Distrik Pambuang

Bekas Koloni Belanda yang pernah berdiri antara 1787 sampai 1946 di Kalimantan Tengah
Revisi sejak 24 Agustus 2022 10.33 oleh Fazoffic (bicara | kontrib)

Distrik Pambuang atau hanya Pemboewan atau Pemboeang (Banjar: 'pambuang walanda') adalah sebuah sub-distrik (bahasa Belanda: onderdistrict) Hindia Belanda yang saat ini Terletak di Kalimantan Tengah, Indonesia.

Distrik van Pembuang

Onderdistrict Pemboewan
1787–1946
Bendera Distrik Pambuang
Bendera Kompeni Belanda di Pembuang
Berkas:Onderdistricts Pemboewan.png
  Bagian Inti
  Diduga menjadi Bagian
  sedang Diperdebatkan
Lokasi Distrik Pambuang
StatusKoloni Hindia Belanda[Catatan 1]
Ibu kotaSampit
(1787–1898)
Samuda
(1898)
Telaga Pulang
(1898–1902)
Pembuang Hulu
(1902–1905)
Kuala Pembuang
(1905)
Kota terbesarKuala Pembuang
PemerintahanInlands bestuur
Shoofd
(Asisten Kjai)
yang diketahui
 
• 1834
Kjai Ngabei Djaja-negara
• 1847
Djoeragan Ibrahim
• 1850
Raden Moeda
• 1859
Djaja Ngagara
• 1870
Djoeragan Moehammad Seman
Sejarah 
• Didirikan
1787
• Dibubarkan
1946
Luas
 - Total
16,404 km2
Didahului oleh
Digantikan oleh
kslKesultanan
Banjar
ksrKekaisaran
Jepang
Daerah Dayak Besar
Sekarang bagian dari Indonesia
Sunting kotak info
Sunting kotak info • Lihat • Bicara
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Distrik van Pembuang dipercaya merupakan cikal bakal Kabupaten Seruyan saat ini. Distrik ini didirikan tidak lama setelah Sunan Nata Alam menyerahkan Pembuang Banjar kepada VOC Belanda pada tahun 1787.

Sejarah Awal

Wilayah van Pemboewan pada Awalnya merupakan wilayah dari Kesultanan Banjar. Saat itu, Perluasan Wilayah Banyak Dilakukan oleh Kesultatan Banjar yang membuat wilayah kesultanan ini menjadi Sangat Luas. Pada Masa itu, Wilayah ini Disebut Pambuang.[1]

Menurut laporan Radermacher, pada tahun 1780 yang menjabat kepala daerah Pembuang (sekarang Kabupaten Seruyan) adalah Raden Jaya.[2]

Sejak tanggal 13 Agustus 1787, wilayah Pembuang (Kabupaten Seruyan) diserahkan Sunan Nata Alam kepada VOC Belanda. Kepala daerah Pembuang tahun 1834 Kjai ngabei Djaja-negara (hoofd van Pemboewan).

Pejabat Daerah

  • Tahun 1847 Djoeragan Brahim (hoofd van Pemboewan, Sampit en Semboeloe).
  • Tahun 1850 Raden Moeda (hoofd van Pemboewan alleen)[3]
  • Tahun 1859 Djaja Ngagara (hoofd van Pemboewan en Semboeloe).[4]
  • Tahun 1870, Distriktshoofd van Pemboeang: Joeragan Moehammad Seman.[5]

De Facto

  • Menurut Staatsblad van Nederlandisch Indië tahun 1849, wilayah ini termasuk dalam zuid-ooster-afdeeling berdasarkan Bêsluit van den Minister van Staat, Gouverneur-Generaal van Nederlandsch-Indie.
  • Pada 27 Agustus 1849, No. 8[6]
  • Tahun 1855, daerah ini merupakan bagian dari De zuider-afdeeling van Borneo.[7]

Perkembangan Pemerintahan

  • Pemerintahan "Onderdistrictshoofd" Sebelum Tahun 1880. Wilayah Seruyan terdiri dari 13 Kampung yang waktu itu disebut "Shoofd" pejabat pemerintahnnya disebut "Asisten Kjai" sedangkan kedudukan pemerintahnnya langsung dari Sampit. Kampung-kampung tersebut adalah Kampung Beratih (sekarang Kuala Pembuang), Kampung Telaga Pulang, Kampung Sembuluh, Kampung Pembuang Hulu, Kampung Asam, Kampung Durian Kait, Kampung Sandul, Kampung Sukamandang, Kampung Rantau Pulut, Kampung Tumbang Kale, Kampung Tumbang Manjul, Kampung Sepundu Hantu, Kampung Tumbang Darap.
  • Tahun 1880. Pesatnya perkembangan dan pertumbuhan kampung-kampung, maka dibentuk sebuah Pemerintahan "Onderdistrictshoofd " dengan Ibu Kota di Telaga Pulang.
  • Tahun 1902. Terjadi perpindahan pusat Pemerintahan "Onderdistrictshoofd" dari Telaga Pulang ke Pembuang Hulu.
  • Tahun 1905. Pemerintahan "Onderdistrictshoofd" yang beribu kota di Pembuang Hulu dipindahkan ke Kuala Pembuang, karena letaknya di pesisir selatan, sehingga dianggap strategis terutama bagi kegiatan pemerintahan, perhubungan dan perekonomian saat itu.

Masa Akhir

Tahun 1940, Kekaisaran Jepang melakukan perluasan wilayah ke Selatan, yaitu ke dareah Asia Tenggara. Imperium Belanda yang Menguasai Hindia Belanda melakukan perlawanan. Namun, wilayah Hindia Belanda malah jatuh ke tangan Jepang. Jepang menguasai Pembuang pada Awal tahun 1941.

Pada Tahun 1946, Dibentuklah sebuah Pemerintahan Kecamatan Seruyan. Pemerintahan "Onderdistrictshoofd" diubah menjadi Kecamatan dengan nama Kecamatan Seruyan dengan Ibu Kota Pemerintahnnya di Kuala Pembuang. Kecamatan Seruyan lalu Bergabung dengan Daerah Dayak Besar dibawah Kepemimpinan J. Van Dyk, Mengakhiri era Pemboewan.

Pemerintahan Seruyan

  • Tahun 1947. Pada tahun ini wilayah Kecamatan Seruyan dibagi menjadi 2 (dua) wilayah Kecamatan yaitu
    • Kecamatan Seruyan Hilir dengan Ibu Kota Kuala Pembuang dan menjadi wilayah hukum Kawedanan Sampit Barat
    • Kecamatan Seruyan Hulu dengan Ibu Kota di rantau Pulut dan menjadi wilayah hukum Kawedanan Sampit Utara.
  • Wilayah Seruyan kala itu termasuk Propinsi Daerah Tingkat I Kalimantan Selatan (sebelum terbentuk Propinsi Daerah Tingkat I Kalimantan Tengah tahun 1957) dan dalam Wilayah Kabupaten daerah Tingkat II Kotawaringin (sebelum terbagi menjadi 2 Kabupaten Daerah Tingkat II Kotawaringin Timur dan Kotawarin Barat).
  • Tahun 1958. Wilayah Kecamatan Seruyan Hulu dibagi menjadi 2 (dua) wilayah Kecamatan yaitu: Kecamatan Seruyan Tengah dengan Ibu Kota di Rantau Pulut.
  • Pemerintahan Wilayah Persiapan Daerah Tingkat II SeruyanTahun 1965. Dengan adanya beberapa perubahan Struktur Organisasi Pemerintah, maka dengan diterbitkannya Surat Keputusan Gubernur Kepala Dearah Tingkat I Kalimatan Tengah No: 05/Pem.232-c-2-4/1965 Tanggal 1 Mei 1965 Tentang Penetapan Wilayah Persiapan Daerah Tingkat II Seruyan. Sehubungan hal itu maka Pemerintah Kawedanan Seruyan statusnya berubah menjadi Kabupaten Persiapan Daerah Tingkat II Seruyan dengan Ibu Kota Kuala Pembuang.
  • Pemerintahan Pembantu Kotawaringin Timur Wilayah Seruyan terbentuk berdasarkan: Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 1979 tertanggal 28 April 1979 tentang Pembentukan Wilayah Kerja Pembantu Bupati Kapuas untuk Wilayah Gunung Mas, Pembantu Bupati Kotawaringin Timur untuk Wilayah Katingan, Pembantu Bupati Kotawaringin Timur untuk Wilayah Seruyan, Pembantu Bupati Barito Utara untuk Wilayah Murung Raya, Pembantu Bupati Barito Selatan untuk Wilayah Barito Timur, Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Kalimantan Tengah Nomor: 148/KPTS/1979 tertanggal 28 Juni 1979 tentang Penghapusan Status Wilayah dan Kantor Daerah Tingkat II Administratif Gunung Mas, Katingan, Murung Raya dan Barito Timur serta Status Wilayah dan kantor Persiapan Daerah Tingkat II Seruyan, dan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Kalimantan Tengah Nomor: 247/KPTS/1980 tertanggal 02 Juli 1980 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pembantu Bupati Kotawaringin Timur untuk Wilayah Seruyan. Pemerintahan Pembantu Bupati Bupati (TUBUP) Kotawaringin Timur Wilayah Seruyan dengan Ibu Kota berkedudukan di Kuala Pembuang.
  • Pemerintah Kabupaten Seruyan Tahun 2002. Pemerintah Kabupaten Seruyan dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2002 Tentang Pembentukan Kabupaten Katingan, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Sukamara, Kabupaten Lamandau, Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten Pulang Pisau, Kabupaten Murung Raya dan Kabupaten Barito Timur di Propinsi Kalimantan Tengah, yang telah diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri atas nama Presiden Republik Indonesia pada tanggal 2 Juli 2002 di Jakarta. Ibu Kota Kabupaten Seruyan berada di Kuala Pembuang, Kecamatan Seruyan Hilir. Pimpinan Sementara Kabupaten adalah Loper Anggus.
  • Terpilihnya Darwan Ali sebagai Bupati Pertama Kabupaten Seruyan Memulai Babak baru Kabupaten ini. Dibawah kepemimpinan Darwan Ali, Sejumlah Besar Wilayah Seruyan dibangun dan Direnovasi.

Lihat pula

Referensi

Catatan kaki

  1. ^ (Melayu)Johannes Jacobus Ras, Hikayat Banjar diterjemahkan oleh Siti Hawa Salleh, Percetakan Dewan Bahasa dan Pustaka, Lot 1037, Mukim Perindustrian PKNS - Ampang/Hulu Kelang - Selangor Darul Ehsan, Malaysia 1990.
  2. ^ The New American Encyclopaedia (1865). "The New American Encyclopaedia: a popular dictionary of general knowledge". 2. D. Appleton. 
  3. ^ Raja Moeda Di publish dengan tajuk Regency Of Seruyan oleh Bupati H. Darwan Ali, Ir. H. Tarwidi Tamasaputra (Wakil Bupati), (Plh) H. Sutrisno, SH (Sekda).
  4. ^ Tijdschrift voor Nederlandsch-Indië (1861). "Tijdschrift voor Nederlandsch-Indië". 23 (1-2). Nederlandsch-Indië: 205. 
  5. ^ Almanak van Nederlandsch-Indië voor het jaar. 44. Lands Drukkery. 1871. hlm. 197. 
  6. ^ Staatsblad van Nederlandisch Indië, s.n., 1849
  7. ^ J. B. J Van Doren (1860). Bydragen tot de kennis van verschillende overzeesche landen, volken, enz. 1. J. D. Sybrandi. hlm. 241. 

Catatan

  1. ^ Distrik ini Telah dibentuk Sebelum Hindia Belanda dan Dihitung Sebagai Koloni Sendiri. Namun, Distrik ini Sering Digabung dengan Hindia Belanda