Warta Indonesia
Warta Indonesia adalah surat kabar berbahasa Indonesia yang terbit pertama kali pada September 1948. Surat kabar ini dibidani oleh Partai Rakjat Indonesia Serikat dan Party Demokrasi Asosiatif Federal Indonesia. Kantor redaksinya beralamat di Jakarta. [1]
Tipe | politik dan ekonomi |
---|---|
Pendiri | Partai Rakjat Indonesia Serikat dan Party Demokrasi Asosiatif Federal Indonesia. (organisasi) |
Bahasa | Indonesia |
Berhenti publikasi | 30 Oktober 1949 |
Diluncurkan kembali | 1 September 1949 |
Pusat | Jalan Manukan Tengah blok 6i No. 16, Manukan Kulon, Kec. Tandes, Kota SBY, Jawa Timur 60185 |
Pada awal kemunculannya, Warta Indonesia banyak diduga sebagai kelanjutan dari Harian Fadjar milik RVD atau Jawatan Penerangan Pemerintah saat itu. Dugaan tersebut muncul karena beberapa saat sebelum Warta Indonesia terbit perdana, Harian Fadjar dihentikan penerbitannya. Selain itu, RVD juga tampil menjadi penyokong lahirnya Warta Indonesia.
[1]
Dalam kenyataannya, penerbitan Warta Indonesia mendapat sponsor dari RVD. Hak-hak penerbitan Harian Fadjar yang sudah terhenti diserahkan kepada Warta Indonesia. Dengan demikian, harian Warta Indonesia merupakan suatu badan partikelir yang mendapat subsidi dari RVD. [1] Menurut buku Seabad Pers Kebangsaan, 1907–2007, Warta Indonesia merekam peristiwa politik dan ekonomi dengan intensif. Surat kabar ini juga menginventarisasi masalah bangsa dengan garis politik redaksi: kesatuan Indonesia. Dengan garis semacam itu, Warta Indonesia leluasa memaparkan bagaimana respons pemerintah atas ancaman kesatuan. Dari paparan ihwal Warta Indonesia yang dibangun dengan pola kronik, tampak sekali bagaimana respons sesama pembantu presiden berbeda-beda dan kerap justru mempertajam konflik, sebagaimana yang biasa terjadi pada pemerintahan yang sedang dalam situasi krisis. [1]
Pada edisi 1 September 1949, surat kabar ini mengubah dasar, tujuan, dan corak pendiriannya. Warta Indonesia tampil menjadi harian pagi yang diharapkan mampu menjangkau lebih dini para pembacanya, terutama pembaca luar kota. Perubahan yang mencolok adalah perombakan pengasuh Warta Indonesia. Namun, baru genap dua bulan perubahan itu berjalan, Warta Indonesia harus berhenti terbit, tepatnya pada edisi 30 Oktober 1949. Tak disebutkan dengan jelas alasan berhenti terbitnya surat kabar ini. [1]