Stasiun Kebasen

stasiun kereta api di Indonesia
Revisi sejak 23 Juli 2023 19.08 oleh Sam Kucluk (bicara | kontrib) (Insiden: Perbaikan tata bahasa)

Stasiun Kebasen (KBS) adalah stasiun kereta api kelas III/kecil yang terletak di Gambarsari, Kebasen, Banyumas. Stasiun yang terletak pada ketinggian +16 m ini termasuk dalam Daerah Operasi V Purwokerto. Stasiun ini juga berada di dekat Bendung Gerak Serayu Gambarsari dan Terowongan KA Kebasen. Jalan Stasiun menghubungkan stasiun ini dengan Jalan Raya Kebasen.

Stasiun Kebasen

Stasiun Kebasen Baru, 2019
Lokasi
Koordinat7°31′48″S 109°12′24″E / 7.53000°S 109.20667°E / -7.53000; 109.20667
Ketinggian+16 m
Operator
Letak
km 364+051 (bangunan lama) / km 364+314 (bangunan baru) lintas Jakarta-Cikampek-Cirebon Prujakan-Prupuk-Purwokerto-Kroya[1]
Jumlah peron3 (satu peron sisi dan dua peron pulau yang sama-sama agak rendah)
Jumlah jalur4 (jalur 2 dan 3: sepur lurus)
LayananHanya untuk penyusulan antarkereta api.
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Informasi lain
Kode stasiun
KlasifikasiIII/kecil[2]
Fasilitas dan teknis
FasilitasParkir Musala Toilet 
Tipe persinyalan
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Di antara stasiun ini dan Stasiun Notog, jalur rel akan menembus dua terowongan kereta api, yakni Terowongan Notog (260 m) dan Terowongan Kebasen (79 m), serta melintasi jembatan panjang yang menyeberangi sungai terbesar di Jawa Tengah, yaitu Sungai Serayu. Kedua terowongan tersebut merupakan terowongan lengkung yang dibangun pada tahun 1915 oleh perusahaan kereta api Hindia Belanda, Staatsspoorwegen (SS).

Awalnya Stasiun Kebasen menggunakan bangunan lama dan memiliki tiga jalur kereta api dengan jalur 2 merupakan sepur lurus. Setelah pembangunan jalur ganda pada segmen lintas antara stasiun ini dan Stasiun Kroya, operasional stasiun ini dipindahkan ke bangunan baru yang berjarak 200 m di sebelah tenggara bangunan lama dan ditambahkan satu jalur baru di sisi timur laut stasiun. Tata letak stasiun ini juga diubah, sehingga setelah letaknya digeser, jumlah jalurnya kini bertambah menjadi empat dengan jalur 3 dijadikan sepur lurus hanya untuk arah Purwokerto, sedangkan jalur 2 dijadikan sebagai sepur lurus untuk arah Kroya saja. Selain itu, persinyalan elektrik lama produksi Westinghouse Rail Systems yang telah beroperasi sejak 1999 sudah digantikan dengan yang terbaru produksi PT Len Industri. Bangunan lama tersebut dialihfungsikan menjadi Kantor Resor Jalan Rel 5.5 Kebasen.

Dengan dimulainya uji coba jalur ganda pada 28 Januari 2019[5][6] serta pemindahan trase jalur ke Terowongan Kebasen baru dan Jembatan Serayu Kebasen baru per 15 Februari 2019,[7] maka secara otomatis rute jalur dan terowongan lama yang terletak berdampingan dengan Bendung Gerak Sungai Serayu ditutup serta dijadikan cagar budaya.[8] Berikutnya, per 5 Maret 2019, jalur ganda lintas Purwokerto-Kroya sudah tersambung dan resmi dioperasikan sehingga di stasiun ini sudah tidak ada lagi persilangan antarkereta api yang dilayani. Saat ini tidak ada kereta api yang berhenti di stasiun ini, kecuali jika terjadi penyusulan antarkereta api.

Ke arah utara terowongan, tepatnya di bawah Jembatan Serayu Kebasen, terdapat perpotongan jalur dengan Serajoedal Stoomtram Maatschappij menuju Stasiun Purwokerto Timur dan Stasiun Maos, namun sayangnya jalur tersebut sudah dibongkar oleh pekerja romusha Jepang pada masa pendudukan Jepang.

Insiden

PLH Kebasen

Pada tanggal 21 Januari 1981, kereta api Senja IV yang diberangkatkan dari Notog dan kereta api Tatarmaja (Maja) dari arah Kroya bertabrakan di daerah Gunung Payung, dekat jembatan Sungai Serayu. Pasca tabrakan kedua lokomotif CC 201 33 dan 35 dirucat pada tahun 1986, karena kerusakannya yang agak tidak memungkinkan untuk dihidupkan lagi.[9]

Galeri

Referensi

  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  3. ^ Susanti, D.M. (Januari 2008). Kajian atas Pengelolaan Pengetahuan dalam Pengoperasian Teknologi Persinyalan Kereta Api (Studi Kasus Daop 2 Bandung) (Tesis S2). Program Magister Studi Pembangunan, Sekolah Arsitektur, Pengembangan, dan Perencanaan Kebijakan, Institut Teknologi Bandung. 
  4. ^ Sugiana, A.; Lee, Key-Seo; Lee, Kang-Soo; Hwang, Kyeong-Hwan; Kwak, Won-Kyu (2015). "Study on Interlocking System in Indonesia" (PDF). Nyeondo Hangugcheoldohaghoe Chungyehagsuldaehoe Nonmunjib (Korean Society for Railway) (46). 
  5. ^ Heksantoro, Rinto (2019-01-28). "Uji Coba Jalur Ganda, Perjalanan KA Jalur Selatan Terganggu". detikcom. Diakses tanggal 2019-01-31. 
  6. ^ Arnani, Mela (2019-01-28). Galih, Bayu, ed. "Jalur Ganda Kroya-Kebasen Diuji, 10 Kereta Ini Alami Keterlambatan". Kompas.com. Diakses tanggal 2019-01-31. 
  7. ^ Anugrah, Arbi (2019-02-15). "Double Track Stasiun Kroya-Purwokerto Sudah Beroperasi". detikcom. Diakses tanggal 2020-02-15. 
  8. ^ Chandra, Ardan Adhi (2017-11-30). "Terowongan Jalur Ganda KA Tembus Bukit di Banyumas Siap Operasi 2018". detikcom. Diakses tanggal 2018-02-02. 
  9. ^ Kejati Jateng (1981). Laporan tahunan Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah. Semarang: Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah. 
Stasiun sebelumnya   Lintas Kereta Api Indonesia Stasiun berikutnya
Notog
menuju Prupuk
Prupuk–Kroya Randegan
menuju Kroya

7°31′56″S 109°12′14″E / 7.532270°S 109.203966°E / -7.532270; 109.203966{{#coordinates:}}: tidak bisa memiliki lebih dari satu tag utama per halaman