Riset operasi
Riset operasi, atau disebut riset operasional di Eropa, adalah cabang interdisiplin dari matematika terapan dan sains formal yang menggunakan model-model—seperti model matematika, statistika, dan algoritme—untuk mendapatkan nilai optimal atau nyaris optimal pada sebuah masalah yang kompleks. Riset operasi biasanya digunakan untuk mencari nilai maksimal (profit, performa lini perakitan, hasil panen, bandwith dll) atau nilai minimal (kerugian, risiko, biaya, dll) dari sebuah fungsi objektif. Riset operasi bertujuan membantu manajemen mendapatkan tujuannya melalui proses ilmiah.
Sejarah Riset Operasi
Para ahli sejarah menyebutkan bahwa praksis riset operasi sudah mulai dilakukan semenjak masa Romawi kuno. Praksis tersebut tampak pada analisis yang dilakukan oleh Archimedes untuk melawan blokade laut yang dilakukan oleh armada Syracuse (212 SM). Praksis riset operasi terjadi lagi sesaat menjelang Perang Dunia I, ketika FW. Lancaster, seorang peneliti Inggris, yang mencoba menganalisis hubungan matematis antara kekuatan masing-masing pihak yang bertikai dengan kemungkinan hasil perang. Praksis lain yang juga sering disebut-sebut memiliki karakteristik sebagai sebuah praksis riset operasi juga dilakukan dalam studi Thomas Alva Edison yang mempelajari perang anti kapal selam. Walaupun kurang memiliki gaung pada zamannya, berbagai praksis tersebut di atas merupakan contoh bahwa pendekatan metode ilmiah dapat dipakai untuk memecahkan berbagai masalah, bahkan masalah peperangan.
Perang Dunia II adalah yang menjadi katalisator terbangunnya riset operasional sebagai sebuah keilmuan yang lebih mapan. Pada tahun 1940, sekelompok peneliti yang dipimpin oleh PMS Blackett dari the University of Manchester melakukan studi tentang “Sistem Radar Baru Anti Pesawat Terbang”. Kelompok peneliti ini sering dijuluki sebagai Kelompok Sirkus Blackett (Blackett’s circus). Julukan ini tampaknya lebih didasarkan pada keragaman anggota kelompok peneliti yang berasal dari berbagai disiplin ilmu. Kelompok peneliti Blackcett terdiri atas 3 orang ahli fisiologi, 2 orang ahli matematika, 1 orang ahli astronomi, 1 orang tentara, 1 orang surveyor, 1 orang ahli fisika, dan 2 orang ahli matematika fisika. Keragaman ini merupakan hal yang sangat luar biasa pada waktu itu. Pada tahun 1941, kelompok Blackett terlibat dalam upaya penelitian yang berkaitan dengan pendeteksian kapal dan kapal selam dengan menggunakan radar pesawat terbang. Blackett kemudian memimpin Naval Operational Research pada Angkatan Laut Kerajaan Inggris Raya. Blackett bertugas melakukan studi untuk kepentingan keberhasilan operasi-operasi yang dijalankan oleh Angkatan Laut. Prinsip-prinsip metode ilmiah yang dipakai untuk membantu pengambilan keputusan dalam suatu operasi kegiatan sebagaimana yang dilakukan oleh kelompok Blackett dinamai sebagai Riset Operasi (Operation Research).
Ketika Amerika Serikat terlibat dalam Perang Dunia II, prinsip-prinsip riset operasi juga diterapkan, terutama oleh Angkatan Laut dan Angkatan Udara. Peran utama aplikasi riset operasi tampak pada keberhasilan operasi pendaratan bala tentara Sekutu di Pantai Normandia, Perancis (D Day Operation). Operasi D Day melibatkan 26 kelompok riset operasi. Tiap kelompok riset operasi memiliki 10 orang ilmuwan. Kelompok-kelompok riset operasi tersebut bertugas untuk menganalisis data serangan udara dan laut untuk melawan gempuran dari tentara Nazi Jerman (German U-boats).
Perkembangan riset operasi kemudian menunjukkan perkembangan yang sangat pesat, terutama di Amerika Serikat. Sifat dari industri Amerika yang sangat agresif dalam upayanya meningkatkan produktivitas menyebabkan popularitas riset operasi juga naik. Sifat dunia bisnis yang mirip dengan sifat peperangan memberikan keyakinan bahwa aplikasi riset operasi dalam dunia militer pasti bisa juga diterapkan di dunia bisnis.
Sesaat setelah berakhirnya Perang Dunia II, tahun 1948, pengajaran pertama riset operasi mulai dilakukan di perguruan tinggi, yaitu di Massachusetts Institute of Technology (MIT). Langkah ini kemudian diikuti oleh University of College, London. Bahkan Case Western Reserve, di Amerika Serikat merupakan perguruan tinggi yang kemudian menjadikan riset operasi sebagai suatu program studi tersendiri. Bangunan keilmuan riset operasi semakin kokoh dengan dibentuknya asosiasi keilmuan riset operasi di Amerika Serikat, yaitu Operations Research Society of America. Salah satu kontribusi dari asosiasi ini adalah adanya penerbitan jurnal ilmiah, yaitu Journal of The Operations Research Society of America. Penerbitan jurnal ini kemudian menjadi sarana publikasi dari berbagai hasil penelitian riset operasi di berbagai bidang.
Tujuan utama dari setiap aplikasi riset operasi adalah tercapainya optimasi hasil dari kemungkinan perencanaan yang dibuat. Walaupun pada mulanya riset operasi banyak diaplikasikan untuk kepentingan militer, namun saat ini riset operasi juga mulai banyak sekali diaplikasikan pada berbagai ranah yang lain, seperti ekonomi, bisnis, rekayasa, dan sosial. Berbagai pemanfaatan riset operasi menunjukkan adanya kesamaan karakteristik, yaitu:
1. pendekatan sistem (systemics approach);
2. pemodelan kuantitatif (quantitative modeling);
3. pendekatan kelompok (team approach).
Riset operasi banyak bertautan dengan beberapa bidang ilmu lain. Beberapa pihak bahkan menganggap telah terjadi tumpangsuh (overlapping) antara riset operasi dengan beberapa disiplin ilmu tersebut, seperti manajemen, ilmu komputer, statistik, rekayasa sistem, dan rekayasa industri.
Pemahaman riset operasi sangat dipengaruhi oleh pemahaman terhadap berbagai bidang ilmu yang berkaitan tersebut. Tulisan berikut akan menyajikan beberapa bidang ilmu yang berkaitan dengan pertumbuhan bidang ilmu riset operasi.[1]
- ^ Parmono, Vicentius Rachmadi (2007). Riset Operasi (dalam bahasa Indonesia). 1. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka. hlm. 1–43. ISBN 978-979-011-153-0.