Lokomotif B52

salah satu lokomotif uap di Indonesia
Revisi sejak 30 Desember 2022 04.26 oleh 182.2.70.178 (bicara) (beberapa kata diberi pranala)

Naamloze Veenotschap Semarang-Cheribonsche Stoomtram Maatschappij (NV. SCSM) membuka trayek pertamanya Semarang-Kalibodri via Kendal pada 2 Mei 1897, setelah memperoleh konsesi untuk membangun jalur Semarang-Cheribon. Saat mengajukan konsesi, SCS sempat mengusulkan lebar sepur 914 mm. namun yang diijinkan tetap dengan lebar sepur 1067 mm dengan tipe rel R25. Perusahaan ini pernah mengimpor 27 unit lokomotif B 52 pada tahun 1908-1911 sebagai aramada pada lintas utama.[1]

Lokomotif B52
Lokomotif B5210 di Museum Kereta Api Ambarawa,
2008
Jenis dan asal
Sumber tenagaUap
ProdusenHartmann, Chamnitz Jerman
Nomor seriB52 / SCS110
ModelB52
Tanggal produksi1908-1913
Jumlah diproduksi27 unit
Data teknis
Konfigurasi:
 • Whyte0-4-0
 • AARB
 • UICB
Lebar sepur1.067 mm
Diameter roda1.050 mm
Jari-jari lengkung terkecil120 m
Panjang11.650 mm
Lebar2.460 m
Jenis bahan bakarKayu jati
Jumlah silinder300 mm x 460 mm
Performansi
Daya mesin255 hp

B 52 adalah lokomotif uap dengan susunan gandar 0-4-0 buatan pabrik Hertmann di Chemnitz, Jerman. Lokomotif ini di lengkapi dengan tender. Uniknya tender yang berfungsi sebagai penampungan bahan bakar ini dibuatkan penutup yang menyerupai kabin masinis. Sehingga jika dilihat, lokomotif ini seolah memiliki dua kabin masinis, padahal sebenarnya hanya satu kabin.

B 52 diklaim sebagai desain lokomotif termodern di jamannya. Sistem pembakarannya menggunakan tekhnologi superheated. Superheated adalah system pembakaran dengan mengalirkan uap bertekanan tinggi tidak dari piston pada umumnya, melainkan dari kubah yang mengalir ke semprong lalu ke silinder. Hasil dari pembakaran ini adalah uap kering, yang secara kinerja lebih efisien dibanding lainnya. Alokasi terbesar B 52 berada di Tegal. Sebagian besar lokomotif B 52 bertugas di Eksploitasi Tengah Pulau Jawa, yakni pada lintas Tegal-Prupuk-Purwokerto-Kudus.

Lokomotif yang memiliki nomor seri asli SCS 112-27 ini bertugas menarik rangkaian kerta api penumpang. Beberapa diantaranya difungsikan untuk menarik kereta api barang, terutama di Kudus, Tegal dan Purwokerto. Berdasarkan PNKA, pada akhir tahun 1960 masih terdapat 27 unit lokomotif B 52, tetapi hingga akhir tahun 1970 hanya tersisa 15 unit. Namun kini, keberadaan lokomotif B 52 hanya tinggal dua saja. Lokomotif B 52 12 ada di Museum Transportasi TMII dan B 52 10 masih bisa dijumpai di Museum Kereta Api Ambarawa.

Galeri

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Bagus Prayogo, Yoga; Yohanes Sapto, Prabowo; Radityo, Diaz (2017). Kereta Api di Indonesia. Sejarah Lokomotif di Indonesia. Yogyakarta: Jogja Bangkit Publisher. hlm. 56. ISBN 978-602-0818-55-9.