Ampa wayer
Ampa wayer adalah jenis tarian berkelompok yang diiringi dengan musik, dan dipimpin oleh seorangkapel (pemimpin tari), dalam bahasa Sangihe disebut pangataseng atau pangaha. Ampa Wayer dikelompokkan sebagai kesenian rakyat bukan kesenian Istana. Kesenian ini berfungsi sebagai hiburan rakyat. Pada awalnya kesenian ini lahir secara spontan dalam aktifitas keramaian kecil, tapi seiring dengan berjalannya waktu tarian ini kemudian menjadi hal yang di haruskan dalam acara-acara hajatan seperti acara pernikahan dan acara tulude. Uniknya jenis kesenian ini tidak dapat dimainkan tanpa iringan musik.[1]
Asal | |
---|---|
Sangihe | |
Tari ampa wayer merupakan tarian yang tidak bisa dipisahkan dengan tari dansa. Pada masa kependudukan Jepang, pemerintah Jepang melarang masyarakat menari dansa. Namun karena keinginan untuk berdansa sangat kuat, maka kelompok musik orkes yang tadinya mengiringi dansa, mencoba menciptakan tarian penggganti dansa yaitu ampa wayer, maka pada tahun 1944 terciptalah tarian ampa wayer yang namanya terinspirasi dari situasi peperangan, dimana ada pesawat yang memiliki empat wayer (wmpat baling-baling pesawat).[2]
Referensi
- ^ stevensumolang (2016-02-12). "AMPA WAYER". Balai Pelestarian Nilai Budaya Sulawesi Utara. Diakses tanggal 2019-11-28.
- ^ "Tari ampa wayer". www.wisatasia.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-11-28. Diakses tanggal 2019-11-28.