Selasih

Tanaman perdu yang daun, bunga, dan bijinya sebagai bahan rempah-rempah
Revisi sejak 3 Desember 2008 11.20 oleh Kembangraps (bicara | kontrib) (Referensi: buang rintisan)
Selasih
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Divisi:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Ocimum
Spesies

Terdapat 35 jenis, di antaranya
Ocimum americanum
Ocimum basilicum
Ocimum campechianum
Ocimum gratissimum
Ocimum kilimandscharicum
Ocimum tenuiflorum

Selasih, tlasih, basil, atau basilikum (Ocimum) adalah segolongan terna yang dimanfaatkan daun, bunga, dan bijinya sebagai rempah-rempah serta penyegar (tonikum). Berbagai bagian tumbuhan ini berbau dan berasa khas, kadang-kadang langu, harum, atau manis, tergantung kultivarnya. Beberapa di antaranya bahkan dapat membuat mabuk. Beberapa jenis selasih, misalnya kemangi, berasal dari Asia Tenggara, namun sebagian besar dianggap berasal dari anak benua India.

Keanekaragaman

Orang Eropa secara tradisional mengenal O. basilicum ("basil" atau "sweet basil") sebagai rempah yang diwariskan dari tradisi Yunani Kuno. Di India, selasih yang paling dikenal adalah "tlasi" atau "tulasi" ("holy basil", O. tenuiflorum syn. O. sanctum). Nama Melayu selasih diambil dari nama ini melalui bahasa Sanskerta. Warga Indocina dikenal menggunakan berbagai kultivar selasih. Di Thailand dan negara-negara lain setempat dikenal "horapa" ("Thai basil", O. basilicum convar. Thyrsiflorum) dan "manglak" ("Thai lemon basil", O. ×citriodorum). Horapa populer sebagai bagian dari menu Vietnam, misalnya pada sup sapi phở. Manglak dikenal di Indonesia sebagai kemangi.

Penggunaan

 
Daun selasih kering digunakan dalam masakan Italia

Berbagai tradisi boga dunia, seperti Italia, Cina, India, dan Thai banyak menggunakan selasih sebagai bagian dari penyedap utama. Di Italia, daun selasih yang dikeringkan merupakan salah satu komponen saus pesto yang khas Genoa.

Di Indonesia, selasih baru dikenal dari bijinya yang digunakan sebagai campuran minuman penyegar dan daunnya sebagai lalap segar (kemangi).

Ibadah di gereja-gereja Kristen Ortodoks melibatkan selasih (basil) sebagai bagian dari kebaktian. Tanaman basil biasa diletakkan pada sejumlah tempat di gereja.

Efek negatif

Selasih, seperti juga adas, mengandung estragol yang dapat merangsang kanker pada tikus dan mencit. Meskipun efeknya terhadap manusia belum dipelajari saat ini, percobaan terhadap kedua hewan tersebut menunjukkan bahwa 100 hingga 1000 kali pemaparan diperlukan untuk menjadikannya berisiko kanker. [1]

Lain-lain

Nama "selasih" dipakai pula sebagai sebutan bagi kalkun yang bulunya berbintik-bintik hitam.


Lihat pula

Referensi

  1. ^ EMEA (2004-03-03). "Position Paper on the use of HMP containing estragole" (PDF). hlm. 5. Diakses tanggal 2006-11-17. Kajian terhadap tikus dengan dosis minimal 1 hingga 10 mg/kg berat tubuh, yang kira-kira berarti memerlukan 100-1000 kali pemaparan terhadap manusia untuk mendapat efek yang sama