Keyakinan

keadaan psikologi seseorang yang memegang dalil atau premis benar
Revisi sejak 15 September 2022 12.18 oleh Omahweyy (bicara | kontrib)

Keyakinan adalah energi yang terkumpul karena terbukanya perasaan, ada keinginan, ada ketidakinginan, ingatan terasa lebih kuat, rasa percaya meningkat menjadi rasa yakin, dan ada dorongan memilih rasa tetentu ataupun cara tertentu. Ingatan terasa lebih kuat (ingatan yang enak ataupun yang tidak enak, tidak selalu harus dirasakan apalagi secara berlebihan). Kemudian energi menuju ke kata kata yang ada di dalam diri, kata kata yang terucap, diam, gerak, gaya, sikap tegas, ataupun melakukan suatu hal.

Contoh Penggunaan Energi Keyakinan.

1. Seorang bayi yang belum bisa berjalan merasa yakin bisa berjalan kemudian mencoba melakukannya, karena ingin berjalan. Ketika belum berhasil dirinya menangis sedih. Kemudian orangtuanya mengajari suatu hal, membolehkan suatu hal, ataupun melarang suatu hal sambil berpura pura marah agar si bayi takut mengulanginya (karena si bayi belum memiliki kemampuan bisa mengerti penjelasan kata kata). Setelah itu tak lupa orangtuanya sering menghiburnya.

2. Seorang pengguna ponsel belum pernah melihat pencipta ponsel, tapi tetap yakin ponsel memiliki manfaat untuk kehidupan. Setelah sebelumnya dirinya belum tahu ponsel kemudian menjadi tahu ponsel, hingga menggunakan ponsel di dalam kehidupan sehari harinya.

3. Seorang pemabuk miras yakin harus memilih rasa benci, kemudian dirinya berkata membenci orang lain, tapi agar dirinya terlihat menjadi korban, karena dirinya ingin uang ataupun miras.

4. Seorang pelaku tawuran yakin tetap memilih rasa dendam, karena dirinya tidak ingin suatu hal dan karena ingin melakukan tawuran.

5. Seorang yang kasihan terhadap keadaan orang lain (memilih rasa kasihan), kemudian menolong yang membutuhkan bantuan.

6. Sekumpulan orang memprotes kebijakan pemerintah dengan cara melakukan demo ataupun dengan cara lain, karena merasa kasihan (yakin memilih rasa kasihan) kasihan terhadap keadaan orang banyak.

7. Seorang pemabuk cinta yakin apa yang dirasakannya adalah cinta, kemudian dirinya menginginkan hubungan cinta.

8. Seseorang yang menggunakan akal sehat, pikiran, perasaan, sebab dan tujuan :

a. Menyalurkan energi keyakinan ke berbuat kebaikan, berusaha dan tidak mudah menyerah. Belajar, belajar sambil bermain, ataupun melakukan latihan. Mengerjakan tugas (mengerjakan tugas semampunya minimal masih ada kemauan) ataupun untuk bekerja. Ke kata, kata kata yang ada di dalam diri ataupun kata kata yang akan diucap, kemudian melakukan latihan kata, latihan komunikasi hingga latihan sikap. Dan belajar bertanggungjawab terhadap perbuatan, tugas, ataupun pekerjaan.

b. Berhenti sejenak dengan cara istirahat, makan, minum, hiburan, bermain, ataupun dengan cara agama, misal, melakukan sholat (kata, diam, gerak) dilakukan oleh penganut agama Islam di rumah ataupun di mesjid, penganut agama Kristen pergi ke gereja, penganut agama Budha ke wihara, penganut agama Hindu ke pura, penganut agama Konghucu ke kelenteng, dan sebagainya.

c. Intinya adalah tentang mengatur energi, keinginan tertentu, ketidakinginan tertentu, dan sebagainya.

Pranala luar