Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara

Politikus Partai Demokrat

Sulaiman Suryanagara (lahir 10 Maret 1977) adalah seorang pengusaha, investor dan konsultan, yang juga merupakan veteran TNI-AD. Setelah 20 tahun dinas aktif di militer, ia memutuskan pensiun dini, sebagai konsekuensi dari aktivitasnya dalam dunia bisnis, politik negara dan Go Global, mengembangkan jaringan internasionalnya.

MI. Sulaiman Suryanagara
Informasi pribadi
Lahir10 Maret 1977 (umur 47)
Pandeglang, Banten
AlmamaterAkademi Militer (1999)
Penghargaan sipilAdhi Makayasa - Tri Sakti Wiratama 1999
Karier militer
Pihak Indonesia
Dinas/cabang TNI Angkatan Darat
Masa dinas1999— 2019
Pangkat Letnan Kolonel
SatuanKavaleri
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Suryanagara juga merupakan lulusan terbaik Akademi Militer tahun 1999,[1] peraih penghargaan Bintang Adhi Makayasa dari Presiden Republik Indonesia,[2] dan dikenal sebagai pakar dalam bidang Kavaleri. [3][4]

Pasca pensiun, Suryanagara mengakuisisi beberapa perusahaan investasi dan konsultan, yang ia gagas dan rintis sebelumnya, bersama mitra bisnisnya. Saat ini, ia mengembangkan berbagai perusahaan, yang bergerak dalam bidang investasi, energi dan beberapa bidang lainnya.

Selain berbisnis, Suryanagara juga merupakan praktisi, penulis, kolumnis [5]dan pengajar di beberapa institusi pendidikan. Pengalamannya di bidang investasi, juga dilengkapi dengan pengetahuannya dalam bidang strategi, [6]pertahanan dan intelijen, keamanan nasional dan regional [7], serta perdamaian internasional.[8] [9]

Karier Militer

Suryanagara memulai karier sebagai Komandan Peleton di Yonkav 8-Tank/Kostrad hingga menjadi Perwira Seksi Operasi, sebelum akhirnya dipindahkan ke Aceh untuk membidani pembentukan satuan baru, Yonkav 11/Kodam Iskandar Muda. Kemudian, ia lebih banyak bertugas di Kostrad sebagai Komandan Kompi Tank 83 Yonkav 8/Kostrad, Komandan Kompi Tank 13 Yonkav 1/Kostrad, dan Komandan Kompi Kavaleri Pengintai 1/BS Divisi Infanteri 1 Kostrad.

Sebagai perwira muda, Suryanagara mengalami penugasan tempur di Aceh selama 3 tahun, dalam Operasi Rencong pada tahun 2003 dan Operasi Pemulihan Keamanan tahun 2004.[10] Setelah datangnya Tsunami yang membawa berkah perdamaian di Aceh, penugasan beralih kepada Operasi Bantuan Kemanusiaan pada tahun 2005.

Tahun 2006, Suryanagara terpilih sebagai penjaga perdamaian di Lebanon, [11]melalui Kontingen Garuda-XXIII A/UNIFIL. Ia juga terpilih menjadi 1 dari 3 orang perwakilan UNIFIL (bersama perwira India dan Polandia) sebagai pembawa bendera PBB dalam Hari Nasional Italia tahun 2007, di Roma Italia.[12] Pulang dari Lebanon, Suryanagara ikut membidani dan membangun Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP TNI) di Sentul, Bogor. Tahun 2010, Mabes TNI menugaskan Suryanagara sebagai Instruktur Internasional pertama dalam sejarah TNI,[13] di bidang Misi Pemeliharaan Perdamaian. Bersama instruktur dari Jerman dan Australia, Suryanagara melatih 35 Military Oberserver dari 17 negara, di New Castle, Australia.

Saat mengembangkan PMPP TNI, Suryanagara juga ditugaskan sebagai staf pimpinan di Mabes TNI. Baik sebagai Staf Pribadi Kasum TNI, maupun Panglima TNI. Sebelum akhirnya ia ditarik ke Istana Negara untuk membantu tugas-tugas kepresidenan. Pada masa itu, Suryanagara juga diberi kesempatan menjadi wakil TNI dalam Program "The Young Future Leader" dari Pemerintah Australia tahun 2012, dan dari Pemerintah Korea Selatan tahun 2013.[14]

Selain aktif sebagai perwira lapangan melalui penugasan operasi dalam dan luar negeri, menulis menjadi hobi yang ditekuni Suryanagara, seperti tulisan yang berjudul "TNI AD menjadi tentara kelas dunia, mungkinkah?" yang diterbitkan majalah Jurnal Yudhagama Vol 33 No.I, Edisi Maret 2013.[15]

Beberapa tulisan sebelumnya adalah; "Membangun Sikap Kewaspadaan Generasi Muda" (2002, Juara I Lomba Karya Tulis Teritorial Tingkat TNI AD), "Pendayagunaan Public Relations TNI untuk mengembalikan Citra TNI di masa depan" (2002, Juara II Lomba Karya Tulis Ilmiah tingkat TNI), "Konsepsi Teritorial bagi Satuan Kostrad" (2003, Juara I Lomba Karya Tulis Tingkat Kostrad), "Konsepsi Penyelesaian Konflik Aceh secara Damai" (2004), "Strategi Public Relations TNI di Daerah Operasi Tempur" (2005, Juara II Lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkat TNI), dan "TNI dan Bencana Alam: Upaya mitigasi untuk mengurangi risiko bencana" (2006, Juara I Lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkat TNI).

Tidak hanya mengisi ruang pemikiran di internal TNI, Suryanagara juga menuangkan pemikiran dan gagasannya di surat kabar nasional, sejak berpangkat Kapten. Tulisan pertamanya di harian nasional adalah "Negosiasi Secangkir Kava di Sirec" (2010, Kompas)[16], dan "Australia, Indonesia formalizing military diplomacy" (2012, Jakarta Post).[17]

Sebagaimana dituturkan dalam artikel "Kenapa Saya menulis?", ia mengakui, hobi menulisnya didasari oleh pemikiran bahwa dua kualitas terpenting dalam dunia militer profesional adalah "knowledgeable" dan "open-minded leadership." Menurutnya, hal tersebut dibuktikan oleh Mayor Jenderal Clausewitz (Prussia), Kapten Liddell Hart (Inggris), Jenderal Besar AH. Nasution (Indonesia) dan Jenderal Sun Tzu (Tiongkok). Nama-nama tersebut memberikan kontribusi yang sangat besar lewat karya tulisnya, yang menjadi rujukan bagi institusi militer profesional di seluruh dunia.

Berbeda dengan profesi lainnya, ia sependapat dengan Samuel P. Huntington, bahwa profesionalisme militer bukan semata-mata soal keahlian dan kemahiran, melainkan juga soal "Loyalitas, Jiwa Korsa, dan Tanggung Jawab kepada Negara". Karena itu, Suryanagara mengatakan bahwa militer profesional harus mengedepankan pengetahuan, keterampilan dan karakter, yang dibentuk melalui pendidikan dan dunia literasi, selain penugasan di lapangan.

Pada tahun 2015-2016, saat mengenyam pendidikan di US Army Command and General Staff College, Fort Leavenworth, Kansas, AS, Suryanagara aktif dalam organisasi Senat Mahasiswa bersama 8 perwira lainnya, mewakili 109 perwira dari 90 negara.[18] Ketika itu, Suryanagara juga mendapat penugasan sebagai Asisten Operasi dalam "Joint Military Exercise: Eagle-Owl"; Latihan Militer Gabungan antara pasukan Amerika Serikat dan Inggris. Di akhir pendidikan, ia dinominasikan sebagai peraih penghargaan "General Dwight D. Eisenhower Award" (Lulusan Terbaik).

Riwayat Pendidikan

  • Akademi Militer (1999)
  • Sekolah Dasar Kecabangan Kavaleri (2000)
  • Kursus Combat Intelijen (2000)
  • Kursus Perwira Pelatih Multi Corps (2001)
  • Kursus Perwira Staf (2003)
  • Sekolah Lanjutan Perwira Multi Corps di India (2009)
  • S-1 Pertahanan dari Indore University, India (2011)
  • US Army Command General and Staff College (Seskoad) di Fort Leavenworth, Kansas, Amerika Serikat (2015)
  • S-2 Master of Arts in Leadership and Management dari Webster University, Kansas, AS (2016)
  • S-3 Kandidat Doktor bidang Ilmu Politik di Universitas Padjadjaran, Bandung (2021-)

Riwayat Jabatan di Militer

  • Komandan Peleton 2 Kompi Tank 81 Yonkav 8/NSW Divisi Infanteri 2 Kostrad (2000-2001)
  • Komandan Peleton 1 Kompi Tank 81 Yonkav 8/NSW Divisi Infanteri 2 Kostrad (2001-2003)
  • Perwira Seksi Operasi Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) TNI (2003)
  • Perwira Seksi 2/Operasi Yonkav 8/NSW Divisi Infanteri 2 Kostrad (2003-2004)
  • Perwira Seksi 2/Operasi Yonkav 11/MSC Kodam Iskandar Muda (2004-2005)
  • Perwira Seksi 2/Operasi Yonkav 8/NSW Divisi Infanteri 2 Kostrad (2005-2006)
  • Wakil Komandan Kompi B Yon Mekanis Konga XXIII/A UNIFIL Lebanon (2006-2007)
  • Komandan Kompi Tank 83 Yonkav 8/NSW Divisi Infanteri 2 Kostrad (2006-2007)
  • Komandan Kompi Tank 13 Yonkav 1/BCC Divisi Infanteri 1 Kostrad (2007)
  • Komandan Kompi Kavaleri Pengintai 1/BS Divisi Infanteri 1 Kostrad (2007-2008)
  • Kepala Seksi Personel Sespri Kasum TNI (2008-2009)
  • Kepala Seksi Siap Operasi Ditrenops Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI (2009-2011)
  • Kepala Sekretariat Panglima TNI (2011)
  • Pembantu Asisten Sespri Presiden RI (2011-2015)
  • Komandan Batalyon Kavaleri 4/KC Kodam III Siliwangi (2016-2017)
  • Dosen Tetap Universitas Pertahanan (2017-2019)

Referensi

  1. ^ "Adhi Makayasa". Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. 2023-07-01. 
  2. ^ "Adhi Makayasa dan Tentara Darah Biru". Republika Online. 2020-05-13. 
  3. ^ antaranews.com (2022-10-12). "Pakar: Kehadiran drone tak serta-merta meniadakan satuan kavaleri". Antara News. 
  4. ^ SURYANEGARA, M. IFTITAH SULAIMAN (2022-11-11). "Perang Modern dan Transformasi Kavaleri". kompas.id. 
  5. ^ SURYANAGARA, IFTITAH (2022-04-13). "Mengawal Reformasi, Menjaga NKRI". kompas.id. 
  6. ^ "Ancaman Instabilitas dan Strategi Rekonsiliasi". Kompas.id (dalam bahasa Inggris). 2019-06-02. 
  7. ^ SURYANEGARA, IFTITAH (2021-10-05). "Ancaman Instabilitas Kawasan". kompas.id. 
  8. ^ Post, The Jakarta. "How Indonesia can pave the way for peace in Ukraine". The Jakarta Post (dalam bahasa Inggris). 
  9. ^ "Multilateral Naval Exercise Komodo: Enhancing Indonesia's Multilateral Defence Diplomacy?" (PDF). LSE London School of Economic and Political Science. 
  10. ^ "Tiga Pelajaran Soal Efektifitas Satuan Kavaleri Saat Darurat Militer di Aceh". Tribunnews.com. 2023-07-02. 
  11. ^ https://www.facebook.com/detikcom. "Kapal Logistik TNI ke Libanon Berangkat Pkl 21.00 WIB". detiknews. 
  12. ^ "Military uniform". Wikipedia (dalam bahasa Inggris). 2023-05-25. 
  13. ^ "Dubes Australia Kunjungi PMPP TNI | IKAHAN". IKAHAN.com. 
  14. ^ "Pertukaran Pemimpin Masa depan"
  15. ^ Riwayat Hidup Singkat Penulis; Jurnal Yudhagama Vol 33 No I, Edisi Maret 2013.
  16. ^ dongan (2010-11-01). "Negosiasi Secangkir Kava di Sirec". dongan's (dalam bahasa Inggris). 
  17. ^ "Australia-Indonesia formalizing military diplomacy". 
  18. ^ Center, Simons (2016-06-14). "International officers receive graduation badges". The Simons Center (dalam bahasa Inggris).