Jurnalis amplop

Revisi sejak 22 Mei 2023 14.03 oleh Gabriella Nusaca (bicara | kontrib) (Penjelasan tentang jurnalis amplop)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Definisi

Jurnalis Amplop adalah istilah yang sering digunakan bagi para jurnalis karena tujuan pemberian 'amplop' kepada para jurnalis yakni demi 'menjinakkan' mereka[1]. Tetapi bagi sebagian besar orang, menganggap bahwa pemberian amplop ini dilakukan sebagai bentuk untuk menjaga relasi dengan para wartawan. Itulah sebabnya, pemberian amplop pada jurnalis hingga kini masih 'membudaya' dan berlangsung secara terus-menerus. Amplop yang diberikan, kini menjadi salah satu alasan pengkategorian jurnalis. Sebagian merasa bahwa tindakan yang dilakukan sangat menghancurkan martabat serta harga diri dari seorang jurnalis. Tetapi sebagian yang lainnya merasa bahwa amplop yang diberikan hanyalah bentuk silaturahmi biasa dan tidak perlu dihubungkan dengan proses pembuatan berita.

Masih banyak terjadi polemik atas kehadiran jurnalis amplop bagi para wartawan, salah satunya dengan menganggap bahwa jurnalis amplop ini merupakan bentuk kekerasan kepada pers[2]. Pernyataan bahwa terjadinya kekerasan non fisik kepada pers yakni pada saat seorang wartawan tidak lagi independen dalam membuat suatu berita hanya karena pemberian 'amplop' oleh public relations. Ditemukan bahwa sebagian besar praktisi Public Relations beranggapan bahwa solusi terbaik dalam menjaga hubungan agar tetap baik dengan rekan-rekan wartawan yaitu dengan 'memberikan' berbagai hal. Dari sini salah satunya yakni dengan pemberian 'amplop’ kepada wartawan. Sebenarnya selain amplop, fasilitas lain juga dapat diberikan, misalnya seperti kendaraan, voucher, dan lainnya yang dirasa akan menguntungkan pihak wartawan. Tetapi dari seluruh kegiatan ini, yang paling banyak diberikan kepada wartawan yakni dalam bentuk uang tunai atau lewat amplop.

Referensi

  1. ^ Nurjanah, A., Widyasari, W., & Yulianti, F. Y. (2015). Wartawan dan budaya amplop (budaya amplop pada wartawan pendidikan dalam kaitannya dengan media relations). Informasi, 45(1), 15-24.
  2. ^ Nurjanah, A., Widyasari, W., & Yulianti, F. (2015). Public relations & media relations (kritik budaya amplop pada media relations institusi pendidikan di Yogyakarta). Jurnal Komunikasi, 7(1), 41-56.