Lokomotif CC50
Lokomotif CC50 adalah lokomotif uap jenis Mallet Artikulasi yang sebelumnya dimiliki oleh Staatsspoorwegen. Lokomotif ini diproduksi oleh Werkspoor, Belanda dan SLM, Swiss. Lokomotif ini memiliki susunan gandar (1C')C' (2-6-6-0).
Lokomotif CC50 | |||||||||||||||||||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
| |||||||||||||||||||||||||||||||
| |||||||||||||||||||||||||||||||
| |||||||||||||||||||||||||||||||
|
Sejarah
Pada tahun 1927, Staatsspoorwegen (SS) mulai mendatangkan lokomotif uap berjenis mallet yang beroda 2-6-6-0. Sebanyak 30 unit lokomotif langsung dipesan dari beberapa pabrik di Eropa seperti: Werkspoor Belanda dan Schweizerische Lokomotiv-und Maschinenfabrik Swiss mulai dari tahun 1927 sampai 1928. Lokomotif ini diberi nomor seri SS1600. Jalur menanjak dan berbukit-bukit, seperti Cibatu - Cikajang - Garut dan Purwakarta - Padalarang dengan mudahnya dilalui oleh lokomotif SS1600. Lokomotif yang telah teruji bisa melewati kesulitan yang tidak dimiliki lokomotif lain. Antara lain mampu menarik rangkaian seberat 1.300 ton dengan kecepatan 55 km/jam juga mampu membelok di tikungan tajam. Pada zaman Penjajahan Jepang, Lokomotif ini mendapatkan nomor baru yaitu CC50. Dan terus digunakan dari Zaman DKARI hingga PJKA.[1]
Dengan semua kelebihan yang dimiliki oleh CC50, maka lokomotif ini pun dipergunakan untuk jalur Purwakarta, Cibatu, Purwokerto, Ambarawa, dan Madiun. bahkan, Cibatu merupakan salah satu pangkalan utama semua lokomotif Mallet.
Pada tahun 1981, lokomotif CC5022 milik Depo Purwokerto disumbangkan oleh PJKA sebagai persahabatan kedua negara ke Museum Kereta Api Belanda. Sekarang lokomotif tersebut diberi nomor SS1622. Tidak Hanya disitu, CC5019 milik Depo Purwakarta menjadi bintang utama pada Film bertema Perang Kemerdekaan yang berjudul Kereta Api Terakhir di tahun yang sama.
Namun lokomotif ini tak bisa menghindar dari tuntutan zaman. Kebijakan rasionalisasi lokomotif uap ke lokomotif diesel, membuat CC50 harus purna tugas pada tahun 1984 setelah akhir masa kedinasannya dihabiskan di jalur Cibatu-Garut yang mulai ditutup pada tahun itu juga. Keberadaannya tergusur dan tergantikan oleh berbagai lokomotif diesel, ditambah lagi saat itu lokomotif CC 201 baru saja didatangkan.
Berdasarkan buku PNKA Power Parade, AE. Durrant, persebaran lokomotif CC50 pada tahun 1969-1971 terdapat di:
- Cibatu 2 unit
- Banjar 1 unit
- Purwakarta 4 unit
- Purwokerto 10 unit
- Ambarawa 3 unit
- Madiun 2 unit
- Sidotopo 3 unit
Preservasi
CC 50 01 menjadi saksi bisu di Museum Transportasi TMII-Jakarta, CC 50 22 di Museum Utrecht, Belanda, dan CC 50 29 di Museum KA Ambarawa. Sebenarnya ada satu lokomotif lagi yang dikirim ke Sumatra Selatan pada tahun 1970-an, namun pada akhirnya dirucat.
Galeri
-
Lokomotif CC5022 yang baru tiba di Pelabuhan Rotterdam, Belanda
-
Lokomotif CC5022 yang baru tiba di Pelabuhan Rotterdam, Belanda
-
Lokomotif CC5022 yang baru tiba di Pelabuhan Rotterdam, Belanda
-
Lokomotif CC5030 dengan kondisi suku cadang yang tidak lengkap di Depo Cibatu
-
Lokomotif CC5009, CC5030, CC5019, dan CC5024 dengan bagian-bagiannya yang sudah hilang di Depo Cibatu
Lihat pula
Daftar Referensi
- ^ Bagus Prayogo, Yoga; Yohanes Sapto, Prabowo; Radityo, Diaz (2017). Kereta Api di Indonesia. Sejarah Lokomotif di Indonesia. Yogyakarta: Jogja Bangkit Publisher. hlm. 115. ISBN 978-602-0818-55-9.