Semende
Semende adalah nama Suku yang berasal dari daerah Sumatera Selatan. Populasi Suku Semende tersebar di wilayah Sumatera bagian selatan (Sumatera selatan, Bengkulu, dan lampung). Suku ini adalah penutur bahasa Melayu dialek e pepet yang disebut bahasa Semende. Adat istiadat Semende diambil dari Alqur'an dan hadits serta tradisi yang berkembang di masyarakat. Suku Semende berkerabat dengan suku-suku lainnya di daerah uluan, seperti Besemah, Gumay, Penjalang, Semidang, dan lainnya.
Tokoh-tokoh pendiri adat semende salah satunya adalah Syekh Nurqodim Al Baharuddin di Perdipe, Pagaralam sekitar Abadd Ke-16-Abad ke-17 M.
Sejarah Suku Semende
Semende adalah nama Kute/Wilayah pusat pemukiman yang memiliki struktur pemerintahan sekitar antara abad ke-13. Keberadaan Kute Semende diketahui berdasarkan Sumber Sejarah berupa catatan pada Kaghas berhuruf Surat Ulu (aksara Ulu) yang ditemukan di Muara Danau.
Perkembangan berikutnya, di Abad ke-16 hingga abad ke-17 M, Syekh Nurqodim bersama para pemimpin Sumbay di wilayah Uluan mendirikan Pemerintahan Demokrasi Pertama di Nusantara dengan nama Lampik Empat Merdike Due di Djagat Besemah Libagh Semende Panjang.
Pemerintahan Lampik Empat Merdike Due terdiri atas satu orang pemimpin (Mubungan Djagat), Empat Pemimpin Sumbay sebagai dewan permusyawaratan, dan Dua pemimpin Sumbay Sebagai dewan Penasihat.
Struktur Lampik Empat Merdike Due
Nama Teritory Wilayah : Djagat Besemah Libagh Semende Panjang
Prinsip-Prinsip Kehidupan: Semende
Struktur Lampik Empat Merdike Due:
Mubungan Djagat : Tuan Sayyid Syekh Nurqodim Al Baharuddin/ Puyang Awak
Lampik Empat:
- Sumbay Besak
- Sumbay Ulu Lurah
- Sumbay Tanjung Ghaye
- Sumbay Mangku Anom
Merdike Due:
- Sumbay Semidang
- Sumbay Penjalang
Pada perkembangannya, prinsip hidup yang bernama "Semende" di atas, dipegang dan dipertahankan oleh anak cucu keturunan Syekh Nurqodim Al Baharuddin, sehingga di kemudian hari orang menyebutnya sebagai "jeme semende" (Orang semende). Seiring waktu, orang-orang yang memiliki identitas yang sama yang dijuluki "jeme semende" tersebut populasinya semakin banyak dan mendiami wilayah yang semakin luas, lalu berkembang menjadi suku sendiri yang disebut sebagai Suku Semende.
Lambang Adat Semende (Lambang Tunggu Tubang)
1. Tubang artinya penyimpanan segala rasa (baik ataupun buruk)
2. Guci artinya penyimpanan segala rahasia , berfungsi sebagai pendingin dalam rumah
3. Kujur atau tombak artinya kejujuran, nak luhus ati, amanah
4. Kapak atau kampak artinya keadilan, berlaku adil, memisahkan yang haq dan yang bathil
5. Jale atau jala artinyapenghimpunan, dimanapun anggota keluarga tunggu tubang berada dapat dikumpulkan kembali dalam rumah tunggu tubang
6. Tebat atau kolam artinya menampung segale yang diberikan baik suka maupun duka dengan tenang, dan memberikan manfaat.
Tokoh Semende dalam Sejarah
- Puyang Tuan Raje Ulie tinggal di Prapau
- Puyang Baharuddin di Muara Danau
- Puyang Leby (Pengulu Abd. Kohar) di Pulau Panggung
- Puyang Nakanadin di Muara Tenang
- Puyang Mas Pangeran Bonang di Muara Tenang
- Puyang Skin Mande (Sang Diwe) di Muara Tenang
- Puyang Raden Singe (asal Majapahit) di Muara Tenang
- Puyang Rabbushshamad di Tanjung Raya
- Puyang Regan Bumi di Tanjung Raya
- Puyang Same Wali di Tanjung Tiga
- Puyang Tuan Kecik (Rebiah Sakti) di Tanjung Laut
- Puyang Raden Walet di Aremantai
- Puyang Rene di Pulau Panggung dari Jepara (Tahun 1800 M)
Tokoh Perjuangan Semende Mengusir Penjajah tahun 1800-an
- Tuan Lebi Penghulu
- Puyang Raje Mangkute
- Depati Kiam Raje
- Kiaji Sayyid Umar Perdipe
Ulama Semende
- Syekh Nurqodim Al-Baharuddin
- K.H Sayyid Umar Perdipe
- K.H. Mukhtar (ahli Nahu dan Fiqih) di Pulau Panggung
- K.H. Abd Majid (alim membaca Al Quran) di Pulau Panggung
- K.H. Abd Karim (hafidz Al Quran) di Muara Tenang
- K.H. Abd Jabbar (ahli Nahu Syorof) di Remantai
- K.H. Hasan Yusuf (ahli Nahu syorof) di Tanjung Raye
- K.H. Zaini (ahli Qira’at Al Quran) di Tanjung Agung
- K.H. Burhan (ahli Nahu Syorof) di Pajar Bulan
- K.H. Marsid (ahli nahu Syorof) di Muara Tenang
- Dan adalagi H.M. Yasin cucu K.H. Majid keluaran Mesir (penulis Qur’an Pusaka Indonesia di Jakarta zaman Presiden R.I pertama: Ir. Soekarno).
- K.H Gerentam Bumi Pulau Panggung
- Ustad Al Haramain Pulau Panggung
Tokoh Semende Pejuang Kemerdekaan Republik Indonesia
Dalam mempertahankan kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945, pejuang-pejuang Semende yang terkenal antara lain :
- Kapten Idham dari Pulau Panggung
- Kapten H. M. Ichsan dari Tanjung Laut
- Letnan Muis dari Pulau Panggung
- Kol. TNI. (Purn) H. A. Zaidin dari Muara Tenang
- Letkol. TNI (Purn) H. M. Badri dari Pulau Panggung
- Gori dari Pulau Panggung
- Rudi dari Pulau Panggung
- Ibid H.Kohapa
- Yazid Kenaru dari Pajar Bulan
- H.M. Djamili dari Muara Tenang, yang dijuluki Gajah Miri dan ditakuti Belanda
- Mayor Mingsur Panji Alam dari Bayur Kisam cucu Rentul P. Alam dari Ma. Tenang
- Kuris dari Tanjung Raya
- Letnan Aziz Kontar dari Pulau Panggung
- Sersan Bachtiar dari Pulau Panggung
- Sersan Matseroh dari Muara Tenang
- Laskar Ibnu Hasyim dari Pulau Panggung
- Tentara Pelajar Drs. H. Barmawi HMS dari Muara Tenang
- Tentara Pelajar Drs. H. Fuad Bahyien dari Pulau Panggung
- Hj. Kawimah Zaidin dari Tanjung Raya.
- Hj. Badiyah Dahnan dari Tanjung Raya
Kecamatan Semende Darat
Semende saat ini juga menjadi nama daerah yang berada di kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatra Selatan, Indonesia . Semende terbagi menjadi 3 kecamatan yaitu:
Semende merupakan daerah dataran tinggi dan dilalui perbukitan Bukit Barisan.
Disunting oleh: Deni Yuniardi,S.Pd.