Sulalatus Salatin

Revisi sejak 28 April 2009 02.09 oleh Bennylin (bicara | kontrib) (small)

Sulalatul Salatin (secara harafiah berarti "Istana Para Raja") atau Sejarah Melayu merupakan suatu sejarah mengenai kebangkitan, kegemilangan dan kejatuhan zaman pemerintahan Melayu yang ditulis oleh beberapa orang pengarang Melayu. Ketika Peringgi Portugis menaklukkan Melaka, salinan Sejarah Melayu telah dibawa ke Goa/Gowa.[1]

Terdapat sekurang-kurangnya 29 versi tetapi versi yang paling masyhur adalah versi Shellabear. Menurut naskah Shellabear, Yang Dipertuan Raja di Hilir Sultan Abdullah Mu'ayat Syah ibni'l Sultan Abdul Jalil Syah telah mengutus Seri Nara Wangsa Tun Bambang untuk memerintahkan Bendahara Paduka Raja Tun Muhammad Mahmud (Tun Seri Lanang) pada hari Kamis, 12 Rabiul Awal 1021 bersamaan 13 Mei 1612 agar menyunting salinan Sejarah Melayu yang dibawa oleh Orang Kaya Sogoh dari Goa/Gowa.

Ketika itu Sultan Johor Lama, Sultan Alauddin Riayat Syah ibni Sultan Abdul Jalil Syah telah ditahan di Istana Raja Aceh, Sultan Iskandar Muda.

Sejarah Melayu (Sulalatul Salatin) bergaya penulisan seperti babad, di sana-sini terdapat penggambaran hiperbolik untuk membesarkan raja dan keluarganya. Namun demikian, naskah ini dianggap penting karena ia menggambarkan adat-istiadat kerajaan, silsilah raja dan sejarah kerajaan Melayu dan boleh dikatakan menyerupai konsep Sejarah Sahih (Veritable History) Cina, yang mencatat sejarah Dinasti sebelumnya dan disimpan di arsip negara tersebut.

Catatan

  1. ^ Terdapat pendapat menyatakan Goa di sini adalah di India, atau di Sulawesi. Pendukung tempat kedua berargumen, sekiranya Portugis mengambil salinan Sejarah Melayu ke Goa, India, pastinya Sejarah Melayu akan dibawa terus ke Eropa sebagai harta rampasan.

Pranala luar