Ratu Ratna Pembayun

Putri sulung dari Sri Maharaja Prabu Singhanegara Wijayakusuma Brawijaya V Majapahit ( Bhre Kertabhumi) dengan seorang permaisuri bernama Dewi Amarawati /Dewi Murdaningrum (Champa)

Ratu Ratna Pambayun[1][2]atau Ratu Mas Ratna Dewi Maskumambang merupakan Putri sulung dari Raja Brawijaya V Majapahit Bhre Kertabhumi dengan Dewi Amarawati. Ratna Pambayun merupakan seorang Adipati Agung Kertabhumi (Daerah ibukota Kerajaan Majapahit) yang berada di trowulan Mojokerto.

Ratu Ratna Pembayun


Ratu Ratna Pembayun

Pada Masa Brawijaya V dikalahkan BrawijayaVI atau Girindrawardhana Ranawijaya ,ibukota Majapahit berpindah ke Dahanapura/Daha Kediri/Keling,Sehingga Adipati Agung Kerthabumi Ratu Ratna pembayun[3] memindahkan pusat pemerintahan ke desa Djapan (ibukota baru) dan merubah nama wilayah menjadi Kadipaten Djapan[4] yang membawahi wilayah pantai utara jatim pantai timur jatim dan kota kota antara lain Kota Mojokerto ,Kabupaten Mojokerto, Jombang,Bangkalan,Pamekasan,sampang,Banger,probolinggo,Surabaya,Sumenep,Lamongan,Tuban,Bojonegoro,sidoarjo,gresik,sidayu,pasuruan,bangil.

  1. ^ "Retno Pembayun, Putri Raja Majapahit yang Patut Dijadikan Teladan | Nasional - Okezone.com". nasional-okezone-com.cdn.ampproject.org. Diakses tanggal 2023-07-10. 
  2. ^ Kusnadi, Kusnadi (2008-12-31). "Cerita Rakyat Pesisiran Jawa Timur Perspektif Antropologis". ATAVISME. 11 (2): 1–12. doi:10.24257/atavisme.v11i2.330.1-12. ISSN 2503-5215. 
  3. ^ "Kisah Pangeran Sumenep Yang Menolak Pinangan Ratu, Berperang, dan Dikubur Tanpa Kepala – Mata Madura". matamaduranews-com.cdn.ampproject.org. Diakses tanggal 2023-07-10. 
  4. ^ Madura, Lontar (2022-09-14). "Kisah Cinta; Penyebab Gugurnya Pangeran Siding Puri". Lontar Madura (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-07-10.