Rasionalitas
rasional adalah saat kamu poop kamu bisa berpikir tenang untuk sementara agar kamu bisa membuat sesuatu yang imaginatif agar kamu bisa keluarkan bagu
Definisi
Penggunaan kata rasional menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti menurut pikiran & pertimbangan yang logis, atau menurut pikiran yang sehat, atau cocok dengan akal.[1] Sedangkan, kerasionalan adalah pendapat yang berdasarkan pemikiran yang bersistem dan logis, atau hal dan keadaan rasional. Secara etimologi, istilah rasional berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu “rasio” yang artinya kemampuan kognitif untuk memilah antara yang benar dan salah dari yang ada dan dalam kenyataan. Rasionalitas adalah kualitas atau keadaan menjadi rasional – yaitu, berdasarkan atau sesuai dengan alasan.[2] Rasionalitas menyiratkan kesesuaian keyakinan seseorang dengan alasan seseorang untuk percaya, dan tindakan seseorang dengan alasan tindakannya.
Rasionalitas sering dijadikan asumsi perilaku individu dalam model dan analisis ekonomi mikro dan muncul di hampir semua penjelasan pembuatan keputusan manusia yang ada di buku pelajaran ekonomi. Rasionalitas juga penting bagi ilmu politik modern, sosiologi, dan filsafat. Versi turunan dari rasionalitas adalah rasionalitas instrumental yang meliputi pencarian cara paling hemat biaya untuk meraih tujuan tertentu tanpa melihat berharga atau tidaknya tujuan tersebut. Gary Becker adalah salah satu pendukung penerapan model perilaku rasional secara luas.[3] Becker dianugerahi Hadiah Nobel Ekonomi tahun 1992 atas penelitiannya tentang diskriminasi, kejahatan, dan modal manusia.[4]
Ruang lingkup
Self interest rationality
Rasionalitas kepentingan pribadi (self interest rationality) merupakan kecenderungan seseorang yang bergerak berdasarkan kepentingan pribadi bersifat material atau individu dengan asumsi bahwa orang harus berupaya mengejar apa yang menjadi tujuannya. Kepentingan yang dimaksudkan tidak harus nominal atau materi lainnya.[5][6]
Present-aim rationality
Rasionalitas tujuan saat ini (present-aim rationality) merupakan kecenderungan seseorang yang aksiomatis tidak berasumsi bahwa orang harus selalu bersikap mementingkan dirinya sendiri, melainkan orang melakukan penyesuaian preferensi selang waktu dengan prinsip tertentu.[7]
Contoh tindakan
Contoh dari tindakan rasional antara lain seperti:
Penerapan bidang praktis
Ekonomi
Perilaku ekonomi rasional adalah perilaku ekonomi yang didasarkan pada pilihan-pilihan yang lebih menguntungkan. Dengan kata lain, dibutuhkan tindakan ekonomi yang rasional untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya dan kerugian yang seminimal mungkin.[8] Contoh penerapan perilaku ekonomi rasional dalam bidang komersial, misalnya dengan menentukan jenis produksi yang tepat, sehingga semua produk dapat terjual secara maksimal, dan biaya produksi dapat ditekan secara wajar tanpa mengurangi kualitas produk.
Prinsip dasar
Rasionalitas ekonomi dalam Islam didasarkan 5 prinsip, antara lain: Konsep sukses (The concepts of success), Skala waktu perilaku konsumen (Time scale of consumer behavior), Konsep kekayaan (Concept of wealth), Konsep barang (Concepts of goods), dan Etika konsumsi (Ethics of comsumption).[9]
Ekonomi konvensional dan ekonomi Islam
Rasionalitas ekonomi konvensional pada dasarnya berbeda dengan ekonomi Islam. Perbedaan mendasarnya adalah, sebagai sumber dasar pengembalian filosofis dan rentang waktu yang melingkupinya, Islam lebih menekankan konsep kebutuhan daripada realisasi kebutuhan maslahah yang lebih terukur dari yang diinginkan. Menurut Islam, manusia harus mengendalikan dan membimbing keinginan dan kebutuhannya agar dapat mendatangkan kemaslahatan untuk kehidupan dunia dan akhirat, bukan madarat.[10]
Tindakan ekonomi rasional dan irasional
Tindakan ekonomi rasional didefinisikan sebagai sikap oleh seorang individu atau kelompok dalam bersikap dan memilih agar tujuan mendatangkan keuntungan dan realitanya sejalan. Sedangkan, Tindakan ekonomi irasional didefinisikan sebagai sikap oleh seorang individu atau kelompok dalam bersikap agar mendatangkan keuntungan, tetapi hasilnya merugi.[11]
Psikologi
Rasionalitas juga memiliki keterkaitan dalam bidang psikologi, terkhusus rasionalitas dalam pengambilan suatu keputusan (psikologi kognitif). Hal ini dibahas oleh Ward Edwards mengenai psikologi kognitif, dengan kajian-kajian tentang rasionalitas dalam judgment dan pengambilan keputusan berkembang.[12] Contohnya, perilaku individu terkadang irasional, dan irasionalitas biasanya terkait dengan kepribadian individu. Ketika seorang individu (siswa) menyalahkan gurunya sebab memperoleh nilai yang jelek, tanpa menyadari bahwa ia tidak belajar secara giat dan sungguh-sungguh.[13] Inilah pentingnya kepribadian (psikologi) dalam mendorong rasionalitas pribadi.
Kecerdasan buatan
Rasionalitas dalam bidang kecerdasan buatan (Artificial Intelligence), sistem kecerdasan buatan bertindak secara rasional, seperti halnya sistem yang mencoba meniru perilaku manusia. Hal inilah yang dikenal dengan agen cerdas. Sebuah sistem yang berpikir layaknya seperti manusia yakni pengambilan keputusan otomatis, pemecahan masalah, dan aktivitas belajar.[14] Contohnya, jaringan saraf tiruan pada robot. Sistem pada robot bertindak secara rasional layaknya manusia, sistem pada robot dikendalikan melalui komputer sehingga mampu melakukan tugas dengan cara yang mirip dengan yang dilakukan orang.
Referensi
- ^ "Rasional". kbbi.kemdikbud.go.id. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring. Diakses tanggal 2021-12-27.
- ^ "rationality". merriam-webster.com. Diakses tanggal 2021-12-24.
- ^ Rosidin (2015). "Analisis Teori Pilihan Rasional Terhadap Transformasi Madrasah" (PDF). Madrasah Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar. 7 (2): 267–287. doi:10.18860/jt.v7i2.3325.
- ^ "The Sveriges Riksbank Prize in Economic Sciences in Memory of Alfred Nobel 1992". nobelprize.org. 1992-10-13. Diakses tanggal 2021-12-24.
- ^ Firmansyah, Herlan (2018). "Teori Rasionalitas Menurut Ekonomi Islam". EKSISBANK (Ekonomi Syariah Dan Bisnis Perbankan). 2 (1): 1–15. doi:10.37726/ee.v2i1.5.
- ^ Pantas, Pribawa E (2021). DASAR-DASAR MIKROEKONOMI ISLAM. Yogyakarta,DI Yogyakarta: UAD PRESS. hlm. 28. ISBN 978-623-6071-45-8.
- ^ Izza, Muh. (2021). EKONOMI MIKRO: Pendekatan Ideologis Islam. Jawa Tengah: Penerbit NEM. hlm. 39. ISBN 978-623-6906-75-0.
- ^ Idris, Muhammad (2021-08-15). Idris, Muhammad, ed. "Prinsip Ekonomi: Pengertian, Jenis, dan Contohnya dalam Kehidupan". Kompas.com. Diakses tanggal 2021-12-27.
- ^ Afrina, Dita; Achiria, Siti (2018). "Perdebatan Teori Rasionalitas dalam Menjelaskan Terbentuknya Biaya Transaksi pada Seleksi Pegawai Negeri" (PDF). Jurnal Ekonomi dan Bisnis. 2 (1): 23–38. doi:10.14421/EkBis.2018.2.1.1088. ISSN 2549-4988.
- ^ Ngasifudin, Muhammad (2017). "Rasionalitas dalam Ekonomi Islam". Jurnal Ekonomi dan Keuangan Islam. 7 (2): 111–119. doi:10.21927/jesi.2017.7(2).111-119.
- ^ Raharja, Algonz D.B. (2021). "Tindakan ekonomi: Definisi, tujuan, jenis, dan 4 contohnya". ekrut.com. Diakses tanggal 2021-12-25.
- ^ Hidayat, Rahmat (2016). "Rasionalitas: Overview Terhadap Pemikiran dalam 50 Tahun Terakhir". Buletin Psikologi. 24 (2): 101 – 122. doi:10.22146/buletinpsikologi.26772. ISSN 2528-5858.
- ^ Larissya, Lintang (2021-09-19). "Defense Mechanisms: Bentuk Pertahanan Diri dari Anxiety Disorder". Suara.com. Diakses tanggal 2021-12-27.
- ^ "Apa itu Artificial Intelligence?". teknik.uma.ac.id. Medan: Universitas Medan. 2020-07-07. Diakses tanggal 2021-12-24.