Gunung Pangrango

gunung di Indonesiaㅤㅤ
Revisi sejak 20 Juni 2023 02.27 oleh FianM (bicara | kontrib) (mengembangkan artikel)

Gunung Pangrango (Aksara Sunda Baku: ᮌᮥᮔᮥᮀ ᮕᮀᮛᮍᮧ) merupakan sebuah gunung yang terdapat di pulau Jawa, Indonesia. Gunung Pangrango mempunyai ketinggian setinggi 3.019 meter dari permukaan laut. Puncaknya dinamakan Puncak Mandalawangi. Puncak Mandalawangi juga merupakan titik pertemuan batas tiga kabupaten yaitu Kabupaten Bogor, Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Sukabumi.

Gunung Pangrango
Sisi tenggara dilihat dari puncak Gunung Gede
Titik tertinggi
Ketinggian3.019 m (9.905 ft)
Puncak2.426 m (7.959 ft)
Koordinat6°46′38″S 106°58′52″E / 6.7773°S 106.9810°E / -6.7773; 106.9810
Geografi
LetakJawa Barat, Indonesia
Geologi
Jenis gunungStratovolcano
Pendakian
Pendakian pertama1815 oleh Raffles
Rute termudahCibodas
Litografi tahun 1880-an yang menggambarkan Gunung Pangrango dilihat dari Kebun Raya Bogor

Gunung Pangrango merupakan gunung tertinggi kedua di Jawa Barat setelah Gunung Ceremai. Gunung Pangrango terletak persis bersebelahan dengan Gunung Gede dan berada dalam kawasan Taman Nasional Gede Pangrango.

Gunung Pangrango mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung.

Gunung Pangrango
Sisi tenggara dilihat dari puncak Gunung Gede
Titik tertinggi
Ketinggian3.019 m (9.905 ft)
Puncak2.426 m (7.959 ft)
Koordinat6°46′38″S 106°58′52″E / 6.7773°S 106.9810°E / -6.7773; 106.9810{{#coordinates:}}: tidak bisa memiliki lebih dari satu tag utama per halaman
Geografi
LetakJawa Barat, Indonesia
Geologi
Jenis gunungStratovolcano
Pendakian
Rute termudahCibodas
Litografi tahun 1880-an yang menggambarkan Gunung Pangrango dilihat dari Kebun Raya Bogor

Gunung Pangrango (Aksara Sunda Baku: ᮌᮥᮔᮥᮀ ᮕᮀᮛᮍᮧ) merupakan sebuah gunung yang terdapat di pulau Jawa, Indonesia. Gunung Pangrango mempunyai ketinggian setinggi 3.019 meter dari permukaan laut. Puncaknya dinamakan Puncak Mandalawangi. Puncak Mandalawangi juga merupakan titik pertemuan batas tiga kabupaten yaitu Kabupaten Bogor, Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Sukabumi.

Gunung Pangrango merupakan gunung tertinggi kedua di Jawa Barat setelah Gunung Ceremai. Gunung Pangrango terletak persis bersebelahan dengan Gunung Gede dan berada dalam kawasan Taman Nasional Gede Pangrango.

Gunung Pangrango mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung.

Pembentukan

Gunung Pangrango termasuk salah satu gunung yang berusia muda.[1] Pembentukannya terjadi selama perioda kuarter sekitar 3 juta tahun yang lalu. Pada awalnya, Gunung Pangrango adalah gunung berapi yang aktif.[2] Namun, statusnya telah dinyatakan sebagai gunung berapi yang sudah mati.[3]

Lokasi

Gunung Pangrango adalah gunung berapi yang terletak di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Jawa Barat. Gunung Pangrango terhubung langsung dengan Gunung Gede oleh sebuah dataran yang dinamai Kandang Badak.[4] Kandang Badak merupakan sebuah geger gunung yang berbetuk seperti sadel sepeda. Lokasi Kandang Badak berada di ketinggian 2.400 meter di atas permukaan laut.[1] Karena letak Gunung Pangrango yang berdekatan dengan Gunung Gede, nama taman nasionalnya disebut Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.[5]

Di dekat Gunung Pangrango juga terdapat sebuah alun-alun bernama Alun-Alun Mandalawangi. Luasnya adalah 4,39 hektar. Di Alun-Alun Mandalawangi tidak terdapat kawasan hutan karena tanahnya yang tandus dan sering terbentuk kabut yang dingin. Namun,  Alun-Alun Mandalawangi menjadi habitat bagi edelweis.[6]

Bentuk

Gunung Pangrango adalah salah satu dari tiga gunung berapi yang tertinggi di Jawa Barat.[4] Urutannya adalah tertinggi yang kedua setelah Gunung Ciremai sebagai gunung tertinggi yang pertama.[7] Ketinggian dari puncak Gunung Pangrango adalah 3.019 meter di atas permukaan laut.[8]  

Bentuk Gunung Pangrango mengerucut hingga ke puncaknya dengan bentuk permukaan yang rata.[1] Gunung Pangrango digolongkan sebagai gunung berapi kerucut karena bentuk kerucutnya hampir sempurna.[7] Kondisi lereng Gunung Pangrango sangat curam. Punggung gunungnya panjang denga bagian lembah yang dalam.[9]

Iklim

Pada siang hari, suhu udara di puncak Gunung Pangrango rata-rata sebesar 10ºC. Sementara pada malam hari suhunya rata-rata sebesar 5ºC. Pada musim kemarau, suhu udara di puncak Gunung Pangrango dapat mencapai rata-rata sebesar 0ºC.[10]

Pendakian

Puncak Gunung Gede dapat dicapai melalui jalur pendakian yang berbentuk persimpangan di Kandang Badak dari jalur Cibodas.[11] Jarak puncak Gunung Pangrango sekitar 4 jam pendakian dari persimpangan setelah Kandang Kadak.[11]  Jalur lain yang dapat digunakan untuk menuju ke puncak Gunung Panrango adalah Jalur Gunung Putri atau Jalur Selabintana. Puncak Gunung Pangrango sangat sulit didaki karena keterjalan lerengnya hampir mendekati posisi vertikal.[7]  Jalur Selabintana jarang digunakan oleh pendaki karena memerlukan waktu pendakian yang lebih lama karena jalurnya lebih panjang. Selain itu, Jalur Selabintana juga sulit dilewati karena berlumpur dan banyak pacet.[12]

Pengaruhnya bagi lingkungan

Pembentukan formasi Qypo

Letusan-letusan yang dihasilkan oleh Gunung Pangrango terdiri dari batuan vulkanik kuarter. Bebatuan ini menjadi pembentuk formasi Qypo di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Formasi Qypo terbentuk di bagian utara, barat laut dan barat daya dari kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Jenis bebatuannya meliputi endapan tua, lahar, lava, dan basal andesit. Basal andesit yang dihasilkannya mengandung oligoklas dan dibedakan menjadi andesin, labradorit, olivin, piroksen dan horenblenda.[2]

Referensi

Catatan kaki

  1. ^ a b c Rudianto 2020, hlm. 3.
  2. ^ a b Rudianto 2020, hlm. 10.
  3. ^ Sastha, Harley Bayu (2007). Mountain Climbing for Everybody: Panduan Mendaki Gunung. Jakarta Selatan: Penerbit Hikmah. hlm. 46. ISBN 978-979-114-147-5. 
  4. ^ a b Rudianto 2020, hlm. 9.
  5. ^ Supriatna, Jatna (2014). Yanwardi, ed. Berwisata Alam di Taman Nasional. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia. hlm. 162. 
  6. ^ Rudianto 2020, hlm. 8.
  7. ^ a b c Hartono, Rudi (2019). Rahmawati, A., dan Purwanti, N., ed. Menyusuri Keindahan Tanah Pasundan. Penerbit Duta. hlm. 39. ISBN 978-602-463-994-5. 
  8. ^ Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (2018). Wiharisno, J., dan Mahyar, A., ed. "Ayo ke Taman Nasional Gunung Gede Pangrango" (PDF). Sistem Informasi Manajemen Daerah Penyangga Kawasan Konservasi dan Kemitraan Konservasi. hlm. 10. 
  9. ^ Sya, A., dan Hotimah, O. (2021). Manajemen Ekowisata. Jakarta Timur: UNJ Press. hlm. 79. ISBN 978-623-7518-54-9. 
  10. ^ Rudianto 2020, hlm. 11.
  11. ^ a b Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. "Peta Pendakian" (PDF). Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. 
  12. ^ Ulung, Gagas (2015). Adventure Lovers: 69 Wisata Pacu Adrenalin di Pulau Jawa. Gramedia Pustaka Utama. hlm. 27. ISBN 978-602-031-733-5. 

Daftar pustaka

Pranala luar