Ampallang
Ampallang adalah salah satu jenis tindik kelamin pria yang menembus kepala penis secara horizontal.[1] Tindik ini termasuk rumit dan prosesnya sangat menyakitkan. Proses penyembuhan bisa memakan waktu 4–6 bulan, atau bahkan setahun. Ketika pulih sepenuhnya, seringkali tindik tersebut memberikan rangsangan bagi pemakainya karena stimulus pada jaringan kepala penis.[2]
Sejarah
Praktik menindik kelamin seperti ampallang telah ada sebelum kedatangan bangsa Eropa ke kawasan Asia Tenggara, contohnya di Filipina[3] dan Kalimantan (suku Dayak). Thomas Cavendish mengeklaim bahwa di Filipina, praktik tersebut diciptakan oleh para wanita untuk mencegah sodomi.[3]
Dalam kebudayaan Barat, ampallang menjadi populer seiring dengan berbagai jenis tindik kelamin yang dilakukan di kalangan komunitas BDSM gay, sebelum berkembangnya bisnis tindik tubuh pada tahun 1980-an dan 1990-an. Tindik ini dikaitkan erat dengan gerakan modern primitive tetapi anatomi dan penggunaan anting pada ampallang zaman dulu berbeda dengan ampallang masa kini. Desain anting ampallang tradisional semata-mata berupa jarum yang disematkan dengan manik dari kayu pada ujung penis.[4]
Galeri
-
Patung di candi Sukuh (Jawa Tengah) dengan ujung penis yang dihiasi manik-manik seperti ampallang.
-
Seorang pria Dayak dengan ampallang, serta contoh anting yang dikenakannya.
-
Dua pria suku Dayak Kenyah memakai tindik ampallang. Foto koleksi Tropenmuseum.
Lihat pula
Referensi
- ^ John Baxter (2009). Carnal Knowledge: Baxter's Concise Encyclopedia of Modern Sex . HarperCollins. hlm. 10. ISBN 978-0-06-087434-6.
- ^ "UCSB SexInfoOnline - Body Piercing". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-06-18. Diakses tanggal 2009-05-13.
- ^ a b Antonio Pigafetta; Theodore J. Cachey (1995), The first voyage around the world (1519-1522): an account of Magellan's expedition, Marsilio Publishers, ISBN 978-1-56886-005-3
- ^ Borneo Artifact - Giant PENIS PALANG Male PIERCING