Bandar Udara Supadio
Bandar Udara Internasional Supadio (bahasa Inggris: Supadio International Airport) (IATA: PNK, ICAO: WIOO), sebelumnya dikenal sebagai Bandar Udara Sei Durian atau Bandar Udara Sungai Durian, adalah sebuah bandar udara internasional yang terletak di Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, Indonesia. Jaraknya dari Kota Pontianak adalah 17 km sebelah selatan. Bandara ini dikelola oleh PT Angkasa Pura II. Luas Bandar Udara Internasional Supadio adalah 528 Ha/Hektar.
Bandar Udara Internasional Supadio Supadio International Airport | |||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Informasi | |||||||||||
Jenis | Publik / Militer | ||||||||||
Pemilik | PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) | ||||||||||
Pengelola | PT Angkasa Pura II | ||||||||||
Melayani | Kabupaten Kubu Raya dan Kota Pontianak | ||||||||||
Lokasi | Limbung, Sungai Raya, Kubu Raya, Kalimantan Barat, Indonesia | ||||||||||
Maskapai utama | |||||||||||
Zona waktu | WIB (UTC+07:00) | ||||||||||
Ketinggian dpl | 3 mdpl | ||||||||||
Koordinat | 00°09′02″S 109°24′14″E / 0.15056°S 109.40389°E | ||||||||||
Situs web | supadio-airport | ||||||||||
Peta | |||||||||||
Kalimantan daerah di Indonesia | |||||||||||
Landasan pacu | |||||||||||
| |||||||||||
Statistik (2017) | |||||||||||
| |||||||||||
Pangkalan Udara TNI AU Skadron Udara 1/Elang Khatulistiwa Lanud Supadio | |
---|---|
Dibentuk | 18 Desember 1990 |
Negara | Indonesia |
Cabang | TNI Angkatan Udara |
Tipe unit | Lanud Tipe A |
Peran | Pangkalan Angkatan Udara |
Bagian dari | Komando Operasi Angkatan Udara I |
Pelindung | Tentara Nasional Indonesia |
Moto | Prayatna Kerta Gegana |
Situs web | www.tni-au.mil.id |
Nama bandara ini diambil dari Letnan Kolonel Supadio, seorang perwira TNI AU yang bertugas di Pangkowilud II Banjarmasin, yang membawahi Pangkalan Udara Sungai Durian (nama bandara sebelumnya). Letnan Kolonel Supadio tewas dalam kecelakaan pesawat dengan Kolonel (PNB) Nurtanio di Bandung pada tahun 1966. Area bandara dan landasan pacu juga digunakan bersama dengan Pangkalan Udara Supadio Tipe B pangkalan udara TNI-AU (Angkatan Udara Indonesia). Itu berfungsi sebagai basis Skuadron Udara 1 Angkatan Udara Indonesia, yang terdiri dari armada 18 Hawk 109/209.
Sejarah
Seperti kebanyakan bandar udara di Indonesia, bandar udara ini awalnya hanya merupakan laparangan terbang militer. Namun pada perkembanganya dibuka bandara udara sipil. Bandar udara ini awalnya dibangun pada awal tahun 1940-an sebagai Lapangan Terbang Sungai Durian. Pada tahun 1980-an, bandar udara ini dinamai kembali sebagai Bandar Udara Supadio. Pada 1970-an, penerbangan internasional pertama ke Kuching di Sarawak dimulai, dioperasikan oleh Merpati Nusantara Airlines.
Pada 1980-an, penerbangan ke Singapura dimulai, dioperasikan oleh Garuda Indonesia. Pada akhir Oktober 1989, Malaysia Airlines juga memulai penerbangan ke Pontianak dari Kuching. Semua penerbangan internasional ini dihentikan pada tahun 1998 karena Krisis Keuangan Asia tetapi rute ke Kuching dilanjutkan kembali pada pertengahan 1999, dioperasikan oleh 3 maskapai berbeda secara berurutan yaitu Batavia Air, Kalstar dan Xpress Air yang menghentikan layanan setelah Wings Air beroperasi. Bersama dengan AirAsia, kedua maskapai tersebut mengoperasikan 14 penerbangan mingguan antara Pontianak dan Kuching.
Antara awal hingga pertengahan 2010-an, ada juga penerbangan ke Singapura (dioperasikan oleh Batavia Air) dan Johor Bahru (oleh Xpress Air). Penerbangan ke Kuala Lumpur juga dimulai pada akhir Maret 2015, dioperasikan oleh AirAsia. Pada tanggal 28 Desember 2017 terminal baru bandara Supadio diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.
Bangunan Tower ATC dan Terminal
Sebuah gedung terminal baru dengan landasan pacu yang lebar dan diperpanjang dibangun. Terminal baru ini mengadopsi konsep eco-airport dan green building serta mampu melayani 3 juta penumpang setiap tahunnya. Pada 2020, landasan pacu diperpanjang menjadi 2.600 meter. Sebelumnya pada tahun 2010–2011, landasan pacu telah diperlebar dari 30 meter menjadi 45 meter.
Terminal baru dibangun dalam dua tahap. Tahap I melibatkan pembangunan terminal sementara dengan luas 13.000 m2 (140.000 kaki persegi) dan dapat menampung lebih dari 1,5 juta orang selama setahun. Tahap 1 selesai pada Juni 2015.
Fase 2 meliputi pembongkaran gedung terminal yang ada dan pembangunan gedung terminal baru sebagai perpanjangan dari gedung fase I. Secara total, terminal Bandara Supadio yang baru memiliki luas 32.000 m2 (340.000 kaki persegi) dan dapat menampung 3 juta penumpang setiap tahun.
Pengembangan
Bandar Udara Internasional Supadio sudah memiliki bangunan terminal baru dengan luas 32.000 m² berkapasitas 4 juta penumpang per tahun, yang mulai beroperasi sejak tahun 2017. Gedung terminal baru juga dilengkapi dengan 4 (empat) buah garbarata demi kenyamanan penumpang yang naik-turun pesawat, tetapi pada tahun 2019 ditambah 3 (tiga) unit garbarata, sehingga pada tahun 2020 Bandar Udara Internasional Supadio memiliki total 7 (tujuh) fasilitas garbarata. Pada tahun 2019 juga dilaksanakan pelapisan ulang (overlay) landasan pacu sepanjang 2.250 meter yang disertai dengan perpanjangan landasan pacu sepanjang 350 meter, sehingga pada tahun 2020 panjang landasan pacu menjadi 2.600 meter. Sebelumnya, pada 2010-2011 landasan pacu juga telah diperlebar dari 30 meter menjadi 45 meter dan juga nanti runway bandar udara Supadio akan diperpanjang lagi menjadi 3.000×60 Meter yang dapat menampung pesawat Airbus A330 dan Boeing 777.
Maskapai Penerbangan dan Tujuan
Insiden Kecelakaan
- Pada Tanggal 2 November 2010,Sebuah Pesawat Lion Air Boeing 737-400 PK-LIQ JT-712 Rute Jakarta-Pontianak tergelincir di ujung runway 33 Bandara Supadio,Seluruh penumpang selamat,tetapi beberapa Cedera dilaporkan
- Pada Tanggal 1 Juni 2012,sebuah pesawat Sriwijaya Air Boeing 737-400 SJ 188 PK-CKN Rute Jakarta-Pontianak Tergelincir di bandar udara Supadio,pesawat mendarat dalam keadaan Hujan Sangat Deras sehingga menyebabkan pesawat tak terhentikan dan akhirnya tergelincir,Seluruh penumpang selamat,tetapi pesawat rusak berat dan harus diperbaiki
- Pada Tanggal 16 Februari 2019,Sebuah Pesawat Lion Air Boeing 737-800 PK-LPS JT-714 Rute Jakarta-Pontianak Tergelincir keluar runway di ujung runway 33, Seluruh penumpang selamat dan tidak ada cedera,penyebab dari kejadian ini adalah pilot seharusnya melakukan holding untuk menunggu cuaca di bandara supadio mulai reda dan tidak hujan deras lagi,penyebab lainnya adalah banyaknya genangan di Runway dikarenakan pada saat itu Drainase bandara supadio belum memenuhi standar.
Komandan
- Kolonel Pnb Drajat Rahardjo, S.Ip. (1997-2000)⭐⭐
- Kolonel Pnb Imam Sufaat (2000-2002)⭐⭐⭐⭐
- Kolonel Pnb Abdul Muis (-2008)⭐⭐
- Kolonel Pnb Yadi Indrayadi Sutanandika, M.S.S. (2008-2010)⭐⭐
- Kolonel Pnb Imran Baidirus, S.E. (2010-2011)⭐⭐⭐
- Kolonel Pnb Kustono, S.Sos. (2011-2012)⭐⭐
- Kolonel Pnb Ir. Novyan Samyoga, M.M. (2012-2014)⭐⭐⭐
Validasi dan Peruban Type A
- Marsma TNI Ir. Tedi Rizalihadi, S.M.M. (2014-2015)⭐⭐
- Marsma TNI Tatang Harlyansyah, S.E., M.M. (2015-2016)⭐⭐⭐
- Marsma TNI Minggit Tribowo, S.Ip. (2016-2019)⭐⭐
- Marsma TNI Palito Sitorus, S.Ip., M.M. (2019-2020)⭐⭐
- Marsma TNI Deni Hasoloan Simanjuntak (2020-2022)⭐
- Marsma TNI Prasetiya Halim, S.H. (2022-Sekarang)⭐
Lihat pula
Referensi
Pranala luar
- http://www.angkasapura2.co.id/ Diarsipkan 2019-12-13 di Wayback Machine.