Banten

provinsi di Pulau Jawa, Indonesia
Revisi sejak 12 Juni 2023 09.38 oleh AF1011 (bicara | kontrib) (Mengembalikan Revisi Sebelumnya.)


Banten (aksara Sunda: ᮘᮔ᮪ᮒᮨᮔ᮪, Pegon: بنتٓن) adalah sebuah provinsi di Pulau Jawa, Indonesia. Ibu kota dan pusat pemerintahannya berada di Kota Serang. Provinsi ini merupakan provinsi yang paling barat di Pulau Jawa. Provinsi ini pernah menjadi bagian dari provinsi Jawa Barat, tetapi provinsi ini menjadi wilayah pemekaran sejak tahun 2000, dengan keputusan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000. Suku aslinya adalah suku Sunda Banten yang berada di wilayah Kabupaten Serang bagian selatan, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Lebak, serta sebagian besar Kabupaten Tangerang, dan komunitas masyarakat adat yakni suku Badui yang mendiami wilayah Gunung Kendeng dan Leuwidamar di Kabupaten Lebak.

Banten
Bantam
Transkripsi bahasa Sunda
 • Pegonبنتٓن
 • Romanisasi bahasa SundaBanten
Dari atas ke bawah: Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta, Masjid Agung Banten, Pantai Carita, Tanjung Lesung, Taman Nasional Ujung Kulon, Desa wisata Sawarna, Pelabuhan Merak, Desa Wisata Suku Badui
Bendera Banten
Motto: 
Iman taqwa
Peta
Peta
Negara Indonesia
Dasar hukum pendirianUU No. 23 Tahun 2000
Hari jadi4 Oktober 2000 (umur 24)
Ibu kotaKota Serang
Kota besar lainnya
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kabupaten: 4
  • Kota: 4
  • Kecamatan: 155
  • Kelurahan: 313
  • Desa: 1.238
Pemerintahan
 • GubernurAl Muktabar (Pj.)
 • Wakil Gubernur-
 • Sekretaris DaerahMochammad Tranggono (Pj.)
 • Ketua DPRDAndra Soni
Luas
 • Total9.662,92 km2 (3,730,87 sq mi)
Populasi
 (31 Desember 2022)[1]
 • Total12.321.660
 • Kepadatan1,300/km2 (3,300/sq mi)
Demografi
 • AgamaIslam 94,83%
Kristen 3,82%
Protestan 2,61%
Katolik 1,21%
Buddha 1,18%
Hindu 0,07%
Sunda Wiwitan 0,07%
Konghucu 0,02%[2]
 • Bahasa
 • IPMKenaikan 72,72 (2021)
Tinggi[3]
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode pos
15xxx dan 42xxx
Kode area telepon
Daftar
  • 021 — Tigaraksa (Kabupaten Tangerang) — Kota Tangerang — Kota Tangerang Selatan (Pamulang)
  • 0252 — Rangkasbitung (Kabupaten Lebak)
  • 0253 — Pandeglang (Kabupaten Pandeglang)
  • 0254 — Kota Serang — Kabupaten Serang — Merak (Kota Cilegon)
  • 0257 — Cinangka (Kabupaten Serang)
Kode ISO 3166ID-BT
Pelat kendaraan
Kode Kemendagri36 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS36 Edit nilai pada Wikidata
DAURp 1.159.302.397.000,00- (2020)[4]
Lagu daerah
  • "Tong Sarakah"
  • "Dayung Sampan"
  • "Basisir Carita"
  • "Laut Kidul"
Rumah adat
Senjata tradisionalGolok
Flora resmiKokoleceran
Fauna resmiBadak bercula satu
Situs webwww.bantenprov.go.id
Peta Administrasi Provinsi Banten

Geografi

Wilayah Banten terletak di antara 5º7'50"-7º1'11" Lintang Selatan dan 105º1'11"-106º7'12" Bujur Timur, berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2000 luas wilayah Banten adalah 9.160,70 km². Provinsi Banten terdiri dari 4 kota, 4 kabupaten, 155 kecamatan, 313 kelurahan, dan 1.238 desa.[2]

Banten memiliki wilayah laut yang menjadi salah satu jalur laut strategis yaitu Selat Sunda. Dengan menggunakan kapal-kapal berukuran besar, Selat Sunda menjadi jalur penghubung antara Australia dan Selandia Baru dengan kawasan Asia Tenggara, khususnya Thailand, Malaysia, dan Singapura. Selain itu, wilayah laut Banten adalah jalur penghubung antara Jawa dan Sumatra.[5]

Banten secara geografis dan pemerintahan berperan sebagai zona penyangga bagi Jakarta. Peran ini utamanya berfungsi di wilayah Tangerang Raya yang meliputi Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan.[6] Secara ekonomi wilayah Banten memiliki banyak industri. Wilayah Provinsi Banten juga memiliki beberapa pelabuhan laut yang dikembangkan sebagai antisipasi untuk menampung kelebihan kapasitas dari pelabuhan laut di Jakarta dan ditujukan untuk menjadi pelabuhan alternatif selain Singapura.

Batas wilayah

Utara Laut Jawa dan Kepulauan Seribu
Timur DKI Jakarta dan Jawa Barat
Selatan Jawa Barat dan Samudera Hindia
Barat Selat Sunda dan Lampung

Topografi

Kondisi topografi Banten adalah sebagai berikut:

  • Wilayah datar (kemiringan 0-2 %) seluas 574.090 hektare
  • Wilayah bergelombang (kemiringan 2-15%) seluas 186.320 hektare
  • Wilayah curam (kemiringan 15-40%) seluas 118.470,50 hektare

Kondisi penggunaan lahan yang perlu dicermati adalah menurunnya wilayah hutan dari 233.629,77 hektare pada tahun 2004 menjadi 213.629,77 hektare.

Sejarah

 
Palangka Sriman Sriwacana

"Sang Susuktunggal inyana nu nyieuna palangka Sriman Sriwacana Sri Baduga Maharajadiraja Ratu Haji di Pakwan Pajajaran nu mikadatwan Sri Bima Punta Narayana Madura Suradipati, inyana Pakwan Sanghiyang Sri Ratu Dewata."

Artinya:

"Sang Susuktunggal ialah yang membuat tahta Sriman Sriwacana (untuk) Sri Baduga Maharaja ratu penguasa di Pakuan Pajajaran yang bersemayam di keraton Sri Bima Punta Narayana Madura Suradipati yaitu istana Sanghiyang Sri Ratu Dewata."
 
Mahkota Binokasih, Mahkota Kerajaan Pajajaran yang diserahkan kepada Prabu Geusan Ulun disimpan di Museum Prabu Geusan Ulun oleh para Kandaga Lante Kerajaan Pajajaran sebagai legitimasi untuk meneruskan trah Siliwangi ketika runtuh pada 1579 M yang dimulai dari pendudukan Sunda Kalapa hingga penyerangan Pakuan Pajajaran yang bersemayam di keraton Sri Bima Punta Narayana Madura Suradipati yaitu istana Sanghiyang Sri Ratu Dewata
 
Keris Panunggul Naga adalah Keris milik Prabu Geusan Ulun yang merupakan raja Kerajaan Sumedang Larang yang terakhir yang meneruskan Kerajaan Sunda atau Kerajaan Pajajaran
 
Pandangan mata burung tentang Bantam, 1599.

Banten atau dahulu dikenal dengan nama Bantam pada masa lalu merupakan sebuah daerah dengan kota pelabuhan yang sangat ramai, serta dengan masyarakat yang terbuka dan makmur. Banten pada abad ke-5 merupakan bagian dari Kerajaan Tarumanagara. Salah satu prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanagara adalah Prasasti Cidanghiyang atau prasasti Lebak, yang ditemukan di Kampung Lebak di tepi Ci Danghiyang, Kecamatan Munjul, Pandeglang, Banten. Prasasti ini baru ditemukan tahun 1947, dan berisi 2 baris kalimat berbentuk puisi dengan huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta. Isi prasasti tersebut mengagungkan keberanian Raja Purnawarman. Setelah runtuhnya Kerajaan Tarumanagara (menurut beberapa sejarawan ini akibat serangan Kerajaan Sriwijaya), kekuasaan di bagian barat Pulau Jawa dari Ujung Kulon sampai Ci Sarayu dan Ci Pamali dilanjutkan oleh Kerajaan Sunda. Seperti dinyatakan oleh Tome Pires, penjelajah Portugis pada tahun 1513, Bantam menjadi salah satu pelabuhan penting dari Kerajaan Sunda. Menurut sumber Portugis tersebut, Bantam adalah salah satu pelabuhan kerajaan itu selain pelabuhan Pontang, Cigede, Tamgara (Tangerang), Kalapa, dan Cimanuk.

Diawali dengan penguasaan Kota Pelabuhan Banten yang dilanjutkan dengan merebut Banten Girang dari Pucuk Umun pada tahun 1527, Maulana Hasanuddin mendirikan Kesultanan Banten di wilayah bekas Banten Girang. Pada tahun 1579, Maulana Yusuf, penerus Maulana Hasanuddin, menghancurkan Pakuan Pajajaran, ibu kota atau pakuan (berasal dari kata pakuwuan) Kerajaan Sunda. Dengan demikian pemerintahan di Jawa Barat dilanjutkan oleh Kesultanan Banten. Hal itu ditandai dengan dirampasnya Palangka Sriman Sriwacana, tempat duduk kala seorang raja dinobatkan, dari Pakuan Pajajaran ke Surasowan di Banten oleh pasukan Maulana Yusuf. Batu berukuran 200 x 160 x 20 cm itu terpaksa diboyong ke Banten karena tradisi politik waktu itu mengharuskan demikian. Pertama, dengan dirampasnya Palangka tersebut, di Pakuan tidak mungkin lagi dinobatkan raja baru. Kedua, dengan memiliki Palangka itu, Maulana Yusuf mengklaim sebagai penerus kekuasaan Kerajaan Sunda yang sah karena buyut perempuannya adalah puteri Sri Baduga Maharaja sementara di sisi lain para Kandaga Lante dari Kerajaan Pajajaran secara resmi menyerahkan seluruh atribut dan perangkat kerajaan beserta abdi kepada Kerajaan Sumedang Larang untuk meneruskan kelanjutan Kerajaan Sunda atau Pajajaran yang merupakan trah Siliwangi.

Dengan dihancurkannya Pajajaran maka Banten mewarisi wilayah Lampung dari Kerajaan Sunda. Hal ini dijelaskan dalam buku The Sultanate of Banten tulisan Claude Guillot pada halaman 19 sebagai berikut: "From the beginning it was obviously Hasanuddin's intention to revive the fortunes of the ancient kingdom of Pajajaran for his own benefit. One of his earliest decisions was to travel to southern Sumatra, which in all likelihood already belonged to Pajajaran, and from which came bulk of the pepper sold in the Sundanese region."[7]

Ketika sudah menjadi pusat Kesultanan Banten, sebagaimana dilaporkan oleh J. de Barros, Bantam merupakan pelabuhan besar di Asia Tenggara, sejajar dengan Malaka dan Makassar. Kota Bantam terletak di pertengahan pesisir sebuah teluk, yang lebarnya sampai tiga mil. Kota itu panjangnya 850 depa. Di tepi laut kota itu panjangnya 400 depa; masuk ke dalam ia lebih panjang. Melalui tengah-tengah kota ada sebuah sungai yang jernih, di mana kapal jenis jung dan gale dapat berlayar masuk. Sepanjang pinggiran kota ada sebuah anak sungai, di sungai yang tidak seberapa lebar itu hanya perahu-perahu kecil saja yang dapat berlayar masuk. Pada sebuah pinggiran kota itu ada sebuah benteng yang dindingnya terbuat dari bata, dan lebarnya tujuh telapak tangan. Bangunan-bangunan pertahanannya terbuat dari kayu, terdiri dari dua tingkat dan dipersenjatai dengan senjata yang baik. Di tengah kota terdapat alun-alun yang digunakan untuk kepentingan kegiatan ketentaraan, dan kesenian rakyat, dan sebagai pasar di pagi hari. Istana raja terletak di bagian selatan alun-alun. Disampingnya terdapat bangunan datar yang ditinggikan dan beratap, disebut Srimanganti, yang digunakan sebagai tempat raja bertatap muka dengan rakyatnya. Di sebelah barat alun-alun didirikan sebuah masjid agung.

 
Litografi berdasarkan lukisan oleh Abraham Salm dengan pemandangan di Banten (1865-1872)

Pada awal abad ke-17 Masehi, Bantam merupakan salah satu pusat perniagaan penting dalam jalur perniagaan internasional di Asia. Tata administrasi modern pemerintahan dan kepelabuhan sangat menunjang bagi tumbuhnya perekonomian masyarakat. Daerah kekuasaannya mencakup juga wilayah yang sekarang menjadi Provinsi Lampung. Ketika orang Belanda tiba di Bantam untuk pertama kalinya, orang Portugis telah lama masuk ke Bantam. Kemudian orang Inggris mendirikan loji di Bantam dan disusul oleh orang Belanda.

 
Lukisan François Valentijn pada tahun 1694.

Selain itu, orang-orang Prancis, dan Denmark pun pernah datang di Bantam. Dalam persaingan antara pedagang Eropa ini, Belanda muncul sebagai pemenang. Orang Portugis melarikan diri dari Bantam (1601), setelah armada mereka dihancurkan oleh armada Belanda di perairan Bantam. Orang Inggris pun tersingkirkan dari Batavia (1619) dan Bantam (1684) akibat tindakan orang Belanda.

Pada 1 Januari 1926 pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan peraturan untuk pembaharuan sistem desentralisasi, dan dekonsentrasi yang lebih luas. Di Pulau Jawa dibentuk pemerintahan otonom provinsi. Provincie West Java adalah provinsi pertama yang dibentuk di wilayah Hindia Belanda yang diresmikan dengan surat keputusan tanggal 1 Januari 1926, dan diundangkan dalam Staatsblad (Lembaran Negara) 1926 No. 326, 1928 No. 27 jo No. 28, 1928 No. 438, dan 1932 No. 507. Banten menjadi salah satu keresidenan yaitu Bantam Regentschappen dalam Provincie West Java di samping Batavia (Jakarta), Buitenzorg (Bogor), Preanger (Priangan), dan Cheribon (Cirebon).

Budaya

Sebagian besar anggota masyarakat memeluk agama Islam dengan semangat religius yang tinggi, tetapi pemeluk agama lain dapat hidup berdampingan dengan damai.

Potensi, dan kekhasan budaya masyarakat Banten, antara lain seni bela diri yang berasal dari budaya Sunda Banten yaitu Pencak silat, Debus, Rudad, Umbruk, Tari Saman, Tari Topeng, Tari Cokek, Dog-dog, Palingtung, dan Lojor. Di samping itu juga terdapat peninggalan warisan leluhur antara lain Masjid Agung Banten Lama, Makam Keramat Panjang, dan masih banyak peninggalan lainnya.

Di Provinsi Banten terdapat Suku Badui. Suku Badui Dalam merupakan suku asli Sunda Banten yang masih menjaga tradisi antimodernisasi, baik cara berpakaian maupun pola hidup lainnya. Suku Badui-Rawayan tinggal di kawasan Cagar Budaya Pegunungan Kendeng seluas 5.101,85 hektare di daerah Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak. Perkampungan masyarakat Badui umumnya terletak di daerah aliran Sungai Ciujung didalam kawasan Pegunungan Kendeng. Daerah ini dikenal sebagai wilayah tanah titipan dari nenek moyang, yang harus dipelihara, dan dijaga baik-baik, tidak boleh dirusak.

Bahasa

Bahasa utama di Banten merupakan bahasa Sunda Banten yang merupakan bahasa asli penduduk disana. Penduduk asli yang hidup di Provinsi Banten, terutama di Kabupaten Lebak, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Serang bagian selatan, dan Kabupaten Tangerang bagian selatan berbicara menggunakan suatu dialek bahasa Sunda yang disebut sebagai bahasa Sunda Banten yang masih mempertahankan banyak kosakata dari bahasa Sunda Kuno. Dialek tersebut tidak memiliki tingkatan bahasa seperti halnya dialek bahasa Sunda yang dituturkan di wilayah Priangan (bagian selatan Provinsi Jawa Barat).

Sedangkan di wilayah Kota Serang, Kota Cilegon, Kabupaten Tangerang bagian utara, dan Kabupaten Serang bagian utara selalu berkomunikasi menggunakan Bahasa Jawa Serang (atau masyarakat setempat menyingkatnya dengan sebutan Jaseng) yang digunakan oleh suku Jawa Serang. Selain itu, di kabupaten Tangerang, kota Tangerang serta kota Tangerang Selatan, Bahasa Betawi juga digunakan oleh pendatang beretnis Betawi. Di samping bahasa Sunda, bahasa Jawa, bahasa Tionghoa, bahasa Betawi dan bahasa Indonesia juga digunakan terutama oleh pendatang dari bagian lain Indonesia.

Senjata tradisional

 
Golok

Golok adalah senjata tradisional asli Banten dan juga sama seperti senjata tradisional Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

Rumah adat

Rumah adatnya adalah rumah panggung yang beratapkan daun atap dan lantainya dibuat dari pelupuh yaitu bambu yang dibelah-belah. Sedangkan dindingnya terbuat dari bilik (gedek). Untuk penyangga rumah panggung adalah batu yang sudah dibuat sedemikian rupa berbentuk balok yang ujungnya makin mengecil seperti batu yang digunakan untuk alas menumbuk beras. Rumah adat ini masih banyak ditemukan di daerah yang dihuni oleh orang Kanekes atau disebut juga orang Badui.

Pemerintahan

Kabupaten dan Kota

No. Kabupaten/kota Ibu kota Bupati/wali kota Luas wilayah (km²)[8] Jumlah penduduk (2020) Kecamatan Kelurahan/desa Lambang
 
Peta lokasi
1 Kabupaten Lebak Rangkasbitung Gunawan Rusminto (Pj.) 3.426,56 1.386.793 28 5/340
 
 
2 Kabupaten Pandeglang Pandeglang Irna Narulita 2.746,89 1.272.687 35 13/326
 
 
3 Kabupaten Serang Ciruas Ratu Tatu Chasanah 1.734,28 1.622.630 29 -/326
 
 
4 Kabupaten Tangerang Tigaraksa Andi Ony Prihantoro (Pj.) 1.011,86 3.245.619 29 28/246
 
 
5 Kota Cilegon - Helldy Agustian 175,50 434.896 8 43/-
 
 
6 Kota Serang - Nanang Saefudin (Pj.) 266,71 692.101 6 67/-
 
 
7 Kota Tangerang - Nurdin (Pj.) 153,93 1.895.486 13 104/-
 
 
8 Kota Tangerang Selatan - Benyamin Davnie 147,19 1.354.350 7 54/-
 
 

Catatan:

  • Kabupaten Tangerang sebelumnya beribukota di Kota Tangerang.
  • Kabupaten Serang sebelumnya beribukota di Kota Serang.
  • Badan Pengkajian, dan Penerapan Teknologi (BPPT) merekomendasikan Kecamatan Ciruas sebagai lokasi Pusat Pemerintahan Kabupaten Serang (Puspemkab Serang).
  • Kota Cilegon dibentuk sebagai kota otonom pada tanggal 10 April 1999 dari wilayah Kabupaten Serang. Cilegon sebelumnya adalah kota administratif.
  • Kota Tangerang dibentuk sebagai kota otonom pada tanggal 27 Februari 1993 dari wilayah Kabupaten Tangerang. Tangerang sebelumnya adalah kota administratif.
  • Kota Tangerang Selatan dibentuk sebagai kota otonom pada tanggal 29 Oktober 2008 dari wilayah Kabupaten Tangerang. Sebelumnya adalah Kota Cipasera

Kecamatan, Desa, dan Kelurahan

Provinsi Banten terdiri dari 4 kabupaten, 4 kotamadya, 155 kecamatan, 313 kelurahan dan 1.238 desa. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya diperkirakan mencapai 10.382.590 jiwa dengan total luas wilayah 9.662,92 km² dan kepadatan 1.074 jiwa/km².[8][9]

Kecamatan dan Desa/Kelurahan menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten Tahun 2017
No. Kode
Kemendagri
Kabupaten/
Kota
Ibukota Luas Wilayah
(km²)
Penduduk
(2017)
2017
Kecamatan Kelurahan Desa
1 36.02 Kab. Lebak Rangkasbitung 3.426,56 1.222.258 28 5 340
2 36.01 Kab. Pandeglang Pandeglang 2.746,89 1.175.148 35 13 326
3 36.04 Kab. Serang Ciruas 1.734,28 1.435.003 29 - 326
4 36.03 Kab. Tangerang Tigaraksa 1.011,86 2.619.803 29 28 246
5 36.71 Kota Tangerang - 153,93 1.651.428 13 104 -
6 36.72 Kota Cilegon - 175,50 404.426 8 43 -
7 36.73 Kota Serang - 266,71 630.320 6 66 -
8 36.74 Kota Tangerang Selatan - 147,19 1.244.204 7 54 -
Total Banten 9.662,92 10.382.590 155 313 1.238

Daerah-daerah penting lain

Terdapat beberapa daerah penting lain di Banten selain yang berstatus tidak sebagai kota otonom:[butuh rujukan]

Daftar gubernur

Berikut adalah daftar Gubernur Banten secara definitif sejak tahun 2002.

  Gubernur Banten  
Nomor urut Gubernur Potret Partai Awal Akhir Masa jabatan Periode Wakil Ref.
-   Hakamuddin Djamal
(penjabat sementara)
(1949–2015)
  Nonpartisipan 17 November 2000 11 Januari 2002 1 tahun, 55 hari Transisi Tidak ada
1 Djoko Munandar
(1948–2008)
  PPP 11 Januari 2002 20 Oktober 2005 3 tahun, 282 hari I
(2001)
Ratu Atut Chosiyah
2002–2005
[10]
- Ratu Atut Chosiyah
(Pelaksana Tugas)
(lahir 1962)
  Golkar 20 Oktober 2005 11 Januari 2007 1 tahun, 83 hari Lowong
2 Ratu Atut Chosiyah 11 Januari 2007 11 Januari 2012 5 tahun, 0 hari II
(2006)
Mohammad Masduki
2007–2012
11 Januari 2012 29 Juli 2015 3 tahun, 199 hari III
(2011)
Rano Karno
2012–2015
[11][12]
[13]
- Rano Karno
(Pelaksana Tugas)
(lahir 1960)
  PDI-P 13 Mei 2014 12 Agustus 2015 1 tahun, 91 hari Tidak ada [14][15]
3 Rano Karno 12 Agustus 2015 11 Januari 2017 1 tahun, 152 hari [16]
4 Wahidin Halim
(lahir 1954)
  Demokrat 12 Mei 2017 12 Mei 2022 5 tahun, 0 hari IV
(2017)
Andika Hazrumy
2017–2022
[17][18]
[19]


Keterangan

Perwakilan Daerah

DPRD Provinsi Banten

DPRD Banten beranggotakan 85 orang yang dipilih melalui pemilihan umum setiap lima tahun sekali. Pimpinan DPRD Banten terdiri dari 1 Ketua dan 4 Wakil Ketua yang berasal dari partai politik pemilik jumlah kursi dan suara terbanyak. Anggota DPRD Banten yang sedang menjabat saat ini adalah hasil Pemilu 2019 yang dilantik pada 2 September 2019 oleh Ketua Pengadilan Tinggi Banten di Gedung DPRD Provinsi Banten. Komposisi anggota DPRD Banten periode 2019-2024 terdiri dari 12 partai politik di mana Partai Gerindra adalah partai politik pemilik kursi terbanyak yaitu 16 kursi.[20][21][22] Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Banten dalam dua periode terakhir.[23][24][25][26]

Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode
2014-2019 2019-2024 2024-2029
Gerindra 10   16   14
PDI-P 15   13   14
Golkar 15   11   14
PKS 8   11   13
Demokrat 8   9   11
PKB 7   7   10
PAN 3   6   7
PPP 8   5   4
NasDem 5   4   10
Hanura 6   1   0
PSI (baru) 1   3
Berkarya (baru) 1
Jumlah Anggota 85   85   100
Jumlah Partai 10   12   10


Perwakilan di Jakarta

Anggota DPR

Provinsi Banten memiliki 22 wakil di DPR, enam orang masing-masing dari Daerah Pemilihan Banten I (barat daya) dan II (barat laut), dan sepuluh orang dari Daerah Pemilihan Banten III (timur).

Anggota DPD

Berdasarkan hasil Pemilihan umum legislatif Indonesia 2019, anggota DPD asal Banten untuk periode 2019-2024 adalah Andiara Aprilia Hikmat; Drs. Habib Ali Alwi; Abdi Sumaithi; dan Tb Ali Ridho Azhari.

Pendidikan

Perguruan Tinggi di Banten:

Perguruan Tinggi Negeri

Perguruan Tinggi Kedinasan

Perguruan Tinggi Swasta

Demografi

Pada tahun 2006, penduduk Banten berjumlah 9.351.470 jiwa, dengan perbandingan 3.370.182 jiwa (36,04%) anak-anak, 240.742 jiwa (2,57%) lanjut usia, sisanya 5.740.546 jiwa berusia di antara 15 sampai 64 tahun.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tahun 2005 mayoritas berasal dari sektor industri pengolahan (49,75%), diikuti sektor perdagangan, hotel, dan restoran (17,13%), pengangkutan, dan komunikasi (8,58%), serta pertanian yang hanya 8,53%. Namun berdasarkan jumlah penyerapan tenaga kerja, industri menyerap 23,11% tenaga kerja, diikuti oleh pertanian (21,14%), perdagangan (20,84%) dan transportasi/komunikasi yang hanya 9,50%.

Berdasarkan Sensus Penduduk Indonesia 2010 dengan jumlah penduduk 10.607.197 jiwa, suku bangsa di provinsi Banten sangat beragam, dengan suku asli setempat yakni suku Sunda tepatnya orang Sunda Banten, termasuk di dalamnya kelompok kecil Sunda Badui, sebanyak 4.321.991 jiwa (40,75%). Suku bangsa terbesar lainnya dari pulau Jawa adalah orang Sunda Priangan sebanyak 2.402.236 jiwa (22,65%), kemudian suku Jawa Serang 1.657.470 jiwa (15,63%), dan Betawi 1.365.614 (12,87%).[27]

Suku di luar pulau Jawa terbesar adalah Tionghoa sebanyak 183.689 jiwa (1,73%), kemudian Batak sebanyak 139.259 jiwa (1,31%), Minangkabau 95.845 jiwa (0,90%), dan Melayu 87.443 jiwa (0,82%). Suku asal Lampung 69.885 jiwa (0,66%), asal Sumatra Selatan 66.803 jiwa (0,61%), Cirebon 41.645 jiwa (0,39%) dan suku lainnya 1,68%.[27]

No Suku Jumlah (2000) % Jumlah (2010) %
1 Sunda 26.297.124 73,73% 30.889.910 71,87%
2 Jawa 3.939.465 11,05% 5.710.652 13,29%
3 Betawi 1.901.930 5,33% 2.664.143 6,20%
4 Cirebon 1.890.102 5,30% 1.812.842 4,22%
5 Batak 275.230 0,77% 467.438 1,09%
6 Minangkabau 168.999 0,47% 272.018 0,63%
7 Tionghoa 163.255 0,46% 254.920 0,59%
8 Melayu 190.224 0,44%
9 Asal Sumatera Selatan 95.502 0,22%
10 Lampung 92.862 0,22%
11 Madura 43.001 0,10%
12 Suku Lainnya 967.782 2,71% 428.914 0,99%
Provinsi Banten 35.668.374 100% 42.982.865 100%

Transportasi

Provinsi Banten yang berada di wilayah ujung barat Pulau Jawa memiliki posisi yang sangat strategis, dan memiliki potensi ekonomi yang sangat besar baik skala lokal, regional, nasional, bahkan skala internasional. Memfasilitasi terhadap pergerakan barang, dan penumpang yang dari, dan ke pusat-pusat kegiatan nasional, wilayah, maupun lokal yang ada di Provinsi Banten menjadi sangat penting dalam upaya mendukung pengembangan ekonomi di wilayah Provinsi Banten.

Provinsi Banten dibagi menjadi tiga Wilayah Kerja Pembangunan yang mempunyai ikon atau ciri khas prasarana perhubungan di Provinsi Banten karena aktivitasnya yang lebih menonjol dibandingkan dengan prasarana perhubungan lainnya.

  • Wilayah Kerja I, yaitu Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan dan Kabupaten Tangerang. Di dalamnya terdapat Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta yang merupakan gerbang masuknya barang, dan penumpang melalui transportasi udara ke Indonesia.
  • Wilayah Kerja II, yaitu Kota Cilegon, Kota Serang, dan Kabupaten Serang. Di dalamnya terdapat pelabuhan penyeberangan Merak yang menjadi gerbang masuknya barang, dan penumpang dari Pulau Sumatra ke Pulau Jawa.
  • Wilayah Kerja III, yaitu Kabupaten Lebak, dan Kabupaten Pandeglang. Di dalamnya terdapat Stasiun Kereta Api Rangkasbitung yang merupakan gerbang masuk barang, dan penumpang terutama dari Merak, dan ke Jakarta atau sebaliknya.

Secara umum, sektor perhubungan dapat dikategorikan ke dalam tiga bagian yaitu perhubungan darat, perhubungan laut, dan perhubungan udara. Ketiga bagian tersebut mempunyai peranan yang sangat penting dalam membangun perekonomian di Provinsi Banten.

Transportasi darat

Jalan

Hingga tahun 2006, kondisi jalan nasional sepanjang 249,246 km berada dalam kondisi baik, 214,314 km dalam kondisi sedang, dan sepanjang 26,840 dalam kondisi rusak. Kondisi jalan provinsi hingga akhir tahun 2006 dengan total panjang jalan sebesar 889,01 km berada dalam kondisi baik sebesar 203,670 km, kondisi sedang 380,020 km, dan kondisi rusak sebesar 305,320 km.

Ruas jalan nasional di wilayah Provinsi Banten pada saat ini mempunyai volume lalu-lintas rata-rata sebesar 0,7 yang berarti kelancaran arus lalu-lintas terganggu karena adanya aktivitas perdagangan/pasar, pabrik/industri, pusat-pusat perbelanjaan di sepanjang jalan serta kapasitas jalan yang terbatas karena lebar badan jalan rata-rata 7 meter pada ruas jalan nasional di Banten Utara (Merak-Tangerang) dan ruas Batas Jawa Barat-Pondok Cabe-Ciputat-Batas Jakarta.

Kinerja pelayanan jalan pada ruas jalan provinsi pada umumnya cukup baik dengan rasio volume lalu-lintas per kapasitas rata-rata sebesar 0,4. Kemacetan lalu-lintas pada umumnya bersifat lokal yang terjadi pada pusat-pusat kegiatan masyarakat dan industri.

Terminal Bus

Sebagai simpul transportasi, terminal bus berfungsi sebagai tempat untuk menaikkan, dan menurunkan penumpang serta perpindahan antarmoda transportasi merupakan unsur penting dalam pelayanan pergerakan penumpang, dan barang. Terdapat 7 (tujuh) terminal di Provinsi Banten, yaitu Terminal Pakupatan Serang, Terminal Poris Plawad Tangerang, Terminal Pondok Cabe Tangerang Selatan, Terminal Ciledug Tangerang, Terminal Labuan, Terminal Mandala Lebak, Terminal Kadu Banen Pandeglang, Terminal Seruni Cilegon dan Terminal Merak.

Angkutan umum

 
Orang Belanda di Muara Binuangeun, sepulang dari memancing di Pulau Tinjil (tahun 1936).

Untuk melayani pergerakan penumpang, dan barang dalam wilayah Provinsi Banten, terdapat angkutan umum Angkutan Antarkota Dalam Provinsi (AKDP) pada saat ini masih dilayani dengan kendaraan ukuran kecil, dan dalam penyelenggaraannya masih dirasakan belum terpadu secara maksimal. Terdapat 63 trayek dengan jumlah kendaraan sebanyak 3.788 yang melayani AKDP lintas Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang. Sedangkan untuk AKDP lintas Serang, Cilegon, Pandeglang, dan Lebak dilayani dengan 66 trayek dengan jumlah kendaraan sebanyak 1.436.

Untuk menjangkau kawasan-kawasan yang masih belum tersedia angkutan umum, terdapat beberapa angkutan mobil penumpang umum (MPU) yang dikenal mobil PS oleh masyarakat Banten & angkutan perintis yang melayani jalur di pelosok wilayah Kabupaten Lebak dan Kabupaten Pandeglang dengan jarak sepanjang lebih dari 106 km. Angkutan perintis ini dilayani oleh bus DAMRI berukuran sedang.

Kereta api

Sampai dengan tahun 2005, dari total jalur rel kereta api sepanjang 305,9 kilometer, hanya 48% merupakan jalur rel yang masih beroperasi dengan rata–rata jumlah pergerakan kereta penumpang sekitar 22 kereta/hari dan kereta barang sebanyak 16 kereta/hari. Semakin menurunnya pelayanan sarana tersebut berimplikasi terhadap kecenderungan semakin menurunnya pula pada jumlah angkutan penumpang, dan barang.

Jaringan kereta api di wilayah Provinsi Banten sepanjang 305,90 km yang sebagian merupakan jalur tunggal yang terdiri dari lintas operasi Merak-Tanah Abang, Tangerang-Duri, Krenceng-Cigading sepanjang 141,6 km, lintas tidak operasi (jalur mati) Rangkasbitung-Labuan, Saketi-Bayah, dan Cigading-Anyer Kidul sepanjang 164,3 km. Saat ini jalur kereta mulai dari MajaCiterasRangkasbitung yang sudah menjadi bagian dari Kereta Rel Listrik.

Transportasi laut

Pelabuhan Merak merupakan pelabuhan penyebrangan di Indonesia sebagai pintu gerbang pulau Jawa bagian barat yang rutenya menghubungkan pulau Jawa dengan pulau Sumatra. Banten terdapat 5 (lima) pelabuhan yang terdiri dari 2 (dua) pelabuhan yang diusahakan yaitu Pelabuhan Ciwandan dan Pelabuhan Bojonegara serta 3 (tiga) pelabuhan yang tidak diusahakan yang terdiri dari Pelabuhan Karangantu, Pelabuhan Labuan, dan Pelabuhan Bojonegara.

Transportasi udara

 
Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta

Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta secara nasional merupakan bandar udara (bandara) utama di Indonesia sebagai pintu gerbang masuknya barang, dan penumpang dari dalam maupun luar negeri. Di samping itu terdapat juga bandara lainnya seperti Bandar Udara Pondok Cabe di Tangerang Selatan, Bandar Udara Budiarto di Curug, Kabupaten Tangerang dan Lapangan Udara (Lanud) Gorda di Cikande, Kabupaten Serang.

Bandara Pondok Cabe merupakan bandara untuk kegiatan general aviation, Bandara Budiarto merupakan bandara yang digunakan untuk pelatihan kegiatan penerbangan. Sementara Lanud Gorda digunakan sebagai bandara militer yang saat ini sudah tidak aktif lagi dan sebagian tanah wilayah Lanud Gorda telah dibangun SMK Negeri 1 Cikande[butuh rujukan].

Pariwisata

Masjid Agung Banten

 
Masjid Agung Banten, 1926.

Taman Nasional Ujung Kulon

 
Taman Nasional Ujung Kulon pada tahun 2014

Taman Nasional Ujung Kulon merupakan salah satu taman nasional, dan lokasi konservasi alam yang penting di Indonesia, dan dunia. Selain keindahan hutan tropis dataran rendah, badak bercula satu merupakan primadona daya tarik dari lokasi ini.

Taman nasional ini terletak di semenanjung paling barat Pulau Jawa, ditambah dengan beberapa pulau kecil seperti halnya Pulau Peucang, Pulau Handeuleum, dan Pulau Panaitan. Titik tertinggi adalah Gunung Honje. Ciri khas taman nasional ini adalah perannya sebagai habitat alami berbagai jenis hewan yang dilindungi, seperti badak jawa, rusa, kijang, banteng, berbagai jenis primata, babi hutan, kucing hutan, kukang, dan aneka jenis burung.

Kawasan ini dapat dicapai melalui Labuan atau melalui jalan laut dengan perahu menuju salah satu pulau yang ada. Ujung Kulon telah dilengkapi dengan berbagai sarana jaringan telekomunikasi, listrik, dan air bersih.

Sarana pariwisata seperti penginapan, pusat informasi, pemandu wisata, dan sarana transportasi juga telah tersedia. UNESCO telah menyatakan bahwa area Ujung Kulon merupakan situs cagar alam warisan dunia.

Gunung Karang

Sejak tahun 2012, Gunung Karang telah menjadi daya tarik wisatawan yang khususnya mereka pecinta alam, karena kondisi hutan Gunung Karang yang masih alami, dan juga suburnya tanaman anggrek di kawasan hutan hujan gunung ini. Sebenarnya Gunung Karang merupakan lokasi wisata ziarah, tetapi karena keindahan alamnya, gunung setinggi 1778 mdpl ini juga menarik bagi para pecinta alam untuk menaklukan puncak yang sering disebut dengan puncak sumur tujuh.

Jalur pendakian Gunung Karang terbagi menjadi dua:

  • Jalur Kaduengang yang sangat populer bagi para pendaki karena waktu tempuh menuju puncak lebih pendek sekitar 4–5 jam dengan trek yang terus menanjak hingga kemiringan 75 derajat.
  • Jalur Ciekek yang tidak terlalu populer bagi para pendaki, walaupun kondisi trek di jalur ini terbilang cukup landai namun untuk menuju puncak membutuhkan waktu yang lama sekitar 7–8 jam perjalanan.

Pulau Dua/Pulau Burung

Daya tarik utama kawasan ini adalah keindahan alam laut berupa gugus karang, berbagai jenis ikan laut, dan tentu saja berbagai jenis burung. Luas kawasan ini sekitar 30 hektare. Setiap tahun antara bulan April, dan Agustus, pulau ini dikunjungi oleh beribu-ribu burung dari 60 jenis yang berasal dari berbagai negara. Sekitar empat puluh ribu burung-burung tersebut terbang dari Benua Australia, Asia, dan Afrika.

Pulau Dua bisa dicapai dengan perahu tradisional atau perahu motor; atau dengan berjalan kaki dalam waktu 15 s.d. 30 menit melalui daerah pertambakan di Desa Sawah Luhur, Kasemen. Memang, akibat sedimentasi selama puluhan tahun, pulau ini telah menyatu dengan daratan Jawa.

Pulau Umang

Pulau Umang memiliki luas sekitar 5 Ha, dan terletak di kawasan objek wisata Pantai Pandeglang, berdekatan dengan kawasan wisata Tanjung Lesung. Kawasan wisata ini dikelola oleh sebuah perusahaan swasta yang menyediakan berbagai fasilitas rekreasi dan hiburan yang menarik. Di pulau ini, terdapat resor yang ditata dengan sentuhan artistik alami, dilengkapi dengan ruang pertemuan, kafe, spa, pusat bisnis, sunset lounge, klub pantai, kolam renang, dan sebagainya. Selain itu, tersedia fasilitas olahraga, dan rekreasi air, jogging track, cross country, lapangan tenis, tempat karaoke, dan lain-lain. Kita dapat menuju ke pulau ini dengan relatif mudah.

Perusahaan pengelola kawasan ini menyediakan penyewaan mobil dari Jakarta menuju pulau ini atau dapat juga dicapai dari kawasan Ujung Kulon.

Gunung Krakatau

Gunung Krakatau yang sebenarnya termasuk wilayah Provinsi Lampung ini terletak di perairan Selat Sunda, merupakan salah satu gunung berapi yang paling terkenal di dunia, karena letusannya yang dahsyat pada tahun 1883. Suara letusan terdengar sampai ke kawasan Benua Australia, bahkan awan panasnya menyelimuti beberapa kawasan Eropa selama seminggu. Ledakan dahsyat Gunung Krakatau kemudian membentuk anak gunung yang kini dikenal sebagai Anak Krakatau yang muncul ke permukaan pada tahun 1928 yang hingga kini masih tetap aktif. Meski berada di Selat Sunda serta wilayah Lampung, kawasan wisata alam ini lebih mudah dicapai dari Pantai Anyer-Carita, dan izin mendarat di Pulau Gunung Api Anak Krakatau juga bisa diperoleh di kawasan ini, dibutuhkan waktu sekitar satu jam menggunakan perahu motor cepat untuk mencapainya. Lokasi wisata ini menawarkan wisata alam seperti misalnya berkemah, berjalan kaki, memancing, dan pemandangan alam laut yang indah.

Rawadano

Rawadano atau nama lain Cagar Alam Rawa Danau terletak di Kabupaten Serang, berjarak 101 km dari Jakarta. Kawasan ini merupakan kawasan yang didominasi rawa-rawa, juga terdapat sebuah danau. Luas kawasan ini sekitar 2.500 hektare yang ditumbuhi oleh berbagai jenis pohon. Pulau ini menjadi tempat bersarang bagi aneka jenis binatang reptil, seperti ular dan buaya. Tidak kurang dari 250 jenis burung bermukim di kawasan ini. Kita dapat mencapai lokasi ini melalui tiga jalur, yaitu; Jakarta-Cilegon-Anyer-Rawaadano, Jakarta-Serang-Padarincang-Rawadano, dan Jakarta-Serang-Anyer-Cinangka-Padarincang-Rawadano.

Tanjung Lesung

Pantai Tanjung Lesung terletak di Desa Tanjung Jaya, Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Posisinya terletak di sebelah barat kabupaten Pandeglang dan mempunyai luas sekitar 150 Hektare. Kawasan ini diajukan menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) sejak tahun 2012 dan KEK Tanjung Lesung sudah resmi beroperasi sejak 23 Februari 2015. Pengembangan KEK Tanjung Lesung difokuskan untuk kegiatan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Desa Wisata Sawarna

Desa Wisata Sawarna adalah kawasan wisata yang mencakup beberapa destinasi lain seperti Pantai Tanjung Layar, Pantai Ciantir, Pantai Legon Pari, Pantai Karang Taraje, Pantai Gua Langir, Gua Lalay Sawarna, dan Pantai Pulo Manuk.

Desa Wisata Suku Badui

Keamanan

Wilayah Provinsi Banten termasuk wilayah sebagian Kodam Jayakarta (khususnya Kodim 0506/Tangerang) dan sebagian Kodam III/Siliwangi (khususnya Komando Resort Militer 064 Maulana Yusuf) dan termasuk wilayah hukum Kepolisian Daerah Banten dan sebagian Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya (khususnya Polres Metro Tangerang Kota, Polres Bandara Soekarno-Hatta, Polres Tangerang Selatan).

Di Provinsi Banten juga terdapat Badan Narkotika Nasional Provinsi Banten dibawah BNN, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Banten dibawah Pemerintah Provinsi Banten, Kantor Imigrasi (Kantor Imigrasi Tangerang, Kantor Imigrasi Serang, Kantor Imigrasi Cilegon) di bawah Kantor Wilayah Kemenkumham Banten, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Banten (meliputi KPPBC Tipe Madya Pabean Merak, KPPBC Tipe Madya Pabean A Tangerang).

Di Provinsi Banten juga terdapat Pangkalan TNI AL Banten (Lanal Banten), Pangkalan Utama III Jakarta yang memiliki wilayah Selat Sunda. Pangkalan Maritim Bakamla / Pangkalan Penjagaan Laut dan Pantai terdekat berada di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Pangkalan Udara Militer (Lanud) TNI AU terdekat berada di Lanuma Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. Akan tetapi terdapat Pangkalan Udara Pondok Cabe yang terletak di Pamulang, Kota Tangerang Selatan yang dimiliki PT Pertamina yang difungsikan menjadi Bandar Udara Sipil sekaligus Pangkalan Udara Militer yang difungsikan oleh Skadron 21/Sena Pusat Penerbangan Angkatan Darat (Puspenerbad) yang sekaligus menjadi Markas Komando Direktorat Polisi Udara Baharkam Polri. Selain itu terdapat Lanud Gorda, Kabupaten Serang yang saat ini sudah difungsikan menjadi kawasan Militer TNI AU. Satuan Radar 211 milik Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional I bertempat di Tanjungkait, Kabupaten Tangerang. Selain itu terdapat Markas Komando Pasukan Khusus Grup 1/Para Komando yang bermarkas di Kota Serang.

Lain-lain

Stasiun televisi

Stasiun televisi lokal yang berada di Banten antara lain adalah Carlita TV, TV3 Tangerang, Banten TV, GPR TV[28] dan CTV Banten.

Kawasan Strategis IPTEK

Kawasan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi bertempat di Serpong, Tangerang Selatan. Kawasan IPTEK ini didirikan tahun 1976 oleh Menristek Prof Sumitro dan dilanjutkan oleh Menristek B.J. Habibie. Kawasan ini menjadi lokasi pusat penelitian bagi beberapa lembaga seperti Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Satu dari tiga reaktor nuklir yang dimiliki Indonesia terletak di kawasan ini (yang lainnya berada di Bandung dan Jogjakarta)

Olahraga

Stadion Internasional Banten

Stadion Internasional Banten atau lebih dikenal dengan Banten International Stadium (BIS) merupakan sebuah stadion multi-fungsi pertama yang berstandar Internasional di Provinsi Banten. Stadion ini berdiri di atas lahan seluas 60 hektare di Kawasan Banten Sport Center, Desa Sindangsari, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Serang, Provinsi Banten. Pembangunan BIS di targetkan akan rampung pada pertengahan Maret 2022.

Lippo Village International Circuit

Sirkuit jalan raya pertama berstandar internasional di Indonesia yang terletak di Karawaci Tangerang ini akan menjadi persinggahan balapan internasional sampai 20 tahun ke depan. Sirkuit sepanjang 3,2 kilometer ini akan menjadi arena balap A1 Grand Prix dan Formula 1, serta merupakan sirkuit kedua di Indonesia setelah Sirkuit Sentul yang pernah dipakai pada event. Tetapi pada kenyataannya sirkuit ini tidak pernah sama sekali digunakan untuk balapan sampai akhirnya dibongkar kembali dan ada beberapa bagian yang digunakan untuk kegiatan Universitas Pelita Harapan.

Referensi

  1. ^ "Provinsi Banten Dalam Angka 2021" (pdf). BPS Provinsi Banten. hlm. 7, 87. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-09-30. Diakses tanggal 30 September 2021. 
  2. ^ a b "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2022". www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 25 Mei 2023. 
  3. ^ "Indeks Pembangunan Manusia Menurut Provinsi 2019-2021". www.bps.go.id. Diakses tanggal 26 November 2021. 
  4. ^ "Rincian Alokasi Dana Alokasi Umum Provinsi/Kabupaten Kota Dalam APBN T.A 2020" (PDF). www.djpk.kemenkeu.go.id. (2020). Diakses tanggal 23 Januari 2021. 
  5. ^ BPS Provinsi Banten (2019). Pariwisata Banten dalam Angka Tahun 2019 (PDF). Dinas Pariwisata Provinsi Banten. hlm. 39. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2022-05-30. Diakses tanggal 2022-05-17. 
  6. ^ Ridwan, I., dkk. (November 2021). Muhibah, Siti, ed. Studi Kebantenan dalam Catatan Sejarah (PDF). Tangerang: Media Edukasi Indonesia. hlm. 5. ISBN 978-623-6497-50-0. 
  7. ^ Guillot, Claude. (1990). The sultanate of Banten. Gramedia Book Publishing Division. hlm. 19. 
  8. ^ a b "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diakses tanggal 3 Oktober 2019.  Kesalahan pengutipan: Tanda <ref> tidak sah; nama "Permendagri-137-2017" didefinisikan berulang dengan isi berbeda
  9. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020. 
  10. ^ "Gubernur Banten Djoko Munandar Dinonaktifkan". Liputan6.com. 11 Oktober 2005. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-11-02. Diakses tanggal 23 Juni 2021. 
  11. ^ "Biaya Pelantikan Gubernur Banten Telan 400 Juta". Tempo.co. 25 November 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-16. Diakses tanggal 13 Juni 2022. 
  12. ^ Saptowalyono, Cyprianus Anto (11 Januari 2012). Ksp, Robert Adhi, ed. "Ratu Atut dan Rano Kano Resmi Jadi Gubernur dan Wagub Banten". Kompas.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-15. Diakses tanggal 13 Juni 2022. 
  13. ^ "Pemprov Terima Kepres Pemberhentian Gubernur Non Aktif". Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia. Humas Kemenpanrb. 31 Juli 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-17. Diakses tanggal 13 Juni 2022. 
  14. ^ Ali, Muhammad (9 Mei 2014). Ali, Muhammad, ed. "Ratu Atut Resmi Dinonaktifkan, Rano Karno Plt Gubernur Banten". Liputan6.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-11-02. Diakses tanggal 23 Juni 2021. 
  15. ^ Ulum, Wasiul (13 Mei 2014). Pusporini, Evieta Fadjar, ed. "Rano Karno Resmi Jadi Plt Gubernur Banten". Tempo.co. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-05-10. Diakses tanggal 10 Mei 2022. 
  16. ^ "Di Istana, Presiden Jokowi Lantik Rano Karno Sebagai Gubernur Banten". Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Humas Setkab. 12 Agustus 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-08-09. Diakses tanggal 13 Juni 2022. 
  17. ^ Widyanto, Untung, ed. (5 April 2017). "KPU Tetapkan Wahidin Halim sebagai Gubernur Banten Terpilih". Tempo.co. Jakarta. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-07-05. Diakses tanggal 7 Mei 2023. 
  18. ^ "Presiden Jokowi Lantik 5 Gubernur dan 6 Wakil Gubernur". Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Humas Setkab. 12 Mei 2017. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-09-10. Diakses tanggal 13 Juni 2022. 
  19. ^ "DPRD Usulkan Pemberhentian Gubernur Banten Ke Presiden Jokowi". CNN Indonesia. Serang. 6 April 2022. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-05-09. Diakses tanggal 9 Mei 2022. 
  20. ^ Rasyid Ridho (02-09-2019). "Hari Ini 85 Anggota DPRD Provinsi Banten Dilantik". Sindonews.com. Diakses tanggal 21-09-2019. 
  21. ^ Dwi Prasetya (02-09-2019). Fadil, Iqbal, ed. "Baru Dilantik, 85 Anggota DPRD Banten 2019-2024 Langsung Dapat Gaji". Merdeka.com. Diakses tanggal 21-09-2019. 
  22. ^ Bahtiar Rifa'i (02-09-2019). "85 Anggota DPRD Banten 2019-2024 Dilantik". detikcom. Diakses tanggal 21-09-2019. 
  23. ^ M. Iqbal (12-08-2019). "KPU Tetapkan Perolehan Kursi DPRD Banten, Gerindra Terbanyak". detikcom. Diakses tanggal 21-09-2019. 
  24. ^ Muhammad Iqbal (26-05-2019). "Ini Daftar Caleg Yang Bakal Duduki Kursi DPRD Banten". IDN Times. IDN Times. Diakses tanggal 21-09-2019. 
  25. ^ Haryono (01-09-2014). "85 Anggota DPRD Prov Banten Resmi Dilantik". POSKOTA NEWS. Diakses tanggal 21-09-2019.  [pranala nonaktif permanen]
  26. ^ "Pelantikan 85 Anggota DPRD Prov. Banten periode 2014-2019". DPRD Provinsi Banten. 30-11-2014. Diakses tanggal 21-09-2019.  [pranala nonaktif permanen]
  27. ^ a b "Kewarganegaraan Suku Bangsa, Agama dan Bahasa Sehari-hari Penduduk Indonesia" (pdf). www.bps.go.id. hlm. 36–41. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-05-08. Diakses tanggal 9 September 2021. 
  28. ^ Tidak mencakup provinsi DKI Jakarta GPR TV yaitu mencakup wilayah provinsi Banten karena tidak memiliki stasiun televisi TVRI.

Lihat pula

Catatan kaki

Bacaan lanjut

  • Darsa, Undang A. 2004. “Kropak 406; Carita Parahyangan dan Fragmen Carita Parahyangan“, Makalah disampaikan dalam Kegiatan Bedah Naskah Kuno yang diselenggarakan oleh Balai Pengelolaan Museum Negeri Sri Baduga. Bandung-Jatinangor: Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran: hlm. 1 – 23.
  • Ekadjati, Edi S. 1995. Sunda, Nusantara, dan Indonesia; Suatu Tinjauan Sejarah. Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Ilmu Sejarah Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran pada Hari Sabtu, 16 Desember `1995. Bandung: Universitas Padjadjaran.
  • Ekadjati, Edi S. 1981. Historiografi Priangan. Bandung: Lembaga Kebudayaan Universitas Padjadjaran.
  • Ekadjati, Edi S. (Koordinator). 1993. Sejarah Pemerintahan di Jawa Barat. Bandung: Pemerintah Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat.
  • Raffles, Thomas Stamford. 1817. The History of Java, 2 vols. London: Block Parbury and Allen and John Murry.
  • Raffles, Thomas Stamford. 2008. The History of Java (Terjemahan Eko Prasetaningrum, Nuryati Agustin, dan Idda Qoryati Mahbubah). Yogyakarta: Narasi.
  • Z., Mumuh Muhsin. Sunda, Priangan, dan Jawa Barat. Makalah disampaikan dalam Diskusi Hari Jadi Jawa Barat, diselenggarakan oleh Harian Umum Pikiran Rakyat Bekerja Sama dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat pada Selasa, 3 November 2009 di Aula Redaksi HU Pikiran Rakyat.
  • Uka Tjandrasasmita. (2009). Arkeologi Islam Nusantara. Kepustakaan Populer Gramedia.
  • E. Rokajat Asura. (September 2011). Harisbaya bersuami 2 raja - Kemelut cinta di antara dua kerajaan Sumedang Larang dan Cirebon. Penerbit Edelweiss.
  • Atja, Drs. (1970). Ratu Pakuan. Lembaga Bahasa dan Sedjarah Unpad. Bandung.
  • Atmamihardja, Mamun, Drs. Raden. (1958). Sadjarah Sunda. Bandung. Ganaco Nv.
  • Joedawikarta (1933). Sadjarah Soekapoera, Parakan Moencang sareng Gadjah. Pengharepan. Bandoeng,
  • Lubis, Nina Herlina., Dr. MSi, dkk. (2003). Sejarah Tatar Sunda jilid I dan II. CV. Satya Historica. Bandung.
  • Herman Soemantri Emuch. (1979). Sajarah Sukapura, sebuah telaah filologis. Universitas Indonesia. Jakarta.
  • Zamhir, Drs. (1996). Mengenal Museum Prabu Geusan Ulun serta Riwayat Leluhur Sumedang. Yayasan Pangeran Sumedang. Sumedang.
  • Sukardja, Djadja. (2003). Kanjeng Prebu R.A.A. Kusumadiningrat Bupati Galuh Ciamis th. 1839 s / d 1886. Sanggar SGB. Ciamis.
  • Sulendraningrat P.S. (1975). Sejarah Cirebon dan Silsilah Sunan Gunung Jati Maulana Syarif Hidayatullah. Lembaga Kebudayaan Wilayah III Cirebon. Cirebon.
  • Sunardjo, Unang, R. H., Drs. (1983). Kerajaan Carbon 1479-1809. PT Tarsito. Bandung.
  • Suparman, Tjetje, R. H., (1981). Sajarah Sukapura. Bandung
  • Surianingrat, Bayu., Drs. (1983). Sajarah Kabupatian I Bhumi Sumedang 1550-1950. CV.Rapico. Bandung.
  • Soekardi, Yuliadi. (2004). Kian Santang. CV Pustaka Setia.
  • Soekardi, Yuliadi. (2004). Prabu Siliwangi. CV Pustaka Setia.
  • Tjangker Soedradjat, Ade. (1996). Silsilah Wargi Pangeran Sumedang Turunan Pangeran Santri alias Pangeran Koesoemadinata I Penguasa Sumedang Larang 1530-1578. Yayasan Pangeran Sumedang. Sumedang.
  • Widjajakusuma, Djenal Asikin., Raden Dr. (1960). Babad Pasundan, Riwajat Kamerdikaan Bangsa Sunda Saruntagna Karadjaan Pdjadjaran Dina Taun 1580. Kujang. Bandung.
  • Winarno, F. G. (1990). Bogor Hari Esok Masa Lampau. PT Bina Hati. Bogor.
  • Olthof, W.L. (cetakan IV 2008). Babad Tanah Jawi - mulai dari Nabi Adam sampai tahun 1647. PT Buku Kita. Yogyakarta Bagikan.
  • A. Sobana Hardjasaputra, H.D. Bastaman, Edi S. Ekadjati, Ajip Rosidi, Wim van Zanten, Undang A. Darsa. (2004). Bupati di Priangan dan Kajian Lainnya Mengenai Budaya Sunda. Pusat Studi Sunda.
  • A. Sobana Hardjasaputra (Ed.). (2008). Sejarah Purwakarta.
  • Nina H. Lubis, Kunto Sofianto, Taufik Abdullah (pengantar), Ietje Marlina, A. Sobana Hardjasaputra, Reiza D. Dienaputra, Mumuh Muhsin Z. (2000). Sejarah Kota-kota Lama di di Jawa Barat. Alqaprint. ISBN 979-95652-4-3.

Pranala luar

6°13′S 105°56′E / 6.217°S 105.933°E / -6.217; 105.933