Achmad Tahir

Pahlawan Revolusi Kemerdekaan

Jenderal TNI (Purn.) Achmad Tahir (27 Juni 1924 – 17 Agustus 2002) adalah seorang pejuang kemerdekaan dan tokoh militer Indonesia. Dia pernah mengemban tugas sebagai Panglima Divisi IV/TKR pada zaman revolusi kemerdekaan Indonesia.

Achmad Tahir
Potret Achmad Tahir
Menteri Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi Indonesia ke-2
Masa jabatan
19 Maret 1983 – 21 Maret 1988
PresidenSoeharto
Wakil PresidenUmar Wirahadikusumah
Informasi pribadi
Lahir(1924-06-27)27 Juni 1924
Belanda Kisaran, Sumatra Utara, Hindia Belanda
Meninggal17 Agustus 2002(2002-08-17) (umur 78)
Indonesia Rumah Sakit Medistra, Jakarta, Indonesia
MakamIndonesia Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata, Jakarta, Indonesia
Kebangsaan Indonesia
Suami/istriNy. Rooslila Simanjuntak
Hubungan
Anak
PekerjaanMiliter
KabinetKabinet Pembangunan IV
Karier militer
Pihak
Dinas/cabang TNI Angkatan Darat
Masa dinas1945—1973
Pangkat Jenderal TNI
NRP15431
Pertempuran/perangOperasi Trikora
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Pada masa Orde Baru, dia dipercaya menjadi Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi dalam Kabinet Pembangunan IV periode 1982—1987 dan Kabinet Pembangunan V periode 1987—1992 di bawah pemerintahan Presiden Soeharto. Setelah tidak lagi menjadi menteri, dia ditugaskan sebagai Dubes Keliling Gerakan Nonblok untuk wilayah Eropa kemudian menjadi Ketua Umum Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI).[1]

Ia adalah Sesepuh Puak Melayu Sumatra Utara, yang telah diberi gelar Tengku Pangeran oleh Majelis Adat Budaya Melayu (MABMI) di Kesultanan Deli.

Keluarga

Ahmad terlahir sebagai anak ketiga dari sepuluh bersaudara. Ayahnya berasal dari Salatiga, Jawa Tengah sementara ibunya merupakan seorang Melayu dari Serdang, Sumatra Utara. Ia menikah pada tahun 1946 dengan Rooslila, seorang wanita berdarah Batak-Minangkabau yang berkarier sebagai penyiar Radio Jepang dan wartawati Sumatra Shinbun saat itu, dan dikemudian harinya menjadi anggota DPR RI periode 1982—1987.

Pernikahan mereka dikaruniai 6 orang anak, yaitu Gelora Surya Dharma, Hari Indra Utama, Yulia Saprita, Linda Agum Gumelar, Adi Putra Darmawan Tahir, dan Chaerul Permata Cita. Achmad Tahir meninggal pada tanggal 17 Agustus 2002 di RS. Medistra, Jakarta pada usia 78 tahun dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata.

Pendidikan

Umum

Militer

  • Latihan Opsir Gyugun (1943)
  • Latihan Candradimuka (1952)
  • Kursus Atase Militer (1956)
  • Seskoad (1960)

Karier

  • Panglima Divisi IV/TKR (1945)
  • Komandan Polisi Tentara Sumatra (1946—1947)
  • Kastaf KDO Sumatra (1948—1949)
  • Kabag Umum Dinas Personalia AD (1950—1952)
  • Asisten Ajudan Jenderal (1952—1953)
  • Kepala Seksi III Staf Umum TNI-AD (1953—1956)
  • Atase Militer KBRI Roma, Italia (1956—1959)
  • Dosen Seskoad (1960—1962)
  • Kastaf Gabungan Komando Mandala (1962—1963)
  • Kastaf Gubernur Militer Indonesia Bagian Timur (1962—1963)
  • Gubernur Akabri Umum Darat (1966—1968)
  • Pangkowilhan I Sumatra (1969—1973)
  • Dubes RI di Prancis (1973—1976)
  • Dubes RI di Spanyol (1973—1975)
  • Sekjen Dephub (1976—1983)
  • Menparpostel (1983—1988) dan (1988—1993)
  • Dubes Keliling Gerakan Nonblok untuk wilayah Eropa (1994)

Penghargaan

Tanda Jasa

Ia mendapatkan sejumlah tanda jasa baik dari dalam maupun luar negeri, diantaranya;[2]

 
     
     
     
     
     
Baris ke-1 Bintang Mahaputera Adipradana (10 Agustus 1987)[3]
Baris ke-2 Bintang Dharma Bintang Gerilya Bintang Yudha Dharma Pratama
Baris ke-3 Bintang Kartika Eka Paksi Pratama Bintang Jalasena Pratama Bintang Kartika Eka Paksi Nararya
Baris ke-4 Bintang Sewindu Angkatan Perang Republik Indonesia Satyalancana Kesetiaan 24 Tahun Satyalancana Perang Kemerdekaan I
Baris ke-5 Satyalancana Perang Kemerdekaan II Satyalancana G.O.M II Satyalancana Satya Dharma
Baris ke-6 Satyalancana Dwidya Sistha Grand Officer of the Order of Orange-Nassau - Belanda Grand Cross of the National Order of Merit - Prancis

Referensi

Bibliografi

Jabatan politik
Didahului oleh:
Hamengkubuwono IX
sebagai Menteri Pariwisata
Menteri Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi Indonesia
1983–1988
Diteruskan oleh:
Soesilo Soedarman
Didahului oleh:
S.H. Simatupang
sebagai Menteri Departemen Pos & Telekomunikasi
Jabatan diplomatik
Didahului oleh:
Harry Askari
Duta Besar Indonesia untuk Prancis
1973—1976
Diteruskan oleh:
Mohammad Noer