Gulun, Maospati, Magetan
Gulun adalah sebuah nama desa di wilayah Kecamatan Maospati, Kabupaten Magetan, Provinsi Jawa Timur.
Gulun | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Jawa Timur | ||||
Kabupaten | Magetan | ||||
Kecamatan | Maospati | ||||
Kode pos | 63392 | ||||
Kode Kemendagri | 35.20.11.2003 | ||||
Luas | 1,87 Km2 | ||||
Jumlah penduduk | 3.612 jiwa | ||||
Kepadatan | 1.932 Jiwa/Km2 | ||||
|
Batas Wilayah
Sebelah Utara: Desa Mantren, Karangrejo
Sebelah Timur: Desa Malang
Sebelah Selatan: Desa Sugihwaras
Sebelah Barat: Desa Tanjungsepreh
Sejarah
Desa ini dibentuk kurang lebih abad ke 18 pada masa perang Diponegoro. Dimana salah satu perwira dari prajurit Diponegaran (Singo Wijoyo) yang terdesak melarikan diri bersama rombongannya di daerah ini, untuk kemudian membuka suatu pemukiman baru, yang terus berkembang sampai sekarang
Nama Desa Gulun, menurut penuturan orang-orang tua diambil dari nama sebuah pohon. Sampai saat ini jenis pohon ini masih bisa dijumpai di desa tersebut.
Potensi
Desa Gulun dikenal dengan Sentra industri kerajinan genteng. Mayoritas penduduk desa Gulun bermata pencaharian sebagai pengrajin genteng. Kerajinan ini bernama Genteng Winong (mencakup 2 desa yaitu Desa Gulun dan Desa Tanjungsepreh). Kelompok terbesar kedua bermata pencaharian sebagai petani, sebagian kecil lainnya sebagai PNS, TNI/Polri, Guru dan wiraswasta.
Mengenai industri kerajinan genteng ini, Desa Gulun bisa di bilang sebagai leader untuk sektor industri ini. Karena sejak tahu 1920-an, industri ini mulai dikenal dimasyarakat desa ini. Tetapi mulai dikerjakan secara profesional sebagai bentuk usaha baku sekitar tahun 1970-an.
Di era 1990-an, industri genteng di dessa Gulun ini mulai menjadi primadona sebagai sektor usaha yang menjanjikan, bahkan pada era itu banya desa-desa di sekitar yang ikut menggeluti bidang usaha ini. Tidak hanya itu, tingkat pengangguran nyaris tidak ada karena adanya industri genteng ini.
Kepala Desa
Bapak Sudiyanto (17 Desember 1999 - 16 Desember 2013, 17 Desember 2013 - 17 Desember 2024)
Penulis mengenal dia sejak dia masih muda dan kuliah di Surabaya. Latar belakang kehidupannya memeang cukup keras dalam berjuang menyelesaikan pendidikannya. Sehingga membentuk karakter yang ulet dan keras.
Aktif dalam kegiatan kepemudaan memang hoby dia waktu masih muda, bersama-sama rekan-rekannya di RW III, dia membentuk "Ikatan Remaja Gilang Tiga " pada Tahun 1994 dan dari sinilah awal mula cerita dia sebagai tokoh pemuda di RW III.
Bersama-sama rekan pemuda (Pak Dhe Didos (sekarang aktif di TNI), Gandung, Dasuki, Bowo, Sigit Purnomo (sekarang di Bogor), Eko Lugiono, Sujarni yang sekarang PNS SKB Maospati yang masih aktif di Badan Permusyawaratan Desa), dia mulai membentuk kegiatan karang taruna yang positif dalam berbagai kegiatan.
Sampai suatu saat di awal reformasi dia menjabat Kepala Desa menggantikan bapak Dampri (Tri Mulyanto) yang sudah Purna Tugas dan sekarang terpilh kembali menjadi kepala Desa Gulun yang kedua.
Bapak Munasir (17 Desember 2013 - 16 Desember 2019)
Bapak Tri Mulyanto (17 Desember 1988 - 16 Desember 1997)
Bapak Imam Supangat (17 Desember 1958 - 16 Desember 1988)
Bapak Imam Rejo Sarjimin (17 Desember 1942 - 16 Desember 1958)
Desa Gulun memiliki beberapa tempat ibadah seperti mushola dan masjid, 3 Masjid: Masjid AL-UBUDIYAH, Masjid BAITUL MAKMUR, dan Masjid AL-AMANAH. Dari tiga masjid tersebut masjid yang tertua adalah Masjid AL-UBUDIYAH.