Jayanthi Mandasari
Artikel ini memiliki beberapa masalah. Tolong bantu memperbaikinya atau diskusikan masalah-masalah ini di halaman pembicaraannya. (Pelajari bagaimana dan kapan saat yang tepat untuk menghapus templat pesan ini)
|
Jayathie Mandasari (13 April 1967) adalah seorang penyanyi yang suaranya lembut dan senduh. Lagunya yang sukses sepanjang kariernya ialah lagu "Ingkar" karya Cecep AS yang saat itu lagi banyak disukai, nyatanya memang sangat cocok dengan karakter vokalnya. Selain itu juga Lagu "Darling" dan lagu "Di Bukit Hijau" sempat menjadi hits musik pada tahun 1980an. Jayanthi juga mengalami transisi di album ini. Setelah sebelumnya bernyanyi di wilayah 'pop cengeng', di album ini dia berusaha menaklukkan lagu-lagu karya pencipta pop kreatif, dibantu juga oleh musisi-musisi beken seperti Dodo Zakaria, Erwin Gutawa dan Willy Soemantri.
Albumnya
- Album Ingkar 1984 diproduksi oleh Union Artists.
Judul lagu: Ingkar, Keinginan, Untuk Esok, Aku Malu, Hasratku, Alamku, Selamat Tinggal, Impian Nurani, Teman, Terang Sejati.
- Album Darling (Jangan Sakiti Dua Kali) 1982 diproduksi DD Records.
Judul lagu: Jangan Lagi, Hanya Cinta, Masihkah Hatimu Untukku, Kecewa, Kembalilah, Lupakan Saja, Mana Cintamu, Rama & Shinta, Namamu di Hatiku.
- Album " Lorong-Lorong Hitam " 1985 diProduksi Bens Records & Olympindo Records.
Lagu Judul: Mestinya Aku tak Menangis Lagi, Lorong-Lorong Hitam, Kau yang Manja, Pengisi Kalbu, Renung, Hanya Kau Satu, Titik Embun, Rasa Cinta, Kau Datang Lagi, Aneka Cinta.
- Album Memori Bulan Januari 1983 diproduksi DD Records.
Judul lagu: Memory Bulan Januari, Basmi Morfin Ganja, Mentar, Yang Pernah Kau Berikan, Menanti Harapan, Kasihan Kami Pejalan Kaki, Mengapa Semua Ini Terjadi, Kerinduan pada Desa, Malam Ini, Dusunku, Biru Kelabu.
- Album Nostalgia Dangdut Abadi dari masa kemasa " Kesunyian Jiwa ".
Film
Menetap di Brunei Darussalam
Artis penyanyi berdarah Minangkabau, Palembang, dan Solo ini sempat terkenal hingga ke negara-negara tetangga. Di pertengahan masa keemasannya, Jayanthie Mandasari dipersunting oleh seorang Pangeran dari Kesultanan Brunei Darussalam. Konon Sang pangeran sangat menggemari lagu-kagu yang dibawakan oleh Jayanthie Mandasari, di samping wajahnya yang cantik. Setelah menikah, Jayanthie Mandasari menetap di Brunei hingga saat ini. Sejak itu hampir tidak pernah terdengar lagi kiprahnya dalam dunia musik di Indonesia.