Parapat, Girsang Sipangan Bolon, Simalungun

kelurahan di Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, Indonesia
Revisi sejak 30 November 2021 03.24 oleh HsfBot (bicara | kontrib) (Bot: di era → pada era (WP:BAHASA))

Parapat (disebut pula Prapat), adalah sebuah kelurahan di kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun, Sumatra Utara. Di Kelurahan ini merupakan salah satu akses menuju ke Danau Toba dan Kabupaten Samosir berjarak sekitar 48 km dari Kota Pematangsiantar. Parapat menjadi salah satu titik persinggahan penting dari Jalan Raya Lintas Sumatra bagian barat yang menghubungkan Medan dengan Padang. [2]

Parapat

Kantor Kelurahan Parapat
Negara Indonesia
ProvinsiSumatra Utara
KabupatenSimalungun
KecamatanGirsang Sipangan Bolon
Kodepos
21174
Kode Kemendagri12.08.16.1004 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS1209050003 Edit nilai pada Wikidata
Luas15.002[1]
Jumlah penduduk9,138 jiwa (2021)[1]
Kepadatan577.00 jiwa/km2[1]
Peta
Peta
Peta
Peta
Koordinat:


Pemerintahan

Kelurahan Parapat terdiri dari Lingkungan:

  • Bangun Dolok
  • Buntu Pasir
  • Parapat

Pelabuhan

 
Pelabuhan Parapat

Dari Parapat sendiri ada pelabuhan feri yang melayani perhubungan air ke Pulau Samosir tepatnya ke pelabuhan Ajibata. Bila tidak melalui Parapat, maka untuk mencapai Pulau Samosir lewat perhubungan darat seseorang harus mengitari tepian Danau Toba sampai ke Pangururan karena di sanalah Pulau Samosir berhubungan dengan daratan Pulau Sumatra.

Parapat sangat terkenal dengan keindahan danau tobanya. Kota ini menjadi objek wisata terkenal di Sumatra Utara. Bahkan, pada era 1990-an, tepatnya sebelum tahun 1997, kota ini menjadi destinasi favorit para turis-turis luar negeri, terutama berasal dari Belanda, Malaysia, Singapura, Jerman, Jepang, Korea, bahkan ada juga yang berasal dari Amerika. Namun, pada tahun 1997, terjadi gejolak krisis moneter yang membuat para turis menjadi enggan berwisata ke tempat ini. Meski demikian, masyarakat Parapat dan pemerintah berjuang untuk memajukan pariwisata Parapat.

Bila berkunjung ke Parapat, kita akan menemukan beberapa tempat yang bisa kita kunjungi. Rumah pengasingan mantan Presiden RI yang pertama, Soekarno, ada di Parapat meski tidak banyak orang yang tahu keberadaannya. Ada juga beberapa kawasan tertentu dimana kita bisa berenang menikmati sejuknya air danau Toba, seperti di daerah Pantai Kasih, Pantai Ujung, batu gantung dan beberapa kawasan lain disekitarnya. Sebagai informasi, masyarakat Parapat menyebut Pantai atau Pante untuk daerah yang memiliki pasir putih (dulunya;karena sekarang nyaris sulit menemukan pantai dengan pasir putih dipinggirannya). Selain berenang, Anda juga bisa menyewa speedboat atau sepeda air untuk menikmati pemandangan di sekitar danau Toba, Parapat.

Untuk membeli oleh-oleh khas Parapat, Anda bisa membeli mangga dan kacang garing yang dimasak dengan menggunakan pasir. Jangan lupa juga mengunjungi beberapa kios suvenir yang menjual kerajinan-kerajinan khas suku Batak maupun khas danau Toba, yang terletak di sekitar Jalan Haranggaol dan dekat kawasan pantai yang disebut di atas.

Demografi

Suku

Mayoritas penduduk Kelurahan Parapat adalah suku Toba.

Agama

Mayoritas penduduk Kelurahan Parapat memeluk agama Kristen.

Jumlah penganut agama di Kelurahan Parapat (2021)[1]
Agama Penganut
Islam
  
1,841
Kristen Protestan
  
6,049
Kristen Katolik
  
1,213
Hindu
  
1
Budha
  
34
Konghucu
  
0
Kepercayaan terhadap Tuhan YME
  
0

Galeri

Referensi