Fatal Frame II: Crimson Butterfly

gim video tahun 2003
Revisi sejak 25 November 2022 06.22 oleh Arya-Bot (bicara | kontrib) (top: clean up, added orphan tag)


Fatal Frame II: Crimson Butterfly, yang dikenal di Eropa sebagai Project Zero II: Crimson Butterfly dan di Jepang sebagai Zero ~Akai Chō~ (零 〜紅い蝶〜, sastra: "Zero ~Crimson Butterfly~"), merupakan permainan video Jepang berjenis horor bertahan hidup tahun 2003.[1] yang dikembangkan dan diterbitkan oleh Tecmo. Ini adalah pembuatan yang kedua dalam serial Fatal Frame, dan secara luas telah diakui sebagai salah satu video game yang paling menakutkan yang pernah dibuat.

Fatal Frame II: Crimson Butterfly
Diterbitkan di
Genrehoror
Karakteristik teknis
PelantarPlayStation 2 dan Xbox Edit nilai pada Wikidata
ModePermainan video pemain tunggal Edit nilai pada Wikidata
Formatcakram optis Edit nilai pada Wikidata
Metode masukangamepad Edit nilai pada Wikidata
Informasi pengembang
PengembangTecmo
PerancangKeisuke Kikuchi
PenerbitTecmo, Ubisoft, Microsoft Game Studios
Penilaian
ESRB
enllaç=d:Q14864331
PEGI
enllaç=d:Q14915516
USK
enllaç=d:Q14920393
CERO
enllaç=d:Q14870289
OFLC
enllaç=d:Q98555619
GRAC
enllaç=d:Q23005411
Informasi tambahan
Situs webtecmo.co.jp… (bahasa Jepang) Edit nilai pada Wikidata
MobyGamesfatal-frame-ii-crimson-butterfly Edit nilai pada Wikidata
IMDB: tt0385989 Youtube: UCTsMlkaC92LIYnFJUQpIY9A Modifica els identificadors a Wikidata
Bagian dari Fatal Frame
Sebelum
Tidak ada
Sebelum
Portal permainan video
Sunting di Wikidata • L • B • PW
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Gameplay

Gameplay di Fatal Frame II mengalami beberapa perubahan dari pendahulunya. Pada sebagian besar permainan, pemain mengontrol protagonis Mio Amakura saat ia mencari (dan kadang-kadang, bersama-sama) saudara kembarnya, Mayu Amakura di Desa yang Hilang. Tak lama setelah itu, Mio akan menemukan senter, meskipun lampu senter tidak akan berfungsi di semua lokasi.[2]

Sepanjang permainan, Mio akan menjelajahi desa dan bangunan utama di desa tersebut, mencari berbagai objek dan memecahkan teka-teki untuk maju ke bagian permainan selanjutnya.[3] Hantu yang ada sering memberikan beberapa latar belakang cerita atau petunjuk untuk membantu Mio terus maju.[4] Mio akan menghadapi bermacam-macam hantu, masing-masing dengan metode serangan yang berbeda.[5] Satu-satunya senjata Mio adalah "Kamera Obscura", kamera antik yang memiliki kemampuan untuk "mengambil gambar yang mustahil"[3][6] Kamera ini memiliki dua tujuan dalam permainan. Baik sebagai senjata dan sebagai alat dokumentasi. Kamera ini menggunakan "fitur" Pendeteksi Hantu yang terletak di sudut kanan bawah layar ketika jendela bidik kamera ditutup, dan di bagian atas layar ketika jendela bidik terbuka. Indikator ini akan menyala merah di hadapan hantu agresif dan cahaya biru ketika hantu jinak di dekatnya. Intensitas cahaya lampu indikator ini erat kaitannya dengan posisi Mio menghadap lokasi hantu, dan juga intensitas kedekatan Mio dengan hantu.[7][8][9]

Selama pertempuran, ketika Mio melihat melalui kamera, tanda kesehatannya terlihat di sisi kanan layar (juga terlihat di layar menu permainan ketika berhenti). Seperti kebanyakan game, jika kesehatan Mio menurun sampai habis; permainan akan berakhir; pemain bisa mengisi kesehatan Mio menggunakan item penyembuhan yang berbeda-beda dan tersebar di seluruh permainan, termasuk 'jamu' dan 'air suci'. Benda berupa 'cermin batu' (stone mirror) yang ditemukan dalam game ini, akan menghidupkan kembali Mio dari kematian sekali saja (pemain hanya bisa menampung satu batu dalam dalam suatu waktu.[5] Kamera menggunakan berbagai jenis film sebagai "amunisi", dengan jenis yang paling lemah (Type-07) namun dengan jumlah bidikan yang tak terbatas. Kekuatan jenis film meningkat sesuai nomor: Type-14, Type-61, dan Type-90. Jenis film terkuat, Type-Zero, memulai debutnya dalam game ini dan meskipun kekuatannya memiliki waktu pembukaan tembakan cukup lambat.[5] Pemain dapat meng-upgrade fungsi khusus Kamera dan lensa menggunakan 'Spirit Orbs' yang bisa ditemukan di sepanjang pertandingan dan hasil poin yang diterima dari memotret hantu. Poin didasarkan pada tingkat kesulitan tembakan dan tingkat film yang digunakan; semakin kuat film yang digunakan dan semakin dekat posisi hantu dengan Mio, maka semakin besar poin akan diterima pemain.[4] Peluang Shutter (saat yang "tepat" untuk membidik) terjadi pada saat-saat yang berbeda selama pertempuran, paling sering adalah tepat sebelum roh menyerang Mio. Ketika "Peluang Shutter" muncul, lingkaran "capture" dalam kamera akan menyala. Jika pemain meng-upgrade peralatan kamera mereka, mereka dapat membuat 'Kemungkinan Shutter' lebih mudah untuk teridentifikasi.[10]

Di luar pertempuran, pemain memiliki kesempatan untuk mengambil foto hantu-hantu tanpa kekerasan ketika mereka bergerak dalam lingkungan sekitarnya. Foto-foto ini juga akan menghasilkan poin bagi pemain, jika mereka berhasil menangkap mereka dalam momen yang cepat dan tepat.

Plot

Pengaturan dan Karakter

Fatal Frame II dikonsep di (mungkin fiktif) desa Minakami (皆神), wilayah Jepang. Sementara bendungan sedang direncanakan untuk pembangunan di hutan di lokasi ini pada saat permainan. Tempat ini juga merupakan kampung halaman bagi Desa Minakami (sastra: "Desa Semua Tuhan"), sebuah pemukiman yang "hilang" di mana sebagian besar permainan berlangsung di sini. Pemain akhirnya mengetahui bahwa Desa Minakami menjadi tuan rumah bagi "Ritual Pengorbanan Merah" (Crimson Sacrifice Ritual), yang menyebabkan pemukiman di desa itu menghilang -sehingga demikianlah nama desa itu "Desa Yang Hilang". Saat game ini dibuat, ada sebuah legenda masyarakat tentang Desa Yang Hilang, di mana orang-orang yang tersesat di hutan Minakami akan menjadi terperangkap selamanya di desa itu.

 
Mayu (kiri) dan Mio Akamura (kanan) bersama kamera Obscura dalam Fatal Frame II: Crimson Butterfly

Protagonis Fatal Frame II adalah Mio dan Mayu Amakura, saudara kembar yang tengah mengunjungi tempat bermain favorit mereka di masa kecil di Minakami, sebelum desa itu hilang dalam pembangunan bendungan.

Antagonis utama adalah roh penuh dendam, Sae Kurosawa, satu-satunya gadis dari Twin Shrine yang dikorbankan dalam ritual yang gagal itu. Rohnya rindu untuk bersatu kembali dengan saudara kembarnya Yae Kurosawa, dan karenanya ia mengambil Mio, kemudian bermaksud menggunakan Mayu untuk mencoba dan menyelesaikan ritual yang pernah gagal bersama-sama.

Karakter lainnya adalah roh Itsuki Tachibana, seorang pemuda yang juga mengira Mio adalah Yae, mencoba untuk membantu dia dan Mayu melarikan diri; dan Seijiro Makabe, seorang penulis cerita rakyat yang mengunjungi desa Minakami dengan prototipe Kamera Obscura (kamera yang sama Mio gunakan dalam permainan) dan asistennya, Ryozo Munakata.[11] Makabe kemudian menjadi korban sementara untuk Abyss, yang dikenal sebagai Kusabi (楔?). Meskipun kisah Mio dan Mayu terjadi setelah peristiwa Miku Hinasaki di desa Minakami pada serial sebelumnya Fatal Frame.

Cerita

Cerita bermula ketika si kembar Amakura pergi ke tempat bermain favorit mereka saat kecil dulu di wilayah Minakami. Mayu, yang berjalan dengan pincang karena kecelakaan kecil di masa lalu, mengikuti kupu-kupu merah misterius jauh ke dalam hutan.[12][13] Mio, yang prihatin dengan keadaan kakak kembarnya, turut menyusul Mayu, hingga akhirnya mereka menemukan sebuah desa di malam hari.[14][15] Meskipun kelihatannya desa ini telantar, si kembar segera menyadari bahwa desa ini telah dipenuhi oleh arwah yang tersiksa, dan arwah ini menghidupkan kembali peristiwa saat mereka terjebak dalam keadaan ini [4][16][17][18]

Mayu yang berada di bawah pengaruh kutukan desa ini diberi isyarat oleh si kupu-kupu merah untuk lebih dalam menyusuri desa. Sambil mencari sang kakak, Mio perlahan-lahan mengetahui riwayat Ritual Tumbal Merah (Crimson Sacrifice Ritual), termasuk kegagalan ritual itu sehingga menyebabkan timbulnya "Pertobatan", suatu bencana yang menyelimuti desa dalam kegelapan.[19]

Rumah-rumah desa menggunakan sistem terowongan bawah tanah, di mana titik terdalamnya adalah rumah yang disebut "Neraka Abyss", yaitu lubang yang dalam yang mengumpulkan jiwa-jiwa orang mati.[20][21] Untuk menjaga agar Abyss tidak melepaskah arwah jahat, maka setiap kembar yang lahir di desa itu akan dijadikan tumbal ritual untuk setiap dekade, di mana si kembar yang lebih tua mencekik yang muda, sehingga ruh si kembar muda bisa menjaga desa sebagai kupu-kupu merah.[22]

Sebelum Pertobatan dilaksanakan, si kembar Yae dan Sae mencoba melarikan diri dengan bantuan Itsuki.[23] Selama pelarian mereka, Sae tertangkap dan dibawa kembali ke desa, sementara Yae melarikan diri dan kehilangan jejak kakaknya. Ryozo Munakata (yang dikirim pulang oleh Makabe)[11] kemudian menemukan Yae menangis (peristiwa ini mengarah ke backstory untuk rilis pertama serial Fatal Frame ini)

Sementara itu, penduduk desa Minakami mencoba memenuhi tuntutan Neraka Abyss dengan menggantung Sae; namun upaya itu gagal, menyebabkan Pertobatan akhirnya terjadi dan desapun menghilang. Selama Pertobatan, roh Sae datang dari Neraka Abyss sebagai roh penuh dendam dan, bersama dengan Seijiro Makabe (kepala desa), membuat Kusabi untuk memuaskan Abyss, membantai para pendeta dan warga desa.[24]

Sepanjang permainan, hantu mengira Mio sebagai Yae dan berharap dia melakukan ritual dengan Mayu yang dirasuki roh Sae).[25] Itsuki terus mencoba membantunya karena mengira keduanya itu adalah si kembar Kurosawa. Ia mencoba untuk membantu mereka melarikan diri dari desa lagi.[26]

Menjelang akhir game, ketika Mio akhirnya menemukan Mayu, ia menemukan salah satu dokumen Makabe tentang urutan kembar.[27] Dia menyadari bahwa di desa Minakami, kembar yang lahir terakhir dianggap lebih tua, karena desa percaya bahwa "yang tua" membantu "yang muda" dalam kelahiran tersebut.[27] Hal ini benar-benar membalikkan nasib Mio secara tersirat. Bukannya Mio mengorbankan dirinya, malah dia "yang tua" yang harus mencekik saudara kembar "muda"nya, sebuah nasib yang telah menyebabkan banyak kembar yang ada menjadi gila dan bunuh diri.[18]

Ketika Mio dan Mayu akhirnya hampir berhasil membuka rute melarikan diri, roh penduduk desa merebut Mayu kembali dan membawanya ke rumah Kurosawa, di mana Neraka Abyss menanti mereka di bawah. Jika pemain memilih agar Mio mengambil jalan keluar sendiri, mereka akan mendapatkan akhir permainan yang mengarah ke game over otomatis..[28] Namun jika pemain memilih untuk mengejar Mayu, mereka memiliki kesempatan untuk mendapatkan lanjutan ceritanya.

Dalam Crimson Butterfly ending Mio dan Mayu melanjutkan ritual, di mana Mayu menjadi kupu-kupu merah.[29] Sedangakan dalam The "Hellish Abyss" ending, Mio menyelamatkan Mayu dari Sae, dan membuat dirinya menjadi buta karena melihat ke dalam neraka Abyss, dan dalam Promise ending, Yae dan Sae melakukan ritual dan membebaskan roh penduduk desa, termasuk Mio dan Mayu.[30]

Dua ending baru ini masuk dalam permainan edisi Wii. Dalam ending "Shadow Ritual" Mio tidak mampu menghentikan Pertobatan tepat pada waktunya, dan akhirnya memilih untuk tetap bersama-sama Mayu dalam kematian daripada melarikan diri sendirian.[31] Dalam ending "Frozen Butterfly" Mio yang menolak melanjutkan ritual, sehingga malah Mayu yang mencekiknya (sehingga memungkinkan terjadi Pertobatan lain)[32] Menurut peristiwa dalam Fatal Frame III: The Tormented, sekuel langsung dari game ini, ending "Crimson Butterfly" menjadi akhir yang kanonik [33]

Perkembangan

Menurut sutradara Makoto Shibata, banyak pemain terlalu takut untuk menyelesaikan Fatal Frame di PlayStation 2 sehingga pembuatan game ini disebut sebagai "yang paling menakutkan di waralaba". Shibata menyatakan bahwa, untuk sekuelnya, "Kami membuat alur cerita yang lebih menarik, mendorong pemain seperti itu untuk mengatasi ketakutan mereka namun tetap ingin melihat akhir dari cerita."

Rilis

Crimson Butterfly awalnya dirilis pada tahun 2003 untuk PlayStation 2. Versi PS2 asli permainan ini telah tersedia untuk di-download di PlayStation 3. Versi PS3 telah dihapus dari toko online segera setelah rilis karena berbagai masalah teknis dengan emulator [34] sebelum akhirnya kembali dirilis pada tanggal 30 Juli 2013.[35] Unduhan ini hanya tersedia untuk pemain di Amerika Utara.[36][37]

Potongan Sang Sutradara

Potongan sang sutradara atas Fatal Frame II: Crimson Butterfly dirilis untuk Xbox pada tahun 2004. Bagian ini ditambahkan dalam beberapa update, termasuk mode permainan first-person, mode bertahan hidup, akhir yang baru, grafis ditingkatkan, dan lebih banyak kostum alternatif yang terbuka (unlock). Dalam mode orang pertama, pemain bisa bermain melalui seluruh permainan dari sudut pandang orang pertama. Versi Xbox juga memiliki fitur "toko", di mana pemain dapat menjual poin dari gambar untuk penyembuhan item dan film.[38]

Project Zero 2: Wii Edition

Pembuatan kembali game berjudul Project Zero 2: Wii Edition, dirilis untuk Wii pada tahun 2012.[39][40]

Penerimaan


Fatal Frame II: Crimson Butterfly telah menerima review positif dari kritikus. Ulasan situs GameRankings dan Metacritic memberikan versi Xbox 84,52% dan 84/100, dan versi PS2 82,41% dan 81/100.Fatal Frame II menduduki peringkat kedua di GameTrailers '"Top Ten Scariest Game" pada tahun 2006,[41] dan peringkat ketiga di X-Play "Top Ten Scariest Games of All Time".[42] Game Informer juga menempatkannya di peringkat satu dalam daftar tersebut.[43] Majalah Ars Technica menerbitkan artikel tentang permainan ini di "2011 Halloween Masterpiece Series",[44] sementara PSU.com pada tahun 2003 berpendapat Fatal Frame II adalah video game yang paling menakutkan yang pernah dibuat.[45]

Referensi

  1. ^ "零 ~紅い蝶~". Dirty Cheater! (dalam bahasa Japanese). goo Burogu. January 27, 2008. Diakses tanggal August 26, 2013. ジャンル/ホラーアクションアドベンチャー 
  2. ^ Fatal Frame II: Crimson Butterfly Instruction Manual. 2003.
    Story
    Mio and Mayu, twin sisters, are visiting their childhood home. This spot, a secret hideaway for the pair, is due to be swallowed up by a lake come the end of the summer. Lost in her memories, Mio finally raises her head to find that Mayu has vanished. Looking around, Mio spots her sister following a crimson butterfly deep into the forest. Mayu flees through the forest as if being led on by the fluttering insect. As she runs, her fleeting form begins to be overlaid with that of a woman dressed in white. Chasing after her sister, Mio suddenly finds herself alone on a foggy mountain road. Carried on by the wind, a sad song floats towards her ears. Then, she starts to see lights through the gaps in the trees. As though accepting their unspoken invitation, Mio follows the road of festival lights. However, when the dense forest opens into a clearing, it is Mayu who is standing there, alone, surrounded by countless crimson butterflies, "...Mayu?" Responding to Mio's call, Mayu slowly turns around. The crimson butterflies dance away as one, "The Lost...Village..." Spreading there before the twins, crouching in fog and darkness lies a mysterious village... The vanished village, "All God's Village." The village is said to have once stood in the forest, deep in the mountains. This forest is soon to be lost due to the creation of a new dam. The story goes, that on the eve of a special festival, the village suddenly vanished, leaving the forest wreathed in thick fog. Many also say that should you happen to get lost in this forest, you will be spirited away to the lost village. The village where the crimson butterflies dance. The village held forever in the grip of a never-ending night.
      line feed character di |quote= pada posisi 269 (bantuan)
  3. ^ a b "零〜紅い蝶〜・製品情報". Tecmo.co.jp. Diakses tanggal 2013-04-12. 
  4. ^ a b c Massimilla, Bethany (11 December 2003). "Fatal Frame II Review". GameSpot. Diakses tanggal 14 January 2012. Progressing through the buildings generally involves the mainstay of finding a key of some type, but the game does mix things up by including a few simple puzzles and presenting seals that may be removed by photographing certain locations with your camera. If your twin is with you, she'll also sometimes aid you by stopping in front of important rooms or giving you a verbal clue to indicate that something worth noting is nearby. The village's dark history is gradually revealed, both through grainy black and white film sequences and through the abundance of documents you'll find scattered as you proceed. There's also at least one genuinely "friendly" ghost in the game who believes you are someone he already knows, so he'll often give you hints for your objectives--if he's available. You gradually get a complete picture of the town's denizens through numerous diaries, memos, and notebooks as well as by grabbing choice photos--when the opportunities arise--by using the game's core feature: the camera obscura.
    You find the camera soon after arriving in town, and the device serves a wide range of functions. It can be used to defeat hostile spirits, reveal clues, unseal doors held closed with spirit power, and catch hidden ghosts. It can even just take snapshots, if you'd like. You need film to take pictures, and, unlike in the first Fatal Frame, this iteration of the camera thankfully comes preloaded with a mysteriously inexhaustible supply of low-grade film. This allows you to hoard the more powerful film you obtain for combat, while letting you snap pictures of clues and the like to your heart's content. Otherwise, the camera handles just as it did in the previous game. So pressing the circle button causes you to enter first-person mode, and lining up things in the capture circle allows you to photograph hints, or it allows you to damage spirits. The capture circle glows green for hints and hidden spirits, and it glows red or orange when you've got a lock on hostile spirits. You can upgrade the abilities of the camera via lenses and other special items you acquire during gameplay. You'll spend something called "spirit points" to do this, which you'll earn through special photos and through battle.
     
  5. ^ a b c "Fatal Frame 2: Full FAQ/Walkthrough". Supercheats.com. Diakses tanggal 2014-10-13. 
  6. ^ "Project Zero 2". Gamesites.nintendo.com.au. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-08-12. Diakses tanggal 2013-03-30. 
  7. ^ "零〜紅い蝶〜・射影機・霊との戦い". Tecmo.co.jp. Diakses tanggal 2013-04-12. 
  8. ^ "零 〜眞紅の蝶〜". Nintendo.co.jp. Nintendo. Diakses tanggal 2013-03-31. 
  9. ^ "任天堂、Wii「零 〜眞紅の蝶〜」「零 〜紅い蝶〜」がWiiならではのアレンジで新生! - GAME Watch". Game.watch.impress.co.jp. Diakses tanggal 2013-03-31. 
  10. ^ "Fatal Frame II: Crimson Butterfly may be light on challenge, but it's still rich in great, dark atmosphere". gamespot.com. Diakses tanggal 2014-10-13. 
  11. ^ a b Tecmo (27 November 2003). Fatal Frame II: Crimson Butterfly (PlayStation 2). Tecmo. Scene: Green Diary 5 (in-game file). Ryozo Munakata: Itsuki, I pray that you read this. I can't stay in this village any longer. I told Yae and Sae that I would come for them on the day of the ceremony. After they make it out of the village, I'll take care of them. Don't worry. When I get them out, I'll come back for you next.
    Ryozo Munakata
     
  12. ^ Tecmo (27 November 2003). Fatal Frame II: Crimson Butterfly (PlayStation 2). Tecmo. Scene: Introduction. Mio: Mayu, about that time back then… […] Mayu! Where are you going?! 
  13. ^ "零〜紅い蝶〜・スタッフコラム・「ほんとうにあったはなし」". Tecmo.co.jp. Tecmo. Diakses tanggal 2013-03-31. 
  14. ^ Dunham, Jeremy (19 November 2003). "Fatal Frame II: Crimson Butterfly Review". IGN. Diakses tanggal 17 January 2013. 
  15. ^ Tecmo (27 November 2003). Fatal Frame II: Crimson Butterfly (PlayStation 2). Tecmo. Level/area: Chapter One: The Lost Village. Mio: I've heard about this place. A long time ago, there was a village here that disappeared during a festival. People who get lost in the woods are trapped by the village. Could this be that place? 
  16. ^ Tecmo (2003-11-27). Fatal Frame II: Crimson Butterfly (PlayStation 2). Tecmo. Scene: News Clipping (in-game file). Geological Surveyor Missing With the start of construction for All God's Dam approaching, Masumi Makimura (26), a geological surveyor dispatched to the area, has gone missing. Mr. Makimura went to the area to investigate the site that would be submerged once the dam was built, but hasn't been heard from for five days. 
  17. ^ Tecmo (2003-11-27). Fatal Frame II: Crimson Butterfly (PlayStation 2). Tecmo. Seijiro Makabe (flashback): So this is the Camera Obscura… It takes pictures of impossible things… […] What was that?! … I can't believe… So it's true… This thing is too dangerous… 
  18. ^ a b Tecmo (2003-11-27). Fatal Frame II: Crimson Butterfly (PlayStation 2). Tecmo. 
  19. ^ Tecmo (27 November 2003). Fatal Frame II: Crimson Butterfly (PlayStation 2). Tecmo. Scene: Folklorist's Note 4 (in-game file). Seijiro Makabe: The Forbidden Ritual is also called the Crimson Sacrifice Ritual. Twins are used to help seal the gate to hell. There are two parts. The Visible Ceremony, which occurs periodically, and if it fails, a Hidden Ceremony is performed. If all the ceremonies fail, the gate to hell will open, the dead will pour out, and the skies will go dark. They call this disaster the "Repentance". The whereabouts of Munakata's friends, the twin boys Itsuki and Mutsuki, are unknown, which is a little troubling. If they are found, I might be able to ask them about the village. 
  20. ^ Tecmo (2003-11-27). Fatal Frame II: Crimson Butterfly (PlayStation 2). Tecmo. Scene: Folklorist's Note 1 (in-game file). Seijiro Makabe: The Ceremony Master, Mr. Kurosawa, gave me a very warm welcome. The village has no "chief". The Ceremony Master presides over the village. I wonder if this village was founded by people who wanted to preserve their sacred rituals and festivals? Most notable among All God's folklore is the "gate to hell" legend that has been passed down for years. It is an archetypal tale of a gate or hole that marks the border to the world of the dead, also called Hades, the underworld, or the netherworld. It is a forbidden place that is feared and hated, but it is also worshipped as well. The idea of hell has been a core belief of humans since ancient times. This village supports the theory that the belief is universal. The Forbidden Ritual regarding this "gate to hell" that takes place here is something no one is allowed to see or speak of. This strict taboo is probably the result of a ceremony concerning the border with hell coming closer to the living world. Villagers lead a simple life. Deep in the mountains, they struggled to forage food for their daily meals. The village has little contact with the outside world. They continue to practice the ways of old frozen in time. 
  21. ^ Tecmo (2003-11-27). Fatal Frame II: Crimson Butterfly (PlayStation 2). Tecmo. Scene: Ceremony Master's Note 3 (in-game file). Ryokan Kurosawa: When the twins were born, I was miserable knowing that they were doomed. They were raised freely, without pain or sadness. They say the pain of the ✻ never stops. The elder sister must kill the younger in the Crimson Sacrifice Ritual. It's a cruel horrible fate. 
  22. ^ Tecmo (2003-11-27). Fatal Frame II: Crimson Butterfly (PlayStation 2). Tecmo. Scene: Folklorist's Note 10 (in-game file). Seijiro Makabe: Twin Shrine Maidens are sacrificed in the Crimson Sacrifice Ritual. Boys are sometimes used as well. In this case, they are called Altar Twins. The people of this region believe that twins were once a single being, which was split into two at birth. The ceremony is based on the belief that when the two bodies reunited as one, the Shrine Maiden will gain the power of a deity. The text says "the older sister must ✻✻ the younger and throw her into the ✻". The ✻✻ part must refer to the most horrible part of the ritual, probably some kind of "sacrifice". 
  23. ^ Tecmo (2003-11-27). Fatal Frame II: Crimson Butterfly (PlayStation 2). Tecmo. Scene: Bound Diary 1 (in-game file). Itsuki Tachibana: If we perform the Crimson Sacrifice, then Yae and Sae will not need to go through with the ritual. But if our ritual fails, they will be the only ones left for the next sacrifice. I have to get Yae and Sae out of this village. The horror has to stop. There has to be another way. I cannot let Yae and Sae suffer like this... 
  24. ^ Tecmo (27 November 2003). Fatal Frame II: Crimson Butterfly (PlayStation 2). Tecmo. Sae: [laughter] Go ahead! Everyone, die... 
  25. ^ "零〜紅い蝶〜・世界・怨霊紹介". Tecmo.co.jp. Diakses tanggal 2013-04-12. 
  26. ^ "Project Zero 2". Gamesites.nintendo.com.au. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-08-12. Diakses tanggal 2013-07-25. 
  27. ^ a b Tecmo (2003-11-27). Fatal Frame II: Crimson Butterfly (PlayStation 2). Tecmo. Scene: Folklorist's Note 12 (in-game file). Seijiro Makabe: Twins play an important part in the ritual. In recent years, the government issued a decree that the first twin to come out is the eldest. Each region used to have its own rules until that decree was made. When I asked the Ceremony Master about the village's rules, he grinned and said that tradition is tradition. This village still practices the old way. The twin that is born second is considered the elder. 
  28. ^ Tecmo (2003-11-27). Fatal Frame II: Crimson Butterfly (PlayStation 2). Tecmo. Scene: Lingering Scent Ending. Mio: I'm sorry... I can't keep our promise... 
  29. ^ Tecmo (2003-11-27). Fatal Frame II: Crimson Butterfly (PlayStation 2). Tecmo. Scene: Crimson Butterfly Ending. Mayu: We can't be together forever...but, with this...we can become one. ... Kill me... 
  30. ^ Tecmo (2004-11-04). Fatal Frame II: Crimson Butterfly: Director's Cut (Xbox 360). Tecmo. Scene: Promise Ending. Yae: Together forever... We can finally become one. I promise... 
  31. ^ Tecmo (29 June 2012). Project Zero 2: Wii Edition (Wii). Tecmo. Scene: Shadow Ritual Ending. Mio: This time…we fall together. 
  32. ^ Tecmo (29 June 2012). Project Zero 2: Wii Edition (Wii). Tecmo. Scene: Frozen Butterfly Ending. Mayu: I know you could never do that. No matter how much I want you to. I love that about you, Mio. If we won't truly be together... if we won't become one... then I don't mind if I'm in hell. As long as I'm with you. [...] / Mayu: Let us be together. Together forever. We will stay here. Just the two of us. 
  33. ^ Tecmo (28 July 2005). Fatal Frame III: The Tormented (PlayStation 2). Tecmo. Scene: Letter from Kei 6 (in-game file). Kei Amakura: In the dream I had the other day, I saw Mio deep in the Manor. It looked like she was after her missing sister Mayu. I guess it has weighed on me. When I wake, the pain and tattoo spread, just like the story says. If I don't hurry, I may also go missing, like the urban legend says. 
  34. ^ "[Known Issue] Fatal Frame 2 on PSN - PlayStation® Community Forums". Community.us.playstation.com. 2013-05-16. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-07-09. Diakses tanggal 2013-07-25. 
  35. ^ http://www.destructoid.com/sony-takes-fatal-frame-2-in-for-repairs-this-week-on-psn-258841.phtml
  36. ^ "Fatal Frame 2: The scariest game on the Nintendo 3DS? | ComputerAndVideoGames.com". Computerandvideogames.com. 2011-01-22. Diakses tanggal 2013-04-21. 
  37. ^ Makoto Shibata. "Fatal Frame 2 Hits PSN Tuesday, Series Director Speaks – PlayStation.Blog". Blog.us.playstation.com. Diakses tanggal 2 May 2013. 
  38. ^ "納涼企画:携帯カメラで心霊写真が撮れちゃいました - ITmedia". Itmedia.co.jp. Diakses tanggal 2013-03-31. 
  39. ^ "Project Zero 2: Wii Edition". GameSpot.com. GameSpot. Diakses tanggal 10 January 2013. 
  40. ^ "Nintendo Germany Twitter" (dalam bahasa German). 
  41. ^ "Top Ten Scariest Games". GameTrailers. 
  42. ^ "Top 10 Scariest Games". X-Play. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-09-29. Diakses tanggal 2014-12-31. 
  43. ^ "Top 10 scariest moments in gaming". Game Informer (174): 36. October 2007. 
  44. ^ "Halloween Masterpiece: Fatal Frame 2 is the scariest game ever made". 
  45. ^ "Fatal Frame II: Crimson Butterfly (PS2) - PlayStation Universe". Psu.com. 2003-12-10. Diakses tanggal 2013-04-21. 

Pranala luar

Templat:Fatal Frame