Cindaga, Kebasen, Banyumas

desa di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah


Cindaga adalah Desa di Kecamatan Kebasen, Banyumas, Jawa Tengah, Indonesia.

Desa Cindaga
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
KabupatenBanyumas
KecamatanKebasen
Kode pos
53172
Kode Kemendagri33.02.05.2008 Edit nilai pada Wikidata
Luas-
Jumlah penduduk-+ 6500 jiwa
Kepadatan-+ 100 jiwa per km
Peta
PetaKoordinat: 7°32′51″S 109°11′16″E / 7.54750°S 109.18778°E / -7.54750; 109.18778

Desa Cindaga yang sangat luas memiliki beragam potensi, merupakan Desa besar dengan jumlah pemilih terbanyak di kecamatan kebasen, dan di kabupaten banyumas.

Terdiri dari beragam suku bangsa dan agama, membuat Desa cindaga akan semakin ramah untuk masuknya investasi

Di Desa Cindaga terdapat dua rawa-rawa yaitu Rawa Winong yang terletak di Grumbul Werdeg dan Rawa Kalong yang terletak di Grumbul Poncot Kidul.

Selain itu juga terdapat Jembatan Lengkung lima karya monumental Bung Karno Mantan Presiden RI pertama]. Jembatan yang biasa di sebut brug Plengkung oleh masyarakat sekitar tersebut, melintang diatas Sungai Serayu yang merupakan bersejarah peninggalan Perang Dunia II.

Dewasa ini Desa Cindaga juga mempunyai Paguyuban Warga Desa Cindaga sebuah wadah komunitas lokal berbasis warga Cindaga baik yang berdomisili di kampung ataupun yang diperantauan.

Adapun kegiatan yang dilakukan PWDC adalah Kegiatan Sosial dan kemasyarakatan

Paguyuban Warga Desa Cindaga bersifat gerakan pemikiran positif, kritis dan beretika tidak berafiliasi pada partai politik manapun serta berasaskan Pancasila dan UUD 1945

Selain itu, desa Cindaga mempunyai website desa yang dikelola secara swadaya oleh [Paguyuban Warga Desa Cindaga, https://desa-cindaga.blogspot.com.]


Silahkan bagi warga cindaga yang berada di perantauan bisa mengikuti perkembangan desa dan kegiatan pemerintah desa cindaga di halaman website desa cindaga persembahan Paguyuban Warga Desa Cindaga untuk masyarakat Desa Cindaga di seluruh dunia.

Organisasi yang ada di Desa Cindaga yaitu NU Muhammadiyah,Paguyuban Warga Desa Cindaga, Karang Taruna, Gerakan Pemuda Ansor, dan lain-lain

Salah satu aspek pendorong kemajuan Desa Cindaga yang tak bisa dipungkiri adalah lahirnya Paguyuban Warga Desa Cindaga yang diinisiasi oleh Mantan Aktivis 98 yang bernama Eko Sulistyo Santosa.

Bahkan walaupun tanpa dukungan modal dari Pemerintah Desa Cindaga, tokoh pemuda yang dulu malang melintang didunia pergerakan kemahasiswaan era reformasi tersebut kini berhasil mengelola Cindaga Resik yaitu layanan jemput bola sampah dari rumah ke rumah yang mengedukasi warga Cindaga agar membuang sampah pada tempatnya. Bukti menjadi seorang pemimpin tidak harus menjadi Kepala Desa !!!

Desa Cindaga identik dengan pendidikan dasarnya dengan adanya madrasah MI MUHAMMADIYAH CINDAGA, madrasah modern yang selalu mencetak generasi generasi unggulan di kecamatan kebasen

Batas wilayah

Sebelah Utara = Desa Rawalo dan Desa Kebasen Kabupaten Banyumas dan Sungai Serayu

Sebelah Selatan = Desa Brani dan Desa Sampang, Kabupaten Cilacap

Sebelah Barat = Sungai Serayu

Sebelah Timur = Desa Kebasen,Desa Kalisalak Kabupaten Banyumas dan Desa Sampang Kabupaten Cilacap

Pembagian wilayah

  1. Grumbul Berusan
  2. Grumbul Buntungan
  3. Grumbul Kemitan
  4. Grumbul Krunculan
  5. Grumbul Lemah Abang
  6. Grumbul Pasemutan
  7. Grumbul Poncot
  8. Grumbul Tambangan
  9. Grumbul Gilisampir
  10. Grumbul Welahar
  11. Grumbul Werdeg
  12. Grumbul Wungu Banjeng

Jembatan Lengkung

Di desa ini terdapat bangunan peninggalan masa Perang Dunia II berupa jembatan lengkung yang sudah berusia sekitar setengah abad lebih. Yaitu Jembatan sepanjang 250 meter yang membelah Sungai Serayu yang mulai dibangun Belanda pada 1938. Namun, pada 1942, ketika Jepang datang, jembatan tersebut dihancurkan. Pada 1946, Soekarno merancang desainnya sekaligus dan membangun kembali jembatan tersebut. Jika musim kemarau bekas jembatan yg runtuh tersebut akan terlihat di bawah jembatan. Ada nilai filosofis yang terkandung dalam jembatan tersebut yaitu di jembatantersebut ada lima lengkung yang berarti adalah lima sila Pancasila. Beberapa bagian jembatan yang kini sudah tidak dipakai tersebut juga pernah runtuh pada 26 Juni 2011.[1]

Referensi

Pranala luar