Opini

Penilaian, sudut pandang, atau pernyataan yang tidak dapat dipastikan kebenarannya


Pendapat atau opini (bahasa Inggris: opinion) adalah sebuah gagasan atau pikiran untuk menerangkan preferensi atau kecenderungan tertentu terhadap ideologi dan perspektif yang memiliki sifat tidak objektif. Pendapat merupakan tanggapan terhadap rangsangan yang disusun melalui interpretasi personal.[1] Maka dari itu, pandangan atau penilaian dalam pendapat tidak didukung oleh fakta atau pengetahuan positif. Pendapat berbentuk pernyataan tidak meyakinkan dan sering digunakan dalam berbagai hal subjektif yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya. Hal itu terjadi karena pendapat dipengaruhi oleh pemikiran, perspektif, perasaan, sikap, pengalaman, keinginan, keyakinan, nilai, dan pemahaman seseorang tanpa bukti konkret.[2]

Ciri

  • Dari segi isi, kebenaran opini bisa disesuaikan dengan kenyataan pada kepentingan tertentu.
  • Dari segi kebenaran, opini dikatakan benar atau tidak disesuaikan dengan data pendukung atau konteks yang dijabarkan.
  • Dari segi pengungkapan. opini cenderung persuasif dan argumentatif.
  • Dari segi penalaran, opini cenderung bersifat deduktif.[3]

Opini publik

Opini publik telah berkembang dari istilah opini umum sejak abad ke-18. Pada tahun 1781, istilah opini publik muncul dalam kamus Oxford Dictionary. Pada abad 18 dan 19, pengertian bebas dari opini publik masih berhubungan dengan perbedaan antara publik umum dengan publik yang bersifat pribadi. Artinya, opini publik terbatas hanya pada sesuatu yang bersifat lebih umum. Adanya pendekatan bidang sosial dalam komunikasi massa, khususnya komunikasi interpersonal membuat opini ini disampaikan dan dapat diterima oleh publik. Maka dari itu, dalam lingkungan publik yang heterogen dibutuhkan orang yang berjiwa opini leader, yaitu pribadi yang bisa menciptakan dan mempengaruhi opini publik, pemikir elite, memiliki kemampuan sebagai pemimpin dan terampil membawakan pembicaraan maupun pendapat untuk mencapai tujuan tertentu.[4]

Opini publik diibaratkan suatu proses penggabungan pikiran, usul dan perasaan yang diungkapkan warga negara secara individu kepada pilihan kebijakan yang dibuat pejabat pemerintah yang bertanggung jawab atas tercapainya ketertiban sosial dalam situasi konflik pembantahan perselisihan pendapat tentang apa yang akan dilakukannya. Opini publik akan memunculkan citra seseorang tentang pemahaman politik melalui interpretasi yang menghasilkan sebuah opini pribadi. Setiap opini akan mencerminkan organisasi kompleks yang terdiri dari komponen nilai, kepercayaan dan pengharapan.[5]

Opini publik menunjukkan sebuah muatan penting dari dinamika masyarakat yang eksklusif dan kompleks dari kebijakan publik yang dibuat. Opini publik bukan sepenuhnya hasil dari kebijakan publik dan perilaku para elite politik, tapi dipengaruhi juga oleh pengalaman hidup sehari-hari warga negara yang tidak mencerminkan kepentingan para elite.[5] Opini publik identik dengan kebebasan dalam mengungkapkan berbagai ide, keinginan, kebutuhan, pendapat, gagasan dan keluhan dan kritik yang membangun oleh organisasi, pribadi, maupun pemerintah . Seorang wartawan hak secara bebas untuk mengutarakan atau menulis pendapat secara jujur, benar, terbuka, etis dan objektif di media massa elektronik maupun cetak[4]

Langkah awal menulis opini

Untuk mengawali menulis artikel opini, beberapa langkah berikut ini dapat dilakukan. Menurut Hermanvarella, (1) menggali ide. Ketika menemukan ide, cobalah analisis masalah (tema) tersebut. Lakukan riset data. Diskusikan dengan banyak orang sehingga analisis kita terhadap tema tersebut menjadi sebuah analisis kritis dan tajam; (2) membuat kerangka tulisan secara rinci. Pastikan kerangka tulisan kita berstruktur pembukaan, isi, penutup agar mudah dipahami pembaca; (3) kumpulkan data dan referensi (buku, majalah, koran, dll). Referensi bermanfaat dalam membangun analisis terhadap permasalahan yang akan kita tulis sementara data berfungsi sebagai penguat; (4) mulailah menulis; (5) editing. Editing diperlukan untuk mengetahui apakah tulisan kita sudah sesuai dengan kaidah kebahasaan dan layak-tidakkah tulisan kita untuk dimuat di media massa.[6] Seseorang yang ingin memiliki keterampilan menulis yang baik juga membutuhkan motivasi untuk belajar menjadi penulis profesional. Menurut Sardiman, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri seseorang yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dan memberikan arah dari kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki dapat tercapai.[6]

Rujukan

  1. ^ Heryanto, Gun Gun, dkk (2019). Literasi Politik. Yogyakarta: IRCiSoD. hlm. 308. ISBN 978-602-7696-89-1. 
  2. ^ Mardatila, Ani (25 Oktober 2020). "Perbedaan Fakta dan Pendapat Beserta Masing-masing Pengertiannya". Merdeka (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 21 Desember 2020. 
  3. ^ Risda (2019). "Kemampuan Menentukan Fakta dan Opinipada Teks Berita Siswa Kelas XII SMA Negeri 1 Sigi Biromaru". Jurnal Bahasa dan Sastra Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Tadulako. 4 (2): 64. ISSN 2302-2043. 
  4. ^ a b Rumanti, Maria Assumpta (2002). Dasar Dasar Public Relation (Tiori dan Praktik). Jakarta: Grasindo. hlm. 60–61. ISBN 978-979-695-876-4. 
  5. ^ a b Tosepu, Yusrin Ahmad (2018-01-01). PENDAPAT UMUM DAN JAJAK PENDAPAT (Teori, Konsep dan Aplikasi). Surabaya: Jakad Media Publishing. hlm. 3 dan 52. ISBN 978-602-53176-5-1. 
  6. ^ a b Nusastri, Ade Yugha (2019-05-18). "Ade Yugha Nusastri_K1217001_Keterampilan Menulis Artikel Opini". dx.doi.org. Diakses tanggal 2020-12-24. 

Lihat pula

Pranala luar