Oktober
Artikel ini perlu dikembangkan agar dapat memenuhi kriteria sebagai entri Wikipedia. Bantulah untuk mengembangkan artikel ini. Jika tidak dikembangkan, artikel ini akan dihapus. |
Oktober | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|
Mi | Sn | Sl | Ra | Ka | Ju | Sa |
1 | 2 | 3 | 4 | 5 | ||
6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 |
13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 |
20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 |
27 | 28 | 29 | 30 | 31 | ||
2024 |
Oktober adalah bulan kesepuluh dari dua belas bulan dalam setahun pada Kalender Gregorian. Kata ini diambil dari bahasa Belanda yang mengambil dari bahasa Latin; octo yang berarti "delapan" karena bulan ini semula berada di urutan kedelapan dalam sistem perhitungan Kalender Romawi, ketika awal tahun masih dirayakan pada Maret, sebelum diubah ke Januari. Oktober merupakan salah satu dari tujuh bulan yang memiliki 31 hari.
Bulan Oktober berlangsung dari hari ke-274 hingga hari ke-304 (atau hari ke-275 hingga harike-305 dalam tahun kabisat). Bulan ini menandai bulan awal musim gugur di Belahan Bumi utara dan bulan awal musim semi di Belahan Bumi selatan serta Antarktika.
Tanggal bersejarah
1 Oktober memperingati Hari Kesaktian Pancasila untuk mengenang tujuh anggota Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) yang tewas di Pondok Gede, Jakarta Timur yang dikenal dengan Lubang Buaya pada 30 September 1965.
Tujuh Tentaranya yaitu:
- Jenderal TNI (Anumerta) Ahmad Yani
- Letnan Jenderal TNI (Anumerta) R. Soeprapto
- Letnan Jenderal TNI (Anumerta) S. Parman
- Mayor Jenderal TNI (Anumerta) M.T Haryono
- Mayor Jenderal TNI (Anumerta) D.I Pandjaitan
- Mayor Jenderal TNI (Anumerta) Sutoyo Siswomiharjo
- Kapten Czi (Anumerta) Pierre Andreas Tendean
Tujuh anggota TNI AD merupakan korban penculikan dan pembantaian kelompok Partai Komunis Indonesia (PKI) atau dikenal juga sebagai Gerakan 30 September 1965. Hal ini menjadi cikal bakal sejarah Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober.[1]
Referensi
- ^ "cnnindonesia.coom". 1 oktober 2021.