Telegram (perangkat lunak)
Telegram adalah sebuah aplikasi layanan pengirim pesan instan multiplatform berbasis awan yang bersifat gratis dan nirlaba.[10][11] Klien Telegram tersedia untuk perangkat telepon seluler (Android, iOS, Windows Phone, Ubuntu Touch) dan sistem perangkat komputer (Windows, OS X, Linux).[12] Para pengguna dapat mengirim pesan dan bertukar foto, video, stiker, audio, dan tipe berkas lainnya. Telegram juga menyediakan pengiriman pesan enkripsi ujung-ke-ujung opsional.
Telegram dikembangkan oleh Telegram Messenger LLP dan didukung oleh wirausahawan Rusia Pavel Durov.[13] Kode pihak kliennya berupa perangkat lunak sistem terbuka namun mengandung blob binari, dan kode sumber untuk versi terbaru tidak selalu segera dipublikasikan,[14] sedangkan kode sisi servernya bersumber tertutup dan berpaten. Layanan ini juga menyediakan API kepada pengembang independen. Pada Februari 2016, Telegram menyatakan bahwa mereka memiliki 100 juta pengguna aktif bulanan, mengirimkan 15 miliar pesan per hari.
Keamanan Telegram telah menghadapi pemeriksaan teliti yang menjadi perhatian; para kritikus mengklaim bahwa model keamanan Telegram dirusak oleh penggunaan protokol enkripsi yang dirancang khusus yang belum terbukti andal dan aman, dan dengan tidak mengaktifkan percakapan aman secara default. Telegram juga menghadapi kritik karena penggunaan skala luas oleh organisasi teroris Negara Islam (NIIS). NIIS telah merekomendasikan Telegram kepada para pendukung dan anggotanya[15][16][17] dan pada Oktober 2015 mereka mampu melipatgandakan jumlah pengikut saluran resmi mereka menjadi 9.000 orang.[18]
Sejarah
Pengembangan
Telegram dirilis oleh 2 bersaudara Nikolai dan Pavel Durov pada tahun 2013, sebelumnya mereka telah membuat platform media sosial Rusia yaitunya Vkontakte, yang mereka tinggalkan pada tahun 2014 karena diambil alih oleh sekutu Presiden Putin. Pavel Durov menjual sisa sahamnya di VK dan meninggalkan Rusia setelah mendapat tekanan pemerintah.[19] Nikolai membuat protokol platform digital yang berbasis pada pengiriman pesan, sementara Pavel menyediakan dukungan pendanaan dan infrastruktur dari perusahaannya Digital Fortress.[20] Telegram menyatakan bahwa tujuan akhir mereka bukanlah untuk profit semata,[21][22] tetapi juga bukan termasuk organisasi non-profit.[23]
Telegram terdaftar sebagai organisasi bisnis berbentuk LLP[24][25] di Inggris dan LLC[26] di Amerika, yang artinya mereka tidak mengungkapkan dimana mereka menyewa kantor atau badan hukum mana yang mereka gunakan, dengan alasan kebutuhan untuk melindunggi tim dari permintaan data dari pemerintah.[27] Pavel Durov mengatakan bahwa kantor pusat mereka berada di Berlin, Jerman, antara tahun 2014[28] hingga awal tahun 2015, pindah dikarenakan perbedaan yuridiksi izin tinggal untuk setiap orang didalam timnya.[29] Sesudah Pavel Durov meninggalkan Rusia, dia berpindah-pindah dari satu negara ke negara lain bersama sekelompok kecil programernya yang terdiri dari 15 anggota inti.[19][30] Berdasarkan informasi media, Telegram mempunyai karyawan di Saint Petersburg,[29] sedangkan tim intinya bermarkas di Dubai per 2017.[31]
Jumlah pengguna
Pada bulan Oktober 2013, Telegram mengumumkan 100.000 pengguna aktif harian.[20] Pada 24 Maret 2014, Telegram mengumukan bahwa telah mencapai 35 juta pengguna bulanan dan 15 juta pengguna aktif harian.[32] Oktober 2014, rencana pemerintah Korea Selatan untuk mengawasi warganya membuat ramai warganya berpindah ke Telegram.[28] Pada Desember 2014, Telegram mengumumkan bahwa telah mencapai 50 juta pengguna aktif, yang menghasilkan 1 miliar pesan setiap harinya, dan 1 juta pengguna baru setiap minggu,[33] lalu lintas pesan menjadi dua kali lipat dalam lima bulan dengan 2 miliar pesan setiap hari.[34] Pada September 2015, Telegram mengumumkan bahwa aplikasinya telah mencapai 60 juta pengguna aktif dan telah mengirimkan 12 miliar pesan harian.[35]
Februari 2016, Telegram mengumumkan bahwa telah mencapai 100 juta pengguna aktif setiap bulan, dengan 350.000 pengguna baru setiap harinya, mengirimkan 15 miliar pesan harian.[36] Pada Desember 2017, Telegram mencapai 180 juta pengguna aktif bulanan.[31] Pada Maret 2018 Telegram mencapai 200 juta pengguna aktif bulanan.[37] Pada 14 Maret 2019, Pavel Durov mengklaim bahwa "3 juta pengguna baru telah mendaftar dalam kurun waktu 24 jam."[38] Durov tidak menyebutkan secara khusus apa yang mendorong banyaknya pengguna baru mendaftar, tetapi waktunya tepat ketika pemadaman teknis berkepanjangan yang dialami oleh Facebook dan aplikasi anaknya, termasuk Instagram.[39]
Melansir Komisi Sekuritas dan Bursa AS, jumlah pengguna aktif perbulan Telegram hingga Oktober 2019 adalah 300 juta orang di seluruh dunia.[40]
Pada 24 April 2020, Telegram mengumumkan bahwa telah mencapai 400 juta pengguna aktif per bulannya.[41] Pada 8 Januari 2021, Durov mengumumkan dalam postingan blog di Telegram bahwa telah mencapai 500 juta pengguna aktif per bulan.[42]
Fitur
Akun
Akun Telegram terikat dengan nomor telepon pengguna dan diverifikasi melalui sms.[43] Pembuatan akun memerlukan perangkat Android atau iOS terlepas dari platform apa yang akan digunakan.[44] Pengguna bisa menambahkan beberapa perangkat untuk akun mereka dan menerima pesan dari semuanya. Perangkat yang terhubung bisa dilepas secara satu persatu atau sekaligus. Nomor terkait dapat diubah kapan saja dan ketika melakukannya, daftar kontak pengguna tersebut akan menerima nomor baru secara otomatis.[43][45][46] Selain itu, pengguna dapat mengatur nama pengguna sebagai alias yang memungkinkan mereka mengirim dan menerima pesan tanpa memperlihatkan nomor telepon mereka.[47] Akun Telegram bisa dihapus kapan saja dan dihapus secara otomatis setelah enam bulan tidak aktif secara standar, dan secara opsional dapat diubah dari 1 bulan paling cepat hingga 12 bulan paling lama dengan kisaran antara keduanya. Pengguna dapat mengganti rincian stempel waktu "terakhir terlihat" dengan pesan yang lebih luas seperti "terakhir terlihat baru-baru ini".[48]
Metode autentikasi standar yang digunakan Telegram untuk login adalah autentikasi faktor tunggal berbasis SMS.[49][50] Pengiriman kode sandi satu kali via sms ke nomor pengguna diperlukan untuk masuk ke akun secara default.[50][51] Pengguna juga memiliki pilihan untuk membuat kata sandi sebagai bentuk verifikasi dua langkah.[52]
Telegram memungkingkan pembuatan grup, bot, dan saluran media sosial terverifikasi resmi atau halaman wikipedia untuk diverifikasi tetapi bukan akun pengguna.[53][54]
Pesan berbasis cloud
Pesan default Telegram berbasis cloud dan juga bisa diakses oleh perangkat pengguna manapun yang terhubung. Pengguna bisa berbagi foto, video, pesan audio dan file lainnya (hingga 2 gigabyte per file). Pengguna bisa menggirim pesan ke pengguna lainnya secara satu-satu atau kedalam group yang bisa beranggotakan hingga 200.000 anggota.[55] Pesan terkirim bisa disunting dalam waktu 48 jam sesudah pesan tersebut terkirim dan bisa dihapus kapanpun baik pada kolom pesan pengguna maupun kolom pesan penerima. Pesan pada semua obrolan, termasuk grup dan saluran, bisa diatur untuk dihapus otomatis setelah 24 jam atau 7 hari, hal ini hanya akan berlaku untuk pesan yang dikirim setelah penghitung waktu hapus otomatis diaktifkan.[56][57]
Telegram menawarkan draf pesan yang bisa disinkronkan dengan semua perangkat pengguna, seperti ketika pengguna mulai mengetik pesan di satu perangkat dan kemudian dapat melanjutkannya di perangkat yang lain. Draf akan tetap ada pada area penyuntingan di perangkat manapun hingga pesan tersebut dikirim atau dihapus.[58] Semua obrolan, termasuk grup dan channel, bisa diurutkan kedalam folder yang disesuaikan sendiri oleh pengguna. Pengguna punya pilihan untuk menjadwalkan pesan dalam kolom chat pribadi untuk dikirim ketika penerima pesan sedang online.[59] Pengguna bisa juga mengimpor histori obrolan, termasuk pesan dan media, dari WhatsApp, Line dan Kakaotalk karena portabilitas data, baik membuat chat baru untuk menyimpan pesan atau menambahkannya ke pesan yang telah ada.[60][61]
Transmisi dari pesan cloud ke server Telegram dienkripsi dengan layanan protokol MTProto, sementara "Chat Rahasia" menggunakan enkripsi ujung-ke-ujung dengan protokol yang sama.[62][63] Menurut kebijakan privasi Telegram, "semua data yang disimpan dengan sangat terenkripsi dan kunci enkripsi pada setiap kasus disimpan pada beberapa data pusat lain dengan yuridiksi yang berbeda. Dengan cara ini teknisi programer atau penyusup tidak bisa mengakses data pengguna.[64] Database lokal untuk pesan di Telegram tidak dienkripsi secara default.[65] Beberapa klien Telegram mengizinkan pengguna untuk mengenkripsi basis data lokal dari pesan dengan menetapkan phrasa sandi.[66]
Pengguna Telegram dapat membagikan lokasi mereka secara langsung dalam obrolan selama 15 menit, satu jam, atau 8 jam. Jika beberapa pengguna berbagi lokasi mereka secara live dalam grup, lokasi akan ditampilkan pada peta interaktif. Berbagi "lokasi live" bisa dihentikan pada kapan saja.[67]
Bisa Diakses via Komputer Dengan Telegram Web
Ketika ingin login di perangkat komputer atau laptop, kamu bisa menggunakan fitur Telegram Web[68] yang bisa langsung diakses dari browser melalui link resminya web.telegram.org. Adapun panduannya adalah sebagai berikut :
- Buka link resminya melalui browser favoritmu seperti Chrome, Opera, Safari, Mozilla ataupun yang lainnya.
- Pastikan Anda mengakses link resmi agar tidak terjadi hal buruk seperti akun di retas.
- Masukkan Nomor Telepon yang terdaftar di Telegram,
- Masukkan Kode yang dikirimkan ke nomormu.
- Selain via nomor telepon, Anda juga bisa login Via QR Code. Caranya adalah cukup masuk ke aplikasi telegram yang ada di Ponsel dan masuk ke menu Settings → Devices → Link Desktop Device
Proses sebelumnya telah menandakan kamu berhasil masuk menuju telegram web. Tentunya secara otomatis menemukan beragam menu atau fitur sama seperti aplikasi. Pastinya punya fungsi dan manfaat yang sebanding jika mengecek.
Penerimaan
Pemblokiran
Pada 14 Juli 2017, pemerintah Indonesia melalui Kemkominfo memblokir DNS dari Telegram dengan alasan banyaknya propaganda, radikalisme, terorisme, paham kebencian, ajakan atau cara merakit bom, cara melakukan penyerangan, dan hal lain yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan di Indonesia.[69]
Kementerian Kominfo membuka kembali akses aplikasi web Telegram pada hari Kamis 10 Agustus 2017 pukul 10.46 WIB[70] dan Telegram bisa kembali diakses oleh Masyarakat Indonesia.
Invasi Rusia ke Ukraina 2022
Selama Invasi Rusia ke Ukraina 2022, pengguna Rusia dan Belarusia telah beralih ke Telegram sebagai pengganti Facebook dan Instagram yang diblokir oleh Barat.
Referensi
- ^ "Telegram.org Site Info". Alexa, Inc. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-05. Diakses tanggal 8 July 2015.
- ^ "Telegram Messenger on Play Store". Google Inc. Diakses tanggal 4 October 2020.
- ^ "Telegram Messenger on App Store". Apple Inc. Diakses tanggal 4 October 2020.
- ^ "Telegram Messenger". Microsoft Corporation. Diakses tanggal 4 October 2020.
- ^ "Telegram Messenger". Google Play. Diakses tanggal 2023-03-16.
- ^ "Telegram Messenger". App Store (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-03-14.
- ^ "Telegram". Mac App Store (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-03-17.
- ^ "Telegram Desktop". Microsoft Store. Diakses tanggal 2023-03-20.
- ^ "Telegram". Telegram. Diakses tanggal 2023-03-20.
- ^ Telegram F.A.Q, "...making profits will never be an end-goal for Telegram."
- ^ Why Telegram has become the hottest messaging app in the world, The Verge. Retrieved Feb 25, 2014. "Telegram operates as a non-profit organization, and doesn’t plan to charge for its services."
- ^ "List of Telegram applications". 6 February 2014.
- ^ "Telegram FAQ". 9 August 2015.
- ^ "Latest commits from official repository (Android version)". Github. 10 April 2016.
- ^ Haddad, Margot; Hume, Tim. "Killers of French priest met 4 days before attack". cnn.com.
- ^ Zavolokyn, Gennady. "Павел Дуров прокомментировал для CNN историю с подготовкой теракта через Telegram". TJournal.ru (dalam bahasa Rusia). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-12. Diakses tanggal 20 October 2015.
- ^ Steve Ragan (16 November 2015). "After Paris, ISIS moves propaganda machine to Darknet". CSO Online.
- ^ "Isis Telegram channel doubles followers to 9,000 in less than 1 week". Yahoo News. 12 October 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-05. Diakses tanggal 2017-07-17.
- ^ a b Hakim, Danny (2 December 2014). "Once Celebrated in Russia, the Programmer Pavel Durov Chooses Exile". The New York Times. Diakses kembali pada 29 Mei 2021.
- ^ a b Shu, Catherine (27 October 2013). "Meet Telegram, A Secure Messaging App From The Founders Of VK, Russia's Largest Social Network". TechCrunch. Diakses kembali pada 29 Mei 2021.
- ^ Telegram F.A.Q, "...making profits will never be an end-goal for Telegram."
- ^ Why Telegram has become the hottest messaging app in the world, The Verge. Diakses kembali pada 29 Mei 2021. Kutipan "Telegram operates as a non-profit organization, and doesn’t plan to charge for its services."
- ^ Dewey, Caitlin (23 November 2015). "The secret American origins of Telegram, the encrypted messaging app favored by the Islamic State". The Washington Post. Diakses kembali pada 29 Mei 2021. Kutipan "The Telegram team declared numerous times in its FAQs and public statements that telegram was a non-profit,"
- ^ "Telegram - Android Apps on Google Play". play.google.com. Diakses kembali pada 29 Mei 2021.
- ^ "Telegram Messenger LLP - Company Profile and News". Bloomberg.com. Diakses kembali pada 29 Mei 2021.
- ^ "Telegram Messenger on the App Store". App Store. Diakses kembali pada 29 Mei 2021.
- ^ Thornhill, John (3 July 2015). "Lunch with the FT: Pavel Durov". Financial Times. Diakses kembali pada 29 Mei 2021.
- ^ a b Brandom, Russell (6 October 2014). "Surveillance drives South Koreans to encrypted messaging apps". The Verge. Diakses kembali pada 29 Mei 2021. Kutipan "Based in Germany, Telegram reports ..."
- ^ a b Turton, William (29 September 2017). "What isn't Telegram saying about its connections to the Kremlin?". The Outline. Diakses kembali 29 Mei 2021. Kutipannya "We used the Berlin base back in 2014 and early 2015, but failed to stay ... due to bureaucray with resident"
- ^ "Telegram app free-speech advocate no stranger to Apple-FBI woes". 23 February 2016 – via www.reuters.com.
- ^ a b "This $5 Billion Encrypted App Isn't for Sale at Any Price". Bloomberg. 12 December 2017. Diakses kembali 29 Mei 2021.
- ^ Telegram Hits 35M Monthly Users, 15M Daily With 8B Messages Received Over 30 Days, TechCrunch, Diakses kembali 30 Mei 2021.
- ^ "Telegram Reaches 1 Billion Daily Messages", Telegram, 8 December 2014, diakses kembali pada 30 Mei 2021
- ^ "Telegram Hits 2 Billion Messages Sent Daily," 13 May 2015, diakses kembali pada 30 Mei 2021
- ^ Lomas, Natasha (21 September 2015). "Telegram Now Seeing 12BN Daily Messages, up From 1BN in February". Techcrunch. Diakses kembali 30 Mei 2021.
- ^ Burns, Matt (23 February 2016). "Encrypted Messaging App Telegram Hits 100M Monthly Active Users, 350k New Users Each Day". TechCrunch.DIakses kembali 30 Mei 2021.
- ^ "200,000,000 Monthly Active Users". Telegram. 22 March 2018.
- ^ Lomas, Natasha. "Telegram gets 3M new signups during Facebook apps' outage". TechCrunch. Diakses kembali 30 Mei 2021.
- ^ Shieber, Jonathan. "Update: Facebook, Instagram and Messenger were down for many users". TechCrunch. Diakses kembali 30 Mei 2021.
- ^ "SECURITIES AND EXCHANGE COMMISSION, ::Plaintiff, :19 Civ. 9439(PKC):-against -:ECF Case:TELEGRAM GROUPINC.andTON ISSUERINC" (PDF). The US Securities and Exchange Commission. 11 October 2019.
- ^ "Telegram hits 500M monthly active users". Telegram. Diakses kembali pada 30 Mei 2021.
- ^ ""Respect your users": Telegram founder Pavel Durov slams Facebook". The Hindu Business Line. 9 January 2021. Diakses kembali 30 Mei 2021
- ^ a b Lopez, Miguel. "Configurando Telegram en el iPhone, en la web y en el Mac" [Configuring Telegram in the Apple iPhone, the Web and the Mac] (Dalam bahasa Spanyol). Applesfera. Diarsipkan pada 7 Agustus 2019. Diakses kembali pada 27 Juni 2021.
- ^ Witman, Emma (22 January 2021). "How to make a Telegram account and start using the popular group chatting app". Business Insider. Diarsipkan pada 9 Februari 2021. Diakses kembali pada 27 Juni 2021.
- ^ Mateo, David G (1 December 2014). "Telegram ahora permite traspasar mensajes al cambiar de número" (Dalam bahasa Spanyol). TuExperto. Diarsipkan pada 12 Mei 2019. Diakses kembali 27 Juni 2021.
- ^ Munizaga, Jonathan (1 December 2014). "Telegram ya permite migrar conversaciones y contactos a una línea nueva" [Telegram already allows migrating conversations and contacts to a new line] (in Spanish). Wayerless. Diarsipkan 19 Desember 2014. Diakses kembali pada 27 Juni 2021.
- ^ "Secure Messaging App Telegram Adds Usernames And Snapchat-Like Hold-To-View For Media". Techcrunch. 23 Oktober 2014. Diarsipkan pada 12 Mei 2019. Diakses kembali pada 27 Juni 2021.
- ^ "Hiding Last Seen Time - Done Right". Telegram Blog. Diarsipkan pada 9 Mei 2019. Diakses kembali 27 Juni 2021.
- ^ Kirk, Jeremy (15 January 2015). "How much trust can you put in Telegram messenger?". PC World. IDG. Diarsipkan pada 2 Mei 2019. Diakses kembali 28 Juni 2021.
- ^ a b Rad, Alex (9 January 2015). "A 264 Attack On Telegram, And Why A Super Villain Doesn't Need It To Read Your Telegram Chats". alexrad.me (Blog). Diarsipkan pada 25 April 2016. Diakses kembali 28 Juni 2021.
- ^ Lokot, Tetyana (2 May 2016). "Is Telegram Really Safe for Activists Under Threat? These Two Russians Aren't So Sure". Advox. Global Voices. Diarsipkan pada 12 Mei 2019. Diakses kembali 28 Juni 2021.
- ^ DelhiJune 5, Yasmin Ahmed New; June 5, 2020UPDATED; Ist, 2020 17:04. "Telegram adds two-step verification for better security, launches in-app video editor to platform". India Today. Diarsipkan pada 19 Desember 2020. Diakses kembali 28 Juni 2021.
- ^ "Page Verification Guidelines". Telegram. Diarsipkan pada 14 Januari 2021. Diakses kembali pada 28 Juni 2021.
- ^ "Coronavirus News and Verified Channels". Telegram. 3 April 2020. Diarsipkan pada 22 Januari 2021. Diakses kembali 28 Juni 2021.
- ^ Singh, Manish (10 August 2019). "Telegram introduces a feature to prevent users from texting too often in a group". TechCrunch. Diakses kembali pada 28 Juni 2021.
- ^ "How Telegram's new update is making messages private". mint. 27 February 2021. Diarsipkan pada 28 Februari 2021. Diakses kembali 28 Juni 2021.
- ^ "Unsend Messages, Network Usage, and More". Telegram. 3 Januari 2017. Diarsipkan pada 10 Desember 2019.Diakses kembali pada 28 Juni 2021.
- ^ "Telegram rolls out message drafts, picture in picture for iOS, video player for Android". VentureBeat. 14 June 2016. Diarsipkan pada 25 Mei 2021. Diakses kembali pada 28 Juni 2021.
- ^ "Telegram 5.13 update brings Theme Editor 2.0, "Send when online", verifiable builds, and more". 1 January 2020. XDA. Diarsipkan pada 9 December 2020. Diakses kembali 28 Juni 2021.
- ^ "آخرین میخ تلگرام بر تابوت واتساپ". اقتصاد آنلاین (Bahasa Persia). Diarsipkan pada 5 Februari 2021. Diakses kembali 28 Juni 2021.
- ^ "Telegram's latest update lets you import chat history from other apps". GSMArena.com. Diarsipkan pada 31 Januari 2021. Diakses kembali 28 Juni 2021.
- ^ "How secure is Telegram?". FAQ. Telegram. Diarsipkan pada 9 Februari 2014. Diakses kembali pada 28 Juni 2021.
- ^ "Why you should stop reading Gizmodo right now". Telegraph. 21 Juni 2017. Diarsipkan pada 1 Oktober 2017. Diakses kembali pada 28 Juni 2021.
- ^ "Telegram Privacy Policy". Telegram. Diarsipkan pada 8 September 2015. Diakses kembali pada 28 Juni 2021.
- ^ Rottermanner & 2015 hal 6.
- ^ Franceschi-Bicchierai, Lorenzo (24 February 2015). "Encryption Fails: When to Freak Out and When to Chill". Motherboard. Vice Media. Diarsipkan pada 11 Maret 2016. Diakses kembali pada 28 Juni 2021.
- ^ "Telegram v4.4 adds live locations, a new media player, and more". Android Police. 10 Oktober 2017. Diarsipkan pada 3 June 2021. Diakses kembali 28 Juni 2021.
- ^ TeknoBgt.com (2022-09-22). "Menikmati Login Telegram Web dan Kelebihan Fiturnya". TEKNO BANGET. Diakses tanggal 2022-11-02.
- ^ "Pemutusan Akses Aplikasi Telegram". Kemkominfo. 14 Juli 2017. Diakses tanggal 15 Juli 2017.
- ^ KOMINFO, PDSI. "Kominfo Buka Kembali Akses Aplikasi Web Telegram". Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-05-22.
Sumber
- Jakobsen, Jakob; Orlandi, Claudio (8 December 2015). "On the CCA (in)security of MTProto" (PDF). Cryptology ePrint Archive. International Association for Cryptologic Research (IACR). Diakses tanggal 11 December 2015.
- Rottermanner, Christoph; Kieseberg, Peter; Huber, Markus; Schmiedecker, Martin; Schrittwieser, Sebastian (December 2015). Privacy and Data Protection in Smartphone Messengers (PDF). Proceedings of the 17th International Conference on Information Integration and Web-based Applications & Services (iiWAS2015). ACM International Conference Proceedings Series. ISBN 978-1-4503-3491-4. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 27 March 2016. Diakses tanggal 18 March 2016.
- Miculan, Marino; Vitocolonna, Nicola (5 December 2020). "Automated Symbolic Verification of Telegram's MTProto 2.0" (PDF). University of Udine. arXiv:2012.03141v1 . Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 9 December 2020. Diakses tanggal 21 December 2020.
- Abu-Salma1, Ruba; Krol, Kat; Parkin, Simon; Kohl, Victoria; Kwan, Kevin; Mahboob, Jazib; Traboulsi, Zahra; Sasse, M. Angela. "The Security Blanket of the Chat World:An Analytic Evaluation and a User Study of Telegram" (PDF). University College London. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 5 February 2021. Diakses tanggal 7 February 2021.
- Hannan Bin Azhar, M A; Barton, Thomas Edward Allen. "Forensic Analysis of Secure Ephemeral Messaging Applications on Android Platforms" (PDF). Canterbury Christ Church University. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 27 June 2021. Diakses tanggal 7 February 2021.
- Espinoza, Antonio; Tolley, William (August 2017). "Alice and Bob, who the FOCI are they?:Analysis of end-to-end encryption in the LINE messaging application" (PDF). Usenix. USENIX Association. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 11 May 2021. Diakses tanggal 12 May 2021.