Eva Perón

aktivis dan pejuang HAM asal Argentina

María Eva Duarte de Perón (lebih dikenal dengan nama Evita (7 Mei 1919 – 26 Juli 1952) adalah istri kedua Presiden Argentina Juan Domingo Perón (18951974) dan Ibu Negara Argentina sejak 1946 hingga wafatnya pada 1952.[1] Meskipun ia tidak pernah secara resmi terpilih menjadi tokoh politik, sebagai Ibu Negara ia akhirnya memiliki lebih banyak kekuasaan dan pengaruh dalam pemerintahan daripada siapapun, kecuali suaminya. Di antara kaum miskin dan kelas pekerja Argentina, ia mempunyai kharisma yang tidak banyak tandingannya di luar monarkhi

María Eva Duarte de Perón
Potret resmi oleh Numa Ayrinhac, 1948
Pemimpin Spiritual Argentina
Masa jabatan
7 Mei 1952 – 26 Juli 1952

Calon Partai Peronist untuk
Wakil Presiden Argentina dan Senat Argentina
Masa jabatan
22 Agustus – 17 Oktober 1951
Menteri Pekerjaan Umum dan Sosial Argentina
bersama dengan Sekretaris Jose Maria Freire
Masa jabatan
4 Juni 1946 – 26 Juli 1952
PresidenJuan Perón
Menteri Kesehatan Argentina
Masa jabatan
4 Juni 1946 – 26 Juli 1952
PresidenJuan Perón
Presiden Perempuan Partai Peronist
Masa jabatan
1947–1952
Sebelum
Pendahulu
None
Pengganti
Delia Parodi
Sebelum
Presiden Yayasan Eva Perón
Masa jabatan
1948–1952
PresidenJuan Perón
Sebelum
Pendahulu
None
Pengganti
Juan Perón
Sebelum
Ibu Negara Argentina
Masa jabatan
4 Juni 1946 – 26 Juli 1952
PresidenJuan Perón
Sebelum
Pendahulu
Conrada Victoria Torni
Pengganti
Vacant
Sebelum
Informasi pribadi
Lahir
Eva María Ibarguren

(1919-05-07)7 Mei 1919
Los Toldos, Argentina
Meninggal26 Juli 1952(1952-07-26) (umur 33)
Buenos Aires, Argentina
KebangsaanArgentina
Partai politikPartai Keadilan Argentina
Partai Pernoist
Suami/istriJuan Perón (1895–1974)
PekerjaanPemeran
Filantropis
Ibu Negara
Politikus
IMDB: nm0675831 Find a Grave: 14086851 Modifica els identificadors a Wikidata
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Evita membentuk Yayasan Eva Perón, yayasan amal yang membangun ribuan rumah dan sekolah untuk kaum perempuan dan kaum miskin dan untuk pertama kalinya dalam sejarah Argentina menjamin tidak ada ketimpangan dalam pemeliharaan kesehatan untuk warganya. [1]. Evita juga memimpin pembentukan Partai Peronis Perempuan, yang merupakan partai politik perempuan pertama di negaranya. Pada 1951, ia mengadakan kampanye agar dimungkinkan mencalonkan diri menjadi Wakil Persiden Argentina. Hal ini ditentang oleh militer Argentina, kaum elit, dan akhirnya suaminya sendiri. Andaikan Evita terpilih, ia akan menjadi wakil presiden perempuan pertama di dunia. (Gelar ini akhirnya jatuh ke tangan istri ketiga Perón, Isabel Perón, yang ironisnya berusaha meniru Evita.) Pada 1952 Evita mendapat gelar resmi "Pemimpin Rohani Bangsa".

Evita juga tokoh yang sangat kontroversial pada masa hidupnya, bahkan sampai hari ini. Meskipun hanya enam tahun lebih ia berkiprah dalam politik Argentina, pada masa itu ia menjadi pusat gosip dan kabar burung. Dalam bukunya "Evita: The Real Life of Eva Perón", Marysa Navarro dan Nicholas Fraser mengklaim bahwa mitos dan distorsi tentang Eva Perón adalah yang paling rumit dari tokoh politik modern manapun. [2].

Semasa hidupnya, Evita adalah perempuan paling berkuasa di negerinya. Kebanyakan sejarahwan setuju bahwa ia tetap yang paling berpengaruh dalam sejarah bangsanya dan di seluruh Amerika Selatan. Pada saat kematiannya, ia adalah perempuan paling berpengaruh di seluruh dunia.

Kehidupan Awal

 
Eva Duarte yang padanya menyandang Komuni Suci Pertama, 1926

Masa kecil

Berdasarkan otobiografi Evita Peron, tidak diketahui secara pasti kapan dan dimana Evita lahir. Suatu surat kelahiran menunjukkan pada 7 Mei 1922 lahir seorang bayi bernama María Eva Duarte. Namun di dalam surat baptis, Evita tercantum tanggal lahirnya 7 May 1919 dengan nama Eva María Ibarguren. Menurut salah satu sumber, Evita sengaja menghancurkan akta lahirnya untuk menghapus kenangan pahit pada masa kecilnya.[2]

Evita menghabiskan masa kecilnya di kota Junín, Buenos Aires. Ayahnya Juan Duarte dan ibunya Juana Ibarguren (juga dikenal sebagai Doña Juana) adalah imigran Basque. Ayahnya adalah seorang peternak kaya yang memiliki beberapa istri sebelumnya. Setelah Evita berumur satu tahun, ayahnya kembali ke istri sahnya dan meninggalkan Evita serta ibunya dalam kemiskinan. Mereka terpaksa pindah ke daerah permukiman miskin di Junín yang disebut Los Toldos. Ibunya bekerja sebagai penjahit untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Keluarga Evita dipandang rendah karena mereka dianggap telah dicampakkan oleh ayahnya dan saat itu hukum Argentina tidak menyetujui adanya anak di luar nikah. Pada saat pemakaman Juan Duarte, Evita beserta ibu dan saudaranya hanya boleh memberikan penghormatan terakhir dengan singkat dan setelah itu langsung diarahkan untuk meninggalkan pemakaman ayahnya. Hal ini dilakukan atas perintah istri sah Juan Duarte yang tidak menginginkan istri lain dan anak-anaknya menghadiri upacara pemakaman tersebut. Kejadian pengusiran Evita dan keluarnya selalu diingat oleh Evita sebagai salah satu kenangan pahitnya.[butuh rujukan]

Dengan bantuan kakak laki-lakinya, Evita dan keluarganya dapat pindah ke rumah yang lebih besar yang dijadikan tempat kost atau asrama. Evita remaja sering berpartisipasi di dalam drama dan konser sekolah. Pada tahun 1933, Evita memerankan suatu peran kecil di drama sekolah bertema patriotisme yang berjudul Arriba Estudiantes (Bangunlah mahasiswa). Sejak saat itu, Evita bertekad untuk menjadi artis besar.[butuh rujukan]

Pindah ke Buenos Aires

 
Eva Duarte pada tahun 1935 di usia 15 tahun.

Pada tahun 1935 di usia 15 tahun, Eva pindah ke Buenos Aires untuk mengejar impiannya menjadi bintang film.[2] Menurut saudara perempuannya, Eva ditemani oleh ibunya ke suatu audisi di stasiun radio dan kemudian Eva dititipkan kepada keluarga Bustamontes yang merupakan teman dari keluarga Duarte.[butuh rujukan]

Setibanya di Buenos Aires, Eva Duarte dihadapkan dengan kesulitan hidup tanpa pendidikan formal atau koneksi. Kota tersebut sangat padat padat selama periode ini karena migrasi yang disebabkan oleh depresi besar. Pada tanggal 28 Maret 1935, ia memulai debut profesional dengan memerankan '"The Perezes Misses", di Comedias Theater. pada tahun 1936, Evita mulai mengikuti tur keliling negaranya bersama sebuah perusahaan teater, bekerja sebagai model, dan berperan dalam beberapa film melodrama. Pada tahun 1942, keuangan Evita mulai stabil karena sebuah perusahaan yang bernama Candilejas (disponsori oleh pabrik sabun) menyewanya sebagai pemeran dalam drama radio yang berjudul Muy bien. Drama tersebut disiarkan di Radio El Mundo (Radio Dunia), salah satu stasiun radio terpenting pada masa itu. Kemudian, Evita juga menandatangani kontrak selama lima tahun dengan Radio Belgrano yang memberikannya peran di dalam sebuah drama sejarah berjudul Great Women of History (Wanita Besar di dalam Sejarah). Dia memerankan Elizabeth I dari Inggris, Sarah Bernhardt, dan Tsarina dari Rusia. Evita kemudian menjadi rekanan pemilik radio. Pada tahun 1943, Evita merupakan salah satu aktris dengan bayaran termahal di Argentina dengan bayaran 5000-6000 peso per bulan. Karier Evita di dunia film terbilang singkat dan tidak ada satu pun filmnya yang sukses besar.[butuh rujukan]

Pada tahun 1942, Evita pindah ke apartemen pribadinya di kawasan eksklusif, Recoleta, tepatnya 1567 Calle Posadas. Kesuksesannya dadalam drama radio dan film membuat Evita memiliki keuangan yang stabil dan dapat hidup dalam kenyamanan. Setahun setelah kepindahannya, Evita memulai karier politiknya dan mendirikan Argentine Radio Syndicate (ARA).[butuh rujukan]

Hubungan dengan Juan Perón

 
Juan dan Eva Perón, 1945

Pada tanggal 15 Januari 1944, sebuah gempa terjadi di kota San Juan, Argentina, menewaskan 10.000 jiwa. Juan Perón sebagai Sekretaris buruh mengadakan penggalangan dana untuk membantu korban bencana. Dia membuat sebuah festival seni untuk pengumpulan dana dan mengundang artis dan aktor film serta radio untuk berpartisipasi. Setelah satu minggu mengumpulkan dana, semua orang yang ikut berpartisipasi menggelar jamuan makan malam di Luna Park Stadium, Buenos Aires. Saat acara tersebut digelar, tepatnya 22 Januari 1944, Juan Perón bertemu dengan Evita untuk pertama kalinya.[butuh rujukan]

Naik ke kekuasaan

Juan Perón yang ditangkap

 
Aksi unjuk rasa untuk membebaskan Juan Perón pada tanggal 17 Oktober 1945.

Pada awal tahun 1945, sekelompok pasukan yang disebut GOU (Grupo de Oficiales Unidos) memiliki pengaruh yang besar di dalam pemerintahan Argentina. Presiden Pedro Pablo Ramírez menjadi waspada dengan kekuatan Juan Perón yang semakin meluas, namun dia tidak mampu mengekang kekuatan tersebut. Pada 24 Februari 1944, Ramírez menandatangani surat pengunduran dirinya dan Edelmiro Julián Farrell, teman dari Juan Perón, naik menjadi presiden. Perón kembali menjabat sebagai menteri tenaga kerja dan menjadi orang terkuat di dalam pemerintahan Argentina. Pada 9 Oktober 1945, Perón ditangkap oleh musuhnya di dalam pemerintahan yang takut bila popularitas dan dukungan bagi Perón akan menjadikannya sebagai presiden.[butuh rujukan]

Enam hari kemudian, sebanyak 250.000-350.000 orang berkumpul di depan Casa Rosada, kantor pemerintahan Argentina, menuntut pembebasan Juan Perón. Akhirnya, pada jam 11 siang, Perón dibebaskan dan berjalan keluar dari balkon Casa Rosada. Evita dianggap sebagai salah seorang yang mengumpulkan ribuan buruh untuk pembebasan Perón pada 17 Oktober 1945. Selama masa penahanan tersebut, Evita masih menjadi seorang artis. Setelah keluar dari penjara, Juan Perón menikahi Evita secara diam-diam dalam upacara sipil di Junín, 18 Oktober 1945 dan di sebuah gereja pada 9 Desember 1945.[butuh rujukan]

Kemenangan Pemilu Presiden 1946

Setelah dibebaskan dari penjara, Juan Perón memutuskan untuk berkampanye dan mencalonkan diri sebagai presiden. Evita ikut berkampanye selama masa pencalonan suaminya pada tahun 1946. Dengan menggunakan siaran radio mingguannya, dia memberikan pesan melalui pidato yang kuat dan mengajak kaum miskin ikut dalam gerakan Perón. Walaupun hidup dalam kekayaan karena kesuksesannya di sebagai model dan bintang radio, Evita tetap menunjukkan kesederhanaan sebagai bentuk solidaritas kepada masyrakat miskin. Bersama dengan suaminya, Eva mengunjungi seluruh negeri dan menjadi wanita pertama di dalam sejarah Argentina yang tampil di depan publik bersama suaminya.[butuh rujukan]

Tur Eropa

Pada tahun 1947, Evita melakukan Tur Pelangi (Rainbow Tour) keliling Eropa untuk bertemu dengan sejumlah pemimpin dunia, seperti Francisco Franco dan Paus Pius XII. Kunjuangan tersebut lahir dari undangan pemimpin Spanyol yang mulanya mengundang Juan Perón. Namun, karena alasan politis, maka diputuskan Evita yang pergi mengunjungi negara-negara tersebut. Selama berkunjung ke Spanyol, Eva membagikan 100 peso ke banyak anak miskin yang ditemuinya sepanjang perjalanan. Dia juga menerima penghargaan tertinggi dari pemerintah Spanyol yang disebut Order of Isabella the Catholic. Evita juga sempat berziarah ke makam pasangan monarki absolut pertama Spanyol, Ratu Isabella I dan Raja Ferdinand.[3]

Ketika mengunjungi Roma, dia tidak mendapatkan sambutan seramah di Spanyol dan Paus Pius XII tidak memberinya dekorasi kepausan, namun Evita diberikan sebuah rosario. Selanjutnya, Evita berkunjung ke Prancis, dimana ia diterima dengan baik. Dia mengunjungi Istana Versailles, dan bertemu dengan Charles de Gaulle yang berjanji mengirimkan Evita gandum. Ketika berada di Prancis, Evita menerima kabar bahwa George VI tidak akan menerima rencana kunjunganya ke Inggris. Akhirnya Evita tidak jadi berkunjung ke negara tersebut dengan alasan kelelahan. Selama berkeliling Eropa, Evita juga pergi ke Swiss dan hal ini menjadi bagian terburuk dari seluruh rangkaian kunjungannya. Dalam perjalanan, seseorang melemparkan dua buah batu dan menghancurkan kaca mobil bagian depan. Ketika sedang bertemu dengan Menteri Luar Negeri Swiss, seorang pemrotes melemparkan tomat kepada menteri tersebut dan cipratannya mengenai baju Evita. Setelah dua peristiwa ini, Evita merasa sudah cukup, dan setelah dua bulan pulang ke Argentina.[butuh rujukan]

Ada spekulasi oleh anggota oposisi Peronis bahwa tujuan sebenarnya dari tur Eropa tersebut adalah untuk menyimpan dana di rekening bank di Swiss. Selama tur ke Eropa, Eva Perón adalah tokoh utama dalam cerita sampul untuk majalah Time. Pada caption akhir ditulis, "Eva Perón: Antara dua dunia, pelangi Argentina" adalah nama yang diberikan untuk tur Eropa Eva, Tour Rainbow. Ini adalah pertama kalinya dalam sejarah majalah itu wanita Amerika Selatan pertama kali muncul sendirian di sampul (pada tahun 1951, Eva muncul lagi dengan Juan Perón). Namun, cerita sampul 1947 juga publikasi pertama yang menyebutkan bahwa Eva telah lahir di luar nikah. Pemberitaan tersebut membuat majalah Time dilarang beredar di Argentina selama beberapa bulan.[butuh rujukan]

Setelah kembali ke Argentina dari Eropa, Evita tidak pernah lagi tampil di depan publik dengan tatanan rambut yang rumit seperti ketika masih menjadi artis. Warna emas dari rambutnya disanggul dan pakaiannya yang mewah menjadi lebih sederhana dan tidak lagi menggunakan topi atau rancangan rumit dari perancang Argentina. Ia mengadopsi busana sederhana dan lebih modis dan memilih mode dari Christian Dior permata dari Cartier. Dalam upaya untuk menumbuhkan kepribadian politik yang lebih serius, Eva mulai tampil di depan publik kombinasi bisnis mengenakan gaun-jas, yang juga dibuat oleh Dior dan perancang Paris lainnya.[butuh rujukan]

Amal dan Pekerja Feminis

Yayasan Eva Perón

Para Sociedad de Beneficencia (Masyarakat kebaikan), sebuah kelompok amal yang terdiri dari 87 wanita di masyarakat, bertanggung jawab untuk pekerjaan amal di Buenos Aires sebelum pemilihan Juan Perón. Fraser dan Navarro menulis bahwa pada satu titik institusi Sociedad telah tercerahkan, merawat anak yatim dan perempuan tunawisma, tetapi hari-hari telah lama berlalu pada saat semester pertama Juan Perón. Pada tahun 1800, Sociedad telah didukung oleh kontribusi swasta, sebagian besar orang-orang dari suami dari para wanita di masyarakat. Tetapi pada tahun 1940-an, Sociedad didukung oleh pemerintah.[butuh rujukan]

Sudah tradisi untuk Sociedad untuk memilih First Lady Argentina sebagai presiden amal. Tetapi wanita dari Sociedad tidak menyetujui latar belakang miskin Eva Perón, tidak adanya pendidikan formal, dan karier mantan sebagai aktris. Fraser dan Navarro menulis bahwa para wanita Sociedad itu takut kepada Evita bahwa dia akan menetapkan contoh buruk bagi anak-anak yatim karena itu wanita masyarakat tidak meluas ke Evita untuk posisi presiden organisasi mereka. Hal ini sering mengatakan Evita yang memiliki dana pemerintah untuk Sociedad terputus dalam pembalasan. Fraser dan Navarro menunjukkan bahwa versi kejadian dalam sengketa, tetapi bahwa dana pemerintah yang sebelumnya mendukung Sociedad sekarang pergi untuk mendukung yayasan Evita itu sendiri. Yayasan María Eva Duarte de Perón telah dibuat pada tanggal 8 Juli 1948. Ini kemudian diganti hanya dengan nama Eva Perón Foundation (Yayasan Eva Peron). Pendanaan dimulai dengan 10.000 peso disediakan oleh Evita sendiri.[butuh rujukan]

Dalam The Woman with the Whip, biografi berbahasa Inggris pertama dari Eva Perón, penulis Maria Utama menulis bahwa tidak ada catatan akun yang disimpan untuk yayasan karena itu hanya sarana menyalurkan uang pemerintah ke swasta rekening bank Swiss dikendalikan oleh Peróns. Fraser dan Navarro, bagaimanapun, counter klaim-klaim ini, tertulis bahwa Ramon Cereijo, Menteri Keuangan, menyimpan catatan, dan bahwa yayasan "dimulai sebagai respon sederhana terhadap kemiskinan (Evita) ditemui setiap hari di kantornya" dan "keterbelakangan yang mengerikan pelayanan-sosial atau amal, seperti yang masih disebut-di Argentina". Crassweller menulis bahwa yayasan ini didukung oleh sumbangan uang tunai dan barang dari serikat Peronis, perusahaan swasta, dan bahwa Confederacion Umum del Trabajo menyumbangkan tiga manusia-hari (kemudian dikurangi menjadi dua) dari gaji untuk setiap pekerja per tahun. Pajak undian dan tiket film juga membantu untuk mendukung yayasan, begitu pula retribusi kasino dan pendapatan dari pacuan kuda. Crassweller juga mencatat bahwa ada beberapa kasus bisnis ditekan untuk disumbangkan ke yayasan, dengan dampak negatif yang dihasilkan jika permintaan sumbangan tidak terpenuhi.[butuh rujukan]

Dalam beberapa tahun, aset yayasan dalam bentuk tunai dan barang telah lebih dari tiga miliar peso, atau lebih dari $ 200 juta pada nilai tukar akhir 1940-an. Ini mempekerjakan 14.000 pekerja, yang 6.000 adalah pekerja konstruksi, dan 26 imam. Ini dibeli dan didistribusikan setiap tahunnya 400.000 pasang sepatu, mesin jahit 500.000, 200.000 panci. Yayasan juga memberikan beasiswa, rumah dibangun, rumah sakit, dan lembaga-lembaga amal lainnya. Setiap aspek dari yayasan berada di bawah pengawasan Evita itu. Yayasan ini juga membangun seluruh masyarakat, seperti Kota Evita, yang masih ada hingga sekarang. Fraser dan Navarro mengklaim bahwa karena karya dan pelayanan kesehatan dari yayasan, untuk pertama kalinya dalam sejarah tidak ada kesenjangan dalam perawatan kesehatan Argentina.[butuh rujukan]

Fraser dan Navarro menulis bahwa ia bekerja dengan Evita sebagai fondasi yang memainkan peran besar dalam idealisasi-nya, sehingga beberapa bahkan mempertimbangkan dia menjadi suci. Meskipun itu tidak perlu dari sudut pandang praktis, Evita menyisihkan beberapa jam per hari untuk bertemu dengan orang miskin yang meminta bantuan dari yayasan itu. Selama pertemuan dengan orang miskin, Evita sering mencium golongan miskin dan memungkinkan mereka untuk menciumnya. Evita bahkan menyaksikan menempatkan tangannya di luka suppurated orang sakit dan miskin, menyentuh penyakit lepra, dan mencium sifilis. Fraser dan Navarro menulis bahwa meskipun Argentina adalah sekuler dalam banyak hal, pada dasarnya adalah sebuah negara Katolik. Karena itu, ketika Evita mencium sifilis dan menyentuh lepra dia "tidak lagi menjadi istri Presiden dan diperoleh beberapa karakteristik orang-orang kudus yang digambarkan dalam Katolik". Penyair Castiñeira José María de Dios, seorang pria dari latar belakang kaya, tercermin pada kali dia menyaksikan pertemuan Evita dengan orang miskin: "Saya punya semacam persepsi sastra rakyat miskin, dan ia memberi saya seorang Kristen, sehingga memungkinkan saya untuk menjadi seorang Kristen dalam arti profoundest ...."[butuh rujukan]

Fraser dan Navarro menulis bahwa menjelang akhir hidupnya, Evita bekerja sebanyak 20 dan 22 jam per hari di yayasan itu, sering mengabaikan permintaan suaminya bahwa ia mengurangi beban kerjanya dan mengambil libur di akhir minggu. Semakin dia bekerja dengan orang miskin di yayasannya, semakin dia mengadopsi sikap marah terhadap keberadaan kemiskinan, mengatakan, "Kadang-kadang aku berharap menghina saya menampar atau bulu mata. Aku ingin memukul orang di wajah untuk membuat mereka melihat, jika hanya untuk satu hari, apa yang saya lihat setiap hari aku membantu orang-orang." Crassweller menulis Evita yang menjadi fanatik tentang pekerjaannya di yayasan dan dirasakan pada sebuah perang salib melawan konsep dan eksistensi kemiskinan dan sosial penyakit. "Hal ini tidak mengherankan," tulis Crassweller, "bahwa sebagai perang salib publik dan adorations pribadinya mengambil intensitas penyempitan setelah tahun 1946, mereka secara bersamaan berbelok menuju transendental." Crassweller membandingkan Evita untuk Ignatius Loyola, mengatakan ia datang untuk menjadi mirip dengan Orde Jesuit satu perempuan.[butuh rujukan]

Partai Peronis Perempuan dan Hak Pilih Perempuan

Biografi Fraser dan Navarro menulis bahwa Eva Perón telah sering dikreditkan dengan mendapatkan bagi perempuan Argentina hak untuk memilih. Sementara Eva yang membuat alamat radio dalam mendukung hak pilih perempuan dan juga menerbitkan artikel di surat kabar, menanyakan Democracia Peronists laki-laki untuk mendukung hak perempuan untuk memilih, pada akhirnya kemampuan untuk memberikan kepada perempuan hak untuk memilih berada di luar kekuatan Eva. Fraser dan Navarro mengklaim bahwa tindakan Eva terbatas untuk mendukung Rancangan Undang-undang diperkenalkan oleh salah satu pendukungnya, Eduardo Colom, tagihan yang akhirnya dijatuhkan. Sebuah Rancangan Undang-undang baru dalam mendukung hak pilih perempuan diperkenalkan yang disetujui Senat Argentina pada tanggal 21 Agustus 1946, dan itu perlu menunggu selama lebih dari setahun sebelum Dewan Perwakilan Rakyat bisa sanksi itu pada 9 September 1947. Hukum 13.010, mendirikan kesetaraan hak-hak politik antara laki-laki dan perempuan dan hak pilih universal di Argentina. Akhirnya, Hukum 13.010 suara bulat disetujui. Dalam sebuah perayaan publik dan upacara, bagaimanapun, Juan Perón menandatangani hukum pemberian hak perempuan untuk memilih, dan kemudian ia menyerahkan tagihan kepada Eva, secara simbolis membuatnya miliknya.[butuh rujukan]

Eva Perón kemudian menciptakan Partai Peronis Perempuan, yang merupakan partai politik wanita pertama terbesar wanita di negara Argentina. Navarro dan Fraser menulis bahwa pada 1951 partai memiliki 500.000 anggota dan 3.600 kantor di seluruh negeri. Navarro dan Fraser menulis bahwa sementara Eva Perón tidak menganggap dirinya seorang feminis, dampaknya pada kehidupan politik perempuan sangat menentukan. Ribuan perempuan yang sebelumnya masuk politik apolitis karena Eva Perón. Mereka adalah perempuan pertama yang aktif dalam politik Argentina. Kombinasi hak pilih perempuan dan organisasi Partai Peronis Perempuan diberikan Juan Perón sebagian besar (63%) dari suara dalam pemilihan presiden 1951.[butuh rujukan]

Pemilihan Umum Presiden 1951

Nominasi Wakil Presiden

Pada tahun 1951, Evita menetapkan tujuan penghapusan tempat di pemungutan suara sebagai calon wakil presiden. Langkah ini membuat marah para pemimpin militer dan banyak yang membenci Evita serta kekuatannya meningkat dalam pemerintah. Menurut Konstitusi Argentina, Wakil Presiden otomatis menjadi Presiden dalam hal berhalangan (kematian) Presiden yang sedang menjabat. Kemungkinan presiden Evita meraih jabatan itu dalam peristiwa kematian Juan Perón, itu bukan sesuatu militer bisa menerima.[butuh rujukan]

Dia, bagaimanapun, menerima dukungan besar dari kelas pekerja, serikat buruh, dan Partai Peronis Perempuan. Intensitas dari dukungan dia menarik dari kelompok ini adalah dikatakan telah mengejutkan, bahkan Juan Perón sendiri. Fraser dan Navarro menulis bahwa pencalonan mengusulkan Evita mendapat dukungan luas yang dihasilkan menunjukkan bahwa Evita telah menjadi penting bagi anggota partai Peronis Juan Perón.

Pada tanggal 22 Agustus 1951, serikat pekerja mengadakan demonstrasi massa dari dua juta orang yang disebut "Cabildo Abierto." (Nama "Cabildo Abierto" adalah referensi dan penghargaan kepada pemerintah Argentina lokal pertama Revolusi Mei, pada tahun 1810). Itu ditujukan bagi massa kaum Perónis dari balkon perancah besar didirikan di Avenida 9 de Julio, beberapa blok jauh dari Casa Rosada, rumah resmi pemerintah Argentina. Overhead dua potret besar dari Eva dan Juan Perón. Telah diklaim bahwa "Cabildo Abierto" adalah tampilan publik terbesar dalam sejarah dukungan untuk tokoh politik perempuan.

Pada reli massa, kerumunan itu publik menuntut Evita mengumumkan pencalonan resminya sebagai wakil presiden. Dia mengaku lebih banyak waktu untuk membuat keputusannya. Pertukaran antara Evita dan kerumunan dua juta menjadi, untuk waktu, dialog yang tulus dan spontan, dengan orang banyak bernyanyi, "Evita, Wakil-Presidente!". Ketika Evita meminta waktu agar ia bisa mengambil keputusan, orang banyak menuntut, "Ahora, Evita, Ahora!" ("Sekarang, Evita, sekarang!"). Akhirnya, mereka datang ke sebuah kompromi. Evita mengatakan kepada massa bahwa ia akan mengumumkan keputusannya di radio beberapa hari kemudian.

Penurunan kesehatan dan oposisi politik

Akhirnya, ia menolak undangan maju untuk posisi calon wakil presiden. Ia mengatakan, ambisi satu-satunya adalah bahwa dalam bab besar sejarah yang akan ditulis tentang suaminya, catatan kaki akan berisi menyebutkan seorang wanita yang membawa "harapan dan impian orang-orang untuk presiden, seorang wanita yang akhirnya berubah harapan dan mimpi menjadi" realitas yang mulia. "Dalam retorika Peronis, acara ini telah datang untuk disebut sebagai "penolakan itu," menggambarkan Evita sebagai telah seorang wanita tanpa pamrih sesuai dengan mitos Hispanik dari marianismo. Postulat Evita yang tidak begitu banyak meninggalkan ambisinya mundur karena tekanan dari suaminya, militer, dan kelas atas Argentina, yang lebih suka bahwa ia tidak masuk dalam pencalonan.

Pada tahun 1951 menjadi jelas bahwa kesehatannya dengan cepat memburuk. Pada awal tahun 1950, Evita pingsan di depan umum dan menjalani operasi beberapa hari kemudian. Meskipun dilaporkan bahwa ia telah menjalani operasi usus buntu. Dia benar-benar menderita kanker serviks stadium lanjut. Pingsan terus hingga berlanjut sampai 1951 (termasuk malam hari setelah "Cabildo abierto"), dengan kelemahan ekstrem dan pendarahan vagina berat. Meskipun diagnosisnya disembunyikan darinya oleh Juan, dia tahu dia tidak baik, dan tawaran untuk posisi wakil presiden tidak praktis ada dalam genggamannya disebabkan kondisi yang tidak memungkinkan. Hanya beberapa bulan setelah "penolakan tersebut," dia menjalani histerektomi radikal secara rahasia dalam upaya untuk membasmi kanker serviksnya yang mengganas.

Pemilihan Ulang dan Pemimpin Spiritual Bangsa

Pada tanggal 4 Juni 1952, Evita Perón berkuda dengan Juan dalam parade melalui Buenos Aires pada perayaan terpilihnya kembali sebagai Presiden Argentina. Dengan kondisi sakit, Evita yang sudah tidak mampu berdiri dan tanpa dukungan. Di bawah mantel bulu kebesaran, bingkai terbuat dari plester dan kawat yang memungkinkan untuk berdiri. Dia mengambil tiga dosis obat nyeri sebelum parade, dan mengambil dua dosis ketika ia kembali ke rumah.

Dalam sebuah upacara resmi beberapa hari setelah peresmian kedua Juan Perón itu, Evita diberi gelar resmi "Pemimpin Spiritual Bangsa".

Meninggal

Pemakaman

Meskipun telah mendapatkan histerektomi oleh ahli bedah Amerika George T. Pack, kanker Evita yang cepat kembali menyerangnya. Evita merupakan orang Argentina pertama yang menjalani kemoterapi (pengobatan baru pada waktu itu). Meskipun semua pengobatan yang tersedia, ia menjadi semakin kurus dengan berat hanya 36 kg pada bulan Juni 1952. Evita meninggal di usia 33, pukul 20:25, pada 26 Juli 1952. Berita itu disiarkan langsung di seluruh negeri, dan Argentina berkabung. Semua kegiatan di Argentina berhenti; film berhenti bermain; restoran tutup dan pelindung diletakkan di depan pintu. Sebuah siaran radio dihentikan ketika penyiar membacakan berita: "Kantor Sekretaris Pers kepresidenan mengumumkan kepada seluruh republik bahwa pada pukul 20:25, Evita Perón, Pemimpin Spiritual Bangsa, telah meninggal."

 
Warga Argentina memenuhi jalan pemakaman Evita Peron

Evita Perón mendapatkan penghormatan dengan proses pemakaman negara dan misa kematian menurut agama Katolik Roma. Pada 9 Agustus, tubuhnya dipndahkan ke Gedung Kongres sebagai tambahan waktu agar masyarakat dapat melihat jenazahnya dan memberikan penghormatan terakhir. Pada 10 Agustus, setelah pemberkatan terakhir, peti jenazah dijaga oleh pasukan bersenjata ke Gedung CGT.

Setelah kematian Eva Perón, pemerintah menghentikan semua kegiatan resmi selama dua hari, dengan bendera yang dikibarkan setengah tiang selama sepuluh hari. Kerumunan warga di sekitar kediaman presiden telah membentuk barisan manusia sepanjang 10 blok. Saat tubuh Evita dipindahkan, sebanyak 8 orang meinggal di dalam kerumunan. Selama 24 jam berikutnya, lebih dari 2000 orang dirawat di rumah sakit akibat luka-luka karena ingin mendekati tubuh Evita yang sedang diangkut dari kediaman presiden ke Gedung Kementerian Perburuhan.

Jalan-jalan Buenos Aires dipenuhi dengan bunga yang ditumpuk dalam tumpukan besar, dan dalam satu hari setelah kematian Evita, semua toko bunga di Buenos Aires telah kehabisan bunga. Terlepas dari kenyataan bahwa Eva Perón tidak pernah menjabat secara resmi, dia tetap mendapakan pemakaman resmi yang biasanya diberikan kepada kepala negara. Penghormatan dan mengheningkan cipta juga diberikan kepada tim Argentina selama Olimpiade tahun 1952 di Helsinki utuk menghormati kematian Evita.

Tak lama setelah kematian Evita, Pedro Ara ditugaskan oleh Juan Perón untuk mengawetkan (membalsem) tubuh Evita. Pedro Ara adalah seorang profesor anatomi yang pernah belajar di Wina dan berkarier di Madrid. Karyanya kadang disebut sebagai "seni kematian". Teknik pembalseman yang digunakan adalah menggantikan darah jenazah dengan gliserin yang akan mengawetkan semua organ, termasuk otak, dan memberikan penampakan seperti orang hidup yang sedang tidur. Proses pengawetan berlangsung pada malam kematian Evita dan keesokan harinya, tubuh Evita sudah dapat diperlihatkan ke publik.

Penghilangan dan Pengembalian Jenazah

 
Jenazah Evita Peron yang diawetkan oleh Pedro Ara.

Tak lama setelah kematian Evita, rencananya akan dibangun sebuah monumen untuk meletakkan jenazah Evita dan sebagai penghormatan kepada jenazahnya. Monumen tersebut dibangun serupa dengan monumen Vladimir Lenin yang didasarkan menyimpan tubuh Lenin untuk ditampilkan di hadapan publik. Sambil menunggu pembangunan monumen tersebut, jenazah Evita yang telah diawetkan, disimpan di gedung CGT selama hampir dua tahun. Sebelum monumen untuk Evita selesai, Juan Perón digulingkan dalam kudeta militer, Libertadora Revolucion, pada tahun 1955. Juan secepatnya melarikan diri dari negaranya dan tidak sempat mengatur pengamanan tubuh Evita.

Pada saat itu, kediktatoran militer mengambil alih kekuasaan di Argentina dan mengeluarkan tubuh Evita dari kaca dan keberadaan jenazah tersebut selama 16 tahun hilang tetap menjadi misteri. Dari tahun 1955 sampai tahun 1971, kediktatoran militer Argentina mengeluarkan larangan terhadap Peronisme. Warga tidak diperbolehkan memiliki gambar Juan dan Evita Perón bahkan membicarakan nama mereka (keduanya) pun dianggap terlarang. Setelah 16 tahun, militer akhirnya mengungkapkan bahwa jenazah Evita dimakamkan di sebuah ruang bawah tanah di Milan, dengan nama "María Maggi". Tampaknya jenazah tersebut mengalami kerusakan selama masa pengiriman dan penyimpanan.

Tempat Peristirahatan Terakhir

Pada tahun 1971, tubuh Evita digali dari kubur dan diterbangkan kembali ke rumah Juan Perón di Spanyol. Juan dan istri ketiganya, Isabel memutuskan untuk menjaga mayat Evita itu di atas meja kamar makan mereka. Pada tahun 1973, Juan Perón keluar dari pengasingan dan kembali ke Argentina, kemudian menjadi presiden untuk ketiga kalinya. Perón meninggal saat menjabat pada tahun 1974. Istri ketiganya, Isabel Perón yang dinikahinya pada 15 November 1961, dan yang telah terpilih sebagai wakil presiden, menggantikan dia, sehingga menjadi presiden perempuan pertama di belahan bumi Barat. Isabel meletakkan jenazah Evita kembali ke Argentina dan ditampilkan di samping jenazah Juan Perón. Tubuh Evita kemudian dimakamkan di makam keluarga Duarte di kompleks La Recoleta, Buenos Aires.[4]

Pemerintah Argentina mengamankan makam Evita dengan membuat sebuah pintu jebakan di lantai marmer makam. Pintu tersebut mengarah ke kompartmen yang berisi dua peti mati. Di bawah kompartemen pertama adalah pintu jebakan kedua dan kompartemen kedua. Di situ peti mati Evita bertumpu. Pemakaman yang terletak di bagian utara Recoleta, juga menyimpan jenazah dari banyak jenderal militer terkenal, presiden, ilmuwan, penyair dan hartawan Argentina lainnya.

Warisan dan Kritik

Argentina dan Amerika Latin

"Di seluruh Amerika Latin, hanya satu wanita lain yang telah menimbulkan emosi, pengabdian dan iman sebanding dengan yang dibangunkan oleh Bunda Maria dari Guadalupe. Di banyak rumah, gambar Evita diletakkan pada dinding di samping Perawan Maria."

Dalam sebuah wawancara tahun 1996, Tomás Eloy Martínez menyebut Eva Perón sebagai "Cinderella tango dan Sleeping Beauty Amerika Latin." Martínez menyatakan bahwa Eva Perón merupakan simbol budaya yang penting seperti tokoh Argentina, Che Guevara. Peringatan kematian Eva Perón tetap ditandai setiap tahun oleh warga Argentina, walaupun tanggal tersebut bukan merupakan libur nasional. Selain itu, Eva Perón telah ditampilkan pada koin Argentina, dan bentuk mata uang Argentina yang disebut "Evitas" dinamai untuk menghormatinya. Ciudad Evita (Kota Evita), yang didirikan oleh Yayasan Eva Perón pada tahun 1947 terletak di luar Buenos Aires. Cristina Kirchner, presiden wanita pertama Argentina yang terpilih dalam sejarah, adalah Peronis yang kadang-kadang disebut sebagai "The New Evita". Pada tanggal 26 Juli 2002, bersamaan dengan perayaan ulang tahun ke-50 Eva Perón, sebuah museum dibuka untuk menghormatinya yang disebut "Museo Evita". Museum yang diciptakan oleh keponakan Evita, Alvarez Cristina Rodriquez, banyak menampilkan pakaian Eva Perón, foto, dan kenangan hidupnya. Hal ini telah menjadi daya tarik wisata yang populer. Museum ini dibuka di gedung yang pernah digunakan oleh Eva Perón Foundation.

Dalam buku Eva Perón: The Myths of a Woman (Eva Perón: Mitos Wanita), budaya antropolog Julie M. Taylor mengklaim Evita tetap penting di Argentina karena kombinasi dari tiga faktor yang unik: yaitu feminitas, mistis atau kekuasaan spiritualitas, dan kepemimpinan revolusioner.

Dugaan fasisme

Biografi Nicholas Fraser dan Marysa Navarro menulis bahwa lawan Juan Perón telah dari awal menuduh sebagai seorang fasis. Spruille Braden, seorang diplomat dari Amerika Serikat yang sangat ditunjang oleh lawan Juan Perón, berkampanye melawan calon pertama Juan Perón pada platform bahwa Juan Perón adalah seorang fasis dan Nazi. Fraser dan Navarro juga berteori bahwa persepsi Perón sebagai fasis yang ditingkatkan selama tur Eropa Evita 1947 selama dia adalah tamu kehormatan Francisco Franco. Pada tahun 1947, Franco telah menjadi politikus yang terisolasi sebagai salah satu dari fasis yang tersisa untuk mempertahankan kekuasaan. Franco, oleh karena itu, sangat membutuhkan sekutu politik. Sebanyak sepertiga dari penduduk Argentina adalah keturunan Spanyol. Karena itu, wajar bahwa Argentina akan memiliki hubungan diplomatik dengan Spanyol. Mengomentari persepsi internasional tentang Evita selama tur Eropa 1947-an, Fraser dan Navarro menulis, "Itu tak terelakkan bahwa Evita dilihat dalam konteks fasis. Oleh karena itu, Evita Perón terlihat untuk mewakili sebuah ideologi yang ajalnya di Eropa, hanya untuk muncul kembali dalam bentuk, eksotis teater, bahkan menggelikan di negara yang jauh."

Laurence Levine, mantan presiden Kamar Dagang Amerika Serikat, menulis bahwa dalam kontras dengan ideologi Nazi, Peróns tidak anti-Semit. Dalam buku Inside Argentina dari Perón ke Menem: 1950-2000 dari Point Amerika Lihat, Levine menulis: "Pemerintah Amerika menunjukkan tidak ada pengetahuan tentang kekagumannya Perón untuk Italia (dan kebenciannya kepada Jerman, yang budayanya ia temukan terlalu kaku). Mereka juga tidak menghargai bahwa meskipun anti-Semitisme ada di Argentina, pandangan Perón sendiri dan asosiasi politiknya tidak anti-Semit. Mereka tidak memperhatikan fakta bahwa Perón mencari komunitas Yahudi di Argentina untuk membantu dalam mengembangkan kebijakan dan bahwa salah satu sekutu yang paling penting dalam menyelenggarakan sektor industri José Ber Gelbard, seorang imigran Yahudi dari Polandia."

Biografi Robert D. Crassweller menulis, "Peronisme tidak fasisme," dan "Peronisme tidak Nazisme." Crassweller juga mengacu pada komentar dari Duta Besar George S. Messersmith. Ketika mengunjungi Argentina pada tahun 1947, Messersmith membuat pernyataan berikut: "Tidak ada diskriminasi sosial sebanyak terhadap orang Yahudi di sini karena ada yang benar di New York atau di tempat-tempat yang paling di rumah."

Dalam review tentang film Evita tahun 1996, film garapan Roger Ebert para kritikus mengkritik tentang Eva Perón dengan menulis, "Dia mengecewakan, orang miskin bertelanjang dada dengan menyediakan fasad glamor untuk sebuah kediktatoran fasis, dengan penggaraman menjauh dana amal, dan dengan mengalihkan dari perlindungan diam-diam suaminya penjahat perang Nazi." Majalah Time kemudian menerbitkan sebuah artikel oleh yang ditulis Tomás Eloy Martínez, mantan direktur program Amerika Latin di Rutgers University, berjudul The Woman Behind the Fantasy: Prostitute, Fascist, Profligate—Eva Peron Was Much Maligned, Mostly Unfairly ("Wanita Dibalik Fantasi: Pelacur, Fasis, dan Boros, Eva Peron. Apakah banyak difitnah? Sebagian besar tidak adil"). Pada artikel ini, Martínez menulis bahwa tuduhan bahwa Eva Perón adalah seorang fasis, Nazi, dan pencuri telah dilontarkan terhadap Evita selama beberapa dekade. Martínez menulis bahwa tuduhan-tuduhan ini sebenarnya tidak benar: "Dia bukan seorang fasis-bodoh, mungkin, apa ideologi itu berarti. Dia tidak serakah. Meskipun, ia menyukai perhiasan, bulu dan gaun Dior, dia bisa sendiri sebanyak dia yang diinginkan tanpa perlu untuk merampok lainnya. Pada 1964, Jorge Luis Borges menyatakan bahwa 'ibu dari wanita yang [Evita]' adalah 'Madam dari rumah bordil di Junin." Dia mengulangi fitnah sehingga sering beberapa masih percaya atau, lebih umum, berpikir Evita sendiri, yang kurangnya daya tarik seksual disebutkan oleh semua orang yang mengenalnya, magang di rumah bordil imajiner. Sekitar tahun 1955 pamflet Silvano Satander digunakan strategi yang sama untuk menyusun surat-surat dimana Evita angka sebagai kaki tangan dari Nazi. Memang benar bahwa (Juan) Perón memfasilitasi masuknya penjahat Nazi ke Argentina pada 1947 dan 1948, dengan demikian berharap untuk memperoleh teknologi canggih yang dikembangkan oleh Jerman selama perang. Tapi Evita memainkan bagian. Dia jauh dari suci, meskipun penghormatan jutaan Argentina, tapi dia tidak penjahat baik."

Dalam disertasi doktornya di Ohio State University, Lawrence D. Bell menulis bahwa pemerintah yang didahului Juan Perón telah anti-Semit, tetapi bahwa pemerintah Juan Perón itu tidak. Juan Perón "bersemangat dan antusias" berusaha untuk merekrut komunitas Yahudi ke dalam pemerintah dan bahkan mendirikan sebuah cabang seluruh pemerintah Peronis untuk anggota Yahudi. Pemerintah Juan Perón adalah yang pertama ke pengadilan komunitas Yahudi Argentina dan yang pertama untuk memungkinkan warga Yahudi untuk memegang jabatan publik. Kevin Passmore menulis bahwa rezim Peronis, lebih dari rezim Amerika Latin lainnya, telah dituduh fasis. Klaim Passmore, bagaimanapun, bahwa rezim Peronis tidak fasis, dan fasisme di bawah Perón pernah memegang di Amerika Latin. Selain itu, karena rezim Peronis diperbolehkan untuk partai politik yang bersaing ada, rezim Peronis tidak dapat digambarkan sebagai totaliter.

Budaya Populer Internasional

Pada abad ke-20, Eva Perón telah menjadi subyek berbagai artikel, buku, drama panggung, dan musikal, mulai dari biografi The Woman dengan Whip untuk film TV tahun 1981, Evita Perón disebut dengan Faye Dunaway dalam peran judul. Yang rendering paling sukses hidup Eva Perón telah menjadi musik teater produksi [[Evita (musikal)|Evita. Musikal dimulai sebagai sebuah konsep album co-diproduksi oleh Tim Rice dan Andrew Lloyd Webber, dengan Julie Covington dalam peran judul. Elaine Paige kemudian dilemparkan dalam peran judul ketika album konsep ini diadaptasi ke dalam tahap produksi musik di West End London. Pada tahun 1980, Patti LuPone memenangkan Tony Award untuk Aktris Terbaik dalam Memimpin Musik untuk penampilannya sebagai karakter judul. Nicholas Fraser mengklaim bahwa sampai saat ini "produksi panggung musikal telah dilakukan di tiap benua kecuali Antartika dan telah menghasilkan lebih dari $ 2 miliar dalam pendapatan."

Pada awal 1978, musik itu dianggap sebagai dasar untuk sebuah film. Setelah tertunda hampir 20-tahun produksi, Madonna berperan dalam peran judul untuk versi film dan memenangkan Golden Globe Award untuk "Aktris Terbaik dalam Musikal atau Komedi." Dalam menanggapi film Amerika, dan dalam upaya diduga untuk menawarkan gambaran yang lebih akurat tentang kehidupan politik Evita, sebuah perusahaan film Argentina dirilis dengan judul Eva Perón: The True Story (Eva Perón: Kisah Nyata). Produser Argentina dengan dibintangi aktris Ester Goris dalam peran judul. Film ini diajukan Argentina pada 1996 untuk Oscar dalam kategori "Best Foreign Language Film." (Film Berbahasa Asing Terbaik).

Nicholas Fraser menulis Evita yang merupakan ikon budaya populer yang sempurna untuk kali kita karena kariernya membayangi apa, dengan akhir abad 20, telah menjadi umum. Selama waktu Evita saja dianggap memalukan bagi mantan penghibur untuk mengambil bagian dalam kehidupan politik publik. Pencela di Argentina sering dituduh Evita untuk mengubah kehidupan politik publik ke bisnis pertunjukan. Tetapi pada akhir abad 20, Fraser mengklaim, masyarakat telah menjadi asyik dengan kultus selebriti dan kehidupan politik masyarakat telah menjadi tidak signifikan. Dalam hal ini, Evita itu mungkin dari waktu ke depan. Fraser juga menulis cerita Evita adalah menarik untuk selebriti yang terobsesi usia kita karena kisahnya menegaskan salah satu klise Hollywood tertua, kain untuk cerita kekayaan. Berkaca pada popularitas Eva Perón lebih dari setengah abad setelah kematiannya, Alma Guillermoprieto menulis bahwa, "Kehidupan Evita telah jelas saja dimulai."

Referensi

Catatan

  1. ^ "Maria Eva Peron -". Archives of Women's Political Communication (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-04-25. 
  2. ^ a b Perón (1952).
  3. ^ Horton, Simmons, Rosalind dan Sally (2009). Wanita-wanita yang mengubah dunia. Jakarta: Erlangga. hlm. 153. ISBN 978-979-033-521-9. 
  4. ^ The 20-year odyssey of Eva Peron's body, Linda Pressly. BBC Radio 4. Diakses pada 18 Agustus 2013.

Bibliografi

Bacaan Lebih Lanjut

Pranala luar

Jabatan politik
Didahului oleh:
Juan Perón
Kepala Sekretariat Menteri Tenaga Kerja Argentina
1946–1952
Diteruskan oleh:
José María Freire
Didahului oleh:
Menteri Kesehatan
Menteri Kesehatan
1946–1952
Diteruskan oleh:
Menteri Kesehatan
Didahului oleh:
None
Presiden Yayasan María Eva Duarte de Perón
1948–1952
Diteruskan oleh:
Juan Perón
Jabatan partai politik
Didahului oleh:
Tidak ada
Presiden Feminim Partai Peronista
1947–1952
Diteruskan oleh:
Delia Parodi
Didahului oleh:
Juan Hortensio Quijano
Peronist Party calon untuk Wakil Presiden Argentina dan Presiden Senat Argentina
1951–1952
Diteruskan oleh:
Juan Hortensio Quijano
Gelar kehormatan
Didahului oleh:
Jabatan terbentuk
Pemimpin Spiritual Bangsa Argentina
1952
Diteruskan oleh:
Post abolished
Didahului oleh:
Conrada Victoria Torni
Ibu Negara Argentina
1946–1952
Diteruskan oleh:
Kosong