Bisa

Racun pada Hewan
Revisi sejak 27 Desember 2022 20.05 oleh Arya-Bot (bicara | kontrib) (clean up)

Bisa, atau zootoksin (secara harfiah "racun hewan") adalah semua jenis toksin yang digunakan oleh beberapa kelompok spesies hewan, untuk keperluan pertahanan dan berburu mangsa. Bisa dibedakan dengan racun dengan pengertian bahwa bisa adalah toksin biologis yang disuntikkan oleh bagian tubuh tertentu, seperti gigi taring atau sengat, untuk menimbulkan efek terhadap sasaran, sedangkan racun adalah toksin biologis yang terdapat dalam suatu bagian tubuh tertentu dari hewan, yang diserap melalui lapisan epitel (baik dari usus maupun melalui kulit). Hewan-hewan yang memiliki bisa antara lain adalah ular, laba-laba, kalajengking, dan lebah.

Sengat lebah dengan butiran bisa di ujungnya

Racun bisa membunuh melalui aksi setidaknya empat kelas utama toksin, yaitu necrotoxins dan cytotoxins, yang membunuh sel; neurotoksin, yang mempengaruhi sistem saraf; miotoksin, yang merusak otot; dan hemotoksin yang mengganggu pembekuan darah.

Bisa ular umumnya mengandung fosfolipase A2, sejenis enzim yang memicu proses lisis pada senyawa fosfolipid, sehingga bersifat toksik terhadap membran sel.

Burung dari genus Pitohui saat ini merupakan satu-satunya burung yang diketahui memiliki bisa atau racun di bulu dan kulitnya. Bisa ini hanya menimbulkan rasa geli hingga mati rasa (numbness) di kulit.[1]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Hooded Pituhoi. Aquarium of the Pacific.