Apa Itu Web Development?

Web development adalah salah satu bidang pekerjaan yang sangat menarik untuk dipertimbangkan. Jika kamu melihat di situs lowongan pekerjaan, posisi yang berkaitan dengan web development selalu tersedia dengan gaji yang cukup menjanjikan. Ini artinya, profesi web developer banyak dicari dan dibutuhkan oleh perusahaan.

Pengertian Web Development

Apa itu Web Development?

Web development adalah istilah umum untuk pekerjaan yang dilaksanakan untuk membangun situs web. Hal ini mencakup segala hal, mulai dari markup, koding hingga scripting, konfigurasi jaringan, dan pengembangan CMS.

Menurut Techopedia, web development dalam arti yang lebih luas mencakup semua tindakan, pembaruan, dan operasi yang dibutuhkan untuk membangun, memelihara, dan mengelola situs web. Hal ini bertujuan untuk memastikan website memiliki performa, pengalaman pengguna (user experience) dan kecepatan yang optimal.

Mengapa Web Development Penting?

Jumlah pengguna internet meningkat dengan sangat pesat. Bisa dikatakan bahwa internet telah menjadi portal dan media utama untuk melakukan penelitian, edukasi, ataupun sekadar mencari hiburan. Dilansir dari We Are Social, pengguna internet global per April 2022 mencapai lebih dari 5 miliar orang atau sekitar 63 persen dari populasi di dunia.

Saat ini website menjadi tempat bagi seseorang untuk menemukan berbagai informasi. Selain itu, website juga sangat berguna bagi sebuah bisnis sebagai sarana branding dan promosi.

Untuk itulah web development menjadi industri yang menjanjikan dan sangat berkembang. Menurut Bureau of Labor Statistics, pekerjaan di bidang web development pada kurun waktu 2020-2030 akan tumbuh sebesar 13% lebih cepat dibandingkan kebanyakan karir di bidang teknologi lainnya.

Jenis-Jenis Web Development

Ingin menjadi web developer? Eits, tunggu dulu. Kamu harus tahu dan paham terlebih dahulu bahwa ada berbagai jenis karir di bidang web development dengan tugas yang juga berbeda-beda. Lalu, apa sajakah itu?

1. Frontend Web Development

Frontend development adalah jenis web development yang berkaitan dengan tampilan website. Misal seperti navigasi menu website, tata letak, grafis dan lainnya. Tugas ini dilaksanakan oleh seorang frontend web developer.

Frontend web developer bertugas untuk membangun antarmuka (interface) website yang bisa membantu pengguna menggunakan website dan mencari informasi dengan mudah.

Untuk menjadi seorang frontend web developer, kamu setidaknya harus menguasai 3 bahasa pemrograman: HTML, CSS, dan JavaScript. Selain itu, frontend web developer juga harus memastikan website memiliki tampilan yang responsif. Sehingga, apapun perangkat yang digunakan, tampilan website akan tampak rapi dan bisa menyesuaikan dengan ukuran layar perangkat.

Maka dari itu, frontend web developer juga harus bisa menggunakan framework seperti Angular dan React. Dengan menggunakan framework tersebut, frontend web developer bisa lebih mudah dalam mengembangkan tampilan antarmuka website dengan lebih menarik dan profesional.

2. Backend Web Development

Jika frontend web development berhubungan dengan apa yang bisa dilihat oleh pengguna, maka backend web development adalah kebalikannya. Backend web development dan frontend web development harus selalu bekerja sama supaya proses pengembangan website dapat berjalan dengan baik.

Backend web development adalah proses membangun website dari “balik layar” alias yang tidak dapat dilihat oleh pengguna. Mulai dari database, server sistem operasi, sistem keamanan, hingga Application Programming Interface (API).

Untuk melakukan proses pengembangan web dari sisi backend, kamu harus menguasai bahasa pemrograman untuk sisi server, seperti PHP, Python, dan SQL.  Di backend juga terdapat berbagai framework yang perlu dikuasai oleh developer seperti Django, CodeIgniter, dan Rails.

Seperti halnya frontend, framework di backend development juga berfungsi untuk mempermudah workflow di dalam pengerjaan website, mengingat framework sudah memiliki kerangka dan struktur yang berguna untuk pembuatan website.

3. Fullstack Web Development

Jenis web development selanjutnya adalah fullstack web development. Di sini, developer melakukan pekerjaan frontend dan backend sekaligus. Artinya, seorang fullstack web developer harus bisa membuat tampilan dan fitur website sekaligus memastikan keamanan dan kecepatan website dari sisi server bisa berjalan optimal.

Developer yang bertugas di fullstack web development harus menguasai lebih banyak bahasa pemrograman dan framework.

Tidak hanya itu, fullstack web developer juga harus bisa melakukan debugging, mengembangkan aplikasi, troubleshooting, dan bahkan menciptakan fitur baru.

Proses Kerja Web Development

Dalam mengembangkan sebuah website, ada banyak sekali proses yang harus dilakukan, dan tentu saja tidak mudah. Mengingat, setiap pengembangan website mempunyai proses yang bervariasi bergantung pada tipe website, sumber daya yang dimiliki, dan bahasa pemrograman yang digunakan.

Walau begitu, secara umum proses kerja web development dibagi menjadi tujuh tahapan. Berikut penjelasannya.

1. Perencanaan (Planning)

Agar proses pengembangan web dapat berjalan lancar, kamu perlu menentukan rencana pembuatan website. Mulai dari tujuan pembuatan website, target audiens, struktur navigasi, hingga budget yang dimiliki.

2. Perancangan (Designing)

Setelah perencanaan web development sudah direncanakan dengan matang, langkah selanjutnya adalah perancangan website. Di tahap ini, tampilan website dirancang menggunakan sitemap dan wireframe.

Sitemap merupakan sketsa yang berisi korelasi antara berbagai halaman di dalam sebuah website. Melalui sitemap, developer dapat memperkirakan tingkat kemudahan pengguna dalam menemukan informasi atau layanan dalam sebuah website.

Sedangkan wireframe adalah visual antarmuka website yang nantinya akan dibuat oleh developer. Fitur ini tidak memiliki elemen desain seperti logo dan warna. Wireframe berkaitan dengan elemen yang akan ditambahkan ke halaman website.

3. Implementasi (Coding)

Tahap selanjutnya adalah tahap implementasi pada web development, yakni penyusunan kode program. Pada tahap ini, developer akan menggunakan berbagai bahasa pemrograman beserta framework.

Tahap ini ditangani oleh frontend developer yang bekerja sama dengan backend developer atau langsung oleh fullstack developer.

  • Membuat Frontend Website

Dalam proses mengerjakan frontend web development, kamu memerlukan kombinasi dari HTML, CSS, dan JavaScript. Gabungan ketiga coding tersebut adalah untuk membuat navigasi menu, font website, dan desain website yang responsif. Singkatnya, tahap ini akan mengonversikan wireframe menjadi proyek website yang sebenarnya dengan berbagai unsur seperti grafik warna, tipografi, tombol, animasi, menu, dan lain sebagainya.

  • Membuat Backend Website

Agar frontend dapat berfungsi, diperlukan back-end development. Dibutuhkan dua komponen dalam pengembangan backend, yakni database dan server.

Database berfungsi untuk menata, menyimpan, dan memproses data yang diminta oleh server. Sedangkan server adakah hardware atau software yang memiliki fungsi untuk mengirim, menerima, dan memproses permintaan data dari browser atau client.

Setelah memiliki kedua komponen tersebut, backend developer akan mengerjakan proses coding, database management, dan pengelolaan website (infrastruktur).

4. Pengujian dan Penyebaran (Testing and Deployment)

Untuk mendeteksi apakah terdapat bug dalam sistem, harus ada tahap testing atau pengujian yang teliti, ketat, dan berulang. Tepat sebelum kamu melakukan setting website untuk terhubung ke server.

Dalam tahap ini, website diuji dari segi fungsionalitas, kompatibilitas, kegunaan, kinerja, dan lain sebagainya. Tidak hanya itu, semua script kode program juga harus diuji untuk memastikan bahwa website bisa dimuat dan tampil dengan baik di semua platform dan perangkat.

5. Post-deployment dan Maintenance

Begitu website diluncurkan, proses pengembangan web tidak berhenti begitu saja. Masih ada yang harus dilakukan setelah website sudah diluncurkan dan disebarluaskan. Mulai dari pembaruan umum (general updates), maintenance website, dan juga penambahan fitur baru apabila diperlukan.

Post-deployment dan  maintenance website ini berfungsi untuk terus meningkatkan fungsi dan fitur website seiring dengan adanya kebutuhan baru.

Cara Mempelajari Web Development

Setelah mengetahui pengertian web development, jenis-jenisnya, hingga proses kerjanya, mungkin kamu bertanya-tanya, bagaimana cara mempelajari web development?

1. Memilih spesialisasi yang tepat

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, terdapat tiga jenis web development dengan tugas dan skill yang berbeda-beda.

Nah, untuk itulah kamu perlu memilih spesialisasi yang tepat. Mana spesialisasi yang ingin kamu pilih: frontend, backend, atau fullstack web developer. Hal lain yang juga perlu dipertimbangkan adalah bahasa pemrograman dan tools yang nantinya harus kamu kuasai.

Setelah mengetahui mengenai bahasa pemrograman dan tools yang digunakan oleh masing-masing jenis developer, kamu bisa menentukan mana yang ingin kamu pelajari dengan fokus.

2. Mempelajari bahasa pemrograman

Setelah menentukan spesialisasi yang ingin kamu ambil, selanjutnya kamu perlu mempelajari bahasa pemrograman yang sesuai dengan jenis development yang kamu pilih.

Belajar mandiri dalam mempelajari web development juga tidak ada salahnya. Cukup banyak orang yang berhasil menjadi web developer dengan belajar secara otodidak. Namun, belajar mandiri tentu akan lebih sulit dan lebih menantang.

Web Development ini banyak di minati oleh anak muda di jaman modern ini