletak di Olilit Timur
  • Kore-Nusmese, wisata pulau yang terletak di Desa Atubul dan Lorulun
  • Wertuleri- Latdalam. Wisata air tawar, yang menyerupai tempat pemandian masyarakat.
  • Perahu Megalith, Sangliat
  • Pantai Sifnana
  • Pantai Lauran
  • Wisata tenun Tanimbar di Kota Saumlaki dan Tumbur.
  • Pantai Sambunyi[5]

Referensi

  1. ^ a b c d "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2021" (Visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 24 Agustus 2021. 
  2. ^ "Legenda Penuh Warna". Tempo Online. 
  3. ^ "Remembering Saumlaki — Peter Ryan". Quadrant Magazine. Januari 2004. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006-06-29. 
  4. ^ "Kabupaten Kepulauan Tanimbar Dalam Angka 2021" (pdf). www.mtbkab.bps.go.id. Diakses tanggal 24 Agustus 2021. 
  5. ^ "Pesona Memikat Pantai Sambunyi, Surga Rahasia Milik Saumlaki". Diakses tanggal 28 Maret 2018.