Partai Arab Indonesia
Partai Arab Indonesia atau PAI adalah partai politik yang diketuai Abdurrahman Baswedan (kakek Anies Baswedan), keturunan Arab yang ada di Hindia Belanda (nama Indonesia sebelum merdeka) pada 1934. Semula, partai ini menggunakan Persatuan Arab Indonesia (PAI). Tetapi, dalam sejarah jika disebut PAI maka yang dikenal adalah Partai Arab Indonesia.[1] Pada mulanya komunitas ini memang menggunakan nama Persatuan Arab Indonesia. Tetapi, karena memang sejak awal berfokus kepada gerakan politik maka PAI memfokuskan kepada jalan politik.
Sejarah
Peranakan Arab di Hindia Belanda sering terkena konflik yang diakibatkan strata sosial yang berasal dari tanah leluhur mereka, Hadhramaut, Yaman. Yaitu antara Sayyid dan bukan Sayyid. Tak jarang konflik di antara mereka menyulut perkelahian fisik. Melihat itu, anak-anak muda keturunan Arab merasa prihatin. Mereka ingin mengubah kondisi yang melanda komunitas mereka tersebut.
Pada 1937, PAI berhasil mengirimkan wakilnya ke Volksraad, Sayyid Abdullah bin Salim al-Attas. Pada sebuah kongres PAI di Surabaya, Sayyid Abdullah menyampaikan pidato, "PAI hanya bisa memperjuangkan kepentingan orang-orang Indonesia melalui jalan politik."[2] Pada 1939 PAI juga tergabung ke dalam GAPI.