Mangkunegara X

Adipati dari Mangkunegaran
Revisi sejak 6 April 2022 07.37 oleh Inayubhagya (bicara | kontrib) (merapikan judul awal)

Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara X (nama sebelum pelantikan: Gusti Pangeran Haryo (GPH.) Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo, S.H.) (lahir 29 Maret 1997, atau penanggalan Jawa Sabtu Pon, 20 Sela 1929 Wawu) adalah penguasa Kadipatèn Mangkunagaran dan putra dari KGPAA Mangkunegara IX yang mangkat pada 13 Agustus 2021. Ia ditetapkan sebagai penerus tahta Kadipatèn Mangkunagaran ke-10 pada tanggal 1 Maret 2022 dan dinobatkan tanggal 12 Maret 2022[1], bertepatan dengan penanggalan Jawa Sabtu Pahing, 8 Ruwah 1955 Alip.

Mangkunegara X
ꦩꦁꦏꦸꦤꦒꦫ꧇꧑꧐꧇
Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo
Adipati Mangkunegaran ke-10
Berkuasa12 Maret 2022 – sekarang
Penobatan12 Maret 2022
PendahuluMangkunegara IX
PresidenJoko Widodo
KelahiranGusti Pangeran Haryo Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo
29 Maret 1997 (umur 27)
Nama lengkap
Sampeyan Dalem Ingkang Jumeneng Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario Mangkunagara Ingkang Jumeneng Kaping Sedasa
WangsaWangsa Mataram
AyahMangkunegara IX
IbuGKP Mangkunegara IX

Kehidupan awal

Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo dilahirkan pada 29 Maret 1997 dan merupakan putra kedua (bungsu) dari Kanjeng Pangeran Adipati Arya Mangkunegara IX dan Gusti Kanjeng Putri Mangkunegara IX. Dari silsilah garis ibu, ia merupakan cucu dari Letnan Jenderal TNI (Purn.) Yogi Supardi yang merupakan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia Untuk Jepang Ke-10 (1987-1991), Pangdam XVI/Udayana (1972-1974), dan Sekjen Departemen Pertahanan dan keamanan (1983-1987).[2]

Dari ibundanya, Gusti Bhre – sebutan sehari-hari – memiliki kakak kandung perempuan bernama Gusti Raden Ajeng (GRA.) Ancillasura Marina Sudjiwo. Dari ibu tirinya, Sukmawati Soekarnoputri, ia memiliki dua saudara tiri seayah: Gusti Pangeran Haryo Paundrakarna Jiwo Suryonegoro (Gusti Paundra,kakak laki-laki tertua) dan Gusti Raden Ajeng Putri Agung Suniwati (Gusti Menur, kakak perempuan).

Ia menamatkan pendidikan S1 di Fakultas Hukum Universitas Indonesia pada tahun 2019.[3]

Sebelum dinobatkan sebagai Pengageng Pura (penguasa istana), Gusti Bhre telah terlibat dalam beberapa aktivitas Pura (Istana) Mangkunegaran, seperti sebagai Cucuk Lampah pada tradisi Kirab Pusaka malam 1 Sura dan penajaan Mangkunegaran Jazz Festival 2019.

Penobatan

Dinamika pra-penobatan

Pemilihan Gusti Bhre sebagai Adipati Praja menghadapi lika-liku. Sebagai anak laki-laki dari putri permaisuri (garwa padmi), ia merupakan kandidat utama. Namun tradisi pemilihan penguasa Mangkunegaran tidak mengikuti aturan demikian secara kaku. Muncullah nama Gusti Paundra sebagai anak laki-laki tertua dari Mangkunegara IX, meskipun ia bukanlah anak dari permaisuri karena ibunya kehilangan posisi tersebut setelah perceraian. Mangkunegara VIII, sebagai contoh, adalah anak dari selir (garwa ampil). Selain Gusti Paundra, muncul pula nama Gusti Roy (KRMH Roy Rahajasa Yamin), sepupunya yang adalah putra tertua dari kakak perempuan mendiang Mangkunegara IX.

Selain soal isu urutan suksesi, Gusti Bhre juga dihadapkan pada isu keyakinan agamanya. Sebagai penerus salah satu dinasti keturunan Mataram, penguasa haruslah beragama Islam. Meskipun tidak ada yang menyuarakan secara terbuka, Gusti Bhre merupakan seorang penganut Katolik. Meski demikian, Gusti Bhre kemudian berpindah dari Katolik menjadi Islam untuk dilantik sebagai Mangkunegara X.[4]

Semua isu ini kemudian selesai setelah beredarnya pengumuman dari perwakilan kerabat inti yang ditandatangani oleh dua orang saudara ayahnya, GRAy. Retno Satuti Suryohadiningrat (Gusti Nuk) dan GRAy. Retno Rosati Notohadiningrat (Gusti Roos), yang pada intinya adalah menyetujui Gusti Bhre sebagai pelanjut Pengageng Pura.

Upacara penobatan

Upacara penobatan KGPAA Mangkunagara X dilaksanakan pada hari Sabtu Pahing, tanggal 12 Maret 2022 di Pendhapa Ageng Pura Mangkunegaran. Penobatan dilakukan oleh Gusti Puteri Mangkunegara IX dilanjutkan dengan pembacaan sumpah setia dan pidato sambutan oleh KGPAA Mangkunagara X. Upacara ini dihadiri oleh Presiden RI Joko Widodo, tiga penguasa pewaris tahta Mataram lainnya (Sri Sunan Pakubuwono XIII, Sri Sultan Hamengkubuwono X, dan KGPAA Paku Alam X), Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Walikota Surakarta Gibran Rakabuming Raka.

Seusai pengambilan janji setia, dilanjutkan dengan pementasan beksan (tarian) Bedhaya Anglirmendhung, tarian yang diciptakan untuk mengingat perjuangan KGPAA Mangkunagara I melawan VOC sampai berdirinya Kadipaten Praja Mangkunegaran[5][6].

Referensi

  1. ^ "4 Fakta GPH Bhre Cakrahutomo: Lulusan UI yang Ditetapkan Jadi Raja Mangkunegaran di Usia 24 Tahun". Tribunsolo.com. Diakses tanggal 2022-03-07. 
  2. ^ detikJateng, Tim. "Profil Pangeran Bhre, si Bungsu yang Kini Ditetapkan sebagai Mangkunegoro X". detikjateng. Diakses tanggal 2022-03-07. 
  3. ^ Indonesia, C. N. N. "Mangkunegara X yang Baru, Masih 24 Tahun Lulusan Fakultas Hukum UI". nasional. Diakses tanggal 2022-03-07. 
  4. ^ "GPH Bhre Cakrahutomo Ditunjuk Jadi Mangkunegara X Meski Disebut Katolik, Budayawan Solo Beri Saran Penting". Suara Surakarta. Diakses tanggal 2022-03-14. 
  5. ^ Kurniawan (2022-03-11WIB16:23:41+00:00). "Sakral, Penari Bedhaya Anglir Mendung Harus Penuhi Sederet Syarat Ini". Solopos.com. Diakses tanggal 2022-03-26. 
  6. ^ detikJateng, Tim. "Mengenal Bedhaya Anglir Mendhung, Tarian Sakral Istana Mangkunegaran". detikjateng. Diakses tanggal 2022-03-26. 
Gelar kebangsawanan
Didahului oleh:
Mangkunegara IX
Adipati Mangkunegaran
2022—sekarang
Petahana